Sabtu, 27 Juni 2015

Meraih Keutamaan Shalat Taraweh

http://gambardp.com/wp-content/uploads/2014/05/tidak-meninggalkan-tarawih.jpg



Tak terasa Ramadhan sudah bergerak sepuluh hari. Hari-hari dimana Allah menjanjikan diturunkan berkah sudah berlalu. Akan datang 10 hari ke- 2 dimana Allah menjanjikan ampunannya. Dan sepuluh hari terakhir dimana Allah janjikan terbebas dari neraka. Sayang, banyak umat Islam yang mulai kehilangan semangat beribadah di bulan suci ini. Masjid-masjid sudah mulai berkurang jumlah shaf nya. Bukan hanya pada  waktu sholat wajib, tapi lebih jelas telihat saat shalat taraweh.

Padahal Rasulullah sudah menjelaskan, "Barang siapa yang menahan tidur serta beramal di malam bulan Ramadhan ( qiyamul lail atau taraweh ) dengan iman dan ikhlas karena Allah, diampuni segala dosanya yang telah lalu."

Nah, agar tidak kehilangan semangat shalat taraweh, coba renungkan keutamaan shalat taraweh di bawah ini :

Dari Ali bin Abu Thalib, bahwa dia berkata, Rasulullah ditanya tentang keutamaan-keutamaan shalat taraweh di bulan Ramadhan, dan ini lah jawaban Rasulullah:

"Orang mukmin keluar dari semua dosanya pada malam pertama seperti dia baru dilahirkan oleh ibunya.

Pada malam kedua, dia ampuni, dan juga kedua orang tuanya jika keduanya mukmin.

Pada malam ketiga, seorang malaikat berseru di bawah 'Arasy : "Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat."

Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al Furqan ( Al Quran )

Pada malam kelima,  Allah memberinya pahala seperti orang yang melakukan shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjid Aqsa.

Pada malam keenam, Allah Ta'ala memberinya pahala seperti orangyang berhawab di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.

Pada malam ketujuh, seolah-olah dia mendapat derajat Nabi Musa as., dan kemenangannya atas Fir'aun dan Hamam.

Pada malam kedelapan, Allah Ta'ala memeberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahim as.

Pada malam kesembilan, seolah-olah dia beribadah kepada Allah Swt., seperti ibadahnya Nabi Muhammad Saw.

Pada malam kesepuluh, Allah memberikan baginya karunia kebaikan dunia dan akhirat

Adapun malam ke 11 sampai malam ke 20, adalah:

Pada malam ke-11, dia keluar ke dunia seperti ketika dia dilahirkan oleh ibunya ( dalam kondisi suci ).

Pada malam ke-12, dia datang ke akhirat sedangkan wajahnya bagaikan bulan purnama.

Pada malam ke -13, dia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap keburukan.

Pada malam ke -14, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa dia sudah melakukan shalat taraweh, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.

Pada malam ke-15, dia didoakan oleh para malaikat dan para pemikul 'Arsy dan Kursi.

Pada malam ke-16, Allah menetapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam syurga.

Pada malam ke-17, dia diberi pahala seperti pahala para nabi.

Pada malam ke-18, seorang malaikat menyeru,: "Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah telah ridha kepadamu dan kedua orang tuamu.

Pada malam ke-19, Allah mengangkat derajatnya dalam syurga Firdaus.

Pada malam ke-20, Allah memberinya pahala para syuhada dan shalihin.

Berikut keutamaan shalat taraweh pada sepuluh hari terakhir Ramadhan:

Pada malam ke-21, Allah membangun untuknya sebuah gebung dari cahaya.

Pada malam ke-22, dia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.

Pada malam ke-23, Allah membangun untuknya sebuah kota dalam syurga.

Pada malam ke-24, dia memperoleh dua puluh empat doa yang dikabulkan.

Pada malam ke-25, Allah Swt., menghapuskan darinya azab kubur.

Pada malam ke-26, Allah mengangkat pahalanya selama 40 tahun.

Pada malam ke-27, dia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.

Pada malam ke-28, Allah mengangkat baginya 1000 derajat dalam syurga.

Pada malam ke-29, Allah memberinya pahala 1000 haji yang diterima

dan pada malam ke-30, Allah berfirman, "Hai hambaKu, makanlah buah-buah syurga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar.  Aku Tuhanmu dan engkau hamba-Ku."

Subhanallah..., shodaqallohul adziim...***

Disarikan dari buku Ramadhan Sepanjang Masa, by Dr. H. Ahmad Salim

Kamis, 25 Juni 2015

Jangan Panaskan Ulang 8 Makanan Ini!

Kegiatan sahur di bulan Ramadhan, membuat aktifitas menghangatkan ulang makanan sering dilakukan. Selain karena faktor hemat waktu dan juga tidak terlalu merepotkan. Tapi, harus diingat ada beberapa makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan. Artinya lebih baik masak sedikit dan langsung habis, dari pada harus dipanaskan ulang.

Berikut 8 jenis makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan ulang :

1. Bayam
Sudah banyak diketahui bahwa bayam memiliki kandungan zat besi yang sangat dibutuhkan oleh manusia.  Itu lah kenapa ketika masak bayam, setelah berapa jam sayur akan tampak kehitaman. Jadi Sebaiknya konsumsi bayam setelah selesai dimasak.  Kalau pun ternyata ada sisa dan masih bisa dikonsumsi ( sebelum 5 jam ) sebaiknya konsumsi tanpa dipanaskan. Kenaoapa? karena pemanasan berulang akan bisa mengubah zat besi menjadi racun. Semantara nitrat yang juga banyak terkandung dalam bayam akan berubah menjadi nitrit. Perlu diketahui jika nitrit bersifat karsinogen atau pemicu kanker. Nah, pastinya tidak mau kan mengkonsumsi makanan yang hanya mengandung racun dan zat berbahaya bagi tubuh?


2. Jamur
Karena kandungan proteinnya, jamur sering dijadikan sumber protein nabati.  Selain itu rasanya yang juga enak menjadikan jamur sering dipakai sebagai pengganti daging. Jamur  juga kaya akan vitamin, mineral, asam amino dan juga anti oksidan. Tapi, mengkonsumsi makanan yang dibuat atau mengandung jamur, sebaiknya dilakukan setelah selesai pengolahan. Jangan panaskan makanan yang berasal dari jamur karena akan berpotensi merusak rasa  jamur dan kandungan proteinnya bisa hilang.


3. Kentang
Banyak yang memanfaatkan ketang untuk dibuat perkedel atau sambel goreng. Rasanya yang yummy, membuat kentang termasuk sumber makanan favorit. Kandungan zat besi dan tembaganya sangat bagus untuk nutrisi otak. Selain itu kentang juga memiliki kandungan karbohidrat sederhana yang mudah dicerna hingga  menyehatkan lambung . Nah, yang perlu dicatat jika memanaskan makanan dari kentang maka akan mempengaruhi gizi yang ddikandungnya. Bahkan bisa membuat hilang zat-zat penting dalam kentang. Alih-alih bermanfaat yang ada malah berbahaya bagi tubuh.


4. Ubi
Banyak yang belum mengerti bahwa ubi yang sering dipandang sebelah mata ternyata banyak manfaat. Ubi dipercaya bisa mencegah diabetes, menurunkan tekanan darah, berpengaruh pada kesuburan, menjaga kesehatan mata dan juga menambah daya tahan tubuh. Agar bisa mendapatkan hasil maksimal, konsumsilah ubi setelah pengolahan. Istilah kerennya fresh from the kitchen. Karena ubi sama seperti bayam memiliki kandungan nitrat yang akan berubah menjadi nitrit saat dipanaskan.


5. Telur
Telur banyak dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani yang harganya terjangkau. Tapi memasak telur secara utuh dalam artian kuning telur di dalamnya akan sangat berbahaya. Karena pemanasan berulang-ulang pada telur akan mengubah zat-zat bergizi dan protein menjadi zat berbahaya. Hal ini tidak berlaku untuk makanan mengandung telur sepertdalam saos.

6. Seledri
Sayuran ini biasanya sering dipakai sebagai penguat aroma sup. Rasanya kurang afdol kalau sup tanpa seledri. Kandungan vitamin A,  vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin E dan vitamin K dalam daun seledri yang dapat digunakan untuk mencegah atau untuk mengobati beberapa penyakit. Anti oksidan yang tinggi dalam seledri disebut-sebut bisa menambah daya tahan tubuh. Tapi pemanasan berulang pada seledri hanya akan membuat kandungannya hilang dan mengubah anti oksidannya menjadi karsinogen. Jadi sebaiknya, masukkan seledri dalam semangkuk sup panas, sehingga sup di panci bisa dipanaskan lagi tanpa takut perubahan pada seledrinya.


7. Ayam
Sama seperti jamur, ayam yang dipanaskan berulang akan mengubah komposisi kandungan gizinya. Jadi sebaiknya, jika ingin memanaskan ayam, panaskan dengan api kecil dan hanya sampai pada posisi hangat. Akan lebih baik memanaskan ayam dengan cara dikukus beberapa menit.


8. Gorengan
Gorengan termasuk makanan favorit semua orang. Rasa gurih dan renyahnya di mulut menggoda siapa pun untuk menyantapnya. Tak jarang, gorengan yang sudah dingin dipanaskan ulang dengan cara digoreng lagi untuk mengembalikan rasa kerenyahannya. Padahal itu hanya membuat gorengan semakin berlemak dan tidak sehat untuk dikonsumsi. Kalau mau, sebaiknya panaskan gorengan tanpa menggunakan minyak tambahan misal dengan cara dipanggang dan dalam waktu singkat.

Semoga bermanfaat :)


Rabu, 24 Juni 2015

Menjelang Berbuka Puasa, Perbanyak Doa Yuk!


http://gambar.co/wp-content/uploads/2013/07/Selamat-berbuka-puasa-untuk-sahabat-gambar-kata.jpg

Kawan, coba renungkan hadist berikut ini :

ثلاثة لا ترد دعوتهم :الصائم حين يفطر، و الإمام العادل، و دعوة المظلوم

"Ada 3 (Tiga) golongan yang tidak ditolak doa-doanya mereka, (yaitu:) doa orang yg berpuasa di saat berbuka, doa imam yang adil, dan doa orang yang didhzolimi atau dianiaya." (HR. At-Tirmidzi: 2526-5) 

 Abdullah bin Amr r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersabda, "Sesungguhnya orang yang berpuasa, ketika dia berdoa saat (memasuki) waktu berbuka, maka doanya tidak ditolak." (HR.Ibnu Majah).

Ternyata, waktu berbuka adalah waktu yang mustajab untuk membuat permohonan kepada Allah Swt. Tapi banyak diantara kita umat Islam yang kurang memahaminya. Malah lebih sering membuang waktu berharga ini untuk dihabiskan dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Semisal menonton teve, menunggu di meja makan melihat hidangan berbuka puasa, atau juga jalan-jalan sore atau ngabuburit. Sedang bagi para ibu, bisa jadi menjelang berbuka puasa adalah waktu paling sibuk di dapur.

Rasanya, sayang sekali jika kita tidak memanfaatkan waktu mustajab itu dengan membuat banyak permohonan pada Allah. Konon, di Mekkah dan Madinah mendekati waktu berbuka, tangan-tangan sudah menengadah untuk berdoa. Mereka meminta apa saja hajat hidup mereka baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Baik untuk dirinya sendiri, saudaranya sesama umat Islam di belahan dunia yang lain, juga urusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Agar waktu mustajab itu tidak terlewatkan, coba renungkan hal ini :

1. Memahami hakikat puasa

Puasa dalam artian menahan lapar dan haus dan hal-hal yang membatalkan puasa secara jasmani ( fisik ) itu adalah tingkatan puasa amm ( umum ). Sedang puasa khusus adalah puasa tingkatannya melebihi puasa umum. puasa ini menahan dari hal-hal yang membatalkan secara fisik dan juga dari segi ruhani. Artinya, mereka tidak hanya melakukan syara-syarat yang memenuhi wajibny puasa, tapi juga memenuhi hal-hal yang mendapatngkan pahala, ampunan dan berkah dari puasa itu sendiri.
Salah satu sikap yang ditunjukkan oleh orang yang berpuasa khusus adalah mencukupkan diri dalam berbuka. Bukankah Rasulullah juga mencukupkan berbuka dengan kurma dan air putih? perutnya tDia tidak akan membiarkan terlalu kenyang hingga akhirnya malas untuk melakukan amalan selanjutnya.


2. Luangkan waktu sebelum berbuka untuk berdzikir dan berdoa

Setelah memahami hakikat puasa maka kita pun akan memahami hal-hal yang utama dalam berbuka puasa. Kita tidak akan menghabiskan waktu hanya untuk mengurusi makanan takjil atau makanan yang menggoda selera. sediakan waktu sekitar 5- 10 menit sebelum berbuka. Isilah dengan puji-pujian atau dzikir kepada Allah Swt. Kita bisa mengajak anak-anak untuk menghapal Asmaul Husna, atau memperlancar hapalan mereka. Jangan biarkan anak-anak menghabiskan waktu di depan teve dengan alasan lupa rasa lapar. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh, maka selaku orang tua berilah contoh yang baik saat menunggu berbuka, bisa dengan membaca Al Quran atau membaca bacaan yang bermanfaat.

Nah... semoga dengan memahani keutamaan sebelum waktu berbuka, kita tidak akan melewatkan begitu saja. Dan senantiasalah berharap agar puasa kita diterima Allah dan khawatir jika ternyata puasa kita hanya bernilai lapar dan haus saja, naudzubillah.

"Banyak orang yang bershaum tapi tidak ada yang mereka peroleh kecuali lapar dan dahaga saja." ( HR. An Nasai dan Ibnu Majah  dari Abu Hurairah r.a )

Wallohu a'lam bishowab, semoga bermanfaat ***

Selasa, 23 Juni 2015

Bingkisan Istimewa untuk Mbah Uti

Setelah saya kuliah, saya baru mulai pulang dengan membawa bingkisan Lebaran. Dan karena kocek mahasiswa yang tipis, maka biasanya saya hanya membawa satu atau dua toples kue kering yang saya beli hasil nabung berbulan-bulan. Waktu itu sih, niatannya lebih ke arah pamer dan memenuhi ambisi masa kecil. Iya, pamer karena sudah merantau ke kota orang hehehehe dan keinginan dari kecil agar di meja tersaji kue kering. Maklum, ibuku sangat sibuk di bulan Ramadhan, jadi hanya sempat membeli kue-kue kiloan untuk sajian Hari Raya.

Satu dua hingga kali membawa pulang kue-kue kering bertabur coklat atau keju, masih ada senyuman di wajah ibu. Rasanya senang sekali, karena memang jarang sekali melihat wajah ibu yang tersenyum. Tapi di Lebaran berikutnya, wajah ibu mulai berubah. "Tahun depan gak usah bawa kue-kue kayak gitu lagi. kayaknya harganya mahal tuh."

"Tapi kan rasanya enak, Bu. Tuh, adik-adik saja sampe suka." Aku mencoba memberi penjelasan.

"Walau enak, bagi kami orang kampung mah, makanan kayak gitu gak laku. Mending kamu bawa sale, dodol, atau peuyeum sekalian. Pasti banyak yang suka."

Glekk..., aku hanya bisa menelan ludah. Begitulah ibuku, saklek dan tanpa tedeng aling-aling. Kadang terkesan galak dan tidak pengertian. Sejak saat itu aku jadi malas membawa pulang bingkisan Lebaran. Dan kebiasaan itu baru aku mulai lagi setelah menikah karena ada anggaran yang mendukung hehehe. Juga dukungan dari suami untuk memberi  pada orang tua. "Ya..., minimal setahun sekali dong." Ujarnya mengingatkanku.

Aku memilih beberapa kue kering sebagai bingkisan ke mertua. Dan seperti dugaan, mereka menerima penuh kegembiraan. Hal yang membuat hatiku berbunga-bunga. Sementara untuk ibu, aku bawakan pesanannya, beberapa kilo dodol aneka rupa, sale, dan beberapa kuliner oleh-oleh khas Bandung. Kali ini wajah ibu cerah ceria dan langsung memberi arahan agar kue-kue itu segera masuk toples yang sudah disediakan.

"Mbah Uti kenapa gak bikin kue?" Tanya anakku dengan polos.

"Mbah mah gak bisa bikin atuh?" Jawab Ibu dalam logat sunda yang kaku.

"Ibu kemarin bikin kue, enak lho Mbah. Pake keju, kita bantuin bentuk-bentuk." Celoteh Anakku lagi.


kue bentukan anak-anak :)


Kebetulan untuk mengisi liburan setelah pesantren kilat berakhir, aku mengajak anak-anak membuat kue kering kesukaan kami, kue putri salju. Agar berbeda, aku beri warna hijau. Aku juga beri tambahan keju Kraft, agar semakin gurih.Dan pada bagian gula tepungnya, aku beri tambahan susu bubuk full cream, hasilnya adalah putri salju pandan keju...yummmy....!

"Trus kenapa gak dibawa ke sini?" Pertanyaan ibu mengejutkanku.

"Bukannya Ibu gak suka?" Aku nyengir keki.

"Kalau buatan sendiri kayaknya enak. Hemat dan sehat lagi." Ibu memberi alasan yang membuat aku mati kutu.

Karena itu lah tahun ini aku berencana membuat kue itu lagi dengan anak-anak. Yosh, apalagi tahun sekarang libur puasa panjang pake banget karena bertepatan dengan libur kenaikan kelas. Pasti anak-anak juga akan tambah semangat, kalau tahu kue ini untuk bingkisan ke Mbah Uti nya tersayang. Tunggu ya, Bu...!***

Senin, 22 Juni 2015

Menumbuhkan Sikap Tanggung Jawab Pada Anak


Si Bujang dan Mas El
Awalnya, saya tidak menyadari ada yang aneh pada pintu kamar si bujang. Hampir satu jam saya mantengin laptop karena ada training on line yang sedang saya ikuti. Ternyata saat saya sibuk, si bujang pun sibuk mengutak-atik handle pintu kamarnya. Hasilnya, si handle malah seperti kayu patah, lumpuh. Kaget, itu lah yang saya rasakan saat melihat hasil kesibukan anak laki-laki ku itu. "Kenapa A, kok bisa kayak gini pintunya?" Tanya saya mencoba santai.

"Gak tahu!" Grrr... jawaban yang membuat saya
jadi emosi.

"Lho..., emang sama siapa? Bukankah yang sering utak-atik dan bolak-balik masuk kamar kamu ya cuma kamu?" Sebagai catatan pembaca, bujangku ini sangat protektif terhadap kamarnya. Ehemm..., dia bisa langsung marah-marah saat pulang sekolah dan mendapati kamarnya kurang rapi.

Si bujang kembali menggeleng dan tetap bungkam. Saya pun membiarkan apa yang terjadi dengan pintu kamar si bujang dan memilih sibuk di dapur menyiapkan makan siang si bungsu. Sesekali saya lirik aktifitasnya, dan masih saja mengurus pintu kamarnya. Saya menambah akting saya lebih tidak peduli. Si bujang pun sampai pada tahap dimana dia membongkar pegangan pintu kamar. Sekotak tool kit diboyongnya ke kamar, hasilnya kamar kecilnya berubah layaknya bengkel.

Saya ingat, dulu ketika kecil pun sering seperti itu. Jam weaker tua yang menjadi korban saya. Bongkar sana-sini dan akhirnya tak bisa dipasang lagi. sampai ada istilah terima bongkar bukan pasang hehehe. Dan melihat ulah si bujang, saya pun mulai berpikir untuk membiarkan dia bereksplorasi dengan seluruh rasa ingin tahunnya. Apalagi dia anak laki-laki, lha saya yang anak perempuan saja suka bongkar-bongkar jam dulu nya ( nyengir sendiri ).

Setelah tugas di dapur beres, saya mendatangi si bujang. "Gimana, pintu kamu sudah betul lagi?"

Si bujang menggeleng. Dan pegangan pintunya masih lumpuh layu ( duh...asli ngakak deh dibuatnya). Saya pun coba-coba memeriksa. Tampaknya ada bagian yang patah. Pintu bagian dalam normal-normal saja. Bisa dibuka dan ditutup. Tapi jika dari luar, kalau ditutup alhasil tidak bisa dibuka lagi. Hemm... berarti yang bermasalah di bagian luar, analisaku sudah melebihi tukang kayu amatiran plus serabutan ( hahaha).

Sebenarnya, bukan saya tidak mau turun tangan. Tapi saya membiarkan anak agar menemukan apa yang sebenarnya terjadi. Saya juga ingin anak memiliki rasa bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya. Memang, konyol dan ingin tahu adalah sikap wajar pada anak. Hingga kesalahan kerap kali dilakukan oleh anak.  Termasuk diantaranya berbuat kerusakan yang bisa jadi membuat para orang tua keheranan. Alih-alih memahami rasa ingin tahu anak, sering kali yang terlontar adalah ucapan nakal, destroyer dan julukan lain yang artinya tidak baik.

Seingat saya, dulu Abah hanya melonggo melihat waeker tuanya tercerai berai karena ulah saya. "Coba kamu pasang lagi, kalau bisa hebat berarti!" ujar beliau sambil pergi. Mungkin menenangkan pikiran hehehe. Tapi yang saya rasakan saat itu senang sekali, karena merasa mendapat mandat penting ( duh ini bocah ya...) untuk menyatukan bagian-bagian waeker sehingga utuh kembali. Dan saat saya tidak bisa, maka saya pun masih berani memajang casing weaker yang sudah mati sementara dalamnya tetap amburadul hehehe.

Nah, saya pun ingin seperti Abah, tidak menyudutkan anak. Tapi memberi kesempatan pada anak untuk berusaha memperbaiki apa yang sudah dirusaknya. Karena saya yakin sekali, sebenarnya anak juga dalam kondisi panik dan takut. Jika kita tambah dengan teguran apalagi kemarahan, pastinya kepanikan dan ketakutan anak makin menjadi. Akibatnya, anak akan lebih merasa takut pada orang tua dan berusaha menutupi apa yang sudah dilakukan. Bayangkan kalau hal itu terus berlangsung sampai anak besar. Yang ada anak akan tumbuh menjadi orang yang kurang bertanggung jawab dan penakut. mereka juga akan menjadi orang yang selalu berusaha baik di permukaan dan takut jika kekurangannya diketahui orang lain.

Saya pun menunggu moment itu, waktu untuk berdialog lebih banyak dan memberi uluran tangan. Dan saat itu tiba, setelah melihat si bujang berhenti dengan semua usaha yang bisa dilakukannya. Sementara si handle pintu tetaplah lumpuh layu. "Ini tuh ada yang potong A. Jadi handle bagian depan tidak terhubung dengan handle bagian belakang juga bagian yang mengatur pintu dengan bagian di kusen. Kalau mau ya bongkar dan ganti dengan yang baru. Kalau tidak mau paling diakali, kalau nutup pintu dari depan tidak usah telalu rapat."

Ooo..., bujangku manggut-manggut. Lalu kami pun bekerja sama membongkar dan memasang kembali pegangan pintu kamarnya. Sedikit tekanan membuat si handle tampak tegang. Tapi karena gerakan si bujang yang terlalu bersemangat, handle kembali lumpuh layu... hahahaha. Ya sudahlah, memang harus diganti. nanti aja kalau ada uang lebih, pikir saya. Maklum emak ekonomis, kalau masih bisa digunakan nanti lagi deh diganti. kalau betul-betul urgent.

Tak lupa saya pun kasih pengumuman pada semua penghuni rumah untuk memperlakukan kamar si bujang lebih hati-hati, terutama pada bagian pintu dan terkhusus bagian pegangan luarnya. Minimalnya, kajadian kamar tidak bisa dibuka dari luar sementara tak ada penghuni di dalamnya tidak akan terjadi hehehe...

ah...what a wonderful life eh... alhamdulillah ala kulli hal... :) ***

Minggu, 21 Juni 2015

Rindu dalam Semangkuk Bubur



Hari ini si bungsu Omar mogok makan. Apa saja yang saya tawarkan dia geleng kepala. Bahkan roti isi coklat kesukaannya pun hanya digigit sedikit. Padahal beberapa minggu terakhir, selera makan Omar sedang bagus. Setelah lepas ASI dia bisa makan lebih dari tiga kali sehari. Cemilan, macam roti, kue-kue, dan buah pun dia doyan.Dan hebatnya, dia lebih suka makan sendiri dari pada disuapi.

"Adik mau ibu suapin?" Seperti yang sudah diperkirakan, Omar menolak. "Makan pake sup ayam mau?" Saya masih mencoba membujuknya.

Saat dia menggeleng, saya mulai berpikir apa mungkin dia sedang tidak enak badan. Dari kemarin dia sudah bersin-bersin, ditambah sedikit meler. Mungkin dia merasa tenggorokannya sakit. "Omar mau bubur?" Hasilnya, dia mengangguk.

Sayang hari itu adalah hari terakhir bulan Sya'ban. Banyak pedagang yang pulang kampung untuk tradisi nyekar dan munggahan. Termasuk pedagang bubur langganan kami. Buburnya gurih tapi tidak berlebihan. Rasanya mengingatkan saya pada bubur buatan Mamah. Meski dibuat dengan bahan-bahan seadanya, rasanya sangat nikmat dan betul-betul saya ingat sampai sekarang.

"Bu, telepon Mbah Uti lagi enggak aktif." Ujar si sulung setelah berkali-kali mencoba menghubungi Mamah.Tapi paling juga jawaban Mamah standar banget, ya... kamu atur saja sendiri. Kalau kita tulus dan buatnya pake sayang pasti enak.

Hemm..., alhasil saya pun nekad membuat bubur dengan bahan-bahan yang ada di dapur. Kata penjual bubur langganan, "Membuat bubur itu yang penting sabar. Api kecil saja, agar tidak gosong dan tekstur bubur pun lembut. Aduk-aduk terus ya. " Oke..oke, saya pun mengikuti semua tips yang sudah didapat.  Hasilnya, secara tampilan tidak terlalu mengecewakan. Tapi dari segi rasa jauh dari bubur buatan Mamah.

Saya pun cari akal, bahan apa yang bisa memberi rasa gurih yang enak plus sehat. Yup..., akhirnya nemu juga sepotong keju Kraft di kulkas. Ah ya..., kemarin sore anak-anak memang request pisang keju. Dan kejunya tentu saja Kraft yang terkenal lezat, bergizi dan tersedia dalam aneka kemasan sesuai kebutuhan.

Api dikecilkan, lalu taburkan keju Kraft yang sudah diparut ke dalam bubur. Aduk-aduk sebentar lalu matikan api. Terus aduk hingga keju betul-betul larut dalam bubur. Dan saat mencobanya, taraaa.... rasanya gurih dan lezat. Omar saja sampai nambah tiga kali sekali makan. Rasanya, puas sekali. Dan ingin cepat-cepat cerita ke Mamah tentang rahasia bubur gurih ala saya  hehehe

Sore harinya, Mamah baru bisa dihubungi. Ternyata hp habis batere. Saya pun cerita banyak hal pada Mamah, sebaliknya Mamah menceritakan seputar berita daerah eh kampung kami. "Karena Adik Omar  sudah disapih, perhatikan  gizinya ya.., apalagi susunya jangan kurang." Mamah wanti-wanti.

"Oke Mah, kalau bosan susu, keju pun dia suka." Jawab saya terharu. Bagaimana pun Mamah adalah Mbah Uti yang sangat sayang dan perhatian dengan cucu-cucunya. "Mah, minta maaf lahir bathin biar hati makin bersih saat berpuasa. Dan ketemu lagi Lebaran nanti ya Mah, sehat-sehat ya...!"

Klik, telepon berakhir menyisakan rasa hangat di dada. Saya lirik lagi bubur keju yang sisa sedikit di panci. Dan saat gurih bubur memenuhi mulut saya, matur nuwun sanget nggih Mah, thanks for anything Mom, Hiks, batin saya penuh rindu.***

Minggu, 14 Juni 2015

Menuliskan Kenangan Masa Kecil

buku diary anak-anakku

Asli saya dibuat tertegun saat melihat episode 8 drama Full Throttle Girl ( Zenkai Girl ). Diceritakan Wakaba yang akan bertunangan dengan Shindo yang notebene anak konglomerat merasa bingung saat calon mertua ingin bertemu ayahnya. Sebabnya sangat jelas karena Wakaba ( Yui Aragaki ) berasal dari keluarga miskin. Ayahnya pernah mengalami kebangkrutan hingga Wakaba harus tumbuh dalam kondisi kekurangan. Belum lagi lilitan hutang yang membuat ayah dan anak itu sering disambangi lintah darat. Tapi karena usahanya yang sungguh-sungguh, Wakaba Ayukawa berhasil lulus Universitas Tokyo dan menjadi pengacara di sebuah perusahaan terkenal.


https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTH3l4OgMG1_-V1j8cKvFn5bMNlPCbh-KauA539CCrs3QLNyb8V

Mengetahui keinginan pihak calon suami, Wakaba asli bingung. Dia pun mengusulkan untuk mengirim telegram ( ceritanya sang ayah jauh dari Tokyo ) dengan catatan di berita agar sang ayah beralasan tidak bisa mendatangi kunjungan calon besannya. Wakaba betul-betul malu akan ayahnya yang miskin dan tidak keren tentunya. Tapi ternyata, sang ayah datang ke kantor Wakaba membawa kacang kedele rebus, sebagai tanda sukacitanya karena gadis semata wayangnya akan menikah. Dan Wakaba, bisa dipastikan sangat panik dan berusaha menyembunyikan sang ayah dari rekan kerja terutama dari sang calon suami.Ada satu adegan yang sangat menyentuh, saat Wakaba setengah memaksa ayahnya pulang ke apartemennya ( yang juga sangat kumuh dan jelek). Saat masuk lift dengan wajah memelas, si ayah bertanya,"Apakah kali ini aku membuat masalah lagi untukmu?" ( Duh..., mak clekit banget hati ini).

Cerita terus bergulir  dengan manis, menunjukkan bagaimana perasaan sayangnya sang ayah pada Wakaba. Bayangkan saja dalam kondisi begitu miskin, setiap kali ulang tahun Wakaba, sang ayah tetap berusaha menabung sebesar 2.705 yen. Dan laki-laki tua itu terus menabung sampai Wakaba menginjak usia 24 tahun ( pada usia ini Wakaba berencana menikah ). Dan tahu kah kalian dari mana angka 2.705 itu berasal? Jawabannya ada pada buku catatan ibu dan anak ( mungkin kalau di Indonesia apa ya... KMS gitu ya, hehehe ). Di buku itu tercatat perkembangan anak sejak lahir, masa imunisasi, penyakit yang pernah dialami anak, hingga anak usia TK ( enggak jelas juga sampai kapan).

"Dengan adanya buku ini ( buku catatan -red), walau dia berada jauh berkilo-kilo meter, tetap saja aku merasa dekat dengannya. Buku ini ibaratkan jimat untukku. Dan kelak akan menjadi harta karun untuk dia ( si anak-red)." Ujar ayah Wakaba yang suksek bikin air mata ini menggenang di sudut mataku, hiks.

Sebagai seorang ibu saya sangat memahami cerita drama itu. Hubungan orang tua dan anak memang tidak selamanya mulus. Ada kalanya anak sangat dekat dengan orang tua, lalu disaat mereka beranjak dewasa orang tua sudah mulai teralihkan oleh targetan hidup dan teman-teman sebaya. Bahkan ada yang menutupnya rapat-rapat sebagai episode yang tidak perlu diingat. Saya juga dulu mengalami, ada saat dimana saya tidak mau berpisah dengan orang tua, dan ada saat dimana sudah tidak ingin berlama-lama dengan orang tua hemm...Tapi Alhamdulillah, tidak pernah berusaha menyembunyikan kedua orang tua saya, baik Mamah maupun Abah. Bahkan saat bagi rapot SMA, teman saya langsung bisa mengenali kalau laki-laki berkopiah hitam yang baru saja masuk gerbang sekolah adalah bapak saya, "Bapak kamu dah datang tuh, hidungnya sama sih." Hahahaha

Ibu saya sangat suka mengenang masa kecil saya, seperti pernah beliau bilang sama sulungku ( Adzkiya),"Teteh, dulu ibu kamu itu persis kayak kamu waktu masih kecil. Suka sekali baca buku, bahkan makan pun sambil baca buku. akibatnya sering dimarahi Mbah Uti ama Mbah Kung." Atau,"Kamu kok makan seupa-seupa ( nasi sebutir-sebutir ), persis kayak ibu kamu, dulu kalau makan lama berjam-jam, habis makannya ya kayak kamu sedikit-sedikit."

Saya juga memahami masa kecil itu sangat berarti dalam membentuk kebahagiaan seseorang. Ada yang bilang bahwa di Indonesia, generasi yang lahir tahun 70an dan 80 an, adalah generasi yang sangat bahagia. Mereka tumbuh dengan kenangan masa kecil yang penuh kebahagiaan. Dimana masih ada sawah membentang sebagai tempat perang-perangan. Meski listrik hanya malam hari, tapi tetap asyik karena bisa tetap bermain di halaman lapang, walau sekedar main kejar-kejaran atau petak umpet. Ada sungai yang bisa dijadikan ajang berenang walau sesudahnya siap-siap kena marah karena mata merah dan kulir busik ( kusam hahaha). Masa yang memang  tidak semuanya mudah bahkan tidak ada ykata instan tapi sanggup membuat setiap anak bersemangat dan  mandiri sesuai usianya.Meski tidak didukung gadget dan informasi berlimpah tapi stimulus untuk tumbuh kembang anak sangat alami dan memadai, Subhanallah...

Saya pun ingin anak-anak saya memiliki ingatan yang banyak tentang masa kecil mereka. Makanya, saya menuliskan buku harian sederhana untuk mereka. Masing-masing anak memiliki satu buku. kadang saya tulis saat mereka ulang tahun, saat mereka terpapar sakit, juga saat mereka tertawa bahagia karena apa yang mereka raih. Kadang-kadang anak-anak yang sudah bisa membaca ( empat anak yang sudah besar-besar ) suka diam-diam membaca. Mereka kadang suprise dengan masa kecil mereka sendiri," Wah..., ternyata dulu aku pernah cacingan ya...," atau "Wah, aku dah gak pakai popok pas 1.5 tahun, hebat kan?"

Mungkin saat ini ingatan saya masih bisa merekam semua kejadian saat mereka lahir, tapi jika dituliskan pastinya akan terlupa juga. Saya ingat, si sulung lahir dengan bb 3.2 kg panjang 47cm senin sekitar pk. 23.00, atau si kembar yang lahir hari senin menjelang asar melalui operasi caesar, beda keduanya sekitar 5 menit dan beda beratnya hanya 100gram. Zuhdi 2.1 kg dan Zainab 2.0kg. Ayesha saat hari jum'at pas bulan Ramadhan tanggal 19, beratnya hanya 2.9 kg, El Hafidzi Hari kamis malam pk. 21.50 dengan berar 3.4 Kg, dan si bungsu Omar hari sabtu pk. 11.00 caesar juga dengan berat 2.9 kg. Panjangnya sekitar 45-47 cm.



Akhir-akhir ini saya memang mulai jarang menulis lagi buku diary anak-anak. Kadang mereka suka protes kok gak ada lanjutannya? Tapi dengan melihat drama tadi, saya jadi ingin menulis banyak hal di buku diary mereka. Saya ingin, kelak tulisan saya menjadi kenangan, harta karun bahkan hiburan saat mereka merasa sedih. Saya juga ingin melalui tulisan saya, mereka menyadari bahwa kehadiran mereka sangat berarti bagi ayah ibunya.

Saya juga suka mengabadikan moment yang bisa jadi sangat konyol, saat Mas Fidzi dan Adik Omar dengan antusias memelihara jangkrik, atau sekedar bermain air di halaman belakang.  Dan setiap kali kami merubungi laptop untuk memandang foto-foto masa kecil mereka, pasti seluruh ruangan diisi suara tawa berderai dan cerita-cerita manis penuh kenangan. Yah..., tumbuhlah menjadi orang yang berbahagia, yang bisa mensyukuri setiap episode hidup Nak!***
jangkrik peliharaan Mas El dan adik Omar
Adik dan Mas main Ikan
Asyiknya main air..., itu sikatnya asli baru dari toko hehehe




Jumat, 12 Juni 2015

Serunya Menyambut Ramadhan Bersama Si Kecil



Momen datangnya bulan suci Ramadhan selalu disambut dengan gembira. Tak hanya orang dewasa, bahkan oleh anak-anak. Meski dengan alasan yang kadang kekanak-kanakan bahkan cenderung konyol hehehe. Sulung saya, sangat suka dengan bulan puasa,  alasannya tidak  karena terlalu banyak aktifitas makan. Maklum, anak saya yang satu ini bisa dibilang tidak suka makan, ngemil pun ogah. Cuma dia sangat suka minum susu hehehe.

Sementara Zuhdi, senang akan bulan Ramadhan karena bisa taraweh di masjid. Artinya aktifitas di mesjid lebih lama dari malam-malam biasanya. Di hari biasa, dia ke masjid saat waktu maghrib dan isya saja. Mengaji dia lebih suka di rumah bersama saudara-saudaranya. Sementara kembaran Zuhdi, Zainab suka jika Ramadhan tiba karena ada sekolah Ramadhan atau pesantren kilat. Artinya, dia tidak perlu berlama-lama seharian di rumah untuk puasa. Pastinya akan terasa membosankan menunggu waktu buka tiba hehehe.

Saya punya kebiasaan setiap kali menjelang Ramadhan. Kebiasaan yang bisa saya lakukan dengan mengikutsertakan keenam anak saya. Yaitu kegiatan Marhaban Ya Ramadhan di rumah.

Pertama: Saya akan mengajak anak-anak membersihkan rumah. Anak laki-laki bagian depan dan halaman, sedang anak perempuan menyapu dan mengepel rumah. Setelah itu saya persilahkan anak-anak menghias rumah. Dengan sekian ribu rupiah saya minta anak-anak membeli peralatan yang mereka pelukan. Apa saja yang sesuai ide mereka, bisa kertas crap warna-warni, balon, karton, kertas lipat dan lem. Tak jarang mereka meminta mute-mute yang saya koleksi saat masih suka menjahit untuk aksesoris hiasan yang akan mereka buat. Kegiatan ini ternyata ampuh untuk menumbuhkan kreatifitas pada anak. Aktifitas membentuk, merancang, memgunting menempel sangat mengasyikan buat anak-anak. Bahkan tak jarang saya dibuat kaget dengan ide-ide mereka, tahun kemarin temanya pelangi, tahun besoknya bisa kolase, tahun depannya lagi bisa dengan menempel kertas dan kapas, wow... mengagumkan.

Kedua: Mendadak Taklim. Biasanya sehari sebelum bulan Ramadhan datang, suami akan mengumpulkan anak-anak. setelah shalat jama'ah dia pun akan berubah menjadi ustadz yang siap memberikan khutbah atau kultum. Anak-anak sangat suka. bahkan ada celetukan dari anak-anak, bahwa ayah mereka selain rajin kerja juga bisa jadi guru agama hehehe. Saat taklim ini biasanya kami selaku orang tua memompakan semangat pada anak-anak. Agar mereka menjalani Ramadhan penuh suka cita. Kami juga mengajak anak-anak bersaing dalam hal ibadah, misal satu hari mau tadarus berapa banyak? bukan maksud untuk memaksakan kehendak sih. Tapi hanya melihat anak-anak saya memang lebih semangat jika ada target yang jelas. Apalagi jika ada hadiah yang dijanjikan (hehehe.... tapi mereka juga biasanya paling sering minta dibelikan buku cerita hihiihi)

Ketiga: Membuat jadwal kegiatan bersama selama bulan Ramadhan. Mengingat bulan Ramadhan adalah bulan pembinaan keluarga, maka saya pun menginginkan agar di Ramadhan keluarga saya terbina secara jasmani dan ruhaninya. Harapannya tentu saja terbentuknya keluarga Islami. Bukan hanya keluarga yang memperlihatkan amalan-amalan rutin. Tapi lebih pada keluarga yang memiliki karakter yang lahir dari aqidah tauhid. Hemm... bukankah sudah tugas ibu untuk menjaga lurusnya aqidah keluarga ( suami dan anak-anak)?

Mungkin bagi keluarga yang lain punya kebiasaan tersendiri saat akan menghadapi Ramadhan. Ini cara saya menyambut Ramadhan. Nah bagaimana dengan pembaca budiman lainnya :) Selamat menyambut Ramadhan dengan keluarga ya :) Ramadhan Mubarrak, please welcome!***




Sabtu, 06 Juni 2015

Sukses Puasa Untuk Bumil dan Busui




Dari segi hukum puasa, ibu hamil dan menyusui memang mendapatkan keringanan atau rukhsah untuk tidak berpuasa. Artinya boleh meninggalkan kewajiban puasa di bulan Ramadhan dan menggantinya di hari yang lain. Hal ini karena ada beberapa kondisi yang dialami oleh ibu hamil yang menghalangi dia untuk berpuasa, bisa jadi kandungan yang lemah, kondisi ibu hamil yang sangat butuh asupan makanan untuk menjamin pertumbuhan janin, atau juga dalam kondisi nyidam atau mornins sick. Demikian juga dengan ibu menyusui yang ASI nya sangat dibutuhkan oleh sang bayi ( terutama bayi yang belum dapat MPASI), pastinya asupan gizi yang baik sangat diperlukan untuk memproduksi ASI yang berkualitas.

Tapi kadang ada juga yang langsung mengambil rukhsah padahal kondisi kandungan dan bayinya fine-fine saja jika diajak berpuasa. Karena rukhsah itu pasti ada aturannya, atau bahasa kerennya mah syarat dan ketentuan berlaku. Menurut Ust. Cecep Munawar Kholil, hukum ibu hamil dan menyusui dalam hal puasa Ramadhan sama seperti orang sakit. Artinya, kalau sakitnya membutuhkan asupan makanan yang rutin, yang jika tidak makan bisa membahayakan nyawa, baru lah rukhsah itu jatuh.Artinya tidak semua orang sakit langsung dapat rukhsah utk tidak berpuasa. Lha.. kalau sakitnya tidak membahayakan dan tidak kritis serta tidak berhubungan dengan makan minum, tentunya tidak terkena rukhsah. :)

Nah, bagi ibu hamil dan menyusui yang bersiap untuk tetap puasa di bulan Ramadhan, ada beberapa tips yang bisa dilakukan:

1. Yakini bahwa perintah Allah bukanlah sebuah penderitaan apalagi siksaan. Ada maksud dan tujuan dibalik sebuah perintah. Demikian juga dengan puasa. Walaupun tubuh dilapardahagakan tapi bukan untuk membuat lemah tak bertenaga. Tapi justru untuk melatih fisik agar lebih sehat dan jiwa lebih taat. Kalau sudah yakin bahwa puasa itu justru menguatkan, insyaAllah kuat. Bagi ibu yang sedang hamil, puasa juga menjadi jalan pendidikan religi secara langsung pada janin dalam kandungan. Dimana anak dididik sabar dan  bergantung pada Allah Swt. Persiapan mental ini sangat menentukan, jika mental sudah kuat, maka fisik pun akan mengikuti.

2. Memperhatikan asupan gizi
"Makan saat buka seperti biasa, lalu setelah tawarih tambahkan dengan minum susu dan sedikit camilan. Sahur juga dengan makanan yang mencukupi empat sehat lima sempurna. " Pesan Bidan Leni saat saya konsultasi kehamilan si nomer 4.
Saya biasanya menambahkan dua sendok sari kurma di akhir makan sahur. Karena tenaga dan gizi dari kurma memang diakui sangat bagus? Jangan lupakan juga konsumsi air putih yang mencukupi, jangan sampai kurang ya :)

3. Buat daftar skala prioritas untuk melakukan pekerjaan
Bagi ibu yang bekerja, pastinya pergi bekerja adalah sebuah pekerjaan dengan skala prioritas tinggi. Makanya, perlu tenaga besar dan persiapan cukup. Membuat skala prioritas akan membuat kita menentukan mana pekerjaan yang penting yang memerlukan banyak energi, mana pekerjaan yang bisa dinantikan, atau kegiatan yang justru harus ditinggalkan, seperti bergadang. eh bukan berarti ibu di rumah pun tidak perlu mengatur pekerjaannya. Tetap saja, pengaturan pekerjaan akan memudahkan kita untuk memanage waktu dan tenaga selama berpuasa.

4. Istirahat yang Cukup
Bulan Ramadhan memang padat dengan kegiatan ibadah. Tapi badan juga punya hak untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Jangan sampai karena lalai, yang ada malah sakit baik selama maupun setelah Ramadhan.

5. Mohon Pertolongan dan Kekuatan Pada Allah Swt.
bahwa mampunya kita beribadah pun semata-mata karena kekuatan dan pertolongan dari Allah. Jadi jangan lupa untuk senantiasa memohon kepada Allah, agar dimudahkan dan dilancarkan segala kegiatan kita selama beribadah.

Nah, sudah siap kan menyambut Ramadhan, ukhti semua? Semangat semangat !***






Jumat, 05 Juni 2015

Yuk, Ajari Anak Berpuasa di Bulan Ramadhan

Ramadhan semakin dekat saja. Iklan-iklan yang memperlihatkan adegan buka puasa pun sudah sliwar-sliwer di layar kaca. Dan bocah kecil saya yang baru berusia 4 tahun sudah bolak-balik bertanya,"Kapan kita puasa bu?"
"Insha Allah sebentar lagi. Dua minggu juga kurang."
Mas El Hafidzi manggut-manggut,"Aku nanti mau puasa, Bu."
"Boleh..., Mas yakin kuat?"
"Kuat, aku kan sehat." Jawab dengan senyum sumringah.

Ya.., anak-anak apalagi diusia pra sekolah belumlah termasuk syarat wajib puasa. Tapi mengajak dan mengajarkan mereka puasa sangat dianjurkan bagi orang tua. Mengingat anak pada usia itu masih sangat bersih dan mudah diarahkan. Beda jika kita mendidik  anak yang sudah sekolah, mereka biasanya cenderung susah dan sudah bisa memberi alasan.

Karena niat awalnya juga belajar, tentu saja cara puasa anak berbeda dengan puasanya orang yang sudah terkena kewajiban. Mereka juga bisa jadi tidak tahu bahwa setelah adzan subuh berkumandang sudah tidak boleh makan dan minum. Bisa jadi saat bangun tidur setelah sahur mereka akan meminta disajikan susu atau teh manis menurut kebiasaan di keluarganya. Tapi hal itu memang lumrah dan bagi orang tua ( terutama ibu ) adalah hal yang harus dimaklumi.

Mulailah dari melibatkan anak dalam proses sahur. Sungguh ini adalah tahapan yang cukup berat. Apalagi jika balita Anda terbiasa bangun siang hehehe. Bahkan jika sudah bangun pun, mereka cenderung malas untuk makan sahur. Maka, tugas orang tua adalah membuat suasana yang nyaman bagi anak-anak untuk bersantap sahur. kalau perlu, berikan mereka penjelasan apa itu sahur, membacakan kisah-kisah yang memberi mereka pemahaman dan semangat setelah shalat subuh. Dan yang tak kalah penting adalah mengatur waktu tidur anak jangan terlalu malam, agar saat sahur pun anak tidak dalam kondisi mengantuk.

Beri tahapan waktu bagi anak untuk berpuasa. Saya biasanya memberi batasan jam-jam berbuka. Lalu mereka akan melanjutkan dengan puasa lagi. Misal jam delapan pagi adalah kesempatan anak untuk minum dan melanjutkan dengan cemilan atau sarapan. Lanjutkan puasa sampai jam 10.00, jika mereka tetap kuat lanjutkan tanpa makan minum sampai jam 12.00 begitu seterusnya.

Perhatikan asupan gizi pada makanan dan minuman anak sesuai dengan aktifitas anak. Misal ketika sahur kita bisa bertanya dulu apa yang ingin dijadikan menu sahur. Sehingga saat membangunkan anak pun, para bunda bisa mengingatkan mereka tentang makanan kesukaan yang sudah mereka pesan. Demikian juga dengan saat menyiapkan makanan berbuka, bisa juga bunda bertanya pada anak apa yang ingin dimakan sebagai ta'jil.

Ajak anak mengisi waktu puasa dengan kegiatan yang menggembirakan. Anak cepat sekali bosan, apalagi jika diam. Pasti dia akan mencari pengalihan rasa bosannya dengan merengek minta ini atau itu. Bunda sebaiknya sudah menyiapkan jadwal kegiatan yang akan dilakukan selama bulan puasa. Sertakan anak dalam membuat jadwal hingga akan akan lebih semangat ketika merealisasikan kegiatan itu.

Berikan makanan dan minuman yang manis saat berbuaka puasa. sebaiknya minuman hangat, tidak pakai es, karena sering membuat anak pilek dan batuk. Saat makan berat setelah buka puasa pun, ajari anak untuk tidak berlebihan. Jangan sampai perut menjadi penuh. Karena akan membuat perut sakit dan malas, yang bisa menyebabkan anak kapok untuk puasa esok harinya.

Berikan semangat pada anak yang sudah bisa berpuasa. Ajak kakak-kakak dan saudara juga untuk memberi semangat. Berikan juga penghargaan jika anak sudah bisa berpuasa walau cuma setengah hari. Tidak perlu pakai uang atau baju lebaran, tapi bisa dengan ucapan pujian dan menyediakan makanan kesukaan anak di meja makan.

Nah..., makin semangat menyambut puasa bersama si kecil kan.  Insya Allah semua kesibukan yang dirasakan oleh para Bunda akan bernilai pahala selama diniatkan untuk mengajari si kecil beribadah. Jadi Bunda juga jangan patah semangat ya. Selamat mencoba !:) ***



Senin, 01 Juni 2015

Malam Nisfu Sya'ban, Apa yang Harus Dilakukan?



Tadi malam, banyak sekali status-status teman-teman di media sosial yang menyebut malam Nisfu Sya'ban. Ada juga yang melengkapinya dengan ucapan minta maaf, buku amalan ditutup dan lain sebagainya. Sementara dari masjid dekat rumah sudah terdengar keramaian dari sore hari. Tadarus Al Quran pun sudah dimulai ba'da maghrib ( biasanya dilakukan setiap malam jum'at saja). Saya jadi ingat, bagaimana malam Nisfu Sya'ban di kampung. Setiap malam pertengahan bulan Sya'ban itu datang masjid ramai didatangi jama'ah. mereka membaca Al Quran, khususnya surat Yasin bersama-sama, bahkan sampai tiga kali. Dan yang saya ingat ada doa minta panjang umur ( seingat saya ya..., maklum sudah 21 tahun yang lalu sebelum saya pindah untuk kuliah ). Intinya, malam Nisfu Sya'ban di kampung memang terasa lebih syahdu ( hehehe...), kalau kata seorang sahabat mah, "malam Nisfu Sya'ban di kampung lebih berasa."

Beberapa tahun yang lalu sempat seorang teman bertanya,"Bu...enggak ke masjid, ada sholat berjama'ah, baca Qur'an dan doa bersama di Nisfu Sya'ban ?"

"Enggak Bu, saya melakukan seperti biasa saja di rumah hehehe," jawab saya santai.
"Oh..., jadi sebenarnya apa sih Nisfu Sya'ban itu dan amalan apa yang harusnya dikerjakan?" Dan ini lah jawaban saya yang coba dituangkan dalam tulisan.


Pengertian Nisfu Sya'ban
Nisfu Sya'ban adalah malam pertengahan di bulan Sya'ban. Biasanya pada malam 15 bulan Sya'ban. Artinya dua minggu lagi mendekati bulan suci Ramadhan.  Beberapa hadist mengungkapkan tentang keutamaan malam ini, walaupun secara kesahihannya masih diragukan. Dalam artian tidak ada hadist shahih yang menukil tentang malam Nisfu Sya'ban. Bahkan yang ada adalah hadist-hadist dengan sanad dhaif ( lemah ) Seperti hadist di bawah ini :

"Sesungguhnya Allah 'Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nisfu sya'ban dan mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu pada kambing Bani Kalb (salah satu kabilah yang punya banyak kambing)." (HR At-Tabarani dan Ahmad) Tapi hadist ini didhoifkan oleh Imam Bukhari.

Ada pula hadist tentang amalan Rasulullah di malam Nisfu Sya'ban. Para ulama Hadist berpendapat bahwa hadist ini mursal jayyid, karena Al Baihaqi meriwayatkan hadist ini dari jalur Al 'Alaa bin Al Harist yang tidak mendengar langsung perkataan ini dari Aisyah r.a.

Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata bahwa Rasulullah SAW bangun pada malam dan melakukan shalat serta memperlama sujud, sehingga aku menyangka beliau telah diambil. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan selesai dari shalatnya, beliau berkata, "Wahai Asiyah, (atau Wahai Humaira'), apakah kamu menyangka bahwa Rasulullah tidak memberikan hakmu kepadamu?" Aku menjawab, "Tidak ya Rasulallah, namun Aku menyangka bahwa Anda telah dipanggil Allah karena sujud Anda lama sekali." Rasulullah SAW bersabda, "Tahukah kamu malam apa ini?" Aku menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Ini adalah malam nisfu sya'ban (pertengahan bulan sya'ban). Dan Allah muncul kepada hamba-hamba-Nya di malam nisfu sya'ban dan mengampuni orang yang minta ampun, mengasihi orang yang minta dikasihi, namun menunda orang yang hasud sebagaimana perilaku mereka." (HR Al-Baihaqi)


Sementara hadist di bawah ini memang menerangkan tentang keutamaan bulan Sya'ban dan adanya moment pengangkatan amal, tapi tidak secara khusus menyebutkan waktunya di malam pertengahan bulan Sya'ban. 

Dari Usamah bin Zaid ra bahwa beliau bertanya kepada nabi SAW, "Saya tidak melihat Andaberpuasa (sunnah) lebih banyak dari bulan Sya'ban." Beliau menjawab, "Bulan sya'ban adalah bulan yang sering dilupakan orang dan terdapat di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan itu adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada rabbul-alamin. Aku senang bila amalku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa." (HR An-Nasai) 

Hadist-hadist di atas justru lebih banyak menjelaskan tentang kemuliaan bulan Sya'ban, bulan yang banyak terlewatkan karena terletak diantara Rajab ( ada peristiwa Isra' Mi'raj ) dan Ramadhan. Yaitu Allah banyak mengampuni hambaNya, bulan diangkatnya amal-amal, bulan dimana Rasul memperpanjang shalat malamnya.
Sedang pengkhususan malam Nisfu Sya'ban dengan alasan Allah turun melihat hamba-hambanya, perlu dikoreksi dengan Hadist shahih dari Imam Bukhari Muslim yangmenyatakan bahwa Allah turun melihat hamba-hambanya setiap malam yaitu di 1/3 malam yang terakhir. 


Apa Yang Harus dilakukan di Malam Nisfu Sya'ban?

Dari Ali bin Abi Thalib secara marfu' bahwa Rasululah SAW bersabda, "Bila datang malam nisfu sya'ban, maka bangunlah pada malamnya dan berpuasa lah siangnya. Sesungguhnya Allah SWT turunpada malam itu sejak terbenamnya matahari kelangit dunia dan berkata, "Adakah orang yang minta ampun, Aku akan mengampuninya. Adakah yang minta rizki, Aku akan memberinya riki.Adakah orang sakit, maka Aku akan menyembuhkannya, hingga terbit fajar. (HR Ibnu Majah dengan sanad yang dhaif)

Para ulama masih berbeda pendapat tentang penggunaan hadist dhaif. Ada yang berpendapat bahwa hadist dhaif tidak kuat untuk digunakan sebagai landasan beramal, jadi sebaiknya dibuang saja. Ada juga beberapa yang berpendapat selama kedhaifannya tidak parah ( bingung juga sih mengukur tingkat parah tidaknya kedhaifan sebuah hadist ), maka hadist itu masih boleh digunakan untuk landasan amal yang bersifat keutamaan saja. 

Saya sendiri lebih menerima pendapat yang pertama, memilih memakai hadist shahih yang jauh dari dhaif sebagai landasan sebuah amal perbuatan. Karena dhaif itu cenderung ke arah palsu bahkan bisa jadi israiliyat ( naudzubillah). Jadi saya lebih setuju dengan pendapat ulama yang menyatakan malam nisfu sya'ban sama umumnya seperti malam-malam yang lain. Jadi kalau mau tadarus, shalat malam ( memperpanjang shalat malam ), mohon ampun, meminta rezeki, tidak bermusuhan, saling minta maaf, bahkan puasa jangan dikhususkan untuk malam atau siang dari pertengahan Sya'ban saja. Bukankah Rasulullah juga melakukan hal itu tiap malam? dan bukankah sudah diajarkan juga oleh beliau untuk shaum sunnat di ayyamul bid ( 13, 14, 15tiap bulannya ) kecuali saat yaumul tasyrik.

Justru seharusnya kita makin meningkatkan keimanan di moment Nisfu Sya'ban ini. Karena semakin dekat dengan datangnya bulan Ramadhan. Maka hilangkah diri dari kemusyrikan, dari perbuatan sia-sia. Maka, kuatkanlah iman dan berihtisablah ( menghitung amal ) karena dengan iman dan ihisablah kita bisa menyambut dan mengisi Ramadhan dengan amal-amal shaleh hingga naik derajat taqwa. 

Sekali lagi saya tulis ini bukan untuk menggurui, apalagi menghukat pihak-pihak yang masih melakukan ritual khusus  di malam nisfu sya'ban. Hanya upaya dari hamba yang lemah untuk saling berbagi dan mengingatkan. Semoga bermanfaat dan dicatat sebagai kebaikan oleh Allah Swt. Wallohu A'lam Bishowab***

NB: Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber