Rabu, 08 Desember 2021

Ibrah Dakwah Nabi Ilyas as., pada Kaum Funicia

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Alhamdulillah wa syukurillah,  akhirnya kelas kisah nabi sampai juga ke Nabi Ilyas alaihissalam. Setelah dibawa ke dunia fantasi tapi nyata di kisah Nabi Sulaiman as., sekarang kita kembali kepada nabi dari Bani Israil yang silsilahnya akan bertemu pada Nabi Harun as.

Nabi Ilyas secara nasab ada beberapa pendapat tapi semuanya bertemu pada Nabi Harun bin Imran. Pendapat pertama Ilyas bin Yasin bin Fanhash bin Aizar bin Harun. Pendapat kedua adalah Ilyas bin Azir bin Aizar bin Harun bin Imran. 

Berdasar QS. As Shaffat : 123-132, Nabi Ilyas as., diutus pada kaum Funicia (  Ba'labak ) yang berada di sebelah barat Damaskus. Kaum ini menyembah patung Ba'al. Nah, ada beberapa pendapat juga nih tentang Ba'al ini. Ada yang menyebutnya sebagai sebagai patung wanita, tapi pendapat lain Ba'al itu awalnya adalah orang shalih yang doanya selalu dikabulkan oleh Allah Swt. karena menjaga apa-apa yang dimakan, dan dikenakannya halal, baik secara fisik maupun cara mendapatkannya. 

Sepintas mirip-mirip kisah Bal'am ya... wallahu a'lam bishowab. Lanjut saja ya men temen. Kita ambil dari pendapat kedua ini ya, yang menyatakan Ba'al dulunya adalah orang yang sangat shalih. Nah, setelah Ba'al ini meninggal, orang yang mengaguminya merasa kehilangan lalu mulai membuat benda-benda yang awalnya sebagai obat rindu. Lama-lama oleh generasi selanjutnya malah disembah, dipuja, dipinta layaknya  tuhan.

Nah, ibrah dari kisah Ba'al ini, sekagum apapun, sesuka apapun, secinta apapun kita pada idola jangan sampai membuat lukisan atau patung untuk mengenangnya. Kalau mau cukup kenang dengan doa dan ikuti perilaku shalihnya oke...


Dakwah lama tak mendapat pengikut
Nah, ternyata bukan hanya Nabi Nuh as., yang lama berdakwah dengan hasil sedikit. Begitupula dengan Nabi Ilyas. Terlebih di masa Baklabah 1. Di masa penguasa ini, gerak dakwah Nabi Ilyas betul-betul sulit. Ancaman demi ancaman diberikan hingga orang-orang yang simpatik terhadap dakwah Nabi ilyas pun tidak berani muncul. Bahkan keselamatan Nabi Ilyas dipertaruhkan.

Raja Baklabah 1 tak segan-segan menyuruh pasukannya untuk mengepung rumah Ilyas as. Setelah dikepung rencananya akan dibakar hingga bangunan dan penghuninya hancur. Rencana ini diketahui oleh Allah Swt., dan Jilbab menyelamatkan Ilyas as. dengan cara mengeluarkan beliau ketika hari masih sore.

Dalam perjalanan bertemu dengan sepasang suami istri yang memiliki seorang anak ( berusia sekitar 7-9 tahun ) yang sedang sakit. Nabi Ilyas menawarkan mendoakan kesembuhan si anak. Atas ijin Allah Swt.,  anak itu sembuh dan diminta oleh Nabi Ilyas untuk diangkat jadi muridnya dan berganti nama menjadi Ilyasa.

Menyiapkan Generasi Penerus ( Ilyasa )
Dalam kisah Nabi Ilyas as., tidak ditemukan dasar hadist riwayat tentang penikahan atau rumah tangga beliau. Tapi ada tokoh Ilyasa yang kelak menjadi nabi dan rasul juga yang merupakan kadernya, atau penerus misi hidupnya sebagai nabi dan rasulnya Allah Swt.

Nabi Ilyas kembali ke negeri Baklabah dan bersembunyi di Gunung Kasium. Di Gunung ini, Nabi Ilyas dan Ilyasa ( waktu itu belum jadi nabi ) tinggal di sebuah gua selama 10 tahun. Nabi Ilyas mendidik Ilyasa seluruh ajaran kenabiannya baik secara teori maupun praktek.

Ada satu rahasia dari angka 10. Jadi untuk menjadi ahli, maka belajarlah selama 10 tahun, dan itu sudah dibuktikan oleh para nabi. Masih ingat kan Nabi Musa membayar mahar dengan mengembalakan kambing Nabi Syuaib selama 10 tahun ( awalnya 8 tahun lalu disempurnakan menjadi 10 tahun). Ingat juga kisah Daud as., yang belajar ketapel sejak usia 6 tahun, dan melawan Jalut saat usianya 16 tahun. Dan kini Nabi Ilyas mendidik Ilyasa pun selama 10 tahun.

Dakwah menghasilkan 10 ribu pengikut
Setelah 10 tahun, Nabi Ilyasa turun gunung dan kembali melakukan dakwah dibantu oleh sang murid. Negeri Funicia sudah berganti raja yaitu Baklabah II, yang tidak tahu atau tidak mengenal siapa itu Nabi Ilyas. Inilah yang membuata dakwah Nabi Ilyas diterima tanpa banyak hambatan hingga ummat mencapai angka 10 ribu orang.

Oleh orang-orang pengikut setia ayahnya ( Baklabah 1 ), Raja Baklabah II diprovokasi untuk kembali menangkap Nabi Ilyas. Pengikutnya juga ditakut-takuti, diancam agar kembali murtad. Tapi masyaa Allah, para muallaf ini tidak ada satupun yang murtad walau harus menghadapi ancaman pancung dari prajurit raja.

Melihat kondisi ini, ada kebanggaan dan kebahagiaan pada Nabi Ilyas. Bangga dan bahagia karena kekuatan iman kaumnya. Tapi dilain sisi beliau juga memikirkan keberlangsungan dakwah ini, hingga memutuskan untuk menyerahkan diri. Sedangkan Ilyasa tetap di gua di gunung Kasium.

Nabi Ilyas diselamatkan oleh Jilbril sebelum dipancung dan dibawa ke langit. Tidak ada riwayat yang menjelaskan langit ke berapa. Tapi tidak membenarkan juga kalau sekarang Nabi Ilyas masih hidup. Nabi Ilyas sudah diangkat oleh Allah ke langit, itu saja.

Ibrah yang bisa dipetik, seorang guru yang hebat adalah guru yang menyiapkan penggantinya.Agar ilmunya tetap bisa diajarkan dan menjadi bermanfaat untuk ummat. Seorang Dai yang hebat jangan hanya bisa orasi, tapi catatlah dalam sebuah buku atau kitab yang bisa dibaca ummat yang bahkan tidak akan bertemu dengannya.

Siapkan lah penerus dakwah yang terbaik yang bisa berorasi juga bisa menulis sebuah kitab atau buku. Wallahu a'lam bishowab.

Sumber :
Kishashul Anbiya Ibnu Katsir
Kelas Kisah Nabi by Muslim United ( Ust. Pago Herdian )