Jumat, 30 Juni 2023

Maryam 18


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Bagaimana kabarnya teman semua? 
Semoga senantiasa dalam kondisi sehat lahir batin dan dalam lindungan Allah Ta'ala...

Sebenarnya tulisan ini memenuhi janji yang pernah ditulis di akun medsos, tentang Maryam 18, nama angkatan ke 18 putri dari MA Zakaria. Jujur saya juga baru tahu nama angkatan Kakak ( si nomer 2 ), adalah Maryam. Pas denger langsung suprise sampai speechless. "Ini Maryam binti Imran kan?"

"Ya iyalah Bu... emang ada Maryam yang lain yang disebut dalam Al Qur'an dan Hadist Nabi?"

Fix, saya pun nyengir sendiri, merasa geli sendiri. "Ya kali..." Saya langsung mode serius, "Ini siapa yang milih? Kalian sendiri atau ada intervensi dari guru termasuk sekolah?"

"Masukan pasti ada, tapi kita kok anak anak seangkatan yang sepakat pilih nama Maryam sebagai nama angkatan."

"Kenapa?" 

"Karena kami punya harapan seperti Maryam, yang terpilih jadi wanita pilihan untuk zaman kami, yang bercita-cita bukan hanya di dunia tapi sampai akhirat."

Lagi-lagi speechless, cuma bisa bertasbih. MasyaaAllah tabarrakallah...


'Graduation Penuh Haru'
Saya selalu semangat saat dapat undangan pelepasan anak dari sekolah. Alhamdulillah, pandemi sudah berlalu hingga dari tahun kemarin sudah bisa menghadiri acara pelepasan anak-anak. Tahun kemarin si nomer 4 yang lulus SMP, dan tahun ini bagian si nomer 2 dan nomer 5. Satu lulus SMA satunya lulus SD. 

Alasannya bukan karena anak mau tampil, atau berbangga dengan pencapaian anak selama mereka sekolah. Tapi untuk mengetahui bagaimana anak dalam penilaian sekolah, guru dan teman-teman mereka. Apakah harapan dan target kami ketika memasukkan mereka ke sekolah ini tercapai atau tidak. Sebagai bentuk evaluasi dan juga muhasabah terhadap tugas orang tua mendidik anak-anak. Urusan nilai sih nomer sekian, karena kita sudah dalam posisi tinggal menerima apa yang sudah diupayakan anak saat ujian. Itu adalah hasil yang harus diterima sebagai upaya menerima ketetapan Allah. 

Setelah melewati ketegangan ala UTBK, akhirnya momen pelepasan digelar. Dan karena sekolah anak kami memang berlabel Islam, ya kita juga gak ada bayangan adanya tampil tari-tarian atau nyanyi-nyanyian yang tidak Islami. Untuk masalah pakaian dan riasan pun ( terutama untuk putri ) tidak dibebaskan begitu saja. Dandan boleh, pakai bau bagus boleh sebagai bentuk syukur. Tapi jangan sampai melewati koridor tentang syukur itu sendiri.  Tetap pada aturan yang jelas. Kerudung pun boleh modis tapi tetap menurup dada. Make up pun boleh tapi gak perlu all out atau habis - habisan yang malah menjadikan remaja putri ini pada tua.

Tampilan awal jelas adalah pembacaan ayat suci Al Qur'an, tafhimul qur'an ( bukan sekedar hafal tapi juga memahami ) juz 30 dan 29. Di sini orang tua boleh kok bertanya tentang apa yang dipahami ananda dari surat-surat dalam 2 juz tersebut. Kemudian berlanjut ke acara sambutan-sambutan hingga serah terima murid dari sekolah kepasa wali murid. Dilanjut dengan pembacaan siswi-siswi berprestasi yang sudah lolos SNBP dan SPAN. 

Kadang paling kesel ya kalo denger sambutan, tapi di moment ini semua sambutan didengarkan dengan baik. Diawali dari ketua panitia, ketua angkatan sampai kepala sekolah. Saat ketua angkatan kasih sambutan, kita sudah dibuat mewek karena mereka menamakan kami adalah maryam-maryam kecil yang sedang berjuang meraih cita-cita dunia akhirat. Dipertegas lagi saat kepala sekolah memberi sambutan. 

Yang jelas makin mengharu biru karena anak-anak ini betul-betul generasi perintis yang tetap berkiprah meski dibatasi pandemi. Mereka mampu membuat 
suatu event yang sukses menarik animo dari MTs dan SMP sekitar untuk mengikuti olimpiade sience dan kreatifitas lainnya. Serta bekerjasama dengan pihak-pihak luar baik itu personal, perusahaan maupun tempat pendidikan di Kota Bandung. Ini disampaikan oleh kepala sekolah dengan penuh rasa bangga dan terima kasih.



Perwakilan Wali Murid
Saat dapat permintaan ini rasanya kaget, dan kurang PD. Untunglah suami dan anak memberi dukungan. You can do it Mom...!

Akhirnya setelah menimbang banyak hal, mulailah menulis draft teks besok. Sesuai pesan sekolah intinya memberi penguat agar putri-putri kami menjadi generasi Maryam yang selayaknya. 


ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُه

Innal hamdalilah wasolatu wasalamu ala rosulillah syaidina Muhammad ibni abdilah waala alihi wahbihi wamawalah

Puja puji syukur marilah kita panjatkan kepada Ilahi Rabbi, yang atas perkenannya semata kita semua dihadirkan dalam kegiatan pelepasan angkatan 18 Maryam. Semoga kegiatan ini dilancarkan dan diberkahi dari awal hingga akhir. 

Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan untuk uswah khasanah kita, Nabi Muhammad Saw., pada keluarganya, sahabatnya dan seluruh ummat nya, termasuk kita semua yang hadir di sini.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah atas kesempatan mewakili orang tua untuk memberikan sambutan dalam kegiatan ini. Bukan berarti saya bisa atau lebih pintar atau lebih dari bapak ibu semua, karena saya hanya dibisakan/dimampukan oleh Allah. Dan yang terbaik diantara kita adalah yang paling bertaqwa. Saya pun bermohon agar tetap dibimbing Allah dan dimampukan berkata-kata yang baik dan benar. 

Untuk anak-anakku putri-putri shalihah angkatan Maryam 18, kami ucapkan tahniah atas kelulusan kalian. Tiga tahun sudah kalian bersama-sama berinteraksi, belajar dalam bimbingan bapak ibu guru, hingga kalian berada di moment pelepasan. Harapannya apa yang sudah didapat selama 3 tahun disini bukan begitu saja terlepas setelah kalian selesai dari kegiatan ini. Bukan selesai di sini, tapi akan menjadi bekal kalian melangkah ke tahap pendidikan selanjutnya.

Putri-Putri shalihah angkatan maryam 18, ingatlah hari saat kalian menjadikan Maryam sebagai nama angkatan ke 18 ini. Banyak sekali pelajaran dan teladan dari sosok Maryam ini. 

Maka jadilah kalian muslimah-muslimah yang senantiasa menjaga diri dengan iman dan ilmu yang sudah didapat di MA ini dalam menghadapi tantangan zaman kekinian. Kalian hidup di masa informasi digital begitu maju, yang tipuannya bisa membingungkan. Tapi saat kalian berpegang pada petunjuk Allah insyaAllah kalian bisa menghadapinya bahkan menjadi muslimah terbaik layaknya Maryam dipilih jadi wanita terbaik di zamannya.

Jadilah kalian Maryam -maryam yang memiliki jati diri sebagai seorang muslimah yang taat. Yang selalu mendekat dan curhat dengan Allah. Jangan jadi generasi ikut-ikutan yang hanya mengejar viral dan terkenal. Curhat di media sosial diantara kerumunan orang-orang yang tidak kalian kenal Karena menjadi terkenal di hadapan Allah itu lebih worhed, lebih berarti dan spesial, karena kelasnya bukan hanya dunia tapi sampai surga. Bukankah Maryam itu satu dari 4 penghulu wanita di syurga?

Nak, tetap tegar, tetap kuat, hebat dan stay positif dalam menghadapi tantangan dan ujian dalam kehidupanmu. Dalam menerima setiap ketetapan Tuhanmu. Karena Maryam itu sabar, karena Maryam itu tegar. Husnudzan lah pada takdir Allah karena apapun yang diberikan Allah adalah yang terbaik.

Bagi kami orang tua, banyak pelajaran dari sosok Maryam dan keluarga Imran. Selaku orang tua kita harus terpacu untuk jadi orang tua shalih shalihah dulu agar dimudahkan mengajak anak-anak menjadi shalih dan shalihah. Senantiasa mengingatkan akan cita-cita tertinggi, bukan sekedar pendidikan keren, kerjaan mentereng tapi keridhaan Allah yang utama. 

Terakhir kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan bapak ibu guru MA Zakaria pada putri-putri kami. Semoga dicatat sebagai amal shalih dan Allah balas dengan balasan terbaik. Kami juga mohon maaf sebesar-besarnya jika selama ini belum maksimal bersinergi dengan sekolah selama anak-anak kami menimba ilmu di sini. 

Tak lupa kami juga minta maaf jika selama kami bicara banyak kata-kata yang salah, astagfirullah haladzim. Sekian dari kami... 
wabittaufik wal hidayah 

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Quote of The Moment
"Jika ingin anak seshalihah Maryam, maka jadilah orang tua seshalih Imran."

Itu yang saya tulis di caption postingan status IG. Bukan karena sok pintar atau sok menasehati, hanya itu memang yang menjadi tekad dalam diri yang dideklarasikan dalam bentuk tulisan. 

Jadi sekarang tahu kan, behind the scene nya quote itu hehehe. Semoga bermanfaat ya, semua yang sudah tertulis di atas. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kamis, 16 Maret 2023

Agar Gadget Tidak Membawa Masalah

Di zaman now sepertinya semua orang sudah terbiasa dengan gawai atau gadget. Perkenalan dengan gadget juga semakin muda,bahkan bayi pun sekarang sudah kenal dengan teknologi ini. Meski ada pro dan kontra tetap saja gadget dalam bentuk HP atau smarphone saat ini memang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas keseharian. Jujur aja deh, bangun tidur pun yang dilirik pertama kali adalah hape kan?

Penggunaan gadget sedikit banyak pasti memberi pengaruh. Bisa pengaruh positif misal saat gadget digunakan untuk sarana belajar, bekerja, berkreatifitas atau menjalin relasi. Bisa juga berdamak negatif sampai taraf kecanduan. Inilah yang harus dilakukan agar gadget tidak membawa masalah.

https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/05/ilustrasi-gadget-572b284707b0bdf0068842cf.jpg?t=o&v=740&x=416


1. Pahami Tidak Semua Orang Boleh Punya Hape

Saat ini orang tua merasa tak berdaya saat anak merengek minta hape lalu tanpa ada perjanjian atau pun kessepakatan langsung saja memberi hape pada anak. Begitu anak-anaknya begitu tergantung dengan hape dan susah untuk berhenti, barulah mereka mengeluhkan dapak buruk dari gawai.

0 - 2 Tahun adalah  tahapan no hape. Jangan tergiur atau terlalu percaya dengan label konten baik atau kids sehingga kita begitu saja membiarkan anak untuk memegang hape pada usia ini. Pada usia ini sebaiknya orang tua melakukan bonding dengan melakukan permainan dan aktifitas bersama dengan anak.  Karena yang menjadi kebutuhan anak di usia iani adalah interaks sosial dengan orang- orang terdekatnya.

Seteah 2 tahun, anak boleh berinteraksi dengan hape atau gadget tapi posisinya hanya sebagai penonton saja. Menyaksikan  tanpa memegang. Di sini orang tua menganggap hape itu seperti pisau yang tidak bijaksana jika diserahkan sama anak kecil diatas 2 tahun. Bisa berbahaya atau mencelakakan. Anak hanya boleh menonton dan orang tua yang mengendalikan aplikasiyang akan ditonton oleh anak. Sebaiknya jangan biarkan anak menonton sendiri tapi dampingi dan awasi.

Setelah mumyyiz, bisa membedakan kanan kiri, depan belakang, bisa mengerti kata perintah atau larangan sederhana, baru anak naik level dengan diberi hak memakai dengan batasan tertentu. Anak boleh memegang hape tapi ada batasan waktu, tetap lakukan pengawasan. Dan harus konsisten menerapkan batas waktu. Kadang yang jadi godaan adalah saat orang tua butuh fokus pada kegiatan lain, anak yang seringnya cari perhatian dan memecah konsentrasi malah diberi hape agar 'anteng'. dan biasanya tidak ada batasan waktu. Ini akan dijadikan senajata oleh anak saat ingin main hape, bikin keributan, merengek, rewel demi diberi hape.

Setelah anak sampai tahapan cerdas ( rusyada  seperti di Qs. Annisa : 6 ), maka anak boleh diberi hak memiliki. Kapan tahaan rusyada itu? Yaitu jika anak sudah baligh, sudah bisa mengurus rumah ayahnya sendiri ( bagi anak perempuan ) dan berani safar ( bepergian biasanya pakai kendaraan umum, tidak nyasar ) sendiri bagi anak laki-laki.


2. Management Gadget

Pengaturan di sini bukan hanya masalah waktu saja lho. Tapi juga lama, lokasi yang harus free gadget, aplikasi yang dlarang diinstal, termasuk dalam situasi apa gadget harus disimpan.

Terapkan waktu terlarang menggunakan hape, misal antara maghrib sampai isya, atau subuh-syuruq. Demikian juga dengan lama berinteraksi dengan gawai, atur dan terapkan. Misal anak hanya boleh pakai selama sekian menit dalam 1 hari. Lokasi juga ditentukan, mana yang boleh pakai gawai mana yangsebainya free, seperti kamar mandi atau kamar tidur. Kedua tempat itu sebaiknya free hape lho.

Tidak semua aplikasi boleh didownload, pilih lah sesuai kebutuhan dan memori hape juga. Aplikasi game, atau media sosial yang tidak sesuai usia sebaiknya tidak usah diunduh. Jadi penggunaan hape jelas tujuannya ( using ) misal untuk belajar atau bekerja. Situasi juga harus disepakati, misal saat makan bersama, acara keluarga, saat ibadahn, saat mengendarai kendaraan maupun ngobrol dengan tamu atau tuan rumah sebaiknya tidak menggunakan hape.

Lalu bagaimana jika ada anak atau ayah yang haru menggunakan hape di waktu yang sudah disepakati untuk no hape, maka lakukan sesuai penggunaan hape atau gadget terebut. Misal ayah yang menggunakan hape untuk bekerja, maka sebaiknya  di ruang kerja atau ruang khusus yang memang bisa dipakai untuk bekerja, sesuai waktu kesepakatan, dan berikan penjelasan pada keluarga kenapa orang tua tetap harus menggunakan hape di waktu-waktu tertentu. 

Nah, semoga dengan dua langkah ini bisa meminimalisir dampak negatif atau masalah yang ditimbulkan oleh gadget dalam keluarga kita. Semoga bermanfaat.


Sumber: Video Keluarga Gadget oleh Ust. Bendri Jaisyurrahman


Selasa, 14 Maret 2023

4 Tipe Keluarga yang Harus Diperbaiki

Mau dibawa kemana keluarga kita?
Pernahkah kita bertanya atau saling menyatukan kepala dengan pasangan dan membahas hal ini?

Yang ideal pertanyaan ini topik ini dibahas di awal pernikahan. Setelah akad nikah, resepsi dan kedua mempelai bertemu, maka suami yang sudah diangkat jadi qawwam atau pemimpin rumah tangga menentukan visi misi keluarga. Namun yang ideal seringnya terlupa oleh romantisme awal menikah atau pengantin baru. Hingga berlalu bertahun-tahun dan saat terasa jenuh, baru mempertanyakan hal ini.

Jangan menjawab, biarkan saja seperti air mengalir. Karena selain menunjukkan sifat yang skeptis, harus juga disadari bahwa tidak semua air mengalir ke laut. Memang air akan mengalir di tempat yang lebih rendah, bisa ke sungai, ke irigasi, septitank,  bahkan tergenang dalam kubangan yang jadi tempat nyamuk berkembang biak. Artinya bisa jadi air itu akan berkumpul menyambangi tempat-tempat yang tidak bersih, tidak buruk secara manfaatnya.

Padahal seorang muslim harus punya visi hidup bermanfaat, baik untuk diri, keluarga maupun lingkungannya. Karenanya sebuah keluarga dibentuk maka tentukan roadmap atau peta yang akan dijalani. Bukankah rumahtangga itu layaknya kapal yang mengarungi samudra. Maka pasti butuh peta, kompas, nakhoda dan awak kapal.

Dan ini adalah tugas suami, sebagai qawwam. Seorang pemimpin harus memiliki visi misi yang jelas bagi keluarganya.  Dan visi misi ini harus diterima, dipahami dan didukung oleh istri dan anak-anak. Jadikan visi misi ini sebagai relation goals pasangan, sehingga kompak dalam menjalankan rumah tangga.  Sadari bahwa kekompakan ayah ibu adalah awal mula keberhasilan mendidik anak-anak.



4 Jenis Keluarga yang Sering Ditemui
Dalam sebuah kajian parenting, Ust. Bendri Jaisyurrahman, pernah menerangkan tentang tipe-tipe keluarga yang marak terlihat di sekitar kita, diantaranya :

Tipe Terminal
Layaknya terminal yang menjadi tempat berkumpul orang-orang yang akan pergi dengan tujuan berbeda. Seperti itu juga rumah atau keluarga tipe terminal. Tidak ada kesamaan visi misi antara penghuninya. Masing-masing bergerak menuju target tujuan yang akan dicapai. 
Terminal juga sering terkesan riuh penuh teriakan, hal itu mencirikan bahwa keluarga type terminal bukan berarti sepi dari obrolan atau komunikasi. Tapi semua hanya basa-basi, omongan yang tidak memiliki tujuan, tidak lama karena hanya mengisi kekosongan waktu. Tidak pernah ada rapat atau syuro, tidak serius dalam memutuskan persoalan. Keputusan yang ada biasanya dadakan dan terkesan tidak serius.

Misal saat akan memilih sekolah anak, maka dipilih secara sepihak dan biasanya terpaksa. Seperti keputusan memasukkan anak ke pesantren ketika tidak diterima di sekolah favorit atau pilihan pertama. Hingga yang ada bertambahnya barisan santri tragis,  bukan barisan santri idealis.

Keluarga Tipe Kuburan
Nah, sekarang kita banyangin kondisi kuburan yang hening, mencekam dan tidak membuat orang hidup betah.  Adalah gambaran keluarga yang minim komunikasi. Omongan hanya sedikit, tidak banyak, obrolan hanya satu arah tidak dialogis, dan tidak ada yang berani membantah. Keluarga seperti ini biasanya cenderung kaku, tegang dan tidak membuat nyaman yang tinggal di dalamnya.

Keluarga Tipe Rumah Sakit
Apapula ini? ya bayangin saja rumah sakit. Tempat dimana masing-masing bergerak karena ada kepentingan. Dokter dan perawat yang menjanjikan pelayanan perawatan kesehatan, sedang pasien yang berhajat untuk sehat dan sembuh.
Tipe keluarga seperti rumah sakit biasanya sering terdengar jasa-jasa dan pengaruh yang diungkit-ungkit. Orang tua merasa begitu berjasa dan menuntut anak untuk memberikan penghargaan dan penghormatan. Persis seperti tenaga medis yang merasa berperan besar dalam menyelamatkan pasien.

Keluarga Tipe Pabrik
Dalam sebuah pabrik yang dikejar adalah target-target. Yang dilakukan adalah kerja-kerja. Yang dibicarakan pun adalah upaya untuk mencapai target, hingga jika target tidak tercapai maka ada pemotongan gaji atau kompensasi lainnya.
Keluarga tipe pabrik adalah gambaran keluarga yang hanya mengejar keberhasilan secara fisik, atau materi. Dan saling menuntut hingga memberi beban pada anggotanya. Hal ini bisa mengakibatkan sikap egois, hilang empati, jauhnya rasa ingin menolong dan menilai segalanya dari segi materi. 


Bahaya Keluarga yang Tanpa Roadmap
Keluarga yang tidak punya visi misi pasti bergerarak secara random atau tanpa arah. Maka mudah bagi keluarga seperti ini untuk dibelokkan ke arah yanh tidak semestinya. Mestinya berkeluarga itu tidak hanya di dunia namun berkelanjutan ke syurga. Maka, berlakulah seperti orang-orang yang tersebut dalam QS. Al Qashsas ( 28 ): 77

وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ‌ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا‌ وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ‌ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."

Di ayat tersebut digambarkan bagaimana orang yang berorientasi akhirat, bukan sekedar dunia. Sehingga dia memanfaatkan dunia untuk beramal shalih, berbuat baik dan menjaga amanah-amanah Allah di muka bumi ini. Dan semua ini dimulai dari mengubah orientasi visi misi hidup ( berkeluarga ) ke arah akhirat ( sekeluarga di dunia dan di syurga ). Jika banyak orang yang mencari dunia dan tidak melupakan akhirat, bagi yang orientasinya sehidup sesyurga pasti akan fokus mencari kejayaan akhirat sedang dunia hanya selingan. Jangan dibalik yaa...

Keluarga Ideal dalam Al Qur'an
Dalam QS. Ali Imran : 33 disebutkan dua keluarga ideal yang bisa dijadikan teladan. Yaitu, keluarga dari kalangan nabi , keluarga Ibrahim as. Serta keluarga dari kalangan biasa, yaitu keluarga imran. 
Dari dua keluarga mulia ini, bisa diambil hikmah adalah sama-sama orientasinya akhirat. Begitupun dalam mendidik keturunannya. Sehingga kita mengenal Ibrahim as., sebagai abul anbiya bapaknya para nabi, dan keluarga Imran yang derajatnya terus naik karena melahirkan perempuan terbaik sekelas Maryam binti Imran dan laki-laki sekelas nabi yaitu Isa putra Maryam. 

Persamaan kedua adalah, dua-duanya selalu menempatkan ridha Allah sebagai yang utama. Sehingga walau diharuskan hidup dalam kondisi jauh dari nyaman apalagi ideal, mau mau saja asal Allah Ridha. Seperti yang dikatakan Hajar, seperi sikap Hannah ibunda Maryam dan Maryam sendiri.

persamaan ke 3 adalah diberi rezeki dari arah tak disangka dan tanpa perhitungan. Apa yang diminta langsung dihadirkan. Layaknya Hajar yang mendapat anugerah mata air zam zam nan berkah, juga Maryam yang mendapat buah-buahan dari langit  di meja makannya. MasyaaAllah tabarrakallah

Nah, semoga kita bisa meneladani keluarga yang sudah terbukti diridhai dan dicintai Allah Ta'ala. Wallahu a'lam bishowab.***