Selasa, 05 Maret 2024

Saat Demam Perhatikan Ini untuk Cegah Dehidrasi

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana kabarnya teman-teman, kali ini aku datang dengan cerita pengalaman anak yang sakit dan hampir mengalami dehirasi. Kok bisa? simak saja ya ceritaku kali ini...

Bermula dari anakku yang paling kecil renang. Sebelumnya beberapa hari dia pulang sekolah dalam kondisi kehujanan. Cuaca memang sedang sering turun hujan, dan karena dia diantar jemput pakai motor oleh emaknya alias aku ya meski udah pakai jas hujan tetaplah basah dan kedinginan. 

Pun saat pulang dari kegiatan renang. Begitu sampai sekolah si anak, gerimis mengundang hujan. Awalnya si bocah keukeuh enggak mau pake jas hujan dengan alasan, cuma gerimis, enggak enak pake jas hujan. Namun tetep dibujuk untuk pakai jas hujan dengan pertimbangan jika di jalan gerimis jadi hujan kan kita sudah 'ready'.

Dan benar saja baru seperempat perjalanan hujan mulai deras hingga akhirnya hujan seperti dicurahkan dari langit. Karena sudah pakai jas hujan kita putusin terus jalan dengan harapan enggak kejebak banjir yang biasa datang setelah huja  deras. Qadarullah hujan mulai reda ketika sudah masuk daerah deket komplek. Otomatis kita berdua walau pakai jas hujan tetap kedinginan dan basah di sana-sini.

Malamnya si bocah mash ceria, makan malam dengan lahap dan tidur cepat. Sepertinya dia kecapean. Namun paginya ketika akan dibangunkan sholat subuh, badannya deman. Dia juga mengaku kedinginan dan pusing sekali. 

Dan demam ini berulang dan baru turun sekitar tiga hari kemudian. Lega dong pastinya dan berharap si anak tidak kenapa-napa, hanya masuk angin. Qadarullah jelang pergantian hari pas diperiksa saat anak tidur, demam lagi. Alhamdulillah dia mau bangun untuk makan dan minum  obat. Pas bangun dia mengeluh betisnya kaku dan sulit untuk digerakkan, ya Allah... kenapa lagi ini?

Paginya, kami sepakat bawa anak periksa. Tetangga di komplek ada yang kena DB, typus dan marak juga di beberap sekolah anak -anak yang kena gondongan. Begitu diperiksa dokter menyarankan cek darah walau dia udah mendiagnosa. "Kalau ada hasil lab darah adenya diagnosa saya juga lebih  jelas."

Nah, begitu tes darah drama baru dimulai. Selain pembuluh darahnya yang timbul tenggelam dan susah dicari, ternyata darah juga enggak mau naik padahal sudah disuntik. Diduga karena dehidrasi jadi lemah. Duh, makin deg-degan lihat wajah si bungsu yang pucat. Bahkan pas disuruh genggam jemari aja biar dia enggak sanggup.

"Adeknya pernah diinfus Bu?"

"Pernah pas dia BP, usianya sekitar 18 bulan. Sama susah juga cari pembuluh darahnya, sampai lengan  kanan kiri kena jarum untuk nemu pembuluh yang tepat."

Aku juga cerita  dua tahun lalu juga anak ini pernah periksa darah karena demam tinggi. Dan sama susah juga nemu pembuluh darahnya. "Istirahat dulu ya Bu. Adenya  minum dulu ya... ini dehidrasi Bu."

"Iya kalau enggak diingetin atau disuruh ya enggak minum."

Saya dan suami bergantian bujuk anak untuk minum.  Memang perlu sedikit ditegasin dan diingatkan kalau kondisi dia sekarang itu bahaya, dehidrasi.

Setelah hampir dua jam istirahat dan bolak balik minum air putih, Alhamdulillah akhirnya bisa juga ambil sampel darah untuk diperiksa. Hasilnya si anak gejala typus sama seperti dugaan dokter. 

Yang jadi catatan saat anak atau kita demam asupan cairan harus dipastikan ada. Selain menghidrasi tubuh, menyeimbangkan suhu tubuh, menurunkan demam, juga menghindari dari hal hal yang berbayaha karena dan  kekurangan cairan. Seperti tekanan darah yang turun dan ini  sangat berbahaya, jantung yang berdetak cepat dan kondisi badan yang lemah lemas tak bertenaga.

Cairan juga bisa didapat dari sayur dan buah-buahan.  Selain jadi sumber vitaman sayur dan buah juga bisa dijadikan alternatif menambah cairan saat anak atau penderita demam enggan minum air putih.

Alhamdulillah, hari ini kondisi anak sudah makin membaik. Syafakallah Abang... yuk sembuh yuk. Bentar lagi puasa lho. Abang udah berlatih kan di bulan Sya'ban ini...?

Semangat pulih Abang...***

Sumber artikel : health.kompas.com





Jumat, 30 Juni 2023

Maryam 18


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Bagaimana kabarnya teman semua? 
Semoga senantiasa dalam kondisi sehat lahir batin dan dalam lindungan Allah Ta'ala...

Sebenarnya tulisan ini memenuhi janji yang pernah ditulis di akun medsos, tentang Maryam 18, nama angkatan ke 18 putri dari MA Zakaria. Jujur saya juga baru tahu nama angkatan Kakak ( si nomer 2 ), adalah Maryam. Pas denger langsung suprise sampai speechless. "Ini Maryam binti Imran kan?"

"Ya iyalah Bu... emang ada Maryam yang lain yang disebut dalam Al Qur'an dan Hadist Nabi?"

Fix, saya pun nyengir sendiri, merasa geli sendiri. "Ya kali..." Saya langsung mode serius, "Ini siapa yang milih? Kalian sendiri atau ada intervensi dari guru termasuk sekolah?"

"Masukan pasti ada, tapi kita kok anak anak seangkatan yang sepakat pilih nama Maryam sebagai nama angkatan."

"Kenapa?" 

"Karena kami punya harapan seperti Maryam, yang terpilih jadi wanita pilihan untuk zaman kami, yang bercita-cita bukan hanya di dunia tapi sampai akhirat."

Lagi-lagi speechless, cuma bisa bertasbih. MasyaaAllah tabarrakallah...


'Graduation Penuh Haru'
Saya selalu semangat saat dapat undangan pelepasan anak dari sekolah. Alhamdulillah, pandemi sudah berlalu hingga dari tahun kemarin sudah bisa menghadiri acara pelepasan anak-anak. Tahun kemarin si nomer 4 yang lulus SMP, dan tahun ini bagian si nomer 2 dan nomer 5. Satu lulus SMA satunya lulus SD. 

Alasannya bukan karena anak mau tampil, atau berbangga dengan pencapaian anak selama mereka sekolah. Tapi untuk mengetahui bagaimana anak dalam penilaian sekolah, guru dan teman-teman mereka. Apakah harapan dan target kami ketika memasukkan mereka ke sekolah ini tercapai atau tidak. Sebagai bentuk evaluasi dan juga muhasabah terhadap tugas orang tua mendidik anak-anak. Urusan nilai sih nomer sekian, karena kita sudah dalam posisi tinggal menerima apa yang sudah diupayakan anak saat ujian. Itu adalah hasil yang harus diterima sebagai upaya menerima ketetapan Allah. 

Setelah melewati ketegangan ala UTBK, akhirnya momen pelepasan digelar. Dan karena sekolah anak kami memang berlabel Islam, ya kita juga gak ada bayangan adanya tampil tari-tarian atau nyanyi-nyanyian yang tidak Islami. Untuk masalah pakaian dan riasan pun ( terutama untuk putri ) tidak dibebaskan begitu saja. Dandan boleh, pakai bau bagus boleh sebagai bentuk syukur. Tapi jangan sampai melewati koridor tentang syukur itu sendiri.  Tetap pada aturan yang jelas. Kerudung pun boleh modis tapi tetap menurup dada. Make up pun boleh tapi gak perlu all out atau habis - habisan yang malah menjadikan remaja putri ini pada tua.

Tampilan awal jelas adalah pembacaan ayat suci Al Qur'an, tafhimul qur'an ( bukan sekedar hafal tapi juga memahami ) juz 30 dan 29. Di sini orang tua boleh kok bertanya tentang apa yang dipahami ananda dari surat-surat dalam 2 juz tersebut. Kemudian berlanjut ke acara sambutan-sambutan hingga serah terima murid dari sekolah kepasa wali murid. Dilanjut dengan pembacaan siswi-siswi berprestasi yang sudah lolos SNBP dan SPAN. 

Kadang paling kesel ya kalo denger sambutan, tapi di moment ini semua sambutan didengarkan dengan baik. Diawali dari ketua panitia, ketua angkatan sampai kepala sekolah. Saat ketua angkatan kasih sambutan, kita sudah dibuat mewek karena mereka menamakan kami adalah maryam-maryam kecil yang sedang berjuang meraih cita-cita dunia akhirat. Dipertegas lagi saat kepala sekolah memberi sambutan. 

Yang jelas makin mengharu biru karena anak-anak ini betul-betul generasi perintis yang tetap berkiprah meski dibatasi pandemi. Mereka mampu membuat 
suatu event yang sukses menarik animo dari MTs dan SMP sekitar untuk mengikuti olimpiade sience dan kreatifitas lainnya. Serta bekerjasama dengan pihak-pihak luar baik itu personal, perusahaan maupun tempat pendidikan di Kota Bandung. Ini disampaikan oleh kepala sekolah dengan penuh rasa bangga dan terima kasih.



Perwakilan Wali Murid
Saat dapat permintaan ini rasanya kaget, dan kurang PD. Untunglah suami dan anak memberi dukungan. You can do it Mom...!

Akhirnya setelah menimbang banyak hal, mulailah menulis draft teks besok. Sesuai pesan sekolah intinya memberi penguat agar putri-putri kami menjadi generasi Maryam yang selayaknya. 


ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُه

Innal hamdalilah wasolatu wasalamu ala rosulillah syaidina Muhammad ibni abdilah waala alihi wahbihi wamawalah

Puja puji syukur marilah kita panjatkan kepada Ilahi Rabbi, yang atas perkenannya semata kita semua dihadirkan dalam kegiatan pelepasan angkatan 18 Maryam. Semoga kegiatan ini dilancarkan dan diberkahi dari awal hingga akhir. 

Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan untuk uswah khasanah kita, Nabi Muhammad Saw., pada keluarganya, sahabatnya dan seluruh ummat nya, termasuk kita semua yang hadir di sini.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah atas kesempatan mewakili orang tua untuk memberikan sambutan dalam kegiatan ini. Bukan berarti saya bisa atau lebih pintar atau lebih dari bapak ibu semua, karena saya hanya dibisakan/dimampukan oleh Allah. Dan yang terbaik diantara kita adalah yang paling bertaqwa. Saya pun bermohon agar tetap dibimbing Allah dan dimampukan berkata-kata yang baik dan benar. 

Untuk anak-anakku putri-putri shalihah angkatan Maryam 18, kami ucapkan tahniah atas kelulusan kalian. Tiga tahun sudah kalian bersama-sama berinteraksi, belajar dalam bimbingan bapak ibu guru, hingga kalian berada di moment pelepasan. Harapannya apa yang sudah didapat selama 3 tahun disini bukan begitu saja terlepas setelah kalian selesai dari kegiatan ini. Bukan selesai di sini, tapi akan menjadi bekal kalian melangkah ke tahap pendidikan selanjutnya.

Putri-Putri shalihah angkatan maryam 18, ingatlah hari saat kalian menjadikan Maryam sebagai nama angkatan ke 18 ini. Banyak sekali pelajaran dan teladan dari sosok Maryam ini. 

Maka jadilah kalian muslimah-muslimah yang senantiasa menjaga diri dengan iman dan ilmu yang sudah didapat di MA ini dalam menghadapi tantangan zaman kekinian. Kalian hidup di masa informasi digital begitu maju, yang tipuannya bisa membingungkan. Tapi saat kalian berpegang pada petunjuk Allah insyaAllah kalian bisa menghadapinya bahkan menjadi muslimah terbaik layaknya Maryam dipilih jadi wanita terbaik di zamannya.

Jadilah kalian Maryam -maryam yang memiliki jati diri sebagai seorang muslimah yang taat. Yang selalu mendekat dan curhat dengan Allah. Jangan jadi generasi ikut-ikutan yang hanya mengejar viral dan terkenal. Curhat di media sosial diantara kerumunan orang-orang yang tidak kalian kenal Karena menjadi terkenal di hadapan Allah itu lebih worhed, lebih berarti dan spesial, karena kelasnya bukan hanya dunia tapi sampai surga. Bukankah Maryam itu satu dari 4 penghulu wanita di syurga?

Nak, tetap tegar, tetap kuat, hebat dan stay positif dalam menghadapi tantangan dan ujian dalam kehidupanmu. Dalam menerima setiap ketetapan Tuhanmu. Karena Maryam itu sabar, karena Maryam itu tegar. Husnudzan lah pada takdir Allah karena apapun yang diberikan Allah adalah yang terbaik.

Bagi kami orang tua, banyak pelajaran dari sosok Maryam dan keluarga Imran. Selaku orang tua kita harus terpacu untuk jadi orang tua shalih shalihah dulu agar dimudahkan mengajak anak-anak menjadi shalih dan shalihah. Senantiasa mengingatkan akan cita-cita tertinggi, bukan sekedar pendidikan keren, kerjaan mentereng tapi keridhaan Allah yang utama. 

Terakhir kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan bapak ibu guru MA Zakaria pada putri-putri kami. Semoga dicatat sebagai amal shalih dan Allah balas dengan balasan terbaik. Kami juga mohon maaf sebesar-besarnya jika selama ini belum maksimal bersinergi dengan sekolah selama anak-anak kami menimba ilmu di sini. 

Tak lupa kami juga minta maaf jika selama kami bicara banyak kata-kata yang salah, astagfirullah haladzim. Sekian dari kami... 
wabittaufik wal hidayah 

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Quote of The Moment
"Jika ingin anak seshalihah Maryam, maka jadilah orang tua seshalih Imran."

Itu yang saya tulis di caption postingan status IG. Bukan karena sok pintar atau sok menasehati, hanya itu memang yang menjadi tekad dalam diri yang dideklarasikan dalam bentuk tulisan. 

Jadi sekarang tahu kan, behind the scene nya quote itu hehehe. Semoga bermanfaat ya, semua yang sudah tertulis di atas. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kamis, 16 Maret 2023

Agar Gadget Tidak Membawa Masalah

Di zaman now sepertinya semua orang sudah terbiasa dengan gawai atau gadget. Perkenalan dengan gadget juga semakin muda,bahkan bayi pun sekarang sudah kenal dengan teknologi ini. Meski ada pro dan kontra tetap saja gadget dalam bentuk HP atau smarphone saat ini memang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas keseharian. Jujur aja deh, bangun tidur pun yang dilirik pertama kali adalah hape kan?

Penggunaan gadget sedikit banyak pasti memberi pengaruh. Bisa pengaruh positif misal saat gadget digunakan untuk sarana belajar, bekerja, berkreatifitas atau menjalin relasi. Bisa juga berdamak negatif sampai taraf kecanduan. Inilah yang harus dilakukan agar gadget tidak membawa masalah.

https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/05/ilustrasi-gadget-572b284707b0bdf0068842cf.jpg?t=o&v=740&x=416


1. Pahami Tidak Semua Orang Boleh Punya Hape

Saat ini orang tua merasa tak berdaya saat anak merengek minta hape lalu tanpa ada perjanjian atau pun kessepakatan langsung saja memberi hape pada anak. Begitu anak-anaknya begitu tergantung dengan hape dan susah untuk berhenti, barulah mereka mengeluhkan dapak buruk dari gawai.

0 - 2 Tahun adalah  tahapan no hape. Jangan tergiur atau terlalu percaya dengan label konten baik atau kids sehingga kita begitu saja membiarkan anak untuk memegang hape pada usia ini. Pada usia ini sebaiknya orang tua melakukan bonding dengan melakukan permainan dan aktifitas bersama dengan anak.  Karena yang menjadi kebutuhan anak di usia iani adalah interaks sosial dengan orang- orang terdekatnya.

Seteah 2 tahun, anak boleh berinteraksi dengan hape atau gadget tapi posisinya hanya sebagai penonton saja. Menyaksikan  tanpa memegang. Di sini orang tua menganggap hape itu seperti pisau yang tidak bijaksana jika diserahkan sama anak kecil diatas 2 tahun. Bisa berbahaya atau mencelakakan. Anak hanya boleh menonton dan orang tua yang mengendalikan aplikasiyang akan ditonton oleh anak. Sebaiknya jangan biarkan anak menonton sendiri tapi dampingi dan awasi.

Setelah mumyyiz, bisa membedakan kanan kiri, depan belakang, bisa mengerti kata perintah atau larangan sederhana, baru anak naik level dengan diberi hak memakai dengan batasan tertentu. Anak boleh memegang hape tapi ada batasan waktu, tetap lakukan pengawasan. Dan harus konsisten menerapkan batas waktu. Kadang yang jadi godaan adalah saat orang tua butuh fokus pada kegiatan lain, anak yang seringnya cari perhatian dan memecah konsentrasi malah diberi hape agar 'anteng'. dan biasanya tidak ada batasan waktu. Ini akan dijadikan senajata oleh anak saat ingin main hape, bikin keributan, merengek, rewel demi diberi hape.

Setelah anak sampai tahapan cerdas ( rusyada  seperti di Qs. Annisa : 6 ), maka anak boleh diberi hak memiliki. Kapan tahaan rusyada itu? Yaitu jika anak sudah baligh, sudah bisa mengurus rumah ayahnya sendiri ( bagi anak perempuan ) dan berani safar ( bepergian biasanya pakai kendaraan umum, tidak nyasar ) sendiri bagi anak laki-laki.


2. Management Gadget

Pengaturan di sini bukan hanya masalah waktu saja lho. Tapi juga lama, lokasi yang harus free gadget, aplikasi yang dlarang diinstal, termasuk dalam situasi apa gadget harus disimpan.

Terapkan waktu terlarang menggunakan hape, misal antara maghrib sampai isya, atau subuh-syuruq. Demikian juga dengan lama berinteraksi dengan gawai, atur dan terapkan. Misal anak hanya boleh pakai selama sekian menit dalam 1 hari. Lokasi juga ditentukan, mana yang boleh pakai gawai mana yangsebainya free, seperti kamar mandi atau kamar tidur. Kedua tempat itu sebaiknya free hape lho.

Tidak semua aplikasi boleh didownload, pilih lah sesuai kebutuhan dan memori hape juga. Aplikasi game, atau media sosial yang tidak sesuai usia sebaiknya tidak usah diunduh. Jadi penggunaan hape jelas tujuannya ( using ) misal untuk belajar atau bekerja. Situasi juga harus disepakati, misal saat makan bersama, acara keluarga, saat ibadahn, saat mengendarai kendaraan maupun ngobrol dengan tamu atau tuan rumah sebaiknya tidak menggunakan hape.

Lalu bagaimana jika ada anak atau ayah yang haru menggunakan hape di waktu yang sudah disepakati untuk no hape, maka lakukan sesuai penggunaan hape atau gadget terebut. Misal ayah yang menggunakan hape untuk bekerja, maka sebaiknya  di ruang kerja atau ruang khusus yang memang bisa dipakai untuk bekerja, sesuai waktu kesepakatan, dan berikan penjelasan pada keluarga kenapa orang tua tetap harus menggunakan hape di waktu-waktu tertentu. 

Nah, semoga dengan dua langkah ini bisa meminimalisir dampak negatif atau masalah yang ditimbulkan oleh gadget dalam keluarga kita. Semoga bermanfaat.


Sumber: Video Keluarga Gadget oleh Ust. Bendri Jaisyurrahman


Selasa, 14 Maret 2023

4 Tipe Keluarga yang Harus Diperbaiki

Mau dibawa kemana keluarga kita?
Pernahkah kita bertanya atau saling menyatukan kepala dengan pasangan dan membahas hal ini?

Yang ideal pertanyaan ini topik ini dibahas di awal pernikahan. Setelah akad nikah, resepsi dan kedua mempelai bertemu, maka suami yang sudah diangkat jadi qawwam atau pemimpin rumah tangga menentukan visi misi keluarga. Namun yang ideal seringnya terlupa oleh romantisme awal menikah atau pengantin baru. Hingga berlalu bertahun-tahun dan saat terasa jenuh, baru mempertanyakan hal ini.

Jangan menjawab, biarkan saja seperti air mengalir. Karena selain menunjukkan sifat yang skeptis, harus juga disadari bahwa tidak semua air mengalir ke laut. Memang air akan mengalir di tempat yang lebih rendah, bisa ke sungai, ke irigasi, septitank,  bahkan tergenang dalam kubangan yang jadi tempat nyamuk berkembang biak. Artinya bisa jadi air itu akan berkumpul menyambangi tempat-tempat yang tidak bersih, tidak buruk secara manfaatnya.

Padahal seorang muslim harus punya visi hidup bermanfaat, baik untuk diri, keluarga maupun lingkungannya. Karenanya sebuah keluarga dibentuk maka tentukan roadmap atau peta yang akan dijalani. Bukankah rumahtangga itu layaknya kapal yang mengarungi samudra. Maka pasti butuh peta, kompas, nakhoda dan awak kapal.

Dan ini adalah tugas suami, sebagai qawwam. Seorang pemimpin harus memiliki visi misi yang jelas bagi keluarganya.  Dan visi misi ini harus diterima, dipahami dan didukung oleh istri dan anak-anak. Jadikan visi misi ini sebagai relation goals pasangan, sehingga kompak dalam menjalankan rumah tangga.  Sadari bahwa kekompakan ayah ibu adalah awal mula keberhasilan mendidik anak-anak.



4 Jenis Keluarga yang Sering Ditemui
Dalam sebuah kajian parenting, Ust. Bendri Jaisyurrahman, pernah menerangkan tentang tipe-tipe keluarga yang marak terlihat di sekitar kita, diantaranya :

Tipe Terminal
Layaknya terminal yang menjadi tempat berkumpul orang-orang yang akan pergi dengan tujuan berbeda. Seperti itu juga rumah atau keluarga tipe terminal. Tidak ada kesamaan visi misi antara penghuninya. Masing-masing bergerak menuju target tujuan yang akan dicapai. 
Terminal juga sering terkesan riuh penuh teriakan, hal itu mencirikan bahwa keluarga type terminal bukan berarti sepi dari obrolan atau komunikasi. Tapi semua hanya basa-basi, omongan yang tidak memiliki tujuan, tidak lama karena hanya mengisi kekosongan waktu. Tidak pernah ada rapat atau syuro, tidak serius dalam memutuskan persoalan. Keputusan yang ada biasanya dadakan dan terkesan tidak serius.

Misal saat akan memilih sekolah anak, maka dipilih secara sepihak dan biasanya terpaksa. Seperti keputusan memasukkan anak ke pesantren ketika tidak diterima di sekolah favorit atau pilihan pertama. Hingga yang ada bertambahnya barisan santri tragis,  bukan barisan santri idealis.

Keluarga Tipe Kuburan
Nah, sekarang kita banyangin kondisi kuburan yang hening, mencekam dan tidak membuat orang hidup betah.  Adalah gambaran keluarga yang minim komunikasi. Omongan hanya sedikit, tidak banyak, obrolan hanya satu arah tidak dialogis, dan tidak ada yang berani membantah. Keluarga seperti ini biasanya cenderung kaku, tegang dan tidak membuat nyaman yang tinggal di dalamnya.

Keluarga Tipe Rumah Sakit
Apapula ini? ya bayangin saja rumah sakit. Tempat dimana masing-masing bergerak karena ada kepentingan. Dokter dan perawat yang menjanjikan pelayanan perawatan kesehatan, sedang pasien yang berhajat untuk sehat dan sembuh.
Tipe keluarga seperti rumah sakit biasanya sering terdengar jasa-jasa dan pengaruh yang diungkit-ungkit. Orang tua merasa begitu berjasa dan menuntut anak untuk memberikan penghargaan dan penghormatan. Persis seperti tenaga medis yang merasa berperan besar dalam menyelamatkan pasien.

Keluarga Tipe Pabrik
Dalam sebuah pabrik yang dikejar adalah target-target. Yang dilakukan adalah kerja-kerja. Yang dibicarakan pun adalah upaya untuk mencapai target, hingga jika target tidak tercapai maka ada pemotongan gaji atau kompensasi lainnya.
Keluarga tipe pabrik adalah gambaran keluarga yang hanya mengejar keberhasilan secara fisik, atau materi. Dan saling menuntut hingga memberi beban pada anggotanya. Hal ini bisa mengakibatkan sikap egois, hilang empati, jauhnya rasa ingin menolong dan menilai segalanya dari segi materi. 


Bahaya Keluarga yang Tanpa Roadmap
Keluarga yang tidak punya visi misi pasti bergerarak secara random atau tanpa arah. Maka mudah bagi keluarga seperti ini untuk dibelokkan ke arah yanh tidak semestinya. Mestinya berkeluarga itu tidak hanya di dunia namun berkelanjutan ke syurga. Maka, berlakulah seperti orang-orang yang tersebut dalam QS. Al Qashsas ( 28 ): 77

وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ‌ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا‌ وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ‌ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."

Di ayat tersebut digambarkan bagaimana orang yang berorientasi akhirat, bukan sekedar dunia. Sehingga dia memanfaatkan dunia untuk beramal shalih, berbuat baik dan menjaga amanah-amanah Allah di muka bumi ini. Dan semua ini dimulai dari mengubah orientasi visi misi hidup ( berkeluarga ) ke arah akhirat ( sekeluarga di dunia dan di syurga ). Jika banyak orang yang mencari dunia dan tidak melupakan akhirat, bagi yang orientasinya sehidup sesyurga pasti akan fokus mencari kejayaan akhirat sedang dunia hanya selingan. Jangan dibalik yaa...

Keluarga Ideal dalam Al Qur'an
Dalam QS. Ali Imran : 33 disebutkan dua keluarga ideal yang bisa dijadikan teladan. Yaitu, keluarga dari kalangan nabi , keluarga Ibrahim as. Serta keluarga dari kalangan biasa, yaitu keluarga imran. 
Dari dua keluarga mulia ini, bisa diambil hikmah adalah sama-sama orientasinya akhirat. Begitupun dalam mendidik keturunannya. Sehingga kita mengenal Ibrahim as., sebagai abul anbiya bapaknya para nabi, dan keluarga Imran yang derajatnya terus naik karena melahirkan perempuan terbaik sekelas Maryam binti Imran dan laki-laki sekelas nabi yaitu Isa putra Maryam. 

Persamaan kedua adalah, dua-duanya selalu menempatkan ridha Allah sebagai yang utama. Sehingga walau diharuskan hidup dalam kondisi jauh dari nyaman apalagi ideal, mau mau saja asal Allah Ridha. Seperti yang dikatakan Hajar, seperi sikap Hannah ibunda Maryam dan Maryam sendiri.

persamaan ke 3 adalah diberi rezeki dari arah tak disangka dan tanpa perhitungan. Apa yang diminta langsung dihadirkan. Layaknya Hajar yang mendapat anugerah mata air zam zam nan berkah, juga Maryam yang mendapat buah-buahan dari langit  di meja makannya. MasyaaAllah tabarrakallah

Nah, semoga kita bisa meneladani keluarga yang sudah terbukti diridhai dan dicintai Allah Ta'ala. Wallahu a'lam bishowab.***


Jumat, 29 Juli 2022

Hati yang Mati, Penyebab Doa Tak Terkabul Yang Jarang Diketahui


Doa adalah senjata terkuat orang beriman. Allah Ta'ala bahkan berjanji dalam Al Qur'an mengabulkan setiap permintaan hambaNya. Seperti yang terdapat dalam  QS. Al Ghafir (40) : 60, yang berbunyi : " Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aki perkenankan bagimu." 

Namun nyatanya banyak juga yang mengeluh doanya tak terwujud. Dan lupa untuk melihat apa syarat dan ketentuan agar doa terkabul. Seperti sudah diketahui, doa akan terkabul jika dilakukan dengan penuh keyakinan, hati bersih, iman yang lurus serta jauh dari kemaksiatan. Termasuk terhindar dari makanan yang tidak halal. 

Nah, ada satu penyebab doa tak terkabul menurut ulama adalah hati yang mati. Berikut kisahnya :

Syaqiq al-Balkhi mengisahkan, suatu ketika Ibrahim bin Adham jalan-jalan di Pasar Bashrah. Sekonyong-konyong, mendekatlah orang-orang. Lalu, mengelilinginya. Mereka bertanya kepadanya, "Apa maksud firman Allah, berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan perkenankan doamu." (QS Ghafir [40] : 60 )

Mereka berkata, "Kami sebenarnya telah berdoa, namun setidaknya hingga hari ini tak kunjung dikabulkan Allah." Ibrahim berkata, "Karena kalian mati hati. Maka, bagaimana doa kalian akan dikabulkan?"


Mereka bertanya lagi, "Mengapa kami dikatakan mati hati?" Ibrahim menjawab, "Terdapat 10 perkara yang menyebabkan mati hati". Kemudian dia sebutkan satu per satu secara berurutan.

Pertama, kalian mengaku mengetahui Allah sebagai pencipta kalian tetapi kalian tidak menunaikan hak-hak-Nya. Allah berhak ditaati perintah-Nya. Mengapa, perintah-Nya itu kadang-kadang dilaksanakan dan kadang-kadang tidak dilaksanakan?

Kedua, kalian membaca kitab Allah, tetapi kalian tidak mengamalkan isinya. Allah memerintahkan agar menyembah Allah semata tanpa menyekutukan-Nya. Mengapa, Allah (langsung atau tidak langsung) kerap disekutukan dengan selain-Nya? 

Ketiga, kalian mengaku memusuhi setan, tetapi kalian mengikuti perintahnya. Allah melarang mengikuti langkah-langkah setan. Mengapa langkah-langkah setan itulah yang kerap dijadikan rujukan dalam kehidupan sehari-hari?

Keempat, kalian mengaku mencintai Rasulullah SAW, tetapi kalian meninggalkan sunahnya. Rasulullah SAW menjelaskan, orang yang memelihara anak yatim akan mendapat tempat istimewa di surga. Mengapa, tidak sedikit orang yang membiarkan anak yatim tanpa masa depan cerah?

Kelima, kalian mengaku mendambakan surga, tetapi kalian tidak mengerjakan hal-hal yang akan mengantarkan kalian masuk ke dalamnya. Mendirikan shalat dengan khusyuk, mengeluarkan zakat, menjaga kemaluan adalah sebagian kecil contoh-contohnya. Mengapa, tidak sedikit orang yang melalaikannya?

Keenam, kalian mengaku takut neraka, tetapi kalian tidak menghindari perbuatan dosa/maksiat. Misalnya, Allah melarang keras perbuatan zalim. Mengapa, banyak orang yang merasa dizalimi sesamanya?

Ketujuh, kalian mengaku kematian itu niscaya datangnya, tetapi kalian tidak bersiap-siap menghadapinya. Contohnya, Allah menjelaskan di akhirat setiap orang akan dibalas sesuai dengan amalnya masing-masing. Mengapa, banyak orang yang tidak sungguh-sungguh mengerjakan amal saleh semasa hidupnya?

Kedelapan, kalian sibuk mempersoalkan cela, kekurangan, dan kesalahan orang lain sementara kalian abai terhadap cela, kekurangan, dan kesalahan diri kalian sendiri. Allah melarang keras membuka aib orang lain. Mengapa, masih banyak orang tidak menghiraukan larangan tersebut?

Kesembilan, kalian mendapatkan rezeki dari Allah, tetapi kalian lupa bersyukur kepada-Nya. Allah menitipkan harta yang banyak. Mengapa, tidak sedikit orang yang mengklaim harta itu miliknya sendiri? Lalu, mereka tidak mau berbagi dengan orang lain.

Ke-10, kalian mengebumikan jenazah saudara kalian, tetapi kalian tidak mengambil pelajaran darinya. Allah menyatakan, "Setiap yang bernyawa niscaya bakal merasakan kematian." Mengapa banyak orang yang seakan-akan tidak memercayainya? 

Ibrahnya jagalah hati jangan sampai mati. Hati itu adalah organ dari manusia yang sangat penting. Yang jika baik hatinya maka baik juga seluruh diri dan hidup orang tersebut. Dan jika seluruh hajat kita ingin dipenuhi maka hidupkan hati dengan melaksanakan apa-apa yang dicintai Allah dan meneladani Rasulullqh SAW.

Wallahu a'lam.
Sumber:  REPUBLIKA.CO.ID

Jumat, 08 Juli 2022

Wukuf Arafah 1443 H/2022 dan Kenangan Wukuf 1440 H/2019


Sejak kemarin eforia itu sudah terasa. Di WAG alumni haji 2019 sudah mulai ramai pembicaraan tentang tarwiyah dan puncak haji esok harinya. Masih jelas dalam ingatan betapa tegangnya kami menunggu proses hajian yang bisa kita kenal ARMUNA ( Arafah Mudzalifah Mina ).  Waktu itu hampir semua jama'ah mendadak tekanan darahnya naik, bikin panik pasangan maupun petugas medis. Bisa jadi karena faktor kelelahan dan ketegangan menunggu momen yang ditunggu hampir 7 tahun lamanya ( kami rata-rata daftat haji 2012 dan berangkat 2019 ). 

Eforia itu bisa jadi karena aktifitas ibadah haji mulai dibuka lagi. Walau tidak senormal sebelum pandemi dan masih banyak pembatasan, syukur kami tak terhingga. Ikut merasakan bahagianya saat tetangga bahkan kerabat dekat mendapat undangan sebagai Duyufurrahman. Maka kegembiraan itu kian membuncah saat melihat beberapa laporan pandangan mata yang berseliweran di dunia maya, MasyaAllah wujuf di hari jum'at, haji akbar dan semoga semua jama'ah haji mendapat kemabruran aamiin.

Kenangan Haji 2019
Tahun 2019 adalah tahun terakhir pelaksanaan Ibadah haji sebelum pandemo. Rasanya masih sangat hangat dalam ingatan saat kami rutin manasik sejak akhir 2018, lalu mengurus banyak hal dari mulai tes kesehatan, hingga melunasi biaya ONH lalu mulai masuk Embarkasi Bekasi. 

Kami berkenalan dengan banyak saudara dari wilayah se provinsi. Bahkan beberapa diantaranya menjadi teman seperjalanan dan sekamar selama hampir 40 hari. Alhamdulillah hubungan silaturrahmi masih terjalin sampai saat ini, saling memberi kabar, bertemu, menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. 

Tanggal 8 Dzulhijjah kami menaiki bus ke arah Mina untuk menunaikan Tarwiyah.  Tidak ada amal khusus di Tarwiyah hanya diauruh untuk bersiap untuk kegiatan wuluf esok hari. Dalam sunnahnya, Rasulullah SAW melakukan tarwiyah untuk persiapan dan memenuhi air sebagai belal wukuf Arafah. Jadi kita mengikuti napak tilas manasik haji Rasulullah termasuk tarwiyah. 

Karen Mina masih lowong kita pun bisa mandi besar untuk persiapan Memakai baju ihram. Antrian ke kamar mandi belum terasa, ibaratkan masa tenang sebelum badai hehehe. Dan pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah kita susah memaki pakaian ihram dengan seluruh larangannya, tidak boleh bertengkar, memaki, berkata rofas alias kasar dan porno. Tidak boleh berburu ataupun membuat kerusakan. Bahkan aurat pun harus dijaga, agar tidak terkena denda atau dam. 

Menunggu bus yang akan mengantar ke Arafah tempat wukuf. Awalnya kita ingin wukuf di batu-batu, bukit-bukit, dengan payung atau daun yang melindungi dari terik matahari. Namun itu hanya ekspektasi karena nyatanya kita kembali masuk tenda dengan nomor kloter dan maktab yang sudah terlihat di depan tenda besar. 

Kecewa... ? Disinilah kita harus membersihkan hati bahwa ibadah itu bukan berdasar prasangka dan ekpektasi diri. Karena kuta beribadah bukan untuk kepuasan diri. Tapi untuk mendapatkan keridhaan Ilahi. Maka kami pun masik ke tenda, berdiam di dalam tenda. kalaupun bosan bisa keluar untuk duduk-duduk di sekeliling tenda.  

Selasa esensi dan ketentuan wukuf masih terpenuhi ya jalani dengan sepenuh hati. Jadi meski kita berdiam ( wukuf ) di Arafah di dalam tenda, selama masih di tempat yang termasuk tanah haram, maka sah wukufnya. Karena Wukuf itu wajib haji jadi siapapun calon jamaa'ah haji harus wukuf di Arafah. Yang sakit bahkan harus ditandu pun tetap harus hadir di Arafah. Tidak bisa dibadalkan/ digantikan. Sedang untuk lemoar jumroh ataupun thawaf ifadah itu masih bisa dibadalkan. Tapi tidak dengan wukuf.

Apa sih aktifitas selama wukuf?

Datang menjelang dhuhur, maka kita pun bersiap untuk shalat dhuhur. Sebelumnya ada khutbah dari ketua atau pembingmbing haji ataupun petugas atau bisa jadi ulama. Penginnya sih dapat tempat sekitar masjid Namirah. Karena di dekat Masjid Namirah itulah, Rasulullah SAW mendirikan kemah beliau waktu haji.

Disunahkan juga untuk mandi dan membersihkan badan setelah sampai di Namirah. Hal tersebut sangat dianjurkan dengan tujuan agar tubuh fit dan bersih saat melakukan wukuf nantinya. Kondisi Padang Arafah yang panas dan terik matahari yang menyengat juga bisa diantisipasi dengan mandi sebelum melakukan wukuf. 

Tapi kembali lagi, ibadah bukan untuk memenuhi keinginan pribadi. Dan balik ke masalah rezeki dengan ribuan bahkan jutaan jama'ah haji tidak mungkin semianya tertampung di masjid Namirah dan sekitarnya.

Apabila telah masuk waktu shalat Dzuhur, imam masjid Namirah akan membacakan khutbah singkat lalu duduk. Pada saat itu, muazin mulai mengumandangkan azan, bersamaan dengan pembacaan khutbah kedua oleh imam.

Selesai azan, dilanjutkan dengan ikamat, dan shalat Dzuhur yang di jamak dengan shalat Ashar. Pelaksanaannya juga diqashar, sehingga menjadi dua rakaat untuk shalat Dzuhur dan dua rakaat untuk shalat Ashar. Pelaksanaannya dilakukan dengan dua kali azan dan dua kali ikamat. Selesai shalat, para hujjaj tersebut langsung berangkat menuju tempat wukuf.

Itu idealnya sih tapi kami melaksanakan khutbah, shalat jamak qasar dhuhur dan asar di tenda. Lalu setelah itunlanjut dengan wukuf. Sampai menjelang puncaknya sekitar pk. 14.00- asar.  yang dilakukan selama wukuf adalah berdoa, mohon ampunan, bisa diselingi bada Al Qur'an, saling mendoakan , dan tetap menjaga diri dari larangan saat menggunakan baju ihram. 

Tidak ada shalat khusus, karena inti wukuf itu berdiam dan bermunajat pada Allah Ta'ala. Maka tak perlu mengadakan amaliah-amaliah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat radiallahu anhum.

Jika badan merasa lelah atau kurang fitz karena waktu itu banyak jemaah yang sedang dalam kondisi batuk pilek, maka istirahat atau tidur saja jika dirasa butuh jeda. Lalu setelah agak segar bisa dilanjut dengan dzikirz, mohon ampun dan meminta seluruh hajat kita.

Perasaan saat itu rasanya dekat sekali dengan Allah Ta'ala.  Yakin Allah mendengar dan akan mengabulkan doa doa kita. Dan itu yang mestiny terus terpelihara, sikap taat disuruhnya apa sama Allah taat, disuruh diam diam, disuruh gerak berjalan ya gerak dan jalan. Dan ibadah itu bukan kreatifitas. Apalagi yang sudah jelas tatacaranya. Ikuti saja, tak perlu menambah-nambah dengan hal yang tak perlu. Karena yang kita inginkan ridha Allah semata...***

Wallahu a'lam bishowab



Rabu, 25 Mei 2022

Menikah Hanya 8 Hari, Jangan Salahkan Proses Ta'arruf!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Semoga keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan senantiasa melingkupi kita semua, aamiin


Foto: Shutterstock



Kisah menikah hanya 8  hari yang diupload oleh seorang wanita berprofesi pengajar akhirnya viral. Kisah dimulai dari si fulanah yang menikah melalui proses ta'arruf dengan sang suami. Ta'arrufnya sendiri berjalan dalam tempo sesingkat-singkatnya, hingga terkesan tergesa-gesa. Hanya melalui CV yang mungkin lebih mirip CV untuk lamaran pekerjaan, bukan lamaran pernikahan. Bahkan ada kesan bahwa ada pihak yang sebenarnya enggan atau terpaksa dengan pernikahan ini. Hingga ketika ada peristiwa sepele terjadi, terjadilah pengusiran dari pihak suami yang berujung pada perpisahan keduanya.


Seperti biasa netizen memang maha benar dalam berkomentar. Yang paling bikin mata gatal membacanya adalah komentar tentang ta'arruf yang terkesan jadi biang dari pernikahan singkat ini. Padahal banyak juga pasangan yang harmonis, samawa, langgeng sampai kakek nenek berawal dari proses ta'arruf. Dan banyak juga pasangan yang berawal dari proses pacaran yang hanya berumur singkat. Bahkan dalam hitungan jam, hem...

Ta'arruf sendiri dalam Islam memang menjadi jalan dalam mengenal calon pasangan. Namanya proses mengenal ya memang tidak cukup hanya dengan saling tukar CV. Dulu, dimasa saya kuliah ramai sekali proses Ta'arruf dengan tukar CV ini. Tapi itu ternyata hanya tahap awal, selanjutnya ada proses pengenalan yang lebih dalam setelah kedua calon memang menyatakan siap menikah. Artinya memang sadar, merdeka, tidak ditekan apalagi dipaksa. 

Saya sendiri menikah melalui proses ta'arruf. Awalnya memang saya membaca biodata calon suami. Tapi tidak berhenti sampai membaca saja, saya pun mendengar penjelasan dari pihak perantara ( waktu itu ya guru ngaji atau ustadz dan istrinya ) tentang calon suami. Saya pun mencoba mengenal lebih dalam lewat adik perempuan calon suami. Bukan hanya sifat, kepribadian, hobi, apa yang disukai apa yang tidak dari calon suami, tapi juga mengenal keluarga dimana dia berasal. Karena dari pola asuh dan pendidikan keluarga memegang peran penting pembentukan karasteristik sesorang.

Bahkan saya sempat berkunjung ke rumah calon suami, tentu tidak sendirian, tetap didampingi calon adik ipar perempuan. Saya pun melihat lingkungan sekitar, dan mendengar cerita calon suami dari orang-orang terdekatnya secara langsung. Jujur dengan calon sendiri saya jarang berkomunikasi langsung, artinya tetap melalui perantara. Karena bagaimanapun kita tetap dua orang asing yang tidak halal berkomunikasi berdua tanpa mahram atau pendamping. Saya berkomunikasi dengan ustadzah dan calon suami dengan ustadz, 

Tak lupa dan tak ditinggalkan adalah doa mohon diberi petunjuk. Istikharah tak cukup sekali tapi berkali-kali. Apa saya dapat mimpi untuk kemudian jadi yakin dan mantap ke jenjang ta'aaruf selanjutnya? Kayaknya enggak deh hehehe. Enggak tahu juga apa saya yang kurang nangkap maksud mimpi atau memang jarang mimpi. Tapi yang saya minta pada Allah adalah jika memang dia jodoh maka tetapkan hati untuk melanjutkan tahap ini. Beri petunjuk dalam bentuk apapun. Ringankan hati dan mudahkan langkah. Dan ternyata itu yang saya dapatkan. Moral story nya sih, kalau sudah istikharah tapi gak dapat mimpi jangan galau. Tapi pandai-pandailah melihat tanda-tanda dan bersihkan diri dari hawa nafsu atau keinginan pribadi agar pesan yang Allah kirim mudah ditangkap.

Ini saya ambil dari kejadian yang saya alami sendiri lho, bukan kisah orang lain. Kisahnya seperti ini, beberapa waktu sebelum ta'arruf dengan calon suami yang sekarang - alhamdulillah mau berjalan 20 tahun jadi qawwam dalam rumah tangga- saya pun pernah menjalani ta'arruf. Taarruf yang pertama ini malah gagal sudah, padahal si calon  memenuhi semua  kriteria keluarga besar. Sudah punya pekerjaan tetap, sudah sarjana, PNS pula. Tapi saat saya ingin mengenal dari pihak keluarga besar disinilah mulai terlihat tanda-tanda bahwa dia bukan jodoh saya. Dari mulai komunikasi yang sulit,  hati yang terus merasa berat, tidak ada i'tikad baik ingin melanjutkan prose ta'arruf, dan akhirnya si calon menghilang. Anak-anak gadis saya saat mendengar cerita ini langsung komen,  "Wah, ternyata Ibu pernah mengalami di-ghosting juga ya pada zamannya wakakakak.."


Point Penting dalam Ta'arruf:  

Selain mengenal pribadi calon pasangan, kenali juga apa yang mendasari pasangan untuk menikah. Apa sih visi misi,tujuan. pandangan yang dimiliki calon pasangan dari sebuah pernikahan. Rumah tangga itu ibarat mengarungi bahtera di tengah lautan samudra. Terus tanpa nanya-nanya dulu tujuan yang akan dituju kita main naik aja. Baru pas kapal sudah berlayar, berani nanya ke nakhoda. Ya kali kalau kalau tujuannya sama, bisa disebut beruntung. Kalau enggak mau jebur laut apa? 


Ta'arruf  Setelah Menikah 

Perlu dipahami juga bahwa proses ta'arruf bukan hanya dilakukan saat perkenalan atau sebelum menikah. Setelah menikahpun tetap proses ini dilakukan. Karena yang sudah satu pemahan dan visi misi dalam menikah pun tetap bisa berubah karena dinamika kehidupan. Manusia memang makhluk dinamis, tidak statis. Berubah terus seiring pemahaman dan ujian yang dihadapidnya. Jangan lupakan juga jebakan syaitan ada di mana-mana lho. Jangan pikir syaitan akan diam berpangku tangan melihat rumah tangga yang harmonisdan tujuannya sesuai kehendak Allah Swt. Justru Syaitan akan makin berupaya dengan godaan dari arah depan, belakang, kanan, kiri bahkan bawah untuk menguncang ikatan kuat ini. 

Ada kisah bahwa Iblis sangat menghargai pasukannya yang bisa memisahkan sepasang suami istri dari ikatan akad suci. Sebuah janji yang senilai dengan perjanjian pengangkatan para nabi ( mitsaqan ghalidzan = ikatan yang kokoh ). Yang sampai ketika ikatan ini dipisahkan bergetar Arsy dan Allah pun tidak suka walau mengijinkan. Dan sebagaimana hukum alam, semakin tinggi pohon semakin kuat angin yang berkencang, maka begitupun berlaku pada ujian dalam pernikahan. Banyak contohnya dimana pada pesohor, ustadz terpandang harus jatuh karena ujian dalam rumah tangganya.

Proses taarruf yang benar pasti akan menghasilkan tafahum, saling memahami. Dibutuhkan sikap jujur pada diri sendiri akan kekurangan dan kemauan untuk berubah. Dari pasangan dibutuhkan sikap menerima karena bagaimanapun tidak ada manusia yang sempurna. Dari tafahum mulailah untuk saling menolong, bekerjasama. Karena tidak mungkin terjadi kerja team yang bagus kalau tanpa saling memahmi satu sama lain. Dan semua itu berawal dari taaruf atau proses mengenali, saling mengenal. 

Proses ta'arruf tidak berjalan imbasnya kemana-mana lho. Paling deket ya di komunikasi, pasti macet. Kalau enggak satu arah, gak jauh dari ceramah atu khutbah ya yang pemirsanya gak boleh komen atau harus diam hehehe. Lalu bagaimana harmonis akan terbentuk kalau di gak nyambung antara pimpinan dan warganya, antara suami dan istri beserta anak-anaknya. Akibatnya jalan masing-masing yang bisa menyebabkan bahtera rumah tangga terombang-ambing lautan kehidupan. Kalau sudah seperti ini bukan syurga rumah kita tapi kebalikannya naudzubillah...

Semoga tulisan ini bisa sedikit nenambah ilmu dan wawasan tentang ta'arruf...

wallaohu a'lam bishowab.