Jumat, 22 Juni 2018

Cerdas Mengelola Uang THR Anak

Assalamu'alaikum...

Bagaimana Lebarannya men temen? Alhamdulillah, tahun ini masih diberi rezeki umur dan dana untuk bisa mudik ke kampung halaman. Satu yang ditunggu oleh saya selaku anak yang masih memiliki orang tua. Moment tahunan untuk pulang kampung, bersilaturrahmi dengan mamah khususnya dan keluarga besar. Demikian juga dengan suami, meski kedua orang tua sudah berpulang, tetap saja bersilaturrahmi di momen Lebaran adalah hal yang ditunggu.

Nah, bagi temen-temen yang tidak mudik atau malah harus bertugas di hari nan Fitri, tidak usah terlalu berkecil hati. Insya Allah bahagia tetap datang kok . Hadiah kejutan -kejutan dari Allah Swt., pasti ada aja kan. Ya, intinya bahagia itu tetap dari hati yang penuh syukur , tul gak? ๐Ÿ˜Š
 
Kali ini saya mau cerita tentang momen mudik dalam pandangan anak-anak. Bagi  anak-anak, terutama dua bocil yaitu Daud dan Omar, mudik berarti THR, alias salam tempel atau angpau Lebaran. Jauh-jauh hari sebelum mudik, keduanya sering berceloteh tentang siapa-siapa yang rajin tiap tahun kasih salam tempel. Baik dari pihak saya maupun suami. "Asyikk..., nanti kita dapat uang banyak, Mar!" yang langsung disepakati oleh sang adik.

Dapat salam tempel, atau jaman saya sih nyebutnya 'uang pecing' karena belum musim tuh sebutan THR adalah hal yang menyenangkan bagi anak. Wajar kalau mereka menyimpannya sebagai memori indah. Meski demikian mereka saya ingatkan pantang untuk meminta-minta. Saya juga tidak mendorong-dorong mereka untuk menengadahkan tangan. Prinsip saya, kalau dikasih diterima dengan penuh syukur, kalau tidak pantang minta-minta. Ditambah nasehat, tangan di atas jauh lebih baik dari tangan di bawah ( walau agak berat merreka menelannya- dalem banget sih Mak !๐Ÿ˜… )

Kenyataannya, nih bocah lupa dengan nasehat emaknya. Ketika semua paman, bibi saya - ini lah untungnya dari kelurga besar, banyak punya paman dan bibi  yang sayang pada ponakan hehehe - sudah memberi THR, Daud kasak-kusuk. Sasarannya adalah Mbah Utinya. Sampai akhirnya saat di dapur, Daud tanpa sungkan langsung nodong mamah saya, " Mbah, semua sudah kasih THR lho, Mbah Uti aja yang belum. Aku kan puasanya full, tamat." Ujarnya dengan tekanan di kalimat terakhir. Mbah Utinya cuma ketawa, lalu membagikan amplop-amplop kecil yang ternyata sudah dipersiapkan.

Setelah mengucap terima kasih, bocah ini langsung laporan diikuti oleh sang adik. Dia menyimpannya dengan amplop- amplop lain, sedang Omar lebih memilih menyetor ke Emaknya dengan wanti-wanti, "Jangan dipakai ya Bu..." Heuheuheu...

Nah, setelah balik ke rumah, tibalah  waktunya membuka angpau-angpau itu. Saya dan suami memberikan arahan pengelolaan THR yang baik. Agar uang- uang itu bermanfaat, tidak hilang tak berbekas begitu saja. Untuk apa saja THR anak?

1. Belanja kebutuhan anak
Bulan depan sudah mulai sekolah lagi kan? Saatnya mendata kebutuhan sekolah anak. Pastinya beda-beda dong tiap anak, enggak sama. Ada yang mesti ganti sepatu, tapi tas masih bagus. Ada yang mesti beli tas saja karena sepatu masih oke. Bisa juga kebutuhan anak yang lain, seperti peralatan makan anak  serta  sandal untuk di sekolah ( karena  anak-anak saya pada sekolah di fullday ).
Boleh enggak mereka beli mainan atau buku bacaan? Boleh dong, asal tidak melebihi budget dari kebutuhan utama sekolah. Makanya, saya sih oke-oke aja saat Daud dan Omar minta mobil remote. Karena sebelumnya pun dikasih tahu, boleh selama uang masih mencukupi.

2. Beramal 
Nah, ingat juga nih pos kedua, yaitu beramal. Saya suka mengingatkan dua bocah ini saat akan ke masjid untuk membawa uang yang sudah disisihkan dari THR untuk shadaqah. Atau kepada siapa saja yang mereka kehendaki untuk berbagi, tak masalah buat saya. Saya selalu ingatkan, bahwa berbagi itu tidak pernah rugi. Malah untung. Karena shodaqah itu magnet rezeki yang mengundang rezeki datang dari arah tak terduga. Dan siapa sih yang tidak ingin uangnya nambah dengan berbagi๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜.

3. Ditabung
Yang ketiga ini juga tidak boleh dilupakan. Makanya, saat di kampung saya sama suami sudah membelikan celengan-celengan baru. Mereka pasti semangat menyisihkan uang untuk dimasukkan ke celengan warna-wani ini. Bersyukur mereka nurut saja, karena memang manfaatnya mereka yang rasain kok. Saya memang sudah mengajarkan kalau ingin apa-apa ya nabung dulu. Bahkan untuk beli pulsa kuota ke emaknya aja, anak-anak pakai usaha nabung kok hehehe, emak ratu tega emang hihihi.


Emak juga dapat bagian kok, itung-itung jasa penyimpanan sementara. walaupun paling seneng ya kalau anak dengan rela menyerahkan semua uang THR nya masuk dompet emak hihihi. Gak popo, segitu saja masing mending, dari pada emak dibikin gigit jari.Walaupun bakalan balik-balik ke mereka lagi sih, kalau butuh untuk jajan. Seringnya sih rugi kalau itung-itungan jajannya itu berenang, ice cream, ke pujasera untuk beli seblak dan teman-temannya. Tapi sudahlah, niat baik diterima dengan hati baik juga, insha Allah berkah, aamiin.

Semoga menginspirasi dan bermanfaat ya...๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Wassalamu'alaikum