Rabu, 19 September 2018

9 Keutamaan Tilawah Al Quran

Ditengah arus informasi, seringkali membaca berita tentang perkembangan terkini menjadi kebutuhan. Rasanya kudet banget kalau ketinggalan berita atau yang lagi rame di lini masa. Sementara tilawah quran dimasukkan ke wilayah privat yang artinya sesuai kebutuhan masing-masing saja. Padahal, membaca Al Quran itu pasti beda dengan membaca berita. Karena Al Quran itu tidak seperti buku bacaan lainnya, yang isinya kadang tidak jelas atau malah kebohongan semata. Al Quran tidak berisi kebatilan, tidak berisi fitnah apalagi khayalan. Bahkan orang yang membaca Al Quran akan diberi ketenangan dan bisa memberi pengaruh kebaikan, menyebar keberkahan di lingkungannya.

Berikut adalah 8 Keutamaan Tilawah Al Quran yang diambil dari buku Riyadus Shalihin :

1. Al Quran adalah Kalamullah
Membaca Al Quran akan mendatangkan banyak manfaat. Karena Al Quran bukan bacaan unfaedah, tapi kalamullah yang berisi petunjuk hidup. Membacanya saja akan membuat hati kita cenderung untuk mengikuti Al Quran. Terlebih kalau kita membaca sekaligus mempelajari artinya. Seperti yang terjadi saat Umar bin Khattab ra., mendengar bacaaan Al Quran pertama kali melalui adiknya Fathimah bin Khattab. Saat itu hatinya bergetar dan meyakini bahwa bacaan yang didengarnya bukan kata-kata manusia. Tapi kata-kata dari pencipta manusia.

Al Quran  Sebagai Kalamullah maka bagi yang membacanya akan mendapatkan limpahan keberkahan, petunjuk ke jalan yang lurus, serta dijauhkan dari kebatilan. Karena tidak ada satu pun ayat Al Quran yang berisi kebatilan ataupun kebohongan.

2.Mendapatkan Predikat Sebaik-baik Manusia
Sebaik-baik manusia adalah yang belajar dan mengajarkan Al Quran. Maka, saat kita berusaha membacanya dan mempelajarinya maka kita termasuk dalam golongan sebaik-baik manusia.
Ingatlah bagaimana Imam Hanafi menghargai guru ngaji anaknya, padahal anaknya baru bisa membaca QS. Al Fatihah. Beliau memberikan hadiah yang nilainya sangat banyak hingga mengejutkan sang guru. Namun, bagi Imam Hanafi itu masih sangat sedikit dari apa yang sudah diajarkan oleh sang guru pada anaknya. Mengingat betapa pentingnya surat Al Fatihah. Bahkan jika salah membaca surat ini yang termasuk dalam rukun sholat, bisa-bisa sholat kita tidak sah, tak bernilai.

3. Syafaat Bagi Pembacanya
Allah menjanjikan syafaat bagi siapa saja yang membaca Al Quran. Kala pasangan, anak, keluarga, kerabat, sahabat meninggalkan diri di alam kubur, maka beruntunglah orang yang selama hidup berdekatan dengan Al Quran. Dia akan akan sebagai teman yang menemani si mayit sepanjang alam barzah. Itu gambaran syafaat dari membaca Al Quran.

Al Quran juga akan memberi syafaat di hari kiamat nanti. Bahkan dijanjikan bagi orang tua yang mengajarkan anak-anaknya Al Quran akan diberikan makhota dari cahaya kelak di akhirat. Makhota yang paling terang dan indah karena berhasil menghantarkan buah hati  menjadi ahli Quran .


https://lh3.googleusercontent.com/-wAL1zVYeWRw/WA8Bdnr0n-I/AAAAAAAA6eg/5O6K5ru1wGUUPieM3v3LVoCnVLg468weACJoC/w530-h557-n/16%2B-%2B1
https://lh3.googleusercontent.com/-wAL1zVYeWRw/WA8Bdnr0n-I/AAAAAAAA6eg/5O6K5ru1wGUUPieM3v3LVoCnVLg468weACJoC/w530-h557-n/16%2B-%2B1
   


4. Bersama Malaikat
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." HR Bukhari Muslim

5. Mendapatkan Pahala Dari Tiap-Tiap Hururf yang Dibaca
Dari Abdullah Bin Mas’ud Ra. beliau berkata : Berkata rasullah SAW. Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka ia dapat 1 pahala dan pahala itu akan diganda 10 kali lipat. saya tidak mengatakan “ Alif Lam Mim “ itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf dan Lam satu huruf dan Mim satu huruf .  HR. Thurmudzi

6. Mendapatkan Rahmat dan Ketenangan ( Sakinah )
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dan tidaklah berkumpul sekelompok orang di rumah dari rumah Allah yang membaca kitabullah serta saling mempelajarinya di antara mereka, kecuali diturunkan atas mereka ketenangan dan dilimpahkan rahmat, dan dikelilingi malaikat serta Allah akan menyebut mereka di sisi-Nya.” HR. Muslim 

7.  Diangkat Derajat
Berkata Umar, bahwa Nabi kalian shalallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya Allah mengangkat dengan kitab ini derajat suatu kaum dan merendahkan dengannya yang lainnya.” HR. Muslim

8. Diingat di Langit
Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah bersabda: “Engkau hendaknya membaca al Qur’an, agar ia menjadi cahaya bagimu di muka bumi dan mengingatmu di langit.” 

9. Menjadi Keluarga Allah
Bukan sekedar bersama malaikat, tapi dimasukkan ke dalam ahlinya Allah. Masyaa Allah, subhanallah..

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata: telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki keluarga di antara manusia.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa mereka?” Beliau bersabda, “Mereka adalah ahlul Qur’an yang menjadi keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.”

Wallohu a'lam bisdhowab
 

Selasa, 18 September 2018

Yuk, Sempatkan Membaca AlQuran!

Ada tiga tahapan dalam mencintai Al Quran, yaitu qiraah ( membaca Al Quran ), tilawah ( membaca dan memahami artinya), tahfidz Al Quran ( yaitu upaya untuk menghapal Al Quran ). Jadi membaca Al Quran sebenarnya tingkatan awal dalam mengaitkan diri dengan ayat suci. Artinya, jika dalam sehari tidak ada target membaca Al Quran maka bisa dikatakan diri memang tidak terikat dengan firmanNya. Wajar kalau hidup terasa jauh, gelisah dan bingung karena tidak adanya pegangan hidup.

Itu yang saya tangkap saat mengikuti acara Tebar Quran di bulan Ramadhan kemarin. Dan sebelum bulan Muharram, program One Week One Juz di tempat saya sudah khatam. Panitia penanggung jawab program ini pun mengusulkan diadakan satu momen khataman. Sebegai satu bentuk penghargaan, syukuran atas berjalannya program ini satu putaran.

Banyak sekali nasehat yang didapat dalam kegiatan ini. Yang pastinya makin membuat diri untuk senantiasa membaca Al Qur'an. Nah, inilah yang ingin saya bagi bersama teman semua. Semoga kita bisa saling berbagi kebaikan, kebenaran serta kesabaran, aamiin. Lanjut yuuuk....


Gambaran Orang yang Membaca Al Quran


http://www.panjimas.com/wp-content/uploads/2015/02/Rasulullah-Mengumpamakan-Mukmin-yang-Baca-Al-Quran-spt-Utrujah.jpg
http://www.panjimas.com/wp-content/uploads/2015/02/Rasulullah-Mengumpamakan-Mukmin-yang-Baca-Al-Quran-spt-Utrujah.jpg


Bagi orang Islam  membaca Al Quran mestinya menjadi satu kegiatan keseharian. Terlebih jika mengingat bahwa Al Quran bukan sekedar bacaaan, tapi firman Allah yang berisi petunjuk, pembeda antara yang haq dan bathil, hukum serta kisah-kisah yang mengandung banyak pelajaran. Mestinya membaca Al Quran lebih diutamakan dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Bukan main-main apalagi tanpa adab.

Agar membuat semangat membaca ( qiraah ) Quran yuk, baca hadist di bawah ini :

Rasulullah bersabda :  “Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al Qur’an seperti buah utrujah yang memiliki wangi yang sedap dan rasa yang manis. Sedangkan perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an ibarat buah tamar (kurma) yang tidak memiliki bau namun rasanya manis. Adapun perumpamaan seorang munafiq yang membaca Al Qur’an ibarat buah roihanah yang memiliki wangi yang sedap tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafiq yang tidak membaca Al Qur’an ibarat buah handzholah yang tidak memiliki bau dan rasanya pahit”. (HR. Muslim, 1896)

Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa mengikatkan diri dengan Al Quran. Minimalnya dengan tilawah yang dilakukan setiap hari. Meski hanya selembar atau beberapa ayat, tapi upayakan untuk selalu tilawah Quran. Bukankah amal yang sedikit tapi terus menerus lebih Allah sukai daripada amal yang banyak tapi hanya sekali - kali dilakukan.
Wallohu a'lam

Senin, 10 September 2018

Apa Saja Yang Diperbaharui Di Tahun Baru Islam?

Semalam, kaum muslimin di berbagai daerah merayakan moment pergantian tahun baru dalam kalender Islam. Selain tabligh akbar, muhasabah, mabit ( malam bina iman dan takwa ) hal yang sering dilakukan adalah pawai obor. Bahkan di beberapa tempat sudah dijadikan sebagai kebiasaan. Jika tahun baru masehi dengan kembang api, maka tahun baru Islam dengan pawai obor.

Namun, ada juga yang mengartikan bahwa obor itu seperti semangat. Artinya, umat Islam itu mestinya memiliki semangat mensyiarkan Islam seperti obor yang menerangi malam nan gulita. Mungkin sebagai simbol bahwa di tahun baru ini ada semangat- semangat baru yang pastinya mengarah pada kebaikan. Meski di tengah gelapnya malam, terus bergerak walau bercahayakan obor.

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriah, Catat Waktu serta Niat Puasa Tasu'a dan Asyura
http://cdn2.tstatic.net/kaltim/foto/bank/images/taun-baru-islam-1-muharram-1440-h_20180905_085952.jpg

Baca juga :Yang Sering Terlupa di Moment Tahun Baru Islam



Sebelumnya, beberapa hari sebelum si pengais bungsu pulang dengan berita akan ada tampilan Gebyar Muharram di sekolahnya. Dia dan teman-teman sekelasnya akan menyanyikan lagu tentang Tahun Baru Islam. Mak jleb, itu pikir saya saat mendengar latihan anak. Yuk coba kita simak :

1 Muharram tahun hijriyah
Itu tahun baru Islam
Marilah kita berubah
menuju pada perbaikan 

Dari malas menjadi rajin
tak beraturan jadi disiplin
dari penakut jadi pemberani
dari biasa jadi berprestasi

La la la la la la la la... 

Ya, mestinya moment tahun baru itu adalah untuk melakukan perubahan. Tentu saja perubahan ke arah perbaikan. Terlebih jika mengingat moment hijrah Rasulullah Saw., yang dijadikan patokan saat menentukan kalender Islam di jaman Umar bin Khattab ra.  Saat ini ada beberapa perubahan yang mestinya dicanangkan oleh setiap muslim. Dalam lagu diatas ditetapkan 4 hal karena disesuaikan dengan anak-anak atau pelajar . yaitu :

Baca Juga : Sejarah Tahun Baru Islam for Kids
 

1. Dari Malas Menjadi Rajin
Dalam buku Ranadhan Sepanjang Masa karya H. Abdan Salim, disebutkan bahwa malas mengakibatkan kefakiran. Baik fakir secara materi, non materi, lahir maupun bathin. Malas juga bukti kurang menghargainya seorang makhluk pada potensi yang diberikan oleh Khaliqnya. Misal, seorang yang pintar tapi malas akan kalah sama orang yang secara kecerdasan biasa saja tapi dia ulet dan rajin belajar.
Dari segi ibadah, pastinya orang yang memiliki sifat malas akan banyak ruginya. Saat yang lain sudah rajin dengan amal khusus ini itu, diri masih berkutat dan merasa cukup dengan amal yang secuil. Padahal umur mah enggak ada jaminan, enggak ada yang tahu. Kapan saja bisa langsung end. Dan kesempatan untuk mengumpulkan bekal pulang kampung ke akhirat pun hilang.


2. Tak Beraturan Jadi Disiplin
Disiplin adalah komponen penting dalam beribadah. Bayangkan jika beramal dan suka suka gue, alias susah diatur. Ya pastinya amalnya juga tidak akan berbentuk. Padahal seorang munslim itu syaratnya ya tunduk patuh pada aturan Allah. Lalu jika jiwa disiplin itu tidak ada bagaimana bisa disebut sebagai seorang muslim?

3. Dari Penakut Jadi Pemberani
Dalam kontek anak-anak mungkin penakut di sini ya, tidak berani bertanya atau malu jika disuruh tampil.Sedang bagi orang dewasa, pastinya bukan hanya berani tampil beda atau mencolok, tapi lebih tepatnya berani karena benar. Karena di jaman sekarang di mana orang-orang benar suka disalahkan, dan orang-orang pendusta suka dibenarkan, bikin semangat untuk berani itu kadang terasa beresiko tinggi. Bisa malah disebut sebagai radikal, fanatik atau malah tero**s.

4. Dari Biasa jadi Berprestasi
Saya selalu meyakini siapa pun bisa berprestasi sesuai dengan potensi ( bakat minat ) yang dimiliki. Sekarang itu banyak orang yang terkenal karena tingkahnya yang aneh atau sekedar cari sensasi. Sementara yang benar-benar berprestasi seperti dibuang ke ujung dunia. Tak dikenali, tak diketahui, tak terdengar kabarnya. Tapi itu jangan sampai menjadi alasan untuk enggan berprestasi. Berprestasilah sebagai bukti syukurmu atas karunia kelebihan yang sudah diberikan oleh Rabbmu...
Pastinya masih banyak sih hal-hal yang perlu diperbaharui dalam diri ini, karena manusia memang makhluk dinamis kan? selalu berubah, selalu bergerak. Bagi yang mau nambahin, ditunggu komennya ya...makasih...πŸ˜€


Rabu, 05 September 2018

Ikutan Training Blog Advanced Agar Semangat Ngeblog Naik Lagi

Kenapa ya, blog dia kece banget. Atau ihh asli blog si eta keren abis. 

Jujur, itu yang selalu keluar saat blog walking atau sedang membaca artikel di blog dari blogger terkenal. Sebagai rumah di dunia maya, saya juga pengin dong punya rumah yang menarik, cantik dan bermanfaat. Walaupun saya sendiri lebih mendahulukan yang terakhir, tapi bukan berarti menutup rapat-rapat keinginan memiliki blog yang cantik dan menarik.

Berawal dari membaca blog seorang penulis saya jadi punya keinginan memiliki blog. Enggak muluk-muluk, saya hanya ingin lebih bebas bercerita. Karena kalau di blog bisa menulis panjang kali lebar kan? Lalu saya jadi tahu kalau kita bisa promosi buku-buku karya sendiri lewat blog. Bisa menuliskan behind the story nya buku yang ditulis, bisa juga dari tanggapan, kritik saran dari para pembacanya. Setelah baca beberapa kisah blogger yang sudah sukses mendulang rupiah dari blognya, saya juga makin paham bahwa rumah di dunia maya satu ini bisa juga menghasilkan.

Searching aja di internet, banyak kok tutorial tentang blog, nasehat kawan lainnya yang sudah duluan nyemplung di dunia blog. Ada juga anjuran untuk gabung dalam komunitas blogger, biar terpacu untuk menulis dan nambah ilmu. Namun tetap saja, ada beberapa hal yang membuat saya langkah mentok. Dan seringnya malah membuat semangat menulis turun drastis. Akhirnya blog terbengkalai. 

https://scontent.fcgk3-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/38676420_10213349612480435_1896382933409726464_n.jpg?_nc_cat=0&_nc_eui2=AeGwmYKjzpdFi3XuKTrEdPApJ-odQareViWwhC4g5NEYejtG23dJ6sJKDhXGxZhoZna-uuAOLed3urlP7Eu5YzdRFyDhOXP9dbL5NeYAPkGjWgMKwYDntf4pn40DPDrtC8w&_nc_pt=1&oh=aedca93bff868b2978cc65255ee8565e&oe=5C377612
https://scontent.fcgk3-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/

Itulah yang membuat saya butuh banget tambahan ilmu. Alhamdulillah, pas jalan-jalan di timeline FB ada penawaran Training Blog Advanced. Melihat kisi-kisi materinya saya langsung ambil keputusan, harus ikutan nih. Dengan harapan bisa mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selama ini hanya dipendam dalam hati πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚. 

Saya jadi tahu apa itu DA/PA. Iya, selama ini suka bengong aja jika baca status blogger tentang DA atau PA. Apalagi pas baca status tentang anak-anak yang masih unyu-unyu sibuk diskusi menaikkan DA dan PA blog mereka. What a world! Asli merasa jadi remahan roti deh. Sambil mikir, itu makhluk apa lagi? Dimana bisa tahunya? Trus apa hebatnya   DA dan PA naik? ( Jangan ketawa guling-guling ya...πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…)

Memang sebaiknya begitu dapat materi langsung praktek, jadi lebih jelas.Sayangkan, ilmu kalau tanpa praktek ya bakalan numpuk doang.  Nyatanya saya baru ngulik di materi mempercantik tampilan blog. Itu pun saat cari ukuran header blog masih pusing tujuh keliling. Ahh..., maafkan muridmu ini cikgu cikgu ( salim...salim...)

Target saya sih tidak muluk-muluk, mengembalikan semangat ngeblog seperti awal pertama membuat blog. Karena kalau sudah rajin nulis maka bonus lainnya bakalan menyusul. Gak mungkin kan job atau tawaran mereview produk akan datang kalau nulisnya saja jarang-jarang hehehe. 

Selebihnya, saya mengucapkan terima kasih banyak terhadap dua mentor nan kece, Mbak Nurul F dan Mbak Yasinta. Dua-duanya sabar banget menjawab satu-satu pertanyaan dari para peserta. Dan bonus dibuatin header blog itu yang ditunggu sekali. Makasih ya cikgu, barakallah. Inshaa Allah ilmunya bermanfaat 😊😊😊.***










Selasa, 04 September 2018

5 Hal Yang Perlu Disiapkan Orang Tua Saat Anak Mondok

Tak terasa sudah setahun bujang saya di pondok pesantren. Masa-masa adaptasi pun sudah berlalu. Dari yang awalnya sering murung, kini si bujang terlihat bersemangat dan betah di tempatnya belajar. Bahkan adiknya yang kini di kelas 6 sudah mengajukan proposal untuk mondok juga. Proposal yang bagi saya cukup susah untuk meloloskan karena sejak awal saya ingin anak-anak perempuan tetap di rumah, diasuh dan belajar di rumah saja. Lebih tepatnya saya ingin sebagai pendampingi mereka saat mereka memasuki dunia remaja sebagai gadis belia.

Tapi kalau ternyata sudah tekat kuat, mau apa lagi. Sebagai ortu, yang bisa dilakukan pastinya memberi dukungan terbaik. Nah, karena itulah saya coba ingat-ingat lagi apa yang perlu disiapkan dari pihak orang tua saat akan memasukkan anak ke pondok pesantren. Karena bukan hanya masalah materi semata, tapi moril itu jauh lebih penting agar anak dan orang tua bisa survive dengan kondisi ini.


1. Menyiapkan hati untuk berjauhan dengan anak
Bagi orang tua yang mungkin sibuk dalam artian terbiasa berjauhan dengan anak, bisa jadi tidak akan ada istilah melow atau merindu. Tapi jika hubungan orang tua sangat dekat dengan anak, maka orang  tua perlu mempersiapkan hatinya untuk berjauhan dengan anak. Cara paling  mudah adalah dengan memahami bahwa anak-anak sejatinya bukan milik orang tua. Mereka milik dunia yang akan mereka huni ( persis perkataan Umar bin Khattab ra. ).
Anak, nanti atau sekarang pada masanya akan meninggalkan rumah. Bisa jadi karena kuliah, bekerja atau menikah. Jadi anggap saja, anak yang akan mondok mereka mengambil jatah lebih awal dari pada yang tidak mondok. 

2. Memperbanyak prasangka baik
Prasangka baik atau positif thingking akan menghasilkan jiwa positif. Hal itu akan dirasakan juga oleh anak. Saat orang tua banyak khawatir ditambah suudzan, anak pun akan susah beradaptasi di lingkungan barunya. Titipkan anak pada sebaik-baik penjaga yaitu Allah Swt. Terlebih saat mengingat bahwa orang yang mencari ilmu maka akan mendapat curahan rahmat dari Allah, akan berada dalam naungan sayap malaikat. Mestinya hal ini bisa mengurangi banyaknya kegelisahan dan kekhawatiran saat anak di pondok.
Dalam prakterknya, akan banyak kejadian yang menguji prasangka baik ini. Misal hilangnya barang ini itu, dari mulai kaos kaki sampai peci. Dari mulai selimut sampai seragam. Awalnya saya juga sempet suusdzan, kok gitu sih? mungkin saat itu ekspresi kurang suka saya terlihat oleh anak, hingga anak pun merasa bersalah dan tidak enak hati sama emaknya ini. Tapi suami mencontohkan sebaliknya. Dengan tenang dia mendengarkan semua curhatan si bujang dan memberi pandangan-pandangan positif. Hingga si anak tidak lebih down dan kembali bersemangat.

3. Memilih Pesantren yang Tepat
Tepat disini bisa dari banyak sisi. Tanyakan pada si anak, pesantren seperti apa yang ingin dia masuki. Tahan keinginan orang tua untuk memasukkan anak ke pesantren idaman ayah ibu, atau pesantren favorit. Karena yang akan menjalani hari-hari di pesantren adalah anak. 
Itu saya tanyakan saat pertama kali si bujang mengatakan ingin mondok selulusnya dari SD. Pesantren seperti apakah? apakah yang khusus tahfidz, pesantren modern, atau pesantren yang masih tradsional. Setelah itu baru ditawarkan letak pesantrennya, apakah yang diluar kota, luar propinsi, luar pulau atau luar negara?
Saya dan suami sepakat untuk memilih pondok yang masih satu kota. Alasannya, karena kami sekeluarga masih belajar hidup berjauhan. Jadi jika keinginan untuk menjenguk tiba-tiba datang tanpa bisa ditolerir yaa masih bisa disebut gampang.

4. Bersabar karena semua butuh proses
Beda pesantren pasti beda peraturannya. Ada yang gampang dalam urusan njenguk, termasuk perpulangan. Ada juga yang hanya boleh dijenguk tapi susah dapat ijin perpulangan. Hal ini membutuhkan penyikapan yang tepat. Tidak bisa menyamakan pesantren A dengan pesantren B, pun sebaliknya. Yang bisa dilakukan ikuti aturan dan nikmati prosesnya. Berat, pasti. Apalagi jika ternyata anak sakit atau susah beradaptasi.
Saat itu ingatlah bahwa resep menghadapi ujian sudah diberikan Allah dalam Al Qur'an yaitu dengan sabar dan sholat. Bersabarlah dalam menjalani proses dan serahkan semuanya kepada Allah melalui doa-doa ( sholat ).

5. Dana
Kenapa saya memasukkan ke nomor terakhir? Bukan berarti tidak penting. Tapi saya meyakini bahwa setiap anak lahir dengan membawa rezeki masing-masing. Semua ada takarannya, semua pasti cukup. Yang ingin digaris bawahi adalah, anak mondok itu bukan sekedar pindah kamar. Mereka sedang belajar untuk mandiri, menyelesaikan permasalahan dan dewasa. Jadi, jadilah orang tua yang bijak dalam memberikan uang atau dana terhadap anak. Jangan sampai mereka tidak berubah, masih tetap manja dan tergantung orang tua padahal sudah bertahun-tahun di pesantren. Wallohu a'lam