Rabu, 30 November 2016

4 Cara Yang Perlu Anda Tahu Untuk Menambah Tinggi Badan Anak




Memiliki anak sehat dengan tinggi badan menjulang adalah sebuah kebanggaan. Bagi yang secara genetika dianugerahi tinggi di atas rata-rata, rasanya hal itu tidak terlalu memusingkan. Lain halnya jika orang tua memiliki tinggi badan rata-rata orang Asia, pasti akan melakukan berbagai upaya untuk mendongkraknya.

Hal ini pun ternyata dialami oleh anak-anak saya. Mereka tampak kasak-kusuk dan sibuk berolah raga. Usut- punya usut ternyata mereka sedang berusaha menambah tinggi badan. Sebenarnya di usia mereka yang masih dalam usia pertumbuhan, hal itu tidak perlu dikhawatirkan.  Bagi kalian yang sudah memasuki usia 18 tahun , jangan bersedih karena menambah tinggi badan masih memungkinkan. Banyak caranya kok, dari mulai meminum suplemen penambah tinggi badan, atau cara alami. 


Nah, berikut ini 4  cara alami yang bisa dilakukan oleh Ananda untuk menambah tinggi badan:

A.      Olah Raga secara Teratur
Ada beberapa cabang olah raga yang diyakini bisa menjadi latihan untuk menstimulus pertumbuhan tulang dan menguatkan otot. Berikut beberapa olah raga yang dimaksud.

1.       Berenang
Olah raga ini memang sudah terkenal dan terbukti kuat menaikkan tinggi badan anak dalam waktu singkat. Teratur itu kuncinya. Ada yang menyarankan seminggu sekali, ada juga yang berpendapat 2 minggu sekali. Tapi jangan kurang dari 25 menit setiap kali berenang ya...:)
Hal ini terlihat jelas pada sulung saya. Yang waktu sd terkenal sangat imut, tapi karena aktifitas renang rutin sebulan sekali saat kelas 7 dan 8, tingginya bertambah banyak.

2.       Lari
Selain menyehatkan, olah raga murah meriah ini juga dinilai bisa menaikkan tunggi badan, terutama di daerah tulang kaki. Upayakan lari dengan cepat dalam jarak pendek. Lakukan secara rutin tapi tidak perlu diporsir karena bisa membuat anda cidera.

3.       Skipping
Melompat dengan sikap yang benar akan mampu menstimulus otot kaki. Lakukan secara teratur pagi dan sore hari. Sebagai permulaan, mulailah dengan hitungan semampu anda. Semakin hari makin ditambah hingga menghasilkan 100 kali lompatan /hari.

4.       Bergelantung atau mengangkat tubuh
Lompatlah dan raihlan besi untuk pegangan. Tahanlah tubuh anda, lalu angkatlah perlahan. Olah raga ini diyakini mampu menstimulus dan memperkuat tulang punggung. Dilakukan secara rutin, maka hasilnya pun akan segera terlihat.

5.       Bermain Basket atau Volly
Nah, dua jenis olah raga ini memang mengandalkan lompatan serta lemparan. Maka, sangat cocok dilakukan bagi anak-anak yang ingin menambah tinggi badan sekaligus menambah prestasi di bidang olah raga.

6.       Bersepeda
Olah raga satu ini memang menyenangkan terutama bagi anak-anak. Di samping itu menyehatkan, dan melatih konsentrasi anak. Hubungannya dengan menambah tinggi badan yaitu pada gerakan mengayuh sepeda . Saat itu secara otomatis akan menstimulus  otot kaki. Dan jika dilakukan secara teratur maka tubuh anak anda akan meninggi.

7.       Menendang
Olah raga ini juga diyakini bisa memberi stimulus pada otot-otot kaki. Juga memperpanjang tulang kering dan paha. Coba lakukan kuda-kuda dengan benar, lalu kaki satu mulai melakukan gerakan menendang selama 20 kali. Ganti kaki dan lakukan gerakan menendang lagi. Lakukan dengan teratur untuk mendapat hasil yang diharapkan ya...

8.       Badminton
Cabang olah raga yang beberapa kali menjadi ajang perolehan emas bagi kontingen Indonesia ini, jika dilakukan secara teratur bisa menaikkan tinggi badan. Dalam olah raga ini ada gabungan dari melompat  ( kaki dan paha ) , meregangkan otot bagian atas ( punggung, tangan ). 

B.      Asupan Nutrisi yang Mencukupi
Selain berolah raga, asupan nutrisi yang mencukupi untuk pertumbuhan tulang sangat diperlukan. Selain makanan kaya kalsium, dibutuhkan juga makanan kaya vitamin D ( untuk penyerapan kalsium dalam tubuh ), protein baik nabati maupun hewani serta vitamin A. Berikut beberpa makanan yang bisa dikonsumsi untuk mendukung pertumbuhan tulang, diantarnya : Susu, telor, daging, ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan, bayam, dan brokoli. Air putih tidak boleh terlewatkan.  
 
C.      Istirahat/ Tidur Yang Cukup
Tahukah bahwa hormon pertumbuhan bagi anak / remaja di bawah usia 20 tahun di produksi saat tidur? Karena itu sebaiknya hindari begadang kalau tidak ada gunanya hehehe. Sebaiknya tidur lah lebih awal, hingga badan beristirahat sekitar 8 jam per harinya.

D.      Menghindari Hal-Hal yang Menghambat Pertumbuhan
Merokok baik pasif maupun aktif terbukti menghambat hormon pertumbuhan pada anak-anak. Obat atau suplemen yang mengandung steroid juga terbukti menghambat pertumbuhan pada anak-anak. Satu lagi yang mesti dihindari, yaitu kafein. Walau tidak terbukti langsung menghambat pertumbuhan, tapi menyebabkan hilangnya rasa kantuk. Berdampak pada berkurangnya waktu tidur yang sangat dibutuhkan untuk menghasilkan hormon pertumbuhan.

Nah, sila kan mencoba ya Kawan... karena saya juga sedang menerapkan beberapa latihan pada anak-anak saya yang memang pengin banget bertubuh tinggi. Biar gak kayak emak bapaknya hehehe. Semoga bermanfaat :)

 

Minggu, 20 November 2016

Belajar Menjadi Guru untuk Anak dari Lukmanul Hakim

Belum lama ini kita mempertingati hari guru. Dan tahun ini ada satu yang mengetuk hati saya saat baca quote dari Bapak Pendidikan kita - Ki Hajar Dewanatara : "Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah." Jujur saja itu bagai sentilan yang cukup keras bagi saya, mengingat amanah yang ada dalam diri sebagai istri dan ibu, rumah dan penghuninya. Ah... sudahkah saya menjadi guru di rumah saya sendiri?

Guru bukan yang sekedar mengajar teori di hadapan kelas, tapi guru yang artinya digugu dan ditiru ( dipercaya dan diikuti ). Ini yang berat sebenarnya, bagaimana menjadi pribadi yang digugur berarti harus memiliki kapasitas pada bidangnya. Maka, seorang ibu harus memiliki kapasitas baik secara keilmuan dan mental dalam mendidik dan membesarkan buah hatinya. 

Seorang ibu juga dituntut baik, karena akan menjadi teladan , profil pertama dan utama yang ditiru oleh anak-anaknya. Ibu adalah orang pertama yang dituntut mempraktekkan apa yang akan dibimbing dan dibinakan pada anak. Misal, menginginkan anak yang shaleh atau shalihah, maka jadilah ibu yang shalihah dulu. Ingin memiliki anak yang menegakkan shalat, maka jadilah orang yang pertama terlihat di mata anak sebagai penegak shalat sejati.

Dalam Al Qur'an, ada tokoh yang dijadikan teladan agar bisa menjadi pendidik anak-anak. Tujuanya jelas, menjadi generasi yang diridhai oleh Allah, generasi yang memiliki cap atau label sebagai 'Ibadur Rahman ( hamba dari Arrahman ).' Bahkan nama beliau diabadikan menjadi satu nama surat dalam Al Qur'an, yaitu surat ke 31 - Lukman.  

Nah, mari kita simak apa seperti apa gambaran Al Qur'an tentang Lukmanul Hakim sebagai guru anaknya :

1. Beraqidah Tauhid

Masih ingat tentang hadist yang menggambarkan anak sebagai kertas kosong. Orang tua ( di usia awal khusunya ibu ) nya lah yang akan menjadikannya sebagai nasrani, yahudi atau muslim. hal ini menunjukkan bahwa seorang ibu yang akan bisa menghantarkan buah hatinya kepada sosok ibadurrahman pastinya memiliki keimanan yang berlandaskan tauhid. Begitu juga yang sudah dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s., saat berwasiat agar anak-anak ( keturunannya ) tidak pernah menyambah berhala ( musyrik ). Beliau sendiri adalah gambaran manusia yang sangat yakin akan keesaan Allah, hingga mendapat gelar Bapak Tauhid.


 
 2. Melaksanakan Syariat Diniyah dan Dakwah

 "Hai Anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah ( mereka ) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya orang yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan ( oleh Allah )." 
 QS. Lukman (31) :17

Sesungguhnya setiap diri mengemban peran menjadi duta-duta keyakinannya. Maka, jika keyakinan kita adalah Islam, maka tunjukkanlah dengan melaksanakan syariat dan menyebarkan kebaikan yang dikandung ajaran agama ini. Jangan takut dianggap sebagai ustadzah dadakan atau tukang memberi nasehat, apalagi julukan sok suci. Karena itu dilakukan semata-mata untuk melaksanakan peran yang kelak akan diminta pertanggung jawaban. Bahkan di ayat di atas dikatakan termasuk kewajiban lho...


3. Berakhlak Karimah

Ciri dari Ibadadurrahman adalah memiliki akhlak yang terpuji, tidak angkuh, yang rendah hati, yang kata-katanya mengandung keselamatan. Intinya bukan kata-kata yang mengandung kemudharatan apalagi kecelakaan.

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." QS. Al Furqan  (25 ) :63

Hal ini sangat selaras dengan QS. Lukman (31 ) : 18-19

"Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia ( karena sombong ) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya, seburuk-buruk suara adalah suara keledai."


 4. Mental Tanggung Jawab

Mendidik anak dengan benar dan baik adalah bukti dari orang tua yang bertanggung jawab.  Juga bukti syukur atas karunia yang sudah didapat.

(Lukman berkata ): "Wahai Anakku, sesungguhnya jika ada ( Sesuatu perbuatan ) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya ( membalasinya ). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." QS. Lukman ( 31 ): 16


Wallohu A'lam bishowab, semoga bermanfaat ***




Permaianan Jadul Yang Tetap Seru

Pagi-pagi setelah membereskan tugas harian, empat anak berkumpul di halaman. Aa, Mas dan Omar dah beres nyuci kandang burung, nyapu halaman sampai merapikan sampah-sampah yang berserakan di jalan. Mbak Yesha yang datang terakhir setelah menyelesaikan jadwal cuci piring. Tak berapa lama terdengar keriuhan mereka. Sesekali saling menyemangati, sesekali ada juga debat kusir tapi kebanyakan tawa yang menyemarakkan pagi. 

Eits, tapi ini kan senin pagi dan sekolah belum libur. Maka, Ayah pun menginterupsi dengan memanggil keempatnya masuk. "Mandi, sarapan. lihat dah jam berapa tuh.!" Keempatnya cuma ngikik, dan bisik-bisik akan melanjutkan acara main sore hari setelah mereka pulang sekolah. Dan tahu kah kalian apa yang mereka mainkan pagi ini, ternyata mereka main engklek atau ingklik (sebutan di daerah lain) yang sudah jarang dimainkan anak-anak di era gadget ini.

Di rumah saya sih, anak-anak saya kenalkan dengan permainan jaman dulu ( jadul ). Karena saya lebih suka anak-anak bermain bersama, baik dengan kakak adik atau dengan teman. Bermain itu kalau bisa yang menghasilkan manfaat, selain menyehatkan, mengasah otak juga membangun empati, menautkan emosi dan juga berbagi hati ( cie...bahasanya hehehe ).

Nah, mau tahu permainan jadul yang masih tetap seru dimainkan sampai sekarang, simak dibawah ini ya...:

1. Engklek
Yaitu permainan dengan cara melompat-lompat dengan satu kaki melewati beberapa kotak yang sudah dibuat di tanah atau lantai. Gambarannya seperti ini: 






2. Bola bekel
masih ingat dengan permainan pake bola dan beberapa biji atau kerang sebagai tantangan untuk diambil dan dikumpulkan? Selain melatih motorik kasar, anak juga dilatih berkonsentrasi, menghitung kapan melempar bola, kapan mengambil biji atau cangkang kerang. Ternyata, di sekolah anak-anak ( baik sd maupun smp) permainan ini sempat booming juga tahun kemarin. Alhasil, anak saya yang SMP kelas 8 sering main bareng teman-temannya saat jam istirahat. Seru, katanya ( duh, kasihan emaknya mah dulu kenyang main bola bekel hehehe )

3. Congklak
Nah, ini permainan yang menggabungkan matematika dan adu strategi. Juga mengajarkan anak menabung karena ada biji yang dimasukkan ke dalam lumbung. Wah, positif banget kan manfaat permaianan ini.

4. Ular tangga
Wah, satu kertas bisa dirubung sekian kepala. Kadang teriakan histeris karena dapat angka 6 berturut-turut. Lainnya kadang cemberut karena angka yang keluar kecil terus. Atau malah kecewa karena sudah naik eh turun lagi ke level bawah. Serunya, semua merasakan perjuangannya. Ya, begitulah hidup yang memang penuh perjuangan. Kadang ada kemudahan, kadang juga kesulitan. Tapi pas sampai finish rasanya legaa sekali, tul gak?


5. Enggrang
lima tahun lalu permainan itu sempat booming di komplek perumahan saya. Setiap sore sepulang mengaji, anak-anak pasti berlomba naik enggrang yang terbuat dari bambu. Tapi ada juga enggrang dari batok kelapa. Beberapa minggu lalu, si kembar dan Mbak Yesha dapat tugas SBK membuat enggrang dari batok kelapa. Di bantu ayah, ketiganya menyelesaikan peer itu dengan gembira. Dan tak lama teklok... teklok teklok enggrang dari batok kelapa dimainkan di dalam rumah. Paling aman dimainkan di tanah, biar gak licin. Tapi hapal sendiri kan, tanah di komplek perumahan termasuk barang langka. Jalan semuanya sudah dibeton atau di hotmix, lahan anak main pun makin hilang...hiks :(

Ada juga permaian lain yang masih sering dimainkan anak-anak di rumah atau di lapangan bareng teman-teman. Ada boy-boy an ( bebentengan ) ucing sumput dan gobak sodor. Seru, dan rasanya menyenangkan sekali melihat mereka berinteraksi satu dengan lain dengan keringat bercucuran... itu lah main yang sebenarnya Nak, yang membuat bahagia :)***





Jumat, 18 November 2016

Curhat Boleh Kok, Asal...

Curhat atau curahan hati adalah kebiasaan yang umum dilakukan siapa pun. Adanya media sosial sering sekali digunakan sebagai ajang curhat oleh sebagian orang. Mereka merasa bebas, tanpa beban berceloteh tentang apapun. Yang penting dada plong, hati jadi ringan, begitu alasan yang  sering diungkapkan.

                                         https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikM6bQOFnWorSzo29xNa67EjwMpws9T24vJYw5j1wmJDuP9T_Qd9yEO2hlIhAM2eFfl0Mi1fOrpYhryLXyl0YhMpirSFEpS3rhsSLEWC-NMRJ0KGqslamhN80mTuIrfWJtWoWQdjnV0_U/s1600/Curhat-Seorang-Anak-Kepada-Ayahnya.jpg


Memang manusia diciptakan dengan sifat atau kebiasaan berkeluh kesah. Persis seperti yang dijelaskan Allah dalam QS. Al Ma'aarij  ( 70 ) : 19 "Sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesah lagi kikir." Tapi ayat ini bukan berarti menjadi satu pembenaran boleh curhat sama siapa saja dan kontennya juga suka-suka lho. Karena tetap saja, semua ada koridornya, ada aturannya. 

Nah, agar curahatan kita tidak asal curhat, coba kenali hal-hal berikut ini :

1. Luruskan niat saat ingin curhat

Curhatlah untuk mendapatkan penyelesaian masalah, mengambil hikmah pelajaran dari kejadian yang dihadapi. Jangan curhat untuk menumbuhkan belas kasihan orang lain. Dan yang paling penting jangan sampai curhat malah jadi ghibah.  Seringnya karena keasyikan malah jadi melebar dan memanjang bahkan bisa menghasilkan kabar baru yang jauh dari kebenaran.

Jadi saat keinginan curhat amat kuat dan takut akan menimbulkan hasil negatif, sebaiknya ingat-ingat pesan Rasulullah Saw., yang disampaikan melalui Abu Hurairah r.a. "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." HR Bukhari Muslim
 
 
  2. Pilihlah penerima curhat yang tepat

Pilihlah orang yang betul-betul bisa dipercaya. Dalam artian yang tidak ember bocor yang malah akan membuat keruh suasana. Bagi seorang istri, curhatlah pada suaminya. Jangan curhat pada laki-laki lain, apalagi suami orang. Meski pun punya gelar ustadz atau guru ngaji. Bahkan menurut Ust. Salim A Fillah, salah satu keahlian yang harus dimiliki suami adalah menjadi pendengar yang baik bagi curhatan istrinya :)   ~karena seringnya yang curhatkan wanita yaa... atau kaum istri~

Dalam hal ini, Rasulullah sudah memberikan teladan. Di jaman Nabi, Ummahatul Mukminin menjadi tempat bertanya sekaligus curhat kaum wanita. Jika ada sahabiyah-shabiyah yang ingin menanyakan sebuah persoalan baik tentang agama ataupun rumah tangga, yang tidak bisa ditangani oleh para suami ( maklum jaman itu para suami sibuk di medan perang ) bisa datang kepada istri-istri Rasulullah Saw.

 
3. Konten atau materi curhat

Jangan hanya karena ingin lega, maka semua keluar tanpa ada filter. Bayangkan saat kita curhat sama orang lain tentang kejelekan atau kekurangan pasangan, apa yang ada dalam benak si penerima curhat? Pasti dia akan mempunyai bayangan jelek pada suami kita. Bisa jadi dia malah akan merendahkan atau memandang sebelah mata. Hemm..., padahal salah satu ciri dari istri shalihah adalah menjaga amanah suami ( bukan hanya harta, rumah, tapi juga kehormatan dan aib-aib yang harusnya tidak mencelat keluar rumah ).

Pilih juga kata-kata yang tepat dalam curhat. Jangan karena emosi maka kata-kata tidak terkontrol. Hanya akan membuat orang menilai kita 'kurang cerdas' atau malah dituduh sedang bersandiwara. curhat seperti ini malah akan menimbulkan masalah baru yang pastinya akan menambah pening kepala.

Bagaimana pembaca budiman, masih berniat curhat? Saya sih memilih curhat pada Allah Swt., dari pada pada makhluk. Dan kalau pun perlu penyelesaian masalah saya akan datang pada orang yang betul-betul saya percaya, pemimpin terdekat dalam kehidupan saya - sebagai seorang istri
- suami sendiri. Terlebih jika menyangkut masalah keluarga atau pun anak-anak, karena rumah tangga itu kerja berdua ( suami istri) - mengutip quote Ridwan Kamil- bukan kerja mandiri, bukan kerja sendiri.

Semoga bermanfaat yaa...^^

Ket: gambar diambil dari
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikM6bQOFnWorSzo29xNa67EjwMpws9T24vJYw5j1wmJDuP9T_Qd9yEO2hlIhAM2eFfl0Mi1fOrpYhryLXyl0YhMpirSFEpS3rhsSLEWC-NMRJ0KGqslamhN80mTuIrfWJtWoWQdjnV0_U/s1600/Curhat-Seorang-Anak-Kepada-Ayahnya.jpg

Minggu, 13 November 2016

Menikmati Bolu Lembut Buatan Sendiri

Beberapa waktu lalu sempet nemu bolu http://www.modern.id/2016/06/resep-bolu-nutrijel-lembut-padat-dan_28.html dengan tambahan serbuk jelly di adonannya. Karena waktu itu belum sempat eksekusi, jadi hanya diingat-ingat saja. Karena memang secara resep bolunya umum kok, gak neko-neko :D tinggal ditambah serbuk jelly pas bagian masukin tepung terigunya. 

Di resep asli sih dengan menggunakan nutrijell bungkus besar, tapi tadi saya pakai nutrijell bungkus kecil 1 dan hasilnya lembut banget. Untuk tingkat kemanisan juga saya sesuaikan dengan selera saya yang gak suka makanan terlalu manis. Untuk jelasnya, saya tulis ulang resep yang saya modifikasi dikit ini yaa...

5 butir telur
200gr gula pasir
250gr tepung terigu
1 bungkus nutrijell kecil ( saya pake yang rasa jeruk ) diresep asli menggunakan 1 bungkus nutrijell besar
1 gelas minyak goreng ( resep asli menggunakan 200gr mentega yg dicairkan)
Mentega untuk mengoles
sp secukupnya

Cara pembuatan:

Kocok telur, gula pasir dan sp sampai putih
Masukkan tepung terigu dan nutrijell
Aduk rata kemudian masukan minyak goreng, aduk lagi sampai rata.
Siapkan loyang, tuangkan adonan.
Panggang selama kurleb 50 menit dengan suhu 180 derajat.
Ting... setelah oven berbunyi maka menguarlan aroma jeruk dari bolu panas, dan selamat menikmati... baca bismillah jangan lupa lho ya...:D 


Rabu, 02 November 2016

Selain seru, Ini Beberapa Manfaat yang Bisa Didapat Saat Bermain Bersama Anak


Sampai menjelang remaja, bermain adalah dunia anak-anak. Mereka akan lebih mempelajari apa pun melalui sebuah permainan. Nah, sebagai orang tua berapa sering Anda bermain bersama anak? Maksudnya betul-betul bersama menyatu dalam permainan dengan anak-anak. Bukan mengantar anak ke arena permainan atau memfasilitasi anak dengan permainan tertentu, lho.

Saya yang aktifitasnya full di rumah, bisa bermain kapan saja dengan anak. Kadang saat menunggu ayah pulang ngantor, saya akan main catur dengan si pengais bungsu. Di lain waktu saya akan membacakan cerita atau main peran bersama si adik. Kalau bosan di rumah, saya bisa ajak anak-anak keluar rumah. Melihat tanaman di halaman depan, main gelembung atau main bola yang bikin suara heboh di sore hari.

Tapi bagi yang kedua orang tuanya bekerja, maka moment weekend bisa dijadikan pilihan. Luangkan saja waktu satu jam untuk bersama anak, melebur dalam permainan anak.Suami saya kadang mengajak dua anak yang kecil olah raga bareng. Mereka kompak main nge Gym pake barbel atau push up yang kadang gayanya bikin penonton terbahak-bahak. Kalau bosan, kita sering senam bareng. Lucu-lucuan juga tapi berkeringat, dengan senam suka-suka Gamufamire atau ikutan ala-ala film India Queen. Dijamin anak-anak akan lebih memilih beraktifitas dengan kita dari pada melototi teve atau gadget.

Nah, sebenarnya apa sih manfaat bagi anak dan orang tua bermain bersama?

1. Membangun ikatan kuat antara ortu dan anak

Seringkan mememukan hubungan yang kurang harmonis atara anak dan orang tua? Satu rumah tapi males negur. Atau anak yang tidak berani jujur pada orang tuanya karena dalam benaknya pasti akan dapat omelan. Nah, melalui permainan anak dan ortu akan duduk satu level. Gak ada yang lebih tinggi, sehingga mereka bisa berkomunikasi dengan lebih bebas.

Anak juga akan lebih menikmati kehadiran orang tua yang memahami dunia dia. Bukan orang tua yang hobinya main perintah atau kasih khotbah doang. Tapi orang tua yang asyik yang bisa diajak curhat dan mengerti tentang dirinya. Hubungan yang baik seperti ini pastinya akan memberi dampak positif saat anak makin besar. Apalagi saat anak sudah mulai masuk tahapan remaja, dimana ketertarikan pada dunia luar makin besar. Anak tidak akan cepat-cepat lari dari orang tua, tapi tetap menjadikan orang tua sebagai tempat kembali, tempat cerita.

2. Mengalihkan perhatian anak

Bagi si pengais bungsu main dengan ayahnya adalah hal paling mengasyikkan. Tak heran jika setiap sore dia selalu bertanya, "Ayah pulang cepat atau enggak?" Saat saya nanya, dia bilang ingin main pesawat kertas sama ayahnya. Atau sekedar nge-gym barenga di halaman belakang ( alias tempat jemuran hehehe ).

Itu lah yang akhirnya saya gunakan untuk mengalihkan perhatian si kecil dari nonton teve. Karena di rumah no teve afer maghrib ( setelah maghrib sampai malam gak ada nonton teve ), jadilah perlu diciptakan keseruan untuk mengisi waktu. Kadang main monpoli, ular tangga, main peran, nonton video buatan Mas Hafidz yang kocak abizzz, atau seru-seruan main kartu dengan colekan bedak bagi yang kalah.



3. Melatih anak memiliki daya juang


Alangkah menyenangkan memiliki anak yang struggle, penuh daya juang. Ketika menghadapi kesulitan tidak langsung putus asa. Nah, permainan adalah salah satu cara melatih daya juang anak. Dengan istilah main-main, anak-anak pun dituntut menyusun strategi agar bisa memenangkan permainan. Seperti pada permainan catur, congklak, menyusun lego dan lain-lain.

Saat anak merasa bosan karena belum bisa menyelesaikan permainanya, orang tua bisa menjadi penyemangat. Bahkan kadang teriakan ayo... ayo... ayo... bisa langsung menaikkan semangat, lho.


4. Belajar menerima kalah dan menang


Ada juga lho, anak-anak yang ogah kalah. Karena sifatnya ini, si anak malah malas berkompentisi a tau berlomba sungguhan. Walau bukan untuk bersaing, anak tetap harus diajarkan bahwa dunia memang tempatnya persaingan, kompentisi. Maka, ada yang akhirnya menang, ada juga yang akhirnya di pihak kalah.  Dan melalui permainan anak akan diajak memahami kompentisi, fairplay dan juga bersikap legowo saat kalah.

Orang tua perlu memberikan pengertian kalah dan menang hanya masalah waktu, semua akan dipergilirkan. menang akan diberikan pada yang bersungguh-sungguh, kalah akan diberikan pada yang usahanya ya.. seadanya.


5. Melatih kerjasama 

Sebagai makhluk sosial manusia pasti butuh pertolongan dari orang lain. Jika ada anak yang terkesan menyendiri, anaklah permainan atau aktifitas yang membutuhkan kerja sama. Seperti memasak, membuat layang-layang, poster bulan Ramadhan, menghias rumah dan lain sebagianya. Suasana yang menyenangkan akan membuat anak tertarik sekaligus menjadi heart healing bagi yang pernah merasa sakit hati dengan saudara atau orang tua.




Semoga bermanfaat :)