Senin, 31 Oktober 2016

Ini lah Moodbooster Terbaik untuk Terus Menulis

Sore ini, tanpa firasat saya buka medsos. Maksud hati membuang jenuh karena tumpukan setrikaan masih menggunung. Lihat notifikasi kok banyak ya, ada mention pula dari seorang penulis keren. Hemm..., perlu dibuka nih, pikir saya mulai curious :)

Berharap ada kabar gembira karena hari ini sejak pagi kejadian sedih dan tidak menyenangkan terjadi satu persatu. Pernah membaca status seorang teman, bahw saat Tuhan mengirim kejadian tidak menyenangkan ( sedih bin mellow gitu ), maka Tuhan juga sudah mengirim pintu-pintu kebahagiaan untuk kita. Kalau saya lebih suka dengan redaksi  Al Qur'annya 'Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan' dikuatkan lagi dengan ayat sesudahnya, 'Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.' QS. Al Inshirah ( 94 ) :5-6

Pas di klik, mata melotot gak percaya. langsung scrool atas bawah ngikutin komen-komen yang ada. Dan... Alhamdulillah ternyata buku solo pertama saya yang terbit 2013 an masuk katalog buku dan penulis di FBF ( Frankfurt Book Fair ) 2016. Ya Allah, ngimpi pun enggak pernah, takut kebanting realita kalau ekpektasi terlalu tinggi. Kecewanya tuh berton-ton, asli nyesektul gak sih...

Dan ini lah yang bikin mood nulis naik lansung kayak dikerek sampai puncak tiang bendera hehehe :)



Walau event nya dah selesai, noraknya baru sekarang gak papa ya... Demikian juga saat dikasih tahu tidak semua buku yang ada di katalog di bawa ke Frankfurt, gak papa... segitu juga dah bersyukur banget. Karena dari baca-baca tentan FBF ternyata, ini pameran buku paling tua lho, dan juga bergengsi ( eit dah.. ). ajang penerbit dan penulis seduania saling bertemu untuk bekerja sama dalam bidang literasi.  Semoga ada kesempatan buku dan orangnya kelak ikutan datang ke sana, aamin.. aamiin... aamiin.. ( Bermimpilah dan Tuhan yang akan menjaga mimpi-mimpimu.. Andrea Hirata ).***






Jumat, 28 Oktober 2016

7 Tips Yang Perlu Diketahui Seputar Merawat Luka Khittan

Bagi yang baru mengalami bocah kecilnya dikhittan, bisa jadi banyak kebingungan dan ketakutan. Banyak pertanyaan yang muncul seputar penyembuhan luka, makanan yang jadi pantangan, perlakuan pada si kecil dan lain sebagainya. Nah, mari kita bahas satu-satu ya, bersama tim kece dari BNCC ( Bandung Nurse Care Community ).




Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui orang tua seputar penyembuhan luka ( berdasar konsultasi dengan tim BNCC di Baksos Juara 2016 by JIM Ahad 23 Oktober 2016) :

1. Bengkak pada alat kelamin setelah khittan adalah wajar
Artinya, orang tua tidak perlu terlalu panik saat melihat ada bengkak di kelamin anak setelah khittan. Bengkak terjadi biasanya karena bekas suntikan dan akan sembuh dengan sendirinya. Jika anak mengeluhkan rasa nyeri atau sakit, maka berikan obat pereda nyeri yang sudah diresepkan oleh dokter.

2. Menjaga kelamin dari sentuhan
Tentunya agar tidak menimbulkan luka baru pada bekas khittan ya bu ibu. Anak saya yang pertama mendapat semacam topi yang dipakai di perut dan sarung setelah khittan. Anak saya yang ke-2 setelah khittan mendapat celana kura-kura yang bagian depannya ada bagian seperti tempurung kura-kura.Bagian ini lah yang melindungi kelamin yang baru dikhittan dari sentuhan.

3. Jaga kebersihan alat kelamin dan tubuh
Walau anak mungkin merasa takut saat akan dibersihkan, berilah penjelasan bahwa bagian yang kotor adalah sarang untuk berkembang biak bakteri. Dari pada timbul penyakit lain di sekitar alat genital, sebaiknya bersihkan alat kelamin dengan lembut. Bisa dengan diusap dengan washlap bisa juga dengan tissue basah yang sudah anti bakteri.
Demikian juga untuk mandi, sehari setelah khittan anak boleh dimandikan dengan air hangat. Untuk daerah genital sebaiknya diseka saja atau dilap.

4. Aturlah pola makan anak
Sebenarnya tidak ada pantangan makanan setelah anak disunat. Ada pendapat yang berkembang di masyarakat  menyebutkan setelah dikhittan anak dijauhkan dari makanan yang amis ( ikan, telur ). Alsasannya makanan itu membuat luka bekas khittan basah hingga lama kering. Padahal makanan yang mengandung protein tinggi sangat dibutuhkan untuk pemulihan setelah proses khittan. Jadi jika anak ingin makan telur atau ikan setelah khittan bisa diberikan kecuali ada catatan alergi yang dimiliki anak.

5. Tidak perlu berlebihan mengkonsumsi obat
Jangan karena ingin cepat sembuh, maka memberi obat sebanyak-banyaknya. Biasanya dokter akan memberikan tiga jenis obat, obat pereda nyeri, antibiotik dan obat oles. Tim BNCC memberi catatan untuk obat nyeri hanya diberikan saat anak mengeluhkan rasa nyeri, jika tidak maka tak perlu diberikan. Apalagi sampai dihabiskan satu botol hehehe. Untuk antibiotik, konsumsilah sesuai aturan dan habiskan. Demikian juga untuk obat oles atau salep.

6. Jangan terlalu aktif
Saya ingat anak saya yang pertama disunat ketika berusia 2 tahun. Saat itu dia sedang aktif-aktifnya bergerak. Bayangkan saja, beberapa hari setelah khittan anak itu sudah naik teralis jendela. Lari sana-sini, lompat ke sana ke mari. Akibatnya darah keluar lagi walau si anak tidak mengeluh sakit. Dan saat kontrol dokter cuma tersenyum dan memberi nasehat, "Aa lari-larinya kalo sudah sembuh saja ya..."

7. Lakukan konsultasi dan kontrol
Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana luka khittan si anak. Apakah masih mengeluarkan darah, bernanah atau tidak? Darah pada luka khittan selama tidak berlebihan juga dianggap wajar. Lakukan konsultasi jika darah terus mengalir dan dalam jumlah yang banyak. Demikian juga saat timbul nanah atau cairan selain bening atau putih dan berbau busuk. Karena itu bertanda adanya infeksi dan perkembangan bakteri.

Konsultasikan juga saat anak mengeluh nyeri, dan susah BAK. Jangan cepat panik.Bisa jadi ada peradangan atau tertutupnya saluran air kencing oleh darah kering dan obat. 
 
Zaman sekarang amat jarang perban pada bekas khittan. Jadi tidak perlu ditutup bekas khittan. Luka khittan yang mendapat udara cukup justru akan mempercepat kering dan penyembuhan.
Kontrol biasanya dilakukan seminggu sejak khittan. Biasanya dilihat bagaimana luka khittan apakah sudah mengering atau belum. Dua anak yang pernah khittan saat kontrol tidak mendapatkan obat, hanya saran-saran dan menjawab pertanyaan orang tua. Misal bagaimana menghilangkan bekas darah dan obat yang menempel di sekitar daerahbekas khittan.

Semoga bermanfaat dan lekas sembuh ya Anak-anak hebat dan berani :)

Sabtu, 15 Oktober 2016

Ini lah Pentingnya Orangtua Menyayangi Buah Hatinya

Kasih sayang adalah kebutuhan penting bagi anak yang mesti dipenuhi orang tua. Artinya orang tua harus memberikan cinta dan perhatian yang cukup untuk buah hatinya. Tidak berlebihan dan juga tidak kurang. Berlebihan kasih sayang bisa membawa anak pada sifat manja, tidak mandiri  dan selalu bergantung pada orang tua ( orang lain ). Sedang kurangnya kasih sayang akan membawa anak pada keyakinan bahwa kehadirannya tidak diterima, tidak dihargai dan tidak bisa menyayangi orang lain.




Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi maka secara naluriah, anak akan mencari dari pihak lain seperti teman dan lingkungan. Banyak anak yang merasa eksistensinya lebih dihargai di hadapan temannya sehingga dia pun rela melakukan apa saja yang diperintahkan si teman. Banyak juga kejadian dimana anak-anak lebih asyik berkumpul dengan gank atau lingkungan tertentu. Karena rumah dan orang tua tidak bisa membuatnya betah dan nyaman.

Berikut beberapa alasan pentingnya kasih sayang dari orang tua untuk buah hatinyanya :


1. Modal utama dalam mendidik anak

Kasih sayang adalah modal utama yang dimiliki orang tua dalam mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya. Seorang praktisi dalam dunia tumbuh kembang anak mengatakan bahwa minimnya ilmu tumbuh kembang anak yang dimiliki orang tua tidak akan jadi hambatan dalam melaksanakan perannya,  selama mereka memiliki limpahan kasih sayang untuk anak-anaknya.

Rasulullah Saw., memberikan teladan tentang mencintai anak. Beliau bahkan menasehati agar orang tua mencintai dan menyayangi anak-anaknya saat seorang sahabat mengatakan dirinya tidak pernah memeluk dan mencium anak-anaknya. "Tidak akan disayang orang yang tidak menyayangi," sabda Rasulullah Saw.

Tentang kasih sayang, simak penjelasan Imam Ja'far As Shidiq berikut ini, "Kasih sayang Allah begitu mengakar dan berbekas dalam diri manusia. Ketika Allah mencintai hamba-Nya maka Ia mengilhamkan ketaatan, menamkan sifat kanaah (rela dengan segala pemberian Allah dan selalu merasa cukup) dan menjadikannya alim dalam urusan agama."

Subhanallah, begitu lah karakter kasih sayang. Jika diberikan dengan tulus akan sangat membekas dan berpengaruh pada objek yang mendapatkannya. Bayangkan Jika orang tua memberikan kasih sayang tulus, tanpa pamrih  pada anak-anaknya, maka orang tua akan lebih mudah mengarahkan anaknya pada sifat taat ( menurut ), penerimaan juga pengertian. Maka tugas mendidik, mengarahkan anak pada tujuan penciptaannya akan lebih mudah pastinya.


2. Menjadi syarat agar doa anak terkabul

Kok bisa? coba ingat-ingat lagi doa untuk orang tua " Ya Allah, ampunilah dosaku serta dosa kedua orang tuaku. Dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku ketika aku kecil."

Doa yang diajarkan oleh Nabi Saw., itu jelas -jelas memberikan syarat dibelakangnya. Kadang saya sendiri merasa malu dan tidak pantas saat mendengar si pengais bungsu  ( Mas Hafidz 5 tahun ) dengan suara cadelnya mengucapkapan doa itu. Saya langsung ingat apa saja yang sudah saya lakukan padanya sejak dia lahir ke dunia ini. Ada di mana kita bisa begitu mesra, ada juga saat kita begitu kaku seperti orang asing.

Ingat lagi  tentang ini "Tidak akan disayang orang yang tidak menyayangi," sabda Rasulullah Saw. Maka, jangan sampai orang tua menuntut anak akan sayang, perhatian jika mereka tidak pernah menunjukan dan memberikan kasih sayang pada anak. Banyak kejadian, anak menelantarkan orang tua yang sudah uzur. Atau saat anak dan orang tua berdiri di dua kubu berbeda, sebagai dua kelompok yang saling serang. Duh... rasanya sangat menyedihkan.

Itu juga yang membuat saya semangat untuk berubah. Sebelum terlambat, selama masih ada waktu yang diberikan oleh Allah, maka berikanlah kasih sayang pada anak-anak. Pada  buah hati yang sebelum kehadiran mereka, diminta dalam doa dan tangan yang tertengadah.

3. Menularkan jiwa penyayang pada anak

Siapa yang tidak ingin memiliki anak yang memiliki jiwa penyayang, welas asih. Tidak hanya pada orang-orang dekat, saudara atau kerabat. Tapi juga pada sesama manusia. Dengan kasih sayang yang berlimpah dalam dirinya, anak akan menjadi  pribadi yang menyenangkan, berempati tinggi, mudah berbagi dan ringan dalam menolong sesama.

Bukankah Rasulullah Saw., juga memiliki jiwa seperti itu. Bahkan ketika beliau Saw., mendapati penolakan, hinaan dan siksaan dari masyarakat Thaif,  bukan amarah yang berbicara, tapi kelembutan hati dan kasih sayang. Hingga yang keluar adalah doa dan harapan bahwa kenal dari kaun itu akan bermunculan pembela-pembela agama Allah Swt.

Ingatlah bahwa anak-anak kita kelak akan jadi duta-duta Din ini. Akan menjadi dai-daiyah dengan apa pun perannya dalam kehidupan ini. Bayangkan jika mereka memiliki sifat yang menyenangkan, penuh kelembutan, pastinya Islam sebagai rahmatan lil alamin pun akan lebih mudah disebar. Sehingga peran mereka pun akan mudah dilaksanakan. Untuk menjadi kuntum khiaru ummat ukhrijat linnas, takmuruna bil makruf wa tanhauna anil munkar.

Wallohu a'lam bishowab.
Catatan seorang ibu yang ingin memberi kasih seperti sang surya menyinari dunia, selalu memberi tak harap kembali :)



Selasa, 04 Oktober 2016

Yang Sering Terlupa dari Moment Tahun Baru Islam

Moment tahun baru Islam baru saja berlalu. Meski tak semeriah perayaan pergantian tahun Masehi, tapi beberapa kegiatan tetap mewarnai malam minggu kemarin. Dari mulai tabligh akbar, Imtihan anak-anak TPA juga pawai obor. Untuk yang terakhir disebut sampai membuat jalan-jalan sekeliling komplek saya macet total karen pertemuan rombongan pawai obor dari beberapa DKM :)


foto koleksi pribadi

Tapi adakah yang terlupa dari semua kemeriahan itu? Seorang teman sampai menyampaikan pertanyaan menggelitik in, kegiatan apa yang paling pas untuk momen ini? Jika moment hatun baru disamakan dengan momen membuka lembaran baru, dengan target-target baru, jelas refleksi dan resolusi adalah hal paling pas untuk dilakukan. Muhasabah atau menghitung apakah selama setahun kemarin sudah menjadi  baik dan mengumpulkan banyak bekal ukhrowi atau sebaliknya.

Tapi jika mengingat esensi dari proses Hijrah ( yang mendasari penetapan penanggalan dalam Islam ), mau tidak mau kita harus membuka kembali Sirah Nabawiyah. Catatan perjalanan kehidupan dan perjuangan Rasulullah Saw. Bahwa hijrah yang dilakukan bukan sekedar berpindah dari buruk ke baik, tapi untuk menyelamatkan ajaran besar untuk mencapai tujuannya sebagai rahmatan lil alamin.

Dan ternyata ini lah yang sering terlupakan. Hijrah dimaknai dalam skup yang lebih sempit, skup pribadi, bahkan skup akhlak atau adab semata. Padahal akhlak dan adab yang Islami dihadirkan dari pemahaman akidah dan pelaksanaan syariat yang lurus. Harusnya hijrah sebagai proses dakwah penyebaran ajaran Islam jangan dilupakan. Itu lah yang membuat para sahabat sepakat menentukan tahun pelaksanaan Hijrah sebagai tahun awal kalender Islam.

Setiap tahun para sahabat diingatkan pada momen menegangkan, yaitu saat Rasulullah dan para Muhajirin berpindah untuk menyelamatkan misi hidup ke Madinah. Menyelamatkan gerakan dakwah yang akhirnya membuat kita yang hidup berjarak 14 Abad dari Beliau bisa mengenal dan hidup berdasar ajaran itu. Maka jika para sahabat begitu gigih bersemangat mengajarkan Islam ke penjuru dunia, maka apakah semangat itu juga yang kita pegang?

Kadang kita terjebak dengan banyaknya kemudahan dan jumlah yang mayoritas. Karena mudah melaksanakan ajaran Islam, maka peran sebagai duta agama terlupakan. Apalagi jika mengingat bahwa dakwah itu seolah hanya tigas ulama saja. Padahl dalam sebuah keyakinan yang dipegang pasti ada konsekuensi untuk memperjuangkan hingga nyata sebagai identitas diri.

Persepsi Dakwah yang terlalu tinggi, terlalu berat hingga banyak yang memilih mundur dari jalan ini. Memang dakwah adalah jalan yang sepi, yang berdebu dan penuh onak dan duri. Dibutuhkan bukan hanya tekad yang kuat tapi juga penerimaan tugas sepenuh hati. Belum lagi saat ujian beratnya dakwah yang bisa membuat semangat dan niat tulus aus. Tapi yakin saja, ujian yang dihadapi tidak ada seujung kuku hitam dari yang didapat para Rasul dan Anbiya.

Rasanya ingin sekali menyenandungkan nasyid dari Saujana yang isinya pas sekal. Tentang beratnya tugas dan jalan dakwah, hingga sering terlupakan. 

Sekeping Hati 
by Saujana

Sekeping hati dibawa berlari
Jauh melalui jalanan sepi
Jalan kebenaran indah terbentang
Di depan matamu para pejuang

Tapi jalan kebenaran
Tak akan selamanya sunyi
Ada ujian yang datang melanda
Ada perangkap menunggu mangsa

Akan kuatkah kaki yang melangkah
Bila disapa duri yang menanti
Akan kaburkah mata yang meratap
Pada debu yang pastikan hinggap

Mengharap senang dalam berjuang
Bagai merindu rembulan di tengah siang
Jalannya tak seindah sentuhan mata
Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba


Wallohu a'lam bishowab ***
Sayair diambil dari :  http://liriknasyid.com/index.php/lirik/detail/759/saujana-suci-sekeping-hati.html

Sabtu, 01 Oktober 2016

Kesombongan yang Tersembunyi ( Catatan Pawai Obor )

Sejak kemarin si pengais bugsu sibuk bin semangat menyambut acara peringatan Tahun Baru hijriyah. Rencananya di masjid tempat dia TPA akan menggelar sekian kegiatan untuk anak-anak juga dewasa. Sabtu sore mulai jam 15.30, bagian santriwan santriwati TPA yang beraksi di panggung imtihan. Dalam acara ini anak saya  mempersembahkan nadom 20 Sifat Wajib Allah bersama teman-temannya.

Acara ini diagendakan selesai sebelum adzan maghrib berkumandang. Sebagian santri pulang untuk mempersiapkan acara selanjutnya yaitu pawai obor. Jujurini kali pertama saya dan anak mengikuti kegiatan ini. Dorongannya biasa, karena anak lagi semangat. Sayang sekali kalau dihilangkan dengan alasan  emaknya males nganter.

Karena tidak cukup waktu persiapan, kami pun mengganti obor dengan lilin. Agar aman pada anak, kami memasukkan lilin ke gelas plastik bekas air kemasan. Dasarny dilubangi seukuran lilin, dan saat lilin meleleh akan mengenai dasar plastik, hingga likin yang dipegang anak tidak akan panas. Keuntungan lainnya, api akan terlindung dari angin dengan badan gelas plastik.

Sebenarnya sejak dulu saya selalu penasaran kenapa dipilih pawai obor. Saya kadang suka kudet dan sedikit under estimete dengan kegiatan ini. Mending muhasabah atau doa bareng saja yang jelas-jelas Islami, kan? Ya ya... Itu pikiran saya lho...

Tapi balik lagi, karena kegiatan ini untuk anak-anak maka konsepnya pun harus menyenangkan dan ada unsur mainnya. Dan pelajaran penting buat saya agar tidak meremehkan pendapat orang lain. Ini sebenarnya bentuk kesombongan yang tersembunyi. Yaitu merasa lebih dari orang lain, lebih baik, lebih shalih, lebih islami dan lebih-lebih yang lain. 

Tepatnya saat panitia menjelaskan pada anak-anak tentang alasan dipilihnya pawai obor.

"Bayangkan dulu di jama Rasulullah berjuang menyebarkan Islam, tidak ada listrik. Teknologi belum semaju sekarang. Tapi itu tidak melunturkan semangat beliau. Coba kalau beliau mudah menyerah, pasti kita tidak mengenal Islam saat ini. Nah, kalian sebagai generasi di jaman teknologi maju jangan kalah semangat dong... gunakan teknologi , kecerdasan untuk kemajuan Islam. Karena kalian adalah generasi Islam yabg hebat , betul tidak..." Yang langsung dibalas koor Ya dari peserta ( including me hehehe )

Di sini saya bersyukur sekali dapat pelajaran untuk tidak meremehkan niat orang lain. Untuk mencoba berpoaitif thingking dari awal. Untuk tidak mematikan semangat anak. Subhanallah... semoga awal tahun yang baik membawa kebaikan sepanjang tahun ini. Welcome 1438 H..., semoga lebih baik lebih baiklebih baik dari tahun kemarin, agar tidak merugi....bismillah....***