Jumat, 06 Desember 2013

Jejak Tulisan....

Alhamdulillah, akhirnya buku pertama yang kunanti- nanti terbit juga. Secara, menunggunya cukup lama. Hampir setahun setengah lho! Tapi, semua terbayar dengan senyum dan ucapan syukur bahwa akhirnya buku itu bisa terbit dan beredar di toko buku.

Buku ini memang istimewa bagiku. Berawal, dari kesukaanku membacakan cerita buat anak - anak sebelum tidur. Lalu, aku pun sering membeli buku- buku untuk anak-anak sesuai dengan misiku. misal, saat Ayesha yang kurang sabaran dan sering buru- buru, aku pun membeli buku anak- anak tentang sifat sabar. Atau saat Aa Zuhdi sudah mulai suka pakai sarung, aku belikan juga buku tentang kegembiraan anak bisa memakai sarung sendiri.

Awalnya, di manajemen penulis yang kuikuti ( Indscrpt Creative ) membuka kesempatan untuk menulis buku anak .Waktu itu judulnya sudah ada yaitu 40 Kisah Pengantar Tidur Islami. Dan..., tentu saja, ada rasa ragu- ragu, bisa enggak ya. secara selama ini outline yang aku buat tidak ada yang gol satu pun. Maka aku pun mulai membaca- baca buku- buku yang sudah aku bacakan untuk anak- anak. Dan ..., aku pun mulai terbayang seperti apa buku pengantar tidur itu.

Agar berbeda dengan yang lain, aku pun memasukkan kisah beberapa Nabi. Bismillah..., kikirim outlineku. dan ternyata butuh tiga kali kirim karena ada beberapa kendala teknis. Entah itu intenet yang ngadat atau ternyata sudah terkirim tapi di sana gak diterima. Aku berusaha berpositif thingking aja. Mun tos rezeki moal kamana ( kalau sudah rezeki ) tidak akan kemana. yang penting sudah berusaha maksimal dan beda dari yang lain hehehe..sambil kipas- kipas tentunya :)

Buku untuk anak, bergenre dongeng atau kisah. Cocok sekali dibacakan pada anak- anak. seperti sudah diketahui, bahwa membacakan cerita atau dongeng sangat bermanfaat membangun karakter anak. Apalagi jika ceritanya penuh nilai- nilai positif yang ingin ditanamkan pada anak. Dalam buku ini , 40 Kisah Pengantar Tidur Islami, insyaallah banyak nilai- nilai akhlak mulia yang bisa diambil. mulai dari kisah tentantang kejujuran, kemuliaan, pengorbanan hingga keberanian. kelebihannya cerita ini diambil dari kisah para pelaku sejarah yang sudah tercatat baik dalam Al-Qur'an maupun kisah- kisah para shahabat dan thabiin.

Yakin deh, bahwa waktu-waktu istimewa yang antara ibu, ayah dan anak akan bisa  tercipta dengan membacakan cerita penuh hikmah ini. So...tunggu apa lagi, segera dapatkan buku ini di gramedia dan book's store lainnya.

Jumat, 28 Juni 2013

Cermin dari Sahabat

bagiku, yang sudah mengalami persalinan lima kali, tetap saja melahirkan itu menegangkan. Excited memang, awesome juga. bayangkan saja, tubuh yang sudah lelah seharian- bahkan bisa jadi lebih- menahan sakit kontraksi, ternyata masih bisa mengejan dan mengeluarkan si buah hati. itu lah mengapa setiap kali melahirkan, aku tetap ingin didampingi suami. Bidan atau dokter yang mendampingi pun harus yang aku percaya. karena melahirkan tetaplah sebuah pertaruhan nyawa. Dan jika kondisi terburuk menimpaku saat melahirkan, minimalnya aku ingin orang- orang yang kupercayalah yang ada disampingku.

Kondisi yang jauh berbeda justru dialami sahabatku. Dia hamil dan melahirkan di negeri asing. Perempuan kuat ini pergi mengambil gelar S2 dan S3 tanpa sadar ada makhluk mungil yang dititipkan Allah di rahimnya. mengalami masa ngidam di tengah bekunya musim dingin. Sementara suaminya masih di tanah air dan baru berencana menyusul tahun depan. O lala.., acung jempol sekaligus prihatin. Kagum pada ketegarannya dan juga tekatnya. Tapi juga prihatin atas kesendirian yang dirasakannya.

Setiap kali kami berkomunikasi yang hanya bisa lewat chatting, tak pernah sedikitpun dia mengeluh. Sesekali dia bertanya tentang yang sedang dirasakan dan cara antisipasinya. Misal, ngemil apa ya yang bisa mengurangi mual? atau sampai kapan biasanya mual - mual akan mereda?

Satu kesempatan aku pernah bertanya, beratkah menjalani semua ini? dia hanya menjawab singkat, "Insyaallah saya kuat, Teh. tolong do'akan saya kuat...kuat menjalani semua pilihan ini." sebuah jawaban yang membuat tak satu huruf pun mampu saya ketik untuk membalasanya.

Aku pun teringat beberapa teman yang lain yang kadang terkesan 'repot'saat hamil. Padahal kondisi mereka sangat nyaman. Suami ada dan siap mengantar periksa ke dokter atau bidan. Jika ingin ini tinggal bilang, ingin itu tinggal ngomong. Bahkan saat ingin istirahat ada orang tua atau mertua yang siap menampung. Semua perhatian tercurah pada kehamilannya. Namun yang terjadi tetap saja merasa kurang, merasa lemah hingga terkesan manja yang ada.

Ya, memang hidup ini penuh pilihan. Mestinya tak perlu mengeluh dan berkoar- koar saat pilihannya itu membawa pada kesusahan. Bayangkan saja itu sebagai harga yang mesti dibayar untuk sesuatu yang kita inginkan. Apalagi bagi yang keinginan yang sudah direncanakan, mestinya sudah juga dipersiapkan resiko  yang bisa didapat. 

Kini, hari- hari bergerak mendekati waktu perkiraan lahir bagi sahabatku. Aku pun makin sering menghubunginya. Menanyakan kabar dan kondisinya.  Biasanya saat- saat ini perempuan hamil sudah makin susah tidur. Bisa jadi karena posisi tubuh yang sudah tidak nyaman juga pikiran tentang persalinan yang memicu stres. Hanya do'a yang bisa kukirim, semoga persalinannya lancar, bayi dan ibunya selamat tak kurang suatu apapun.***