Sabtu, 06 Juni 2015

Sukses Puasa Untuk Bumil dan Busui




Dari segi hukum puasa, ibu hamil dan menyusui memang mendapatkan keringanan atau rukhsah untuk tidak berpuasa. Artinya boleh meninggalkan kewajiban puasa di bulan Ramadhan dan menggantinya di hari yang lain. Hal ini karena ada beberapa kondisi yang dialami oleh ibu hamil yang menghalangi dia untuk berpuasa, bisa jadi kandungan yang lemah, kondisi ibu hamil yang sangat butuh asupan makanan untuk menjamin pertumbuhan janin, atau juga dalam kondisi nyidam atau mornins sick. Demikian juga dengan ibu menyusui yang ASI nya sangat dibutuhkan oleh sang bayi ( terutama bayi yang belum dapat MPASI), pastinya asupan gizi yang baik sangat diperlukan untuk memproduksi ASI yang berkualitas.

Tapi kadang ada juga yang langsung mengambil rukhsah padahal kondisi kandungan dan bayinya fine-fine saja jika diajak berpuasa. Karena rukhsah itu pasti ada aturannya, atau bahasa kerennya mah syarat dan ketentuan berlaku. Menurut Ust. Cecep Munawar Kholil, hukum ibu hamil dan menyusui dalam hal puasa Ramadhan sama seperti orang sakit. Artinya, kalau sakitnya membutuhkan asupan makanan yang rutin, yang jika tidak makan bisa membahayakan nyawa, baru lah rukhsah itu jatuh.Artinya tidak semua orang sakit langsung dapat rukhsah utk tidak berpuasa. Lha.. kalau sakitnya tidak membahayakan dan tidak kritis serta tidak berhubungan dengan makan minum, tentunya tidak terkena rukhsah. :)

Nah, bagi ibu hamil dan menyusui yang bersiap untuk tetap puasa di bulan Ramadhan, ada beberapa tips yang bisa dilakukan:

1. Yakini bahwa perintah Allah bukanlah sebuah penderitaan apalagi siksaan. Ada maksud dan tujuan dibalik sebuah perintah. Demikian juga dengan puasa. Walaupun tubuh dilapardahagakan tapi bukan untuk membuat lemah tak bertenaga. Tapi justru untuk melatih fisik agar lebih sehat dan jiwa lebih taat. Kalau sudah yakin bahwa puasa itu justru menguatkan, insyaAllah kuat. Bagi ibu yang sedang hamil, puasa juga menjadi jalan pendidikan religi secara langsung pada janin dalam kandungan. Dimana anak dididik sabar dan  bergantung pada Allah Swt. Persiapan mental ini sangat menentukan, jika mental sudah kuat, maka fisik pun akan mengikuti.

2. Memperhatikan asupan gizi
"Makan saat buka seperti biasa, lalu setelah tawarih tambahkan dengan minum susu dan sedikit camilan. Sahur juga dengan makanan yang mencukupi empat sehat lima sempurna. " Pesan Bidan Leni saat saya konsultasi kehamilan si nomer 4.
Saya biasanya menambahkan dua sendok sari kurma di akhir makan sahur. Karena tenaga dan gizi dari kurma memang diakui sangat bagus? Jangan lupakan juga konsumsi air putih yang mencukupi, jangan sampai kurang ya :)

3. Buat daftar skala prioritas untuk melakukan pekerjaan
Bagi ibu yang bekerja, pastinya pergi bekerja adalah sebuah pekerjaan dengan skala prioritas tinggi. Makanya, perlu tenaga besar dan persiapan cukup. Membuat skala prioritas akan membuat kita menentukan mana pekerjaan yang penting yang memerlukan banyak energi, mana pekerjaan yang bisa dinantikan, atau kegiatan yang justru harus ditinggalkan, seperti bergadang. eh bukan berarti ibu di rumah pun tidak perlu mengatur pekerjaannya. Tetap saja, pengaturan pekerjaan akan memudahkan kita untuk memanage waktu dan tenaga selama berpuasa.

4. Istirahat yang Cukup
Bulan Ramadhan memang padat dengan kegiatan ibadah. Tapi badan juga punya hak untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Jangan sampai karena lalai, yang ada malah sakit baik selama maupun setelah Ramadhan.

5. Mohon Pertolongan dan Kekuatan Pada Allah Swt.
bahwa mampunya kita beribadah pun semata-mata karena kekuatan dan pertolongan dari Allah. Jadi jangan lupa untuk senantiasa memohon kepada Allah, agar dimudahkan dan dilancarkan segala kegiatan kita selama beribadah.

Nah, sudah siap kan menyambut Ramadhan, ukhti semua? Semangat semangat !***






Tidak ada komentar:

Posting Komentar