Senin, 29 Februari 2016

Oleh-oleh Bedah "Surat untuk Muslimah" : Membedah Dua Peran Penting Muslimah Sepanjang Jaman

Sabtu 27 Februari 2016, saya berkesempatan lagi untuk membedah buku Surat untuk Muslimah. Kali ini tidak secara on air ( siaran radio ), tapi saya menjadi pengisi di majelis taklim lingkungan rumah saya. Berkali-kali saya mencoba meluruskan niat, dari sekedar mempromosikan buku untuk tujuan yang jauh... jauh lebih baik menurut saya. yaitu seperti yang tersebut dalam QS 'Asr (103 ): 1-3 . Agar tidak menjadi manusia yang tidak merugi, yang beriman dan beramal shaleh, dan saling menasehati dalam urusan Al Haq ( agama ) dan saling menasehati dalam urusan kesabaran.


Nah, karena itu saya pun memilih tema global yang pastinya asyik dibicarakan dengan ibu-ibu peserta majelis tajlim. Yaitu tentang dua peran penting dari seorang muslimah sepanjang jaman. 
Meski disebut sebagai dua peran penting, seringnya para muslimah gak paham lho. Menurut Ust Cecep Munawar Khalil, semua itu karena propaganda dan serangan musuh-musuh Islam untuk menjauhkan muslimah dari perannya. Yuk kita bahas dua peran tersebut:

Pertama: sebagai penjaga aqidah keluarga. Bahwa seorang muslimah harus berperan aktif dalam menjaga dan melindungi kelurusan aqidah pasangan dan anak-anaknya. Itu saya pahami bahwa menjaga rumah dan segala isinya bukan hanya dari segi fisik, tapi juga dari serangan yang sifatnya lebih mendasar seperti keimanan. Apalagi di jaman sekarang serangan terhadap akidah berlangsung secara massive ( besar-besaran ). Mulai dari tontonan, pemikiran sampai gaya hidup. Sedikit demi sedikit umat menggeser tujuan hidupnya, dari mendapatkan keridhaan Allah dan syurga menjadi dunia dan kesenangannya.

Saya juga memahami, betapa beratnya tugas ini. Bagi seorang yang tinggal di rumah dengan pekerjaan yang bisa jadi sangat membosankan, tapi dituntut untuk bisa mencounter, memfilter apa-apa yang datang dari luar rumah. Pastinya, agar bisa menjaga maka seorang muslimah harus memastikan ( make sure ) bahwa aqidahnya sudah lurus. Bahwa yang dituju dalam kehidupan ini adalah mardhotillah. Bahwa dia siap mendukung dan memberi masukan pada sang kepala keluarga untuk tetap menekuni jalan yang diridhai oleh Allah Swt.

Yang kedua: adalah menyiapkan generasi. Ini karena baik buruknya sebuah jaman memang tergantung wanitanya. Jika baik wanitanya, maka jamannya juga baik, pun sebaliknya. Artinya, muslimah mestinya punya keinginan besar untuk selalu belajar dan berubah menjadi lebih baik, menjadi lebih shalihah. 

 Itu lah sebabnya Rasulullahmemandang pentingnya pendidikan untuk para wanita. Dan  menempatkan para ibu di rumah, sebagai basis untuk menyiapkan generasi. Para ummahat ini dididik oleh Nabi Saw, maupun suaminya. Kalau pun tidak sempat karena panggilan jihad fisik, di jaman Nabi, ada para Ummahatul Mukminin yang siap mendidik para akhwat agar bisa menjalankan perannya di rumah.

Lalu apa yang akan terjadi jika kaum muslimah lalai pada peran besarnya ini?
Saya kembali menyitir pandangan dari Ust. Cecep bahwa ada dua hal juga yang akan terlihat nyata, yaitu:

1. Rusaknya generasi
Bahwa akan terjadi generasi yang jauh dari nilai-nilai Islam. Anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang matrealis, yang tidak yakin pada akhirat. Yang berpikir, bagaimana hidup sekarang ini, hidup saja sudah susah, gak usah lah mikir mati. Generasi yang bingung karena tidak tahu apa yang harus di tuju. Generasi yang akhirnya menjadi mangsa dari paham-paham dan hidup yang menyimpang.

Saya juga memasukkan sedikit hal yang lagi tren sekarang ini, masalah penyimpangan seksual yang menyasar pada anak-anak. Terutama anak-anak yang belum baligh, yang belum menentukan orientasi seksualnya. Dan hasil yang dituju adalah rusaknya generasi Islam, hingga menjadi generasi yang dilaknat oleh Allah Swt. Naudzubillah... ( Di sini ibu-ibu pada diam, semoga bukan karena gak percaya ya... hehehe, tapi lebih karena merasa tergugah)

Saya juga cerita tentang percakapan dengan suami tempo hari, awalnya karena saya bilang, "jangan-jangan melihat kondisi anak-anak sekarang nih..., nanti yang datang ngelamar anak gadis kita adalah yang badannya penuh tato. Duh... ibu anti tih sama yang gituan." trus suami jawab." Kalo ternyata sudah tobat alias pensiun gimana, macam preman pensiun, cuma belum dihapus?" Saya masih masygul ( alamakkk... macam di novel-novel saja ). Lalu makin masygul waktu suami meledek dengan ucapan ini, "Asal jangan bekas h***, aja deh ..." ( Ya Allah, saya kok gak tega nulisnya, dan semoga ini gak akan terjadi, ya Rabb... lindungi kami dan keluarga kami, jangan jadikan kami dan keluarga kami sebagai bahan bakar neraka...)
( ibu -ibu pengajian pun khawatir dan masygul, aduh,..., maaf ya ibu-ibu bukan maksud membuat hati jadi was-was).

2. Rusaknya Izzah Islam
Saya yakin deh, musuh-musuh Islam itu tidak akan berani menyatakan Al Qur'an salah atau melakukan tindakan profokatif. Mereka akan merusak citra Islam melalui tokoh-tokoh dan penganutnya. Misal, hijaber kok pacaran? Berjilbab kok suka ngegosip atau tukang bohong. Atau bisa juga ada istilah orang alim kok muna sih dll. 

"Saat ini apa yang lagi rame di infotainmen , Bu?" tanya saya mencoba komunikatif.
Eh..., pada pad senyum-senyum saja tuh jama'ah. "Beneran gak tahu Bu, itu loh SJ." Saya juga ikutan senyum.
"Iya itu penyani dangdut, Sae**l J****, " Teriak seorang Ibu, "Sebenarnya tahu sih Bu Ustadzah, cuma malu karena ketahuan suka nggosip. " Gerrr... seluruh jama'ah tertawa.
"Eh, bukan Super Jun***," Elak saya sambil yang langsung disambut Gerr lagi.
"Iya, itu juga salah satu contoh yang merusak kemuliaan Islam. Walau belum tentu benar salahnya dakwaan yang dialamatkan padanya, tapi citra Islam, citra ibadah yang tekun itu terasa sia-sia. Orang jadi mikir, alah ngapain juga sholat, puasa kalo kelakuannya kayak gitu. Mending kayak kita-kita aja yang biasa-biasa saja hidup tapi tidak melakukan hal-hal buruk."

Itu lah yang menjadi alasan saya menulis buku "Surat untuk Muslimah". Agar sebagai diri, istri maupun ibu seorang muslimah tetap menyadari peran pentingnya. Dan jangan sampai kita menyesal ketika suatu saat melihat kehancuran di depan mata. Naudzubillah...tsumma naudzubillah***


Selasa, 23 Februari 2016

Lindungi Anak dari Penyimpangan Orientasi Seksual Dengan 7 langkah ini!



Entah untuk sensasi atau memang kenyataan, masyarakat dibuat bingung dengan berita-berita yang beredar. Belum lama seorang presenter kondang di tuding melakukan pelecehan seksual.  Yang bikin semua kaget karena yang merasa menjadi korban adalah laki-laki juga. Belum hilang, muncul lagi berita penyanyi dangdut yang labelnya islami dituduh melakukan kekejian yang sama. Sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini? betulkan semua pemberitaan itu, atau sekedar mencari popularitas?

Belum lagi usai, ada kenyataan lain yang lebih ngeri terlebih buat saya yang seorang ibu dan memiliki anak-anak masih kecil dan baru remaja. Ternyata anak-anak yang masih polos ini atau belum baligh adalah sasaran utama dari propaganda LGBT. Karena anak-anak yang belum tahu pastinya tidak akan merasa salah jika memilih orientasi yang menyimpang. Beda dengan orang dewasa atau remaja yang sudah paham tentang orientasi seksual yang benar, kan. "Bagi kita-kit ayang sudah paham dan tua mah, bisa jadi malah merasa jijik dengan penyimpangan ini. Dan tidak akan ikut-ikutan seperti mereka. Tapi anak-anak, ibarat kertas kosong, tinggal ditulis lalu jadilah seperti yang diinginkan penulisnya.

Lalu bayangkan apa jadinya jika anak-anak yang masih polos itu menjadi homoseksual. Saat mereka baligh dan butuh pelampiasan, mereka akan mencari anak-anak yang lebih muda dari mereka dan menjadikan mereka sasaran pelampiasan. Karena biasanya, salah satu ciri anak yang orientasi seksualnya sudah menyimpang takut arau tidak pede jika menjalin komunikasi atau sekedar bicara dengan lawan jenis yang sebaya.

Jika kondisi ini dibiarkan terus, bayangkan apa yang akan terjadi dengan generasi muda kita. Dengan anak-anak yang mestinya bersih dan berkembang dengan sehat. Mereka hanya akan menjadi hama, atau perusak. Menakutkan, itu yang ada dalam benak saya. padahal, saya sebagai seorang ibu pastinya berusaha sekuat daya sekuat tenaga melindungi anak-anak dari bahaya atau penyakit apa pun. bahkan kalau itu harus dengan memberli vaksin yang mahal sekali pun, rasanya tidak apa-apa. Itu untuk penyakit fisik, lalu bagaimana dengan penyimpangan seksual yang juga termasuk dalam kelainan ini? Bukankah harusnya kita juga waspada dan memberi vaksin atau imunitas pada anak?

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melindungi anak dari bahaya homoseksual atau lebih dikenal lesbian, gay, biseksual dan transgender:

1. Ajari Anak Memahami Identitas Diri
Berikan pemahaman pada anak bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan peran dan tugas yang berbeda. Pahamkan juga pada anak bahwa setiap peran dan tugas yang disandang harus disyukuri. Anak perempuan bangga dilahirkan sebagai perempuan karena mereka melihat sang ibu pun bangga dengan perannya. Dan anak laki-laki akan pelajar peran ayah dengan melihat ayahnya yang menjalankan tugas perannya dalam keluarga. Teladan dari ayah dan ibu sangat penting untuk membuat anak semakin kuat memahami identitas dirinya.


2. Bimbing Anak Untuk Tidak Menyerupai Lawan Jenisnya

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari ).

Caranya tentu saja dengan memberi bimbingan pada anak-anak tentang bagaimana mereka berpenampilan sesuai jenis kelaminnya. Walau hanya untuk lucu-lucuan hindari memakaikan pakaian anak perempuan ke anak laki-laki. Demikian juga sebaliknya.  
Termasuk di dalamnya adalah membiasakan memakai jilbab pada anak perempuan sedini mungkin. Dan laki-laki pun dibiasakan untuk berpenampilan sopan, minimalnya memakai celana di bawah lutur untuk menutup auratnya.

3. Hargai dan Hormati Aurat Anak
Sejak kecil, biasakan anak untuk menutup daerah pribadinya. Perlahan ajar kan anak untuk bisa membersihkan alat kelaminnya sendiri, sehingga tidak perlu ada orang lain yang memegang atau melihatnya. Biasakan anak merasa malu jika tidak menutup aurat di hadapan anggota keluarga lainnya.  Bahkan ketika anak masih bayi, biasakan untuk meminta ijin pada si bayi saat akan menggani popok atau membershkan kelaminnya. Ini sebagai bukti bahwa orang tua menghargai anak dari bayi dan mereka pun kelak harus menjaganya baik-baik.

yang tidak boleh dilupakan adalah mengajari anak untuk menghormati aurat orang tua, dengan meminta ijin di 3 waktu saat akan masuk ke kamar orang tua. Seperti dalam QS. 24 ( Annur ): 58-59

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

4. Memisahkan Tempat Tidur Anak
Ketika saya punya anak kembar yang kebetulan sepasang laki-laki perempuan, dari usia tahun sudah saya pisah ranjang tempat tidurnya. Ketika sudah memasuki usia 5 tahun sudah si kembar sudah pisah kamar.  itu pun atas permintaan Aa. Jadilah kakak dengan si sulung ( perempuan ), sedang Aa sendiri di kamarnya. Banyak saudara atau kerabat yang merasa itu terlalu kejam, padahal jika dilakuakn dengan perlahan dan pembiasaan  anak justru akan mandiri sejak dini.
Kini ketika usia si sulung 9 tahun, Alhamdulillah ada rejeki hingga bisa beli ranjang tingkat hingga keduanya bisa tidur terpisah walau masih satu kamar.

Ingat juga hadist ini :
"Perintahkan anak-anak kalian shalat pada usia 7 tahun, pukullah mereka jika meninggalkannya pada usia 10 tahun dan pisahkan di antara mereka tempat tidurnya." (HR. Ahmad dan Abu Dawud,)

5. Pemilih Tontonan yang Aman untuk Anak
Saat ini pornografi sudah sangat gampang diakses. Bukan hanya film dewasa, film kartun bahkan iklan pun tak jarang memiliki konten pornografi. Saya selalu berusaha mendampingi anak-anak nonton tivi. Kalau perlu apa yang akan anak tonton saya sudah tahu, dan seringnya anak-anak juga suka nanya, "Bu, drama ini ceritanya apa? Bagus gak? " Kalau ternyata ceritanya lebih ke arah dewasa, saya pun akan menyarankan ganti channel. Tentu saja dengan penjelasan yang bisa mereka terima.
Termasuk dalam mengidolakan artis atau penyanyi muda. Seperti remaja lainnya anak-anak ada yang menyukai lagu-lagu One Direction. Ada juga yang lebih suka J Pop dan K pop.
 Mau tak mau saya pun ikut mendengarkan dan mengikuti berita idola anak-anak. Termasuk mengamati tingkah polah yang menyimpang. Seperti yang baru-baru ini saya dapat dari teman muda saya tentang teased picture bintang K Pop yang mengerikan. Minimalnya, saya jadi tahu sisi-sisi negatif yang perlu dijelaskan untuk tidak dicontoh, bahkan di warning kan ke anak-anak,

6. Ceritakan Tentang Kaum Sodom
Meski anak-anak bisa membaca kisah Nabi Luth sendiri tapi akan lebih afdol jika orang tua yang membacakan atau menceritakan kisah itu. Saya pun sering melakukan hal itu dan memberi pesan-pesan sponsor yang sudah disiapkan. Misal,  saya pernah menceritakan bahwa kejadian kaum Nabi Luth itu tidak terjadi dalam satu hari, satu minggu atau satu tahun. tapi bisa jadi sudah sejak lama penyimpangan-penyimpangan itu dimaklumi, diterima hingga hampir seluruh kaum menjadi pengikut penyimpangan seksual itu. Dan itu bisa terjadi sekarang, di jaman kita jika kita menerima dan mencoba memakluminya sedikit demi sedikit.

7. Jalin Komunikasi dan Keterbukaan dengan Anak
Ini untuk menghindari anak mendapat informasi yang salah tentang homoseksual dari lingkungan diluar rumah. Komunikasi yang nyaman membuat anak pun tidak takut menanyakan hal-hal yang dianggap tabu. Termasuk tentang pendidikan seksual yang sebenarnya sudah bisa dilakukan sejak dini dan disesuaikan dengan usia anak. Keluarga yang memberi rasa nyaman juga akan menghindarkan anak dari mencari perhatian dengan melakukan tindakan buruk.

Itu usaha yang bisa dilakukan selain tentunya lindungi anak-anak dengan doa kepada Allah, karena sebaik-baik pelindung adalah Allah Al Waliy. Maka jangan bosan mendoakan keselamatan anak, baik jiwa raganya, dunia akhiratnya. Wallohu a'lam bishowab.





Rabu, 10 Februari 2016

Karena Anak-anak Sangat Berharga

Sebelumnya saya pernah menuliskan status di FB yang tentu saja panjang kali lebar tentang kewaspadaan yang harusnya dimiliki oleh seorang ibu. Apalagi ditengah banyaknya gempuran paham-paham yang aneh-aneh. Jika kita mencoba memaklumi maka hasilnya yang kita lihat sekarang. Jika dulu, orang akan merasa jijik terhadap tingkah kemayu laki-laki, sekarang para remaja kita banyak yang bergfaya seperti itu. Karena mereka mengikuti idola mereka yang ada di layar kaca.

Pada tayangan anak-anak pun, jangan merasa aman. Bahkan untuk ukuran kartun santun produksi negeri jiran pun ada juga tokoh Abang Sally yang kemayu dengan tato alis super tebal. Jika kita merasa aman, maka lama-lama anak-anak laki-laki kita merasa biasa dan tidak malu berlenggak-lenggok macam tokoh itu. Atau berbicara dengan gaya wanita, ya Allah... naudzubillah.

Bagi kalangan remaja pun jangan maklumi masa puber yang biasanya menjadi alasan boleh mencoba apa pun hanya dengan alasan mencari jati diri. Menurut Irawati Istadi dalam buku Mendidik Anak dengan Cinta, Bangun Karakter Remaja,  banyak yang salah mengartikan masa puber. Masa puber disebut masa kebebasan, masa melakukan kesalahan. Hingga kesalahan bahkan tingkah remaja yang bisa dikategorikan nakal pun dimaklumi. Maka, orang tua akan merasa tidak berani meminta remaja putrinya menutup aurat karena katanya mereka masih mencari jadi diri, atau ingin berjilbab dengan keinginan sendiri. Atau saat remaja putranya asyik dengan gank yang kadang ulahnya lebih sering mengganggu mereka pun merasa maklum.

Padahal dalam Islam, tidak mengenal masa puber. Masa baligh adalah masa dimana seorang anak memasuki alam kedewasaan. Hingga amal mereka pun sudah mulai diperhitungkan. Amal baik akan menjadi bibit kesalihan dan pahala. Demikian amal buruk pun akan menghasilkan dosa dan bibit kedurhakaan. Peran orang tua juga bukan hanya memaklumi dan membiarkan tapi mendidik mereka dengan acuan yang jelas, dewasa dan mandiri.

Apalagi dengan serbuan pudaya K-Pop dan J- Pop yang datang tanpa batas. Kaum remaja betul-betul butuh pendidikan, bimbingan dan pengawasan yang pas. Karena banyak paham-paham yang disusupkan terhadap tayangan drama yang memikat mata dan lagu-lagu yang melenakan. Seperti paham kebebasan, cinta yang dibumbui adegan dewasa, gaya hidup yang menonjolkan penampilan atau chasing semata, gaya hidup instan tanpa mau bersusah payah, isue LGBT dan juga paham-paham zionis yang ada dalam paham matrealis dan liberalis.

Mereka membalutnya dalam drama-drama dengan jalan cerita memikat dan juga lagu-lagu yang easy listening. Belumlagi dukungan dunia dan media. Bayangkan sampai ada teve nasional yang memasukkan berita tentang berita Negeri Kimchi termasuk artis-artisnya. Kadang saya sampai bingung plus eneg, sampai segitunya kah remaja kita teracuni K Pop, hingga kabar selebritisnya pun wajib diikuti.

Padahal di negara mereka sendiri, mereka begitu ketat mengatur tentang jam tayang. Drama dewasa walau pun bentuknya kartun dtetap diputar jam 10 malam ke atas. Demikian juga dengan artis-artis di bawah umur diatur juga dalam hal penampilan. Karena mereka ingin generasi penerus mereka tetap terjaga.

Saya jadi ingat percakapan saya dengan seorang teman yang kini sedang belajar di Eropa. Dia sampai merasa lebih nyaman tinggal di sana, dibanding di Indonesia. Salah satu komentarnya seperti ini : Disini anak-anak dianggap aset berharga. jadi dilindungi dari segala bahaya dan kekurangan. diberi fasilitas belajar yang luas dari sejak belum lahir sampe SMA. Di sini Mall cuma satu beda banget sama di Indo ya..., sengaja katanya tapi perpustakaan satu tiap kelurahan, taman juga satu tiap kelurahan. Jadi biar remaja mereka dilindungi dari matrealisme.

Sungguh ironi kan, di saat negara muslim seperti Indonesia digempur habis-habis an dengan ghazwul fikrri dan kita merasa bangga saat mengikuti tingkah polah mereka. Padahal mereka sendiri sangat protektif menjaga aset mereka yang berharga, anak-anak , generasi penerus. Di saat kita begitu bangga memberi kebebasan pada kaum remaja, mereka pun tetap melindungi anak-anak mereka dengan memberi pendidikan yang memadai. Minimalnya agar anak-anak bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak. Di saat kita menyerahkan anak-anak dalam asuhan gadget dan televisi, mereka justru menjadikan buku dan perpustkaan sebagai wahana belajar. Sungguh ironi...

Nah, agar jangan hanya terkaget-kaget, marilah kita menjadi orang tua yang lebih peduli pada anak-anak. Bukan hanya keselamatan fisik yang kita, tapi juga seluruh aspek. Bukan hanya pendidikan dunia yang didapat, tapi juga pendidikan agama. Minimalnya, seorang ibu mau duduk bersama dengan anak, menemani dan memilihkan apa yang baik untuk anak. Ya... jangan abai, jangan merasa aman. Tetaplah waspada.***

Senin, 08 Februari 2016

Nasehat untuk Para Istri

Pernah membaca kisah istri Nabi Ismail, Ukhti? Suatu hari Nabi Ibrahim mengunjungi putranya di Mekkah. Sesampainya di rumah Ismail, ternyata yangmembukakan pintu adalah seorang wanita yang sudah diperistri putranya. Tanpa bertanya siapa yang datang, wanita itu hanya mengatakan bahwa suaminya sedang tidak ada di rumah. Ibrahim pun memutuskan untuk menunggu Ismail di luar rumah. 

Selama menunggu, Ibrahim memperhatikan wajah menantunya yang tampak masam, mungkin tepatnya cemberut ya hehehe. Lalu terjadilah diaalog seperti ini :
"Bagaimana kehidupan keluarga kalian, Anakku?"
"Hidup kami tidak bisa dikatakan bahagia. Bahkan selalu sedih, sengsara dan kekurangan. Lama-lama saya tidak tahan dengan kehidupan yang serba sulit ini." Ujar wanita itu masih dengan wajah cemberut.
Ibrahim hanya mengangguk tanda mengerti. Karena perjalanan yang jauh, Ibrahim pun merasa haus dan lapar. Tapi menantunya tak sedikit pun memperhatikan kondisi tamunya. Dia malah terus mengeluh dan bermuka masam.
"Apakah kalian bisa memberikanku sedikit makanan dan minuman?" Tanya Ibrahim.
Mendengar pertanyaan sang tamu, wanita itu tambah cemberut, "Kami tidak memiliki apa pun untuk dimakan dan diminum." Ujarnya dengan kesal.

Jawaban yang membuat hati Ibrahim sedih. Dia tidak menyangkan pasangan hidup anaknya adalah wanita yang  tidak pandai bersyukur. Yang ada malah banyak mengeluh dan meratapi kesusahan. yang semakin membuat Ibrahim sedih, menantunya tanpa beban berkeluh kesah pada orang asing yang baru ditemuinya. ( mungkin beda tipis dengan jaman sekarang ya, ngeluhnya di medsos or dunia maya hehehe )

Ibrahim pun hanya bisa bersabar menunggu kedatangan Ismail. Tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Hingga Ibrahim memutuskan untuk pulang dan menjenguk anaknya lain waktu. "Bisa kah engkau sampaikan pesanku pada Ismail?" Tanya Ibrahim sebelum berlalu.

"Sampaikan pada Ismail untuk mengganti pintunya." Ujar Ibrahim yang diikuti anggukan bingung menantunya.

Tak berapa lama, datanglah Ismail. Tak menunggu suaminya melepas lelah, si istri langsung menceritakan kedatangan seorang kakek dengan pesan aneh. Ismail pun tahu siapa yang hari ini mengunjungi rumahnya. "Tahukah kamu siapa tamu tadi?" Tanya Ismail yang dijawab gelengan oleh istrinya.

"Dia adalah ayahku, dan tahu kan kamu apa arti pesannya?" Lagi-lagi sang istri hanya menggeleng bingung.

"Dia memintaku untuk menceraikan kamu. Nah, sekarang kembali lah kamu pada keluargamu."

Beberapa waktu berlalu, Nabi Ismail pun kembali menikah. Dan seperti kisah sebelumnya, Nabi Ibrahim pun mengunjunginya suatu waktu. Kali ini yang ditemui Ibrahim adalah wanita yang ramah dan berwajah cerah. Dia pun langsung memberi makan dan minum pada tamu yang berkunjung.

"Bagaimana kehidupan keluarga kalian, Anakku?" Tanya Ibrahim.

"Kehidupan kami baik-baik saja. Kami bersyukur karena diberi hidayah dan karunia untuk selalu bersyukur atas pemberian Allah Swt."

Kali ini Ibrahim tersenyum mendengar jawaban menantunya. Hatinya merasa lega karena sang putra sudah menemukan pasangan hidup yang tepat. Yang senantiasa bersyukur dalam kondisi lapang maupun sempit. Allah pun menambah karunia Nya pada keluarga Ismail dengan memberi 12 anak laki-laki dan seorang anak perempuan.

Sungguh nasehat ini berlaku sepanjang zaman ya, Uhkti. Berkeluh kesah  dan senantiasa merasa tidak cukup  9 Al -Anaanah ) merupakan sifat tidak terpuji. Harusnya dibuang kalau pun belum bisa dikurangi sedikit demi sedikit hingga akhirnya tak terlihat. Gantilah dengan sifat qanaah yang artinya selalu merasa cukup dengan apa yang didapat. Karena rumusnya jika kita merasa cukup maka hasilnya berkah, jika merasa kurang maka yang ada hanyalah kesempitan.

Biasanya kalau sudah sudah memelihara Al Anaanah dalam diri, sifat jelek yang lainnya yang munucl adalah Al Hudaaqah, suka memaksa jika menginginkan sesuatu. Bisa jadi barang yang diinginkan bukanlah yang betul-betul dibutuhkan. Apakah persoalan akan selesai jika keinginanya terpenuhi? Ingat, selayakya orang yang kehausan, diberi air es yang manis pastinya tidak butuh satu teguk. Bisa jadi butuh berbotol-botol.

Nah, giliran suaminya tidak bisa memenuhi keinginannya, tipe wanita seperti ini akan mencatat hal itu sebagai sebuah kesalahan suami. Artinya, semakin banyak keinginan yang tidak terwujud semakin banyaklah kesalahan suami. Dan itu menjadi senjata ampuh saat bersitegang. Dengan cara diungkit-ungkit tuh semua janji-janji dan keinginan yang tidak terpenuhi. Sifat seperti ini biasa disebut Al Manaanah. Lama-lama bisa membandingkan laki-laki lain dengan suaminya deh.  Bahaya, itu bisa termasuk dalam Al Hunaana yaitu menginginkan lakil-laki selain suaminya. 

Dan yang biasanya dekat dengan seorang wanita adalah menggunjing ( As salaqah ). Bahkan seperti sudah menjadi ciri khas wanita gosip dan issue tersebut. Padahal kalau pun benar yang digunjingkan tetap saja layaknya memakan daging busuk saudaranya sendiri dan jika salah itu adalah berupa fitnah.

Satu lagi yang dekat dengan kaum wanita adalah berhias. saya pernah menuliskan tentang hal ini di buku Surat untuk Muslimah. Bahwa berhias boleh-boleh saja, asal lurus niatnya ( untuk suami  dan bukan mengundang decak kagum laki-laki lain ) serta tidak boleh melenceng dari aturan Allah seperti mengubah bentuk asli, tato dan juga mengikir gigi. Jadi, berhias pun ada aturannya ya Ukhti. Sehingga akan jelas apakah berhiasnya kita bernilai pahala atau malah bernilai dosa , naudzubillah min dzalik.

Semoga kita terhindar dari sifat-sifat buruk itu ya Ukhti. Semoga...aamiin...***







Rabu, 03 Februari 2016

Kanker dan Kisah Seorang Sahabat

Hasil gambar untuk hari kanker sedunia
http://health.kompas.com

Sejak pagi, berita tentang hari kanker sedunia yang jatuh pada 4 Februari memang sudah hangat diperbincangkan. Dan mengingat kanker, mau tak mau saya pun ingat pada sosok sahabat yang bulan ini setahun yang lalu berpulang ke Rahmatullah. Sahabat yang bagi saya memiliki kesan mendalam , karena berhati lembut.

Ni, sahabat saya ini berdomisili di Singapura bersama suami dan putri kecilnya Maysa. Seingat saya pada tahun 2013 melalui chatting dia memberitahukan tentang penyakitnya. "Kanker payudara, Lil. Sedihnya, aku sampai enggak bisa kasih ASI sama Maysa. Rabbi..., sedih sekali." Tulisan itu membuat saya speechless, asli  :(

Saya hanya bisa menguatkan dan mendoakan. Dan, Ni... adalah tipe orang yang sangat yakin pada ketetapan Allah. Dia adalah orang yang selalu berprasangka baik pada apa pun yang diberikan oleh Allah. Termasuk ketika dia divonis penyakit yang paling besar menjangkiti kaum hawa, khususnya di Indonesia ( sumber berita kompas teve ).  Sepertinya, Allah sangat sayang sama aku ya, Lil. Kadang kalau lagi drop, aku suka bilang pada diriku sendiri, apa Allah sudah kangen dan ingin aku segera menghadap-Nya?

Lagi-lagi saya hanya bisa berurai air mata membaca tulisan-tulisannya. Begitu pula saat dia menceritakan rambutnya yang mulai menipis, bahkan rontok hingga membuatnya hampir botak. itu lah yang membuatnya  menggunakan penutup kepala walau di dalam rumah. Aku dulu pengin sekali potong rambut, ganti gaya rambut. Eh..., sekarang kesampaian Lil. Hahaha," beberapa emotional icon pun turut dia kirimkan.

Dia pun masih tetap perhatian dengan hobi menulis yang saya tekuni. Ni mah percaya sama Lil, yakin bisa menelurkan karya-karya hebat. Ah..., semoga Ni sempet baca buku-buku kamu ya Lil. Teruslah berdakwah lewat tulisan, teruslah menginspirasi ( hemmm... take a deep breath, so sad ) . Itu lah yang membuat saya menuliskan namanya di buku Surat untuk Muslimah, di bagian terima kasih : Ni di negeri Singa miss you, Honey...semoga segera pulih dan sehat lagi . Tapi Allah punya rencana lain ya Ni...hiks

Itu lah kenapa saya begitu antusis saat melihat informasi tentang kanker yang bisa dicegah. Sebelumnya perlu kita tahu bahwa kanker adalah sel tubuh yang tumbuh tidak terkendali dan bermutasi. Sel kanker memiliki karakteristik membelah lebih cepat, bahkan bisa tumbuh terus yang mengakibatkan terdesaknya sel tubuh yang normal.  

Kanker juga bisa dideteksi secara dini, nah langkah-langkahnya menurut lembaga kanker disingkat dengan WASPADA, yaitu 
1. Waktu buang air kecil dan besar yang ada gangguan
2. Alat pencernaan ada gangguan , susah menelan
3. Suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh
4. Payudara atau tempat lain ada benjolan
5. Andeng-andeng atau tahu lalat yang makin membesar dan membuat rasa gatal
6. Darah atau lendir yang abnormal yang keluar dari tubuh
7. Adanya borok yang tidak sembuh-sembuh.

Nah, meski kanker ini menakutkan sebenarnya bisa dicegak kok, yaitu dengan pola hidup sehat. Seperti,  memperbanyak oleh raga, kurangi makanan berlemak, mengurangi konsumsi daging merah dan sudah diolah ( biasanya disimpan di freezer ), berhenti merokok dan konsumsi alkohol. Dan periksa kesehatan secara berkala.

Nah, yang perlu digaris bawahi juga jangan menganggap kanker sebagai sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Tidak perlu juga menuduh penderita kanker sebagai orang yang tidak berpola hidup sehat. Apalagi sebagai hukuman karena kesalahan tertentu yang bisa jadi sudah dilakukan. Karena beban kanker saja sudah sangat berat, jangan memperberat dengan asumsi dan tuduhan. Sebaiknya dampingi mereka dengan pengertian, semangat dan kesabaran penuh. Tapi rasanya dulu Ni yang lebih melakukan itu, dia sangat pengertian, semangat dalam menjalani pengobatan dan kesabaran yang menggetarkan hati. ***

untuk Ni, Al Fathihah

Sumber:
http://tv.kompas.com/read/2016/02/04/4737443340001/inilah.gejala.dan.tips.cegah.kanker?utm_campaign=


 



Senin, 01 Februari 2016

Inspirasi Bersyukur Hari Ini


Seharian kemarin mendung dan anginnya kenceng banget ya, Kawan. Pas nanya ke suami juga ternyata sama, di kota Bandung pun begitu. Makhlum rumah kita memang di Bandung pesisir alias pinggiran hehehe. Tapi bukan itu yang ingin saya tuliskan, yang bagi saya merupakan isnpirasi bersyukur of the day.

Pagi-pagi saya dapat kiriman video lewat BBM, isinya sama mengajak kita untuk lebih mensyukuri hidup. Di saat kita merasa paling susah sedunia ( ehemmm... ), ternyata masih ada kok yang jauh...jauh... jauh lebih susah dari pada kita. Bahkan jika kita masih bisa makan dengan lauk telor dadar yang dibagi beberapa bagian ( tapi telurnya kan banyak ya...), di belahan dunia yang lain, atau bisa jadi tetangga kita harus bersabar makan hanya dengan kerupuk yang diremas hingga bisa disebar merata di atas nasi. Tapi mungkin karena saya sudah pernah lihat asa kurang greget, dan mungkin kurang mengena ( kudu ditendang nih yang nulisnya ,maaf )

Sore harinya, saya ke warung sayur ( enggak usah nanya saya beli apa ya...) dan ada seorang anak laki-laki yang saya kenal. Karena dia memang suka main bareng bujang saya ( Aa Zuhdi ). Saya pikir anak ini mau jajan. Mungkin uang bekal sekolahnya masih nyisa dan dia ingin camilan, pikir saya. Ternyata dia membuka termos es, di bagian ini saya masih saja suudzan, duh.. dingin dingin gini kok makan es sih, celoteh hati saya sambil menyapanya.

Setelah mengangguk tanda pamit, bocah laki-laki itu terlihat menjauh dari warung dan menyeret termos es yang tadi diperiksanya. Sadarlah saya kalau dia tidak mau jajan, tapi sedang ngecek es jualannya. "Tante, itu es nya gak ada yang laku?" Saya ingat bocah laki-laki tadi tidak meminta uang atau apa pun dari pemilik warung.

"Oh..., berarti enggak ada yang laku es nya, Bu."

Deg, sampai sini dada saya terasa sakit sekali. Apalagi melihat langkah anak itu yang terlihat melambat karena beban termos. Bayangkan termos es yang isinya masih penuh, ahhh... sedih.  Mungkin juga karena tadi saya sudah berkomentar banyak walau dalam hati. Saya pun pulang dalam kondisi sedih, apalagi saat melihat anak-anak yang sedang asyik nyeruput susu anget sepulang sekolah. Ya... Allah, enggak nyadar mata saya berkaca-kaca.
Kisah ini bukan picisan, sederhana tapi mengena. Terkadang kita memang butuh banyak hikmah dan pelajaran agar senantiasa bersyukur. Kalau masih merasa kurang dan butuh syukur booster baca saja buku Nikmatnya Syukur by GPU. Buku ini berisi kisah-kisah yang pastinya akan menyadarkan kita bahwa hidup yang kita jalani jauh lebih nikmat dan pantas disyukuri dari pada dikeluhkan.

Tetiba saya ingat sebuah quote ,"Bersyukurlah pada masa sulit , karena pada masa itu kamu tumbuh." Ya... bisa jadi saat ini, anak itu sedang mengalami masa sulit, tapi itu hanya episode di mana Allah mengajarinya untuk kuat dan makin tangguh. Kadangkala masa nyaman, masa enak justru melenakan. Tidak ada hasil kecuali kemanjaan dan ketidakmandirian. 

Dan semoga, Allah mengirimnya rezeki yang jauh... jauh ...lebih berkah untuk keluarga anak laki-laki itu. Hemm..., take a deep breath dulu ya pas nulisnya juga. Terima kasih atas inspirasi bersyukurnya, boy. Dan Alhamdulillah ala kulli hal :)