Sabtu, 21 Januari 2017

Tips Mudah Menghapal Al Qur'an

Awalnya lebih karena malu sama anak-anak. Setiap hari diingatkan untuk nambah hapalan ayat. Kok diri gak nambah-nambah hapalannya yaa ><. Malah banyak yang hilang karna jarang murojaah. Padahal kalau ngingetin anak paling kenceng, ayo hapalan... jangan film aja yang diinget. Atau bahasa Korea or Jepang bisa, lha... bahasa Qur'an kok gak paham... :(

Kena tampar lagi saat membaca lagi QS. As Shaff ( 61 ) : 2-3, "Hai Orang-orang yang beriman! Mengapa engkau mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? Sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."

Astaghfirullah..., ternyata selama ini sudah melakukan hal yang dibenci Allah, hiks. Menyuruh anak menghapal Qur'an tapi diri sendiri ogah. Padahal harusnya sebagai orang tua yang jadi panutan, harus bisa memberi keteladanan. Hemmm....

Baiklah, karena itu lah saya bertekad dan menguatkan niat untuk menghapal lagi ayat-ayat Allah Swt. Bukan untuk ikut musabaqah hifdzil qur'an,  juga bukan untuk gaya -gaya an, tapi lebih sebagai bentuk tobat dan memperbaiki diri. Juga tersemangati oleh satu panggilan Allah, bahwa penghapal Al qur'an adalah ahli-Nya ( keluarga atau golonganNya ), masa gak mau sih... :)

Dan sepertinya berita baik nyambung dengan niat saya ini. Di sebuah kajian erte tema yang diangkat berkenaan dengan Al qur'an, dan salah satu bahasannya adalah gampang menghapal Qur'an. Apalagi bagi kita-kita yang usia tak lagi muda, saat otak tak seencer yang dulu, dan kesibukan yang paling sering jadi alasan utama.

Subhanallah...., berasa dapat durian runtuh alias rezeki nomplok. Bagi yang penasaran, yuk simak tips di bawah ini :

1. Yakinlah bahwa Al Qur'an itu mudah dihapal
Dari semua kitab di dunia, Al Qur'an adalah kitab yang paling mudah dihapal. Karena berasal dari Allah Al Khaliq yang pastinya tahu betul makhlukNya. Masukkan dalam keyakinan insha Allah mudah dan akan dimudahkan oleh Allah. Hingga saat kita memulai menghapalkan pun aura positif yang kerasa.

2. Luangkan waktu
Jangan kalah sama buka medsos dan nonton tivi dong. Jangan beri Qur'an waktu sisa, tapi beri yang primetime. Kalau bicara sibuk mah semua orang juga sibuk. Masa meluangkan waktu 30 menit sehari untuk menfhapal 1 atay 2 ayat gak bisa? Bukankah sebaik-baik kesibukan adalah yang membawa diri lebih dekat pada Allah?

3. Mulailah dari Surat Favorit
Artinya surat yang serin kita baca. Kalau ruin baca surat yasin seminggu sekali, pasti lama-lama bakal hapal juga. Kalau seringnya baca Arrahman, tanpa sengaja kita jadi hapal juga. Begitu juga dalam menghapal Qur'an, maka mulailah dari surat atau ayat yang biasa kita baca, insha Allah itu lebih mudah hapal...Mak!

4. Ikat dan jaga hapalan
Caranya dengan murojaah bersama teman yang sedang menghapal juga. Bisa juga digunakan dalam bacaan shalat. Maka, ketika mengulang-ulang itu lah hapalan kita akan makin kuat.

5. Kurangi hal-hal yang 'nyampah'
Seperti mendengarkan musik, nonton drama or film, atay membaca buku-buku yang bisa melalaikan hati dan diri dari hapalan. Ya intinya sih yang tidak mendukung konsentrasi atau fokua kita pada Qur'an mulai ditinggalkam atau dikurangi.

Yang terakhir jangan lupa minta kepada Allah untuk senantiasa dikuatkan tekad dan diteguhkan hati. Karena itu juga sebagai bukti kita bergantung kepada Allah ( istianah ). Wallohu a'lam bishowab, semoga bermanfaat ^_^

Selasa, 17 Januari 2017

Ajaibnya Perjalanan Rezeki

Pernah kan dengar quote 'kalau rezeki gak akan kemana', atau yang hampir setipe 'rezeki itu gak kayak sandal japit yang bisa ketuker'. Yang redaksi bahasa Sundanya bisa jadi 'rezeki mah moal pahili'. Nah... tulisan ringan ini pun terinspirasi dari quote-quote yang jujur saya gak tahu siapa yang mencetuskan pertama kali.  Ditambah pengalaman ngobrol sama Mang sayur tadi pagi.

Sudah seminggu lebih saya nunggu MS ( mang sayur :D ). Karena harganya memang bersahabat banget. Sayurannya pun segar, fresh sekali. Jangan heran kalau kedatangan sepeda motor tua MS selalu ditunggu. Pun pagi ini, setelah belanja di warung dekat rumah untuk menyiapkan sarapan, dari jauh kelihatan motor bermuatan penuh terseok-seok. Ahaa... yang ditunggu tiba, hore :D

Sambil milih-milih sayur plus nanya harga, obrolan ringan pun terjadi. Seperti dari mana, berangkat jam berapa, hingga kok datangnya suka-suka ati sih Mang ( ini mah komplen gak penting sebenarnya ). Dan tahu lah saya bahwa MS datang dari Pengalengan. Itu berarti arah Banjaran dan masih naik lagi. Daerah yang terkenal dengan susu murni,  teh dan sayur-mayur. Mendengar penjelasannya ada rasa puas dalam diri karena selama ini saya minimalisasi nawar. Duh jaraknya itu bikin kerutan di wajah bisa nambah dua kali lipat hehehe.

 


Saya membayangkan betapa ajaibnya perjalanan sebuah rezeki. Dari gunung menuruni jalan berliku di bawah guyuran hujan dini hari. Subhanallah.... bahkan kadang harus mengarungi samudra. Atau melewati jarak yang tidak terpikir oleh kita. Hanya untuk menetapi satu keterapan Allah Swt., menjadi rezeki untuk satu makhlukNya.

Benarlah, bahwa tak perlu khawatir sangat tentang rezeki . Karena jauh-jauh hari, dulu sekali saat kita baru disebut calon, bahkan baru dalam tahapan belia sekali, Allah Al Haliq sudah menetapkam rezeki yang menjadi bagian tiap orang. Dalam suatu hadist dijelaskan bahwa rezeki yang sudah ditetapkan itu akan datang sampai habis masa berlaku hidup manusia. Artinya, selama belum meninggal yakin saja rezeki yang menjadi bagiannya akan terus datang.

Hal itu juga mengingatkan diri untuk menerima dengan penuh syukur apa yang sudah didapat. Dan saat yang ditangan hilang, menyikapinya dengan sabar. Dengan keyakinan bukan milik diri. Karena kadang yang sudah di tangan pun bisa jadi bukan rezeki diri lho. Pernah gak ngerasain dapat gaji hanya numpang lewat. Atau dapat rezeki besar dan tiba-tiba ada telepon jika saudara, ayah ibu sakit dan butuh dana besar? Atau dapat baju baru, eh ternyata lebih muat di adik, anak atau orang lain. 

Itu juga yang akhirnya membukan kesadaran untuk tidak pernah iri terhadap rezeki orang lain. Karena itu sudah bagiannya yang ditetapkan Allah Swt. Tugas kita mah tinggal berusaha, berikhtiar semaksimal yang bisa dilakukan. Mensyukuri apa yang didapat. Merasa cukup dengan semua pemberianNya. Yakin saat itu, Allah akan mencukupi kebutuhanmu. Toh, berlebih juga hanya akan membuat kita sibuk menjaganya? Harus disimpan di brangkas, harus dikasih alarm keamanan. Huaa... padahal Iitu tidak akan dibawa mati, kan...

Kerjakan saja bagian kita, berusaha dengan meniatkan semuanya untuk beribadah. Lillahi ta'ala. Sehingga gak gampang ngambek kalau belum berhasil,gak gampang baper kalau ternyata pembeli cuma nge php-in ( manusiawi ngepehapein, namanya juga manusia biasa. Kalau Allah mah enggak laah ). Gak jadi putus asa karena yakin rezeki mah sudah ada. Tinggal usaha dan tawakal penuh sama Ar Razaq. Hasil mah serahkan ke Allah, dengan keyakinan Allah tidak akan menelantarkan ciptaanNya.

Benarlah dalam doa yang setiap hari kita panjatkan untuk diberi rezeki yang thayyib. Bukan sekedar baik, tapi yang halal yang jelas-jelas akan membuka pintu-pintu keberkahan. Rezeki yang luas, bukan karena bentuknya yang berlimpah saja. Tapi yang datangnya membuat hati luas untuk mensyukuri walau dalam kondisi sempit. Subhanallah... 




             

Kamis, 12 Januari 2017

Tetaplah Semangat Menghapal Qur'an, Nak

Bada maghrib si kembar ngeluh kalau minggu ini sudah mulai TKD ( tes  kemampuan dasar ) lagi. Mereka memang sudah kelas 6, dengan target segunung. Mulai dari hapalan, nulis mushaf, ujian kompre tak lupa target pencapain nilai NEM. Teteh yang kelas 9 pun ikutan ngaku bakalan padat. Kata gurunya belajar efekteif plus persiapan UN tinggal 80 harian lagi.

"Bakalan sibuk sekali Bu. Hapalan juga semakin ketat, panjang pendek diperhatikan. Tajwid jangan ditinggal." Ujae Aa Ali.

"Memanh harusnya demikian kan?" Komentar saya sambil pasang senyum kece.

"Ah... takut gak bisa Bu, rasanya susah sekali." Keluh Aa lagi

Itulah yang membuat saya merasa perlu mencharge semangat anak-anak. Mereka perlu tahu keutamaan menghapal Qur'an. Yang nyata, karena kalau pahala mah mereka juga sudah tahu. Bahkan Aa Ali sampai bilang dia ingin memberi saya dan ayahnya mahkota dari cahaya di akhirat kelak dengan amalan menghapal Al Qur'an. Tapi yang menghilangkan kekhawatiran mereka, laksana menemukan oase di tengah gurun yang panas membakar ( eit dah... bahasanya :D ).

Ketahuilah Nak...

   

1. Allah sangat menghargai pekerjaan menghapal Al Qur'an. Maka niatkan lah selalu upayamu untuk menghapal ayat-ayatnya agar engkau dicintai olehNya. Sungguh Nak, jika Allah sudah cinta maka alam semesta pun akan mencintaimu. Dan berbahagialah orang yang dicintai Allah. Jangankan dunia seisinya yang fana, atau kesuksesan belajar, bahkan selembar ijazah tanda tahfiz adalah hal yang mudah diraih. Karena saat  Allah ridha maka semua pintamu pasti akan kau dapatkan, bahkan syurga Nak. Bahkan menjadi ahli atau keluargaNya, Nak. Maka, kejarlah yang utama yaitu ridha dan cintaNya, maka dunia akan ada digenggamanmu.

2. Tahukah engkau, Nak bahwa syaitan tidak akan suka engkau bermesra dengan ayat-ayat Allah. Maka jangan heran kalau godaan dan kemalasan akan menghampirimu. Segeralah kuatkan komitmenmu untuk menjadi penjaga Qur'an. Mintalah perlindungan dari Allah Swt., mohon penjagaanNya dan berkumpullah dengan orang-orang yang sevisi. Itu lah kenapa ayah ibu memint kalian berempat menghapal bersama -sama. Karen kalian bisa saling menguatkan Insha Allah karena Allah. 

3.  Tahukah kamu bahwa Al Qur'an adalah penghidup jiwa. Nutrisi penuh gizi untuk ketajaman akalmu. Maka, jangan lah terbebani, karena dengan menghapal Qur'an engkau akan diberi kemudahan mempelajari ilmu dunia. Sel-sel otakmu akan cemerlang, berkilat-kilat mengirimkan ilmu dan kepahaman. Maka, jangan jadikan Qur'an sebagai beban, tapi sebagai pendorong keberhasilanmu belajar.

4. Cukupkan dirimu dengan Allah, maka Allah akan mencukupimu. Nak, pernahkah engkau mendengar seorang hafidz Qur'an yang bisa melanglang dunia? Maka, jangan risau akan jalan-jalan rezeki yang sudah Allah persiapkan bagi penjaga ayat-ayatNya. Jangan khawatir.... sungguh jangan khawatir.

5. Saat engkau merasa buntu, hapalan tak nambah-nambah, maka jangan berhenti. Ingatlah beratnya menghapal selama ini. Terus lakukan walau sehari cuma bisa satu ayat. Karena saat engku menyerah dan berhenti, maka untuk memulai lagi butuh energi besar berlipat-lipat. Dan belum tentu engkau akan mampu walau seayat pun...

Subhanallah... kilatan semangat itu ada. Dan semoga akan tetap ada.***

Sumber : obrolan dengan anak dengan editan sana sini, kalau enggak diedit bisa ngaburudul sekian halaman hehehe ( sadar diri cerewet ).


Kamis, 05 Januari 2017

Catatan Pernikahan : Karena Menikah Bukan untuk Bahagia

Pertama kali mendengar kalimat inj, kening langsung ngernyit. Kok bisa...? Apalagi kalau melihat siapa yang mengeluarkan statemen ini, seorang ustadz gitu lah... tapi setelah mendengar penjelasannya akhirnya mengerti. Mau tahu... yuk simak tulisan saya yang terinspirasi ceramah Ust. Salim A Fillah :

Sejatinya, menikah yang merupakan syariatNya adalah seperti titah dan tugas yang berujung pada peribadahan. Maka niatkan menikah untuk beribadah kepada Allah Swt. Logikanya, jika kita menjalani pernikahan dalam rangka mengabdi pada Allah maka yang dituju adalah ridha Allah. Bayangkan apa yang bisa didapat seorang hamba saat Allah ridha, adalah diberikan semua rahmat dan kasih sayangnNya Bahkan yang paling diinginkan oleh manusia yaitu syurgaNya.

Ya, segala sesuatu memang kembali pada niat. Karena dengan niat itu akan terbayang apa yang akan didapatnya. Jika berniat karena Allah, maka yang didapatnya adalah rahmat, kecintaan dan ridhaNya. Demikian juga jika niat atau yang ditujunya selain Allah, maka itu juga yang akan didapatnya.

Jika menikah hanya untuk bahagia, karena  bisa bersanding hidup bersama dengan orang yang dicintai, ya hanya itu yang didapat. Jika menikah karena faktor harta, maka itu juga yang akan dikejar. Tapi jika menikah itu diniatkan untuk Allah, untuk beribadah kepadaNya, maka yang didapat adalah keridhaanNya dan bonusnya adalah bahagia, samara atau apapun istilahnya.

Karena menikah itu untuk beribadah, maka pilihlah pasangan yang mau diajak beribadah juga. Kebayang kalau dalam satu perahu tujuannya beda, bisa ribut melulu menentukan pelabuhan yang dituju. Pernah kan mendengar kisah Khalifah Abu Bakar r.a., meminta anaknya bercerai? Kok gitu sih..., kalau kita yang awam diminta komentar hehehe. Padahal Abu Bakar adalah orang yang terkenal lembut, welas asih, tapi tetap saja gerah ketik melihat sang anak menjadi turun grafik ibadahnya karena sang pasangan.

Dikisahkan karena mawaddah ( cinta menggebu-gebu yang kuat ) dalam pasangan itu, malah membuat sang suami berat berpisah dengan istri walau untuk beribadah. Melihat hal itu, Abu Bakar yang menilai hal ini merugikan memberikan ultimatum, bercerai saja. Walau pun akhirnya tercatat dalam sejarah pasangan itu tetap bersatu dengan memperbaharui orientasi, mendahulukan Allah, menomersatukan ibadah dalam berumah tangga.

Pilih juga pasangan yang bisa saling dukung dalam pengabdian kepada Allah Swt. Maksudnya, dalam hal ini visi sudah sama, tapi ada hal-hal secara teknis yang memang bisa menghambat pengabdian. Misal, saat Umar bin Khattab melamar salah satu putri Abu Bakar r.a., maka Aisyah r.a., yang melihat ada hal -yang kemugkinan besar bisa-menghambat pengabdian pada Allah, yaitu dari segi latar belakang dan pola asuh.

Bayangkan putri Abu Bakar yang dibesarkan dalam keluarga penuh cinta dengan kata-kata lembut, pastinya akan kaget-kaget saat harus berhadapan dengan kepribadian Umar r.a., yang to the point dan keras. Maka Ummahatul Mukminin menyarankan pinangan ke keluarga Ali r.a., yang lebih setipe dengan keluarga Umar r.a.

Hingga Umar r.a., pun menikah dengan Ummu Kalsum bin Ali bin Abu Thalib r.a. Dan kelak, sejarah mencatat beliau lah yang mendampingi Amirul Mukminin dalam menjalankan tugas-tugasnya. Termasuk patroli malam dan membantu seorang muslimah yang akan melahirkan, subhanallah...

Semoga bermanfaat, mari meluruskan niat...  :)
Catatan jum'at pertama di Januari 2017