Selasa, 21 Juni 2016

7 Cara Agar Berat Badan Tak Bertambah Selama Puasa




Logikanya memang ketika kita berpuasa sebulan, maka bobot tubuh pun akan menyusut. Tapi banyak juga yang mengeluh puasa kok malah gemuk. "Heran..., puasa kok badan kerasa makin berat," itu mungkin keluhan yang pernah terdengar atau bahkan keluar dari mulut  sendiri :)

Memang sih, tujuan utama dari puasa bukan untuk mengurangi timbangan berat badan. Karena yang hakiki adalah untuk mengurangi dosa baik secara kuantitas maupun kualitas. Kalau pun selama puasa kemudian ada penurunan secara signifikan pada berat badan, anggap saja itu bonus. Karena jangan sampai kita hanya mendapatkan lapar haus semata selama berpuasa. Nenek bilang itu rugi ( hehehe, ingat tokoh Zul di Upin Ipin ).

Nah, agar tidak mengalami berat badan main naik kayak bendera, coba deh lakukan beberapa tips berikut ini :

1. Berbuka dengan karbohidrat kaya serat

Rasulullah mencontohkan berbuka dengan karbohidrat kaya serat berupa kurma.  Jadi walau ada karbohidrat dari gula yang ada di kurma, karena kandungan serat tinggi, maka akan membuat perut yang kosong pun cepat merasa keyang. Berbeda jika berbuka dengan kolek, es campur, syrup atau gorengan, meski sudah banyak yang masuk tetap saja tidak merasa keyang. Akibatnya tidak cukup makan satu porsi, bisa dua atau malah tiga. Nah, bayangkan berapa banyak karbohidrat yang masuk ke tubuh dan mengendap saat tidur?

2. Berhenti makan sebelum kenyang

Satu yang harus dihindari adalah memasukkan banyak makanan ke perut ketika buka puasa. Jangan jadikan waktu berbuka sebagai ajang balas dendam. Semua makanan yang terbayang saat puasa hadir di meja makan. Itu hanya akan menambah porsi makan kita bertambah. Wajar dong kalau berat badan pun bertambah. Demkian juga saat sahur tidak perlu menambah porsi makan karena takut lemas saat puasa. Karena kalori yang berlebih hanya akan menaikkan angka timbangan.

3.  Jangan malas beraktifitas

Sering kali puasa dijadikan alasan untuk malas dan mengurangi aktifitas. Inginnya tidur yang lama karena badan memang terasa lemas dan mata ngantuk. Apalagi dengan dalih tidurnya orang puas pun ibadah.  pengurangan aktifitas inilah yang menjadikan sisa kalori makin menumpuk dalam tubuh.
Catatan saja, dulu di zaman Nabi Saw., beliau dan para sahabat melakukan beraktifitas luar biasa ketika bulan suci. Seperti shalat malam yang panjang, bekerja di kebun, juga berperang yang pastinya menguras energi dan konsentrasi.

4. Cukupi kebutuhan air putih

Seringnya saat berbuka lidah ingin dimanjakan dengan makanan enak, manis gurih. Air putih yang tawar kadang terlupa. Padahal dengan konsumsi air putih yang cukup selain terhindar dari dehidrasi selama puasa juga menjadikan perut cepat kenyang. Hasilnya makanan yang full karbohidrat dan kalori pun akan sedikit berkurang yang masuk ke dalam perut.

5. Jangan lupakan sayur dan buah

Meski dua makanan ini sekarang harganya meroket, tapi mengkonsumsi sayuran dan buah tetap harus diprioritaskan. Selain kaya serat, sayur dan buah juga mengandung cairan yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Selain itu buah dan sayur adalah sumber vitamin dan mineral yang berguna untuk mempertahankan daya tahan tubuh. 
Sebaiknya buah dimakan langsung tana tambahan gula. Karena gula, maupun susu kental manis disukai lidah tapi membuat perut menderita dan berat pun bertambah. Jadi kalau pun ingin berbuka dengan es buah, cukup satu porsi dan tidak dengan gula berlebih. 

6. Perbanyak protein nabati

Meski lebih semangat makan dengan daging, ayam dan protein hewani lainnya, tapi lebih baik konsumsi protein nabati. Alasannya, karena protein hewani susah dan membutuhkan waktu lama untuk dicerna. Beda dengan protein nabati yang mengandung serat. 

7. Berhenti makan setelah Pk. 20.00

Semakin malam anda makan atau mengkonsumi makanan, maka semakin dekat dengan waktu tidur. Dan selama tidur makanan akan menumpuk di perut.Pencernaan makanan akan berhenti dan metabolisme tubuh melambat. Itu hanya akan membuat makanan menumpuk di perut dan kalori menambah tumbukan lemak. Baca di sini deh..Hindari tidur Setelah Sahur

Selamat mencoba ya kawan, semoga bermanfaat :)***

Tambahan inspirasi :
 http://www.tribunnews.com/ramadan/2012/08/01/puasa-kok-tambah-gendut-sih
http://www.kompasiana.com/gapey-sandy/puasa-kenapa-tubuh-malah-tambah-gemuk_558187fe3fafbd87048b4575




Serba-Serbi Puasa Ramadan di Negeri Ratu Elizabeth



Di Indonesia yang termasuk negeri khatulistiwa, perbedaan lama puasa dari tahun ke tahun masih dalam hitungan menit. Serba serbi atau pernak perniknya juga sudah banyak yang tahu, dari mulai berbagi takjil di masjid, shalat taraweh bahkan petasan yang sudah mulai terdengar begitu adzan maghrib selesai dikumandangkan :(

Bagaimana dengan di negeri lain, negeri yang jauh di belahan dunia sana. Negeri yang dikenal dengan keluarga kerajaannya, dari mulai ratu, pangeran hingga cucu-cucunya. Ternyata banyak hal yang bisa kita jadikan bahan renungan tentang cara saudara-saudara kita menyambut dan menjalankan ibadah khusus Ramadan di sana.

1. Menyambut Ramadan dengan kata-kata penyemangat

https://www.lucudanunik.com/wp-content/uploads/2016/05/Selama-Ramadhan-Ratusan-Bis-di-Inggris-Bertuliskan-Subhanallah.jpg
https://www.lucudanunik.com/wp-content/uploads/2016/05/Selama-Ramadhan-Ratusan-Bis-di-Inggris-Bertuliskan-Subhanallah.jpg
Kalau di Indonesia, Ramadan sudah mulai terasa kedatangannya dengan banyaknya iklan minuman manis di layar televisi. Dengan embel-embel islami tentunya. Nah, kalau disana menurut teman yang memang sedang study di UK, kedatangan Ramadan disambut dengan kata-kata penyemangat. bahkan pesan-pesan itu dibawa keliling kota oleh bus yang Inggris banget. Bahkan berlangsung selama Ramadan lho. Seperti ucapan Subhanallah..., agar bersegera menyucikan Allah dan mensucikan diri dengan amaliyah bulan puasa.

2. Berpuasa selama hampir 20 jam
Ramadan 1437 H /2016 memang bertepatan dengan musim panas di negera belahan bumi utara. Artinya, waktu siang hari ( puasa ) lebih panjang daripada waktu berbuka puasa ( malam hari ). "Kami sekeluarga buka puasa pk. 21.45 malam waktu setempat, Isya pk. 23.35 lansung taraweh dan nyambung sahur. Soalnya Subuh pada pk. 02.30 pagi." Ujar teman saya dalam sebuah kesempatan chatting.
Subhanallah..., saya hanya bisa melongo. Bayangkan betapa enaknya kita yang tinggal di iklim tropis. Puasa dan buka puasa hampir sama lamanya. Ta[i yakin, Allah tidak akan membebani ummatNya diluar kemampuannya. Ada saja kemudahan yang datang dan kekuatan yang nyata. Seperti karena bertepatan dengan musim panas, jadi sekolah banyak yang libur. Sehingga anak-anak bisa belajar shaum di rumah dan tidak terbebani aktifitas sekolah. Demikian juga dengan para pekerja.

3. Tadarus sejak selasai Taraweh sampai Sahur

Jarak waktu antara Taraweh dan Sahur yang singkat diisi dengan tadarus di masjid. Bisa dibayangkan semalaman ya bangun, untuk memperbanyak amal shaleh.   Setelah shalat subuh mereka memanfaatkan waktu sampai jam kantor atau kampus buka untuk beristirahat. Demikian juga setelah Asar yang jarak ke Maghrib bisa 5 jam, dimanfaatan untuk tidur selama 1-2 jam. Bagaimana pun tubuh juga punya hak untuk istirahat kan?

4. Pembagian selebaran waktu shalat

karena adzan tidak boleh pakai pengeras suara, agar kaum muslimin tetap bisa jama'ahan sholat di masjid maka selebaran jadwal sholat berjama'ah termasuk sholat jum'at disebarkan. kalau di sini dikenal dengan jadwal imsakiyah ya. Ada juga yang menggunakan program di phonecell. Dan jama'ah juga diberi tahu bahwa shalat berjama'ah Maghrib dan Subuh itu on time sesuai jadwal. Jadi walau pun adzan tak terdengar bisa tetap mengikuti shalat berjama'ah dengan jadwal yang sudah didapat.

5. Takjil gratis

Gak beda jauh sih dengan di sini, di Inggris pun banyak tenda dan masjid yang menyediakan takjil gratis. Untuk makan berat standar dibutuhkan uang sekitar 9 GBP atau Pound Sterling. Tahun ini di kota London dibuat tenda untuk berbuka bagi muslim. Hal ini ternyata menarik minat dan rasa ingin tahu dari pemeluk agama lainnya. Sehingga mereka pun tertarik untuk datang dan menikmati momen bukber ala negeri para kesatria itu.

6. Zakat Fitrah yang sangat terjangkau

"Disini harga beras murah, Teh. Sekian penny./liternya. 1 GBP adalah 100 penny. Nah, zakat fitrah saya sekeluarga ( 3 orang )  kalau dirupiahkan sekitar kurang dari 70rb."
Seorang kerabat yang pernah tinggal di sana pun pernah bercerita kalau di sana yang namanya susu, roti, telur sangat murah. Jadi pemerintah di sana ( eit dah gak ada maksud nyinggung siap-siap nih.. ) berusaha menjaga kestabilan harga pangan. Harga bahan pokok dimurahkan agar setiap lapisan masyarakat bisa makan. Sedang bahan sekunder apalagi tersier memang mahal banget ( kebalikan di sini ya... hehehe ).

Hikmahnya, karena kita banyak mendapat kemudahan ibadah puasa di Indonesia, mestinya lebih khusu' dan lebih berkualitas dong ya :)  Agar gelar taqwa tidak lolos.Selain itu banyak bersyukur atas kemudahan dan bersabar dengan kesulitan. Karena di belahan dunia yang lain, banyak yang lebih berat ujian yang harus dijalani. Tapi dengan sabar, insha Allah semua kan terasa mudah dan banyak pertolongan yang di dapat. Wallohu a'lam


Kamis, 16 Juni 2016

Ini lah Kenapa Ayah Ibu Ingin Kamu Belajar Puasa Nak...


Anakku, mungkin kamu sering kesal karena dibangunkan saat sahur. Maklum usiamu baru 5 tahun. Mungkin saat itu kamu sedang asyik bermain di alam mimpi. Sampai-sampai enggan untuk bangun dan langsung diajak makan. Tapi sayang, itu semua itu Ayah Ibu lakukan agar kamu kenal kewajiban ini sejak kecil. Agar ketika engkau besar engkau tidak merasa enggan apalagi beratt hati dengan ibadah khusus di bulan Ramadan ini.

Anakku, mungkin kamu juga belum paham kenapa saat haus Ibu hanya memintamu bersabar sampai waktu kesepakatan untuk berbuka. Mungkin saat itu kamu memandang kami adalah orang tua yang kurang pengertian karena membiarkan kamu kehausan. Tapi sayang, itu adalah latihan bagi tubuh kecilmu untuk bertahan terhadap kesulitan. Bahwa sebenarnya kita diberi kekuatan dan daya bertahan oleh pencipta kita sayang.

Anakku, kamu juga pasti bingung kenapa Ayah Ibu mengajakmu berlapar-lapar dan lemas di siang hari. Bukan... bukan karena kami tidak sayang, Nak. Bukan pula karena kami tidak mampu memberi makanan kesukaanmu. Juga bukan karena kami menghalang-halangi asupan makanan yang katanya sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembangmu. Semua kami lakukan agar engkau terbisa untuk memenuhi syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Allah Rabbul ‘alamiin.

Anakku, mungkin kamu sering khawatir jika puasa kamu akan sakit. Karena akal kecilmu belum memahami bahwa puasa itu menyehatkan. Tapi sayang, puasa bukan berarti tidak makan sama sekali. Itu lah kenapa Nabi kita memerintahkan untuk bersegera berbuka dan makan sahur di akhir waktu.  Selama kita mengikuti sunnah Nabi kita, Insha Allah tidak ada yang perlu kamu khawatirkan.


Anakku, mungkin kamu sering ngambek karena Ayah Ibu tidak mewujudkan semua makanan minuman impianmu kala buka puasa. Bukan karenakami tidak menghargai lelah, lapar dan hausmu. Bukan juga karena kami terlalu pelit. Tapi sayang, kami hanya ingin mengajarkan bahwa buka puasa bukanlah ajang makan sepuasnya. Justru itu yang akan membuatmu sakit sayang. Kami ingin engkau lebih bersyukur dengan apa yang sudah didapat dan tersaji hari ini. Di belahan dunia yang lain, atau bisa jadi tetangga kita makanan mereka bisa jadi jauh lebih sederhana dan apa adanya dari yang kita makan.

Jadi Anakku, jika Ayah Ibumu berbinar kala kamu bersabar dengan pembelajaran ini, itu karena kami berharap itu menjadi bibit-bibit kemuliaan yang tumbuh subur seiring tumbuhnya fisikmu. Semoga menjadi barokah dan tambahan kasih sayang Allah padamu, Sayang...***

Untuk El Hafidz yang dua hari ini sudah berpuasa dari imsak sampai maghrib, Alhamdulillah semangat ya Mas...

Mengundang Rezeki dengan Ketaqwaan

Karena pemahaman yang salah tentang rezeki, menyebabkan salah juga dalam menerapkan langkah-langkah mengundangnya. Rezeki lebih diartikan sebagai penghasilan,materi, uang,  profit atau hal-hal yang berbentuk lainnya. Padahal rezeki bukan hanya itu, kesehatan, usia yang barokah, keluarga yang harmonis dan juga keinginan untuk beribadah juga adalah rezeki. Jika penghasilan jelas datang dari mana, tapi rezeki sering datang tak terduga.

Nah, jika rezeki diartikan sebagai penghasilan, pendapatan, atau materi maka wajar kalau untuk mendapatkannya dengan cara kerja keras. Bisa jadi pake banting tulang, pergi malam pulang malam ehhh... salah ya. Dengan harapan pastinya akan bertambah, bertumpuk hingga membukit. Tapi jika rezeki yang dipahami bukan semata materi, maka cara menggundangnya adalah dengan mendekatkan diri kepada Arrazaq ( Sang Maha Pemberi rezeki ). Dengan harapan apa yang didapat berkah dan mencukupi kebutuhan termasuk untuk beramal shaleh.

Bisa jadi yang ribut agar warung-warung makan buka siang hari selama Ramadan itu yang memiliki pandangan rezeki hanya materi. Ngitungnya hanya secara matemarika manusia saja. Kalau gak jualan, kalau gak dagang pasti berkurang pemasukan. Padahal kalau dilihat setiap Ramadan tiba, banyak orang yang jadi penjual dadakan. Karena permintaan pasar memang melonjak setiap bulan suci. Dan hasilnya, hampir sebagian merasa puas dengan hasil berdagang walau dengan jam terbatas.
Bukankah sudah ada 11 bulan yang disediakan Allah untuk bekerja keras mengumpulkan penghasilan. Seperti layaknya perut yang diistirahatkan selama 1 bulan dengan berpuasa, terbukti banyak manfaatnya bagi kesehatan. Demikian juga dengan sedikit mengerem kerja keras mengurusi dunia selama sebulan, yakin saja pasti ada hikmahnya. Minimalnya agar manusia lebih berharap kepada Allah yang sudah sudah mengatur dan tidak akan salah mengatur makhlukNya.

Hikmah yang lain adalah dengan kita bekerja keras, berpeluh-peluh untuk mendekat kepada Allah Swt., bukankah dengan itu Allah akan membuka pintu-pintu rezeki dari arah yang tak diduga-duga? Seorang teman pernah curhat ingin segera punya rumah, bosen jadi kontraktor katanya. Lalu dia mendapat nasehat agar memperbaiki shalat. Lima waktu sehari gak boleh ada yang bolong. Tambah lagi dengan shalat dhuha lalu tambah lagi dengan shalat malam. Dan benar saja, pertolongan Allah datang dari mana saja. Kemudahan mengalir tak henti-henti.

Apalagi jika mengingat apa yang dinasehatkan oleh Rasulullah Saw.,
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Anak Adam berkata: " Hartaku! Hartaku! Padahal kamu tidak memiliki harta kecuali apa yang telah kamu makan lalu sirna, atau apa yang telah kamu pakai lalu lapuk, atau apa yang kamu sedekahkam lalu kekal." HR. Muslim

Jadi jangan risau dengan apa yang tidak akan dibawa mati. Dengan apa yang hanya akan hilang dan lapuk. Dapat penghasilan, gaji atau hasil usaha siapakan untuk yang kekal, dengan shadaqah. Untuk  berbagi terhadap yang membutuhkan. Untuk mengundang keberkahan dan kesucian diri /harta dengan zakat.  Untuk diberikan pada yang berhak ( kalau kita berhutang ) Itu yang lebih utama. Wallohu a’lam.

#taatmengundangbarokah
#ramadansyahruljud
#janganrisaudenganyangsudahdiaturNya
#belajarlebihtaat

Kamis, 09 Juni 2016

Seperti Apa Rasulullah Saw., Berpuasa ?


Dalam Al Quran, Allah Swt., menyebut Rasulullah Muhammad sebagai uswatun hasanah. Yang berarti dalam setiap perilaku kehidupan beliau ada keteladanan yang bisa diikuti oleh seluruh umat manusia. Termasuk dalam ibadah istimewa yang sekarang sedang dijalani oleh Umat Islam di bulan Ramadan, yaitu ibadah shaum atau puasa. Nah, seperti apa sih puasa ala  Rasulullah itu?

1. Tidak berlebihan dalam bersahur dan berpuasa.
Rasulullah tidak pernah meninggalkan sahur, walau hanya diisi dengan air putih. Karena dalam sahur itu ada keberkahan. Jadi, sahur yang dilakukan bukan semata-mata agar kuat berpuasa siang harinya. Kalau niatnya sepert itu, pasti akan berusaha makan sebanyak-banyaknya. Akibatnya bukan keberkahan yang didapat, tapi malah perut penuh dan mata ngantuk. Demikian juga dalam berbuka,  selain menyegerakan berbuka, Rasulullah  juga sangat sederhana. Tidak semua yang di pasar ngabuburit hadir di meja makan, tapi cukup dengan beberapa buah kurma dan air.

“Adalah Rasulullah Sa., berbuka puasa dengan kurma basah ( ruthab ), jika tidak ada maka berbuka dengan kurma kering (tamr ), jika tidak ada tamr maka beliau berbuka dengan minum satu tegukan air.” ( HR. Ahmad, Abu Daud, Baihaqi, dan lainnya )

2. Memperbanyak ibadah di malam bulan Ramadan
Ibarat bulan promo, Ramadan adalah bulan promo untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya. Amalan wajib diberi pahala berlipat-lipat, sedang amalan sunnat bernilai seperti amalan wajib di bulan yang lain. Apalagi pahala shaum, itu akan diberikan langsung oleh Allah Swt. Nah, kalau disia-siakan kok rasanya rugi banget ya... J

“Segala amalan kebajikan-kebajikan anak adam dilipat gandakan pahalanya dengan sepuluh hingga 700 ganda. Allah Swt., berfirman: “Kecuali shaum, itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan ( pahala ) kepadanya... (HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a. )

3. Memperbanyak doa terutama menjelang saat berbuka puasa
Jadi jangan sekedar sibuk dengan hidangan buka puasa ya, hehehe, maklum emak-emak memang bagian dapur dan makanan. Tapi manfaatkan waktu minimal 15 menit sebelum berbuka untuk memperbanyak dzikir dan berdoa pada Allah Swt.
Kalau di keluarga saya, sering diisi dengan baca Asmaul Husna bareng anak-anak. Berdzikir sampai adzan terdengar, lalu menyegerakan berbuka.

“Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya: Orang yang berpuasa ketika berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang didzalimi. “ ( HR. Imam Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban )

4. Memperbanyak Sedekah dan membaca Al Quran
Ramadan sebagai Syahrul Jud ( bulan bermurah tangan kepada kaum yang membutuhkan / fakir miskin ) maka sedekah di bulan ini sangat dianjurkan. Dan hal itu betul-betul dicontohkan oleh Rasulullah Saw., seperti dalam hadist yang disampaikan oleh Ibnu Abbas r.a.

“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan lebih besar kedermawanannya pada bulan Ramadan ketika Jibril menemuinya. Jibril biasanya menemuinya setiap malam di bulan Ramadan, lalu mengkaji Al Quran ( dengan beliau ). Sungguh Rasulullah Saw., ketika ditemui Jibril menjadi orang yang paling murah hati dalam kebaikan sehingga lebih banyak memberi ( seperti ) tiupan angin. “ ( HR. Bukhari dan Muslim )

5. Memperbanyak mohon ampun pada malam akhir bulan Ramadan
Rasulullah bersabda, “Telah diberikan kepada ummatku di bulan Ramadan lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang Nabi sebelumku : Di permulaan bulan Ramadan Alalh melihat kepada para ummatku. Barang siapa Allah melihat kepadanya, niscaya tidak akan diazab selamanya. Bau mulut mereka di petang hari lebih harum dari pada wangi kasturi. Para malaikat memohonkan ampunan untuk mereka di setiap hari dan malam.  Allah menyuruh kepada surga-Nya seraya berkata ‘ Bersiaplah kamu dan berhiaslah kamu untuk hamba-hambaKu, mereka hampir beristirahat dari kepayahan dunia, menuju negeri dan kemuliaanKu. Pada malam akhir bulan Ramadan, Allah mengampuni semua dosa mereka, seorang sahabat bertanya, “Apa itu malam Qadar ya Rasulullah?” Nabi menjawab,”Tidak, apakah engkau melihat kepada pekerja-pekerja yang bekerja, apabila mereka telah selesai dari pekerjaannya, niscaya disempurnakan upah-upah mereka.” ( HR. Ahmad, Al Bazzar dan Baihaqi dari Jabir r.a. )

6. Memberi makan orang yang berpuasa
Ketika menyambut bulan Ramadhan, banyak pesan yang diberikan kepada para sahabat, seperti yang di bawah ini:
Ramadan adalah bulan memberikan pertolongan dan bulan Allah menambah rezeki pada mu’min di dalamnya. Barang siapa memberi makanan berbuka di dalamnya pada seseorang yang bershaum, yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan berbuka puasa, baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakan shaum itu tanpa sedikitpun orang tersebut berkurang pahalanya.***

Tambahan Inspirasi :
Ramadan Sepanjang Masa by Dr. H. Ahmad Salim

Senin, 06 Juni 2016

Asyiknya Mengkhatamkan Al Quran Bersama Anak di Bulan Ramadan

Kok sudah dibebani untuk khatam sih? Ada yang mungkin berpikir seperti itu. Ada lagi yang bertanya, memang wajib mengkhatamkan Al Quran di bulan Ramadan? Kok sepertinya maksa banget hehehe ( emaknya mungkin yang terkesan maksa ). Jujur tidak ada niat untuk mewajibkan suatu aktifitas amal, karena ya... tahu diri lah bukan spesialisasinya. Apalagi kalau sampai pada hukum  wajib, maka akan melahirkan konsekuensi, jika tidak dilakukan maka akan menghasilkan dosa.

Saya lebih memilih berpendapat seperti yang sudah dijelaskan oleh ulama besar Imam Nawawi. Bahwa hal itu tegantung dari kondisi masing-masing orang. Bagi orang yang sibuk pikirannya, maka membaca Al Quran disesuaikan dengan kemampuan dan pemahamannya. Hal itu juga berlaku untuk orang-orang yang sibuk mencari dan menyebarkan ilmu, sibuk mengurus urusan agama dan urusan yang menyangkut kebutuhan orang banyak. Sedangkan bagi diluar golongan yang sudah disebut di atas, maka sebaiknya memperbanyak membaca Al Quran, jangan sampai lalai.

Tapi mengingat Ramadan sebagai Syahrul Quran maka memperbanyak membaca, mengkaji, menghapal ayat-ayat suci  pastinya jauh lebih dianjurkan. Dalam beberapa riwayat dikisahkan bahwa  Rasulullah sendiri banyak mengkaji Al Quran bersama Jibril di bulan suci ini.  Dan ternyata ini pun sejalan dengan penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al –‘Utsaimin  juga tidak mewajibkan orang yang berpuasa untuk mengkhatamkan Al Quran. Tapi dianjurkan untuk banyak membaca dan mengkaji Al Quran di bulan suci, karena itu yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Ketika menargetkan untuk mengajak anak-anak khatam Quran sebulan, minimalnya di bulan Ramadan, semata-mata dengan niatan ingin makin mendekatkan anak dengan kitab suci ini. Bukan hanya dibaca, tapi juga mencoba membedah isinya. tentu saja dengan cara-cara yang menyenangkan disesuaikan dengan gaya anak-anak. Misal dengan menceritakan kisah yang kebetulan disebut dalam Al Quran. Kan tinggal pinter-pinternya yang bercerita mau diarahkan ke mana jalan ceritanya. 

Membacanya juga dibagi dalam tiap sesi tadarus, jadi gak terasa berat. Bahkan anak-anak sampe komentar, “Wah..., gak kerasa dah satu juz dibaca. Jadi pengin cepet-cepet juz selanjutnya...”
Seperti hari kemarin, anak-anak langsung ngumpul setelah saya menceritakan tentang dua malaikat yang disebut dalam QS Al Baqarah : 102. Yaitu malaikat Harut dan Marut yang diturunkan sebagai ujian untuk masyarakat negeri Babil ( Babilonia ). Ternyata ada kisah isroiliyat yang tidak jelas dasarnya ada juga kisah yang memang lebih jelas dasarnya.  

Kisah isroiliyat menceritakan bahwa kaum malaikat mempertanyakan pada Allah Swt., kenapa manusia selalu berbuat dosa dan kerusakan di muka bumi . Allah Swt., menjelaskan bahwa itu karena mereka diberi nafsu. Bahkan jika malaikat yang terkenal taat diberi nafsu pun akan bisa berbuat kerusakan seperti yang dilakukan oleh manusia. Hingga diturunkanlah dua malaikat sebagai uji coba yang ternyata bernama Harut Marut. Singkat cerita si malaikat pun akhirnya melakukan hal-hal yang merusak bahkan melanggar aturan Allah.

Kisah yang benar : Kondisi masyarakat Babilonia sedang resah karena berkembangnya ilmu sihir. Mereka ketakutan karena percaya bahwa kekuatan sihir itu lah yang mengakibatkan banyak penderitaan dan kesedihan. Seperti menyebarnya penyakit aneh, memberi perasaan takut, gelisah dan banyak hal-hal yang merugikan lainnya. Allah pun menurunkan dua malaikat, Harut dan Marut untuk mengajarkan sihir yang bisa menangkal sihir jahat tersebut. Tapi sebelum mengajarkannya, dua malaikat itu selalu memberi peringatan dulu seperti yang tertulis dalam Al Baqarah : 102, "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir." Nyatanya setelah mereka mempelajari sihir tersebut ( kaum Yahudi ) mereka tetap ingkar. Padahal sihir-sihir itu tidak memiliki manfaat atau mudarat apapun, karena yang Maha Pemberi Manfaat An-Nafi’ ) dan Pemberi Bahaya ( Ad Dhorru’) hanyalah Allah Swt. 

Disini saya sambungin kisah ini untuk semakin menjelaskan tentang asmaul husna yang sudah dihapal luar kepala oleh anak-anak. Agar ketika mereka menghapalkannya mereka juga jadi tahu bagaimana penjelasan tentang dua Asma Allah Swt., tersebut. Hemm..., kira-kira hari ini apa yang akan didiskusikan setelah tadarus ba’da dhuhur nanti? ***
#artikelramadan
#ramadansyahrulquran
#ayobacaquran

Minggu, 05 Juni 2016

Hindari Tidur Setelah Sahur, Ini Alasannya!

Setelah selesai santap sahur, datanglah rasa ngantuk. Bahkan sebagian besar orang yang berpuasa melakukan hal ini. Dengan alasan karena bangun terlalu pagi dan jam tidur yang masih kurang. Nyatanya, tidur setelah sahur banyak sekali membawa mudharat hingga sebaiknya dihindari.  

Berikut penjelasan secara medisnya :

1. Menyebabkan perut buncit dan penumpukan lemak. Karena saat tidur maka proses pencernaanmakanan akan terhenti, metabolisme tubuh akan melambat. Energi yang seharusnya dipakai untuk mencerna makanan jadi tertimbun alias tidak terpakai saat tidur. Sehingga lemak akan menumpuk dalam perut.

2. Gangguan Pencernaan. Normalnya proses pencernaan makanan terjadi dalam 1-2 jam. Tapi karena tidur, proses pencernaan menjadi terhambat sehingga makanan akan menjadi busuk dan mengundang banyak bakteri di dalam lambung. Juga menyebabkan produksi asam lambung yang berlebih.

3. Merusak Liver. Hal ini menyebabkan bakteri yang memakan makanan busuk menghasilkan asam nitrit dengan tingkat keasaman tinggi. Hal ini membuat liver bekerja sangat keras untuk melawan racun.

4. Asam lambung yang tinggi dapat berpengaruh pada tingkat keasaman tubuh. Perlu diingat bahwa sel-sel kanker akan tumbuh dengan subur pada kondisi PH tubuh < 4 ( bersifat asam ).

5. Lebih mudah terkena resiko Stroke. Penelitian membuktikan bahwa orang yang memiliki jeda paling lama antara makan dan tidur, memiliki resiko rendah terkena serangan stroke.

Lalu bagaimana pandangan Islam ( syari’at )?
Rasulullah menganjurkan untuk mengakhirkan santap sahur mendekati waktu adzan subuh ( imsak ).  Setelah selesai bersahur, beliau akan menuju masjid dan shalat berjama’ah. Lalu berdzikir dan melakukan amal ibadah lainnya yang jauh lebih bermanfaat dan sehat untuk tubuh.

Ingat juga pesan Nabi Saw., dalam hadist ini :
Dari Aisyah r.a., Rasulullah bersabda : “Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah Swt., dan shalat. Serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan. Karena dapat membuat hati kalian menjadi keras. “ (HR. Abu Nu’aim )


Jadi kalau ingin tidur setelah sahur setidaknya beri jeda selama 1 atau 2 jam, itu jauh lebih baik, lebih sehat dan sesuai dengan maksud shaum untuk bersabar.***
#artikelramadhan
#nikmatnyashaum
#ramadhankareem
Sumber inspirasi lain:
http://www. Tribunnews.com/ramadan/2013/07/10/ini-bahayanya-tidur-setelah-sahur?

Kamis, 02 Juni 2016

Marhaban yaa Ramadhan : Agar Tak Merugi di Bulan Ramadhan

Sebentar lagi, jika diijinkan oleh Allah, kita akan memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan suci yang Rasulullah Saw., sendiri menyambutnya kedatangannya laksana tamu agung. Penuh pengharapan, penuh kerinduan. Karena di bulan itu, kita akan ditempa, dibina, disibukkan, dilelahkan, dilemahkan untuk mendapatkan kemenangan besar di akhir bulan.

Sayang sekali, tak sedikit diantara kita malah yang menjadi orang- orang yang rugi. Bukannya kemenangan malah yang ada adalah kekalahan. Kita masih kalah dengan hawa nafsu karena selama berpuasa bukannya mengembangkan sabar dan menguatkan iman, tapi membuat nafsu meraja lela. Saat buka puasa, semua yang diinginkan tersaji di meja makan. Sampai-sampai tidak ada tenaga untuk taraweh, tadarus dan ibadah lainnya.

Di bulan Ramadhan, bukannya menggiatkan amal ubudiyah, malah menggiatkan acara kumpul-kumpul dengan judul dilaturrahmi dengan buka bersama. Banyak amal yang terlewat hanya untuk acara yang hukumnya mubah saja. Shalat maghrib mesti molor karena harus antri, belum lagi sholat taraweh yang pastinya akan dinantikan karena acara masih seru, tanggung rasanya pamit pulang dengan alasan mengejar sholat taraweh di masjid atau rumah bersama keluarga. Juga untuk urusan makanan yang biasanya cenderung berlebihan dan cenderung mubadzir.

Di awal bulan biasanya masjid penuh dengan orang yang beribadah, 10 hari kedua, barisan mulai menyusut. Apalagi kalau target hatam tadarus qur’an sudah tercapai. Banyak ibu-ibu yang memilih sibuk di dapur untuk menyiapkan kue dan makanan Lebaran. Dan di malam-malam terakhir, Ramadhan seperti tamu yang tak diundang. Karena kebanyakan sudah merindu datangnya hari raya.

Karena itu, tak ada salahnya kembali melakukan hal –hal di bawah ini bagi yang ingin jadi pemenang di akhir Ramadhan:

1. Merefresh pemahaman diri tentang Ramadhan. Bahwa Ramadhan adalah Syahrullah, bulan untuk Allah semata. Bulan dimana kita berlomba-lomba agar dilihat , agar makin disayang, agar makin ditolong  dan diampuni oleh Allah Swt. Kalau keinginan kita begitu tinggi, maka kejarlah dengan amal-amal terbaik. Jangan amal-amal yang biasa-biasa saja. Jadi lakukan amalah yang ektra lebih di bulan Ramadhan. Buang jauh hal- hal yang menyebabkan Allah tidak berkenan pada kita. Seperti kebiasaan mubazir, berlebih-lebihan ( boros ), serta melanggar aturannya.

“...Di permulaan bulan Ramadhan, Allah melihat pada ummatku. Barangsiapa Allah melihat padanya tidak akan diazab selamanya..." ( HR. Ahmad dan Baihaqi dari Jabir r.a. )

2. Agar tidak terjadi semangat di awal saja, maka modal pemahaman dan semangat harus terus dipompa. Jadikan bulan Ramadhan Syahrul Qur’an, bukan sekedar tilawah, tapi menjadikannya sebagai petunjuk ( huda ) dan pembeda ( furqan ). Karena tanpa petunjukNya, yakin tidak akan jelas apa yang akan dikejar. Maka perbanyaklah saling mengingatkan, saling menguatkan dan saling menasehati tentang kebenaran dengan Al Qur’an. Perbanyak taklim agar selalu ingat dan kembali diingatkan.

3. Menyiapkan bekal baik untuk selama Ramadhan atau Syawal.  Ini yang dicontohkan oleh para sahabat. Mereka memilih menetap ( mukim ) selama bulan Ramadhan agar bisa maksimal beribadah. Sehingga ketika di Ramadhan pikiran tidak terpecah antara memenuhi kebutuhan selama Ramadhan maupun hari raya.

4. Ingat bahwa tahun depan belum tentu masih diberi umur untuk bertemu Ramadhan, maka jangan tunda amal terbaik yang bisa kita lakukan. Tumbuhkan kebutuhan untuk beramal. Mengingat di bulan suci, amalan akan mendapatkan pahala berlipat maka tidak ada kata malas untuk beramal shaleh baik itu yang sifatnya hablumminallah maupun hablumminannas.***

Wallohu A’lam. Oleh-oleh sebuah taklim. Dan tertambah dari membaca buku, Marhaban Sepanjang Masa by Dr. H. Ahmad Salim