Jumat, 29 Juli 2022

Hati yang Mati, Penyebab Doa Tak Terkabul Yang Jarang Diketahui


Doa adalah senjata terkuat orang beriman. Allah Ta'ala bahkan berjanji dalam Al Qur'an mengabulkan setiap permintaan hambaNya. Seperti yang terdapat dalam  QS. Al Ghafir (40) : 60, yang berbunyi : " Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aki perkenankan bagimu." 

Namun nyatanya banyak juga yang mengeluh doanya tak terwujud. Dan lupa untuk melihat apa syarat dan ketentuan agar doa terkabul. Seperti sudah diketahui, doa akan terkabul jika dilakukan dengan penuh keyakinan, hati bersih, iman yang lurus serta jauh dari kemaksiatan. Termasuk terhindar dari makanan yang tidak halal. 

Nah, ada satu penyebab doa tak terkabul menurut ulama adalah hati yang mati. Berikut kisahnya :

Syaqiq al-Balkhi mengisahkan, suatu ketika Ibrahim bin Adham jalan-jalan di Pasar Bashrah. Sekonyong-konyong, mendekatlah orang-orang. Lalu, mengelilinginya. Mereka bertanya kepadanya, "Apa maksud firman Allah, berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan perkenankan doamu." (QS Ghafir [40] : 60 )

Mereka berkata, "Kami sebenarnya telah berdoa, namun setidaknya hingga hari ini tak kunjung dikabulkan Allah." Ibrahim berkata, "Karena kalian mati hati. Maka, bagaimana doa kalian akan dikabulkan?"


Mereka bertanya lagi, "Mengapa kami dikatakan mati hati?" Ibrahim menjawab, "Terdapat 10 perkara yang menyebabkan mati hati". Kemudian dia sebutkan satu per satu secara berurutan.

Pertama, kalian mengaku mengetahui Allah sebagai pencipta kalian tetapi kalian tidak menunaikan hak-hak-Nya. Allah berhak ditaati perintah-Nya. Mengapa, perintah-Nya itu kadang-kadang dilaksanakan dan kadang-kadang tidak dilaksanakan?

Kedua, kalian membaca kitab Allah, tetapi kalian tidak mengamalkan isinya. Allah memerintahkan agar menyembah Allah semata tanpa menyekutukan-Nya. Mengapa, Allah (langsung atau tidak langsung) kerap disekutukan dengan selain-Nya? 

Ketiga, kalian mengaku memusuhi setan, tetapi kalian mengikuti perintahnya. Allah melarang mengikuti langkah-langkah setan. Mengapa langkah-langkah setan itulah yang kerap dijadikan rujukan dalam kehidupan sehari-hari?

Keempat, kalian mengaku mencintai Rasulullah SAW, tetapi kalian meninggalkan sunahnya. Rasulullah SAW menjelaskan, orang yang memelihara anak yatim akan mendapat tempat istimewa di surga. Mengapa, tidak sedikit orang yang membiarkan anak yatim tanpa masa depan cerah?

Kelima, kalian mengaku mendambakan surga, tetapi kalian tidak mengerjakan hal-hal yang akan mengantarkan kalian masuk ke dalamnya. Mendirikan shalat dengan khusyuk, mengeluarkan zakat, menjaga kemaluan adalah sebagian kecil contoh-contohnya. Mengapa, tidak sedikit orang yang melalaikannya?

Keenam, kalian mengaku takut neraka, tetapi kalian tidak menghindari perbuatan dosa/maksiat. Misalnya, Allah melarang keras perbuatan zalim. Mengapa, banyak orang yang merasa dizalimi sesamanya?

Ketujuh, kalian mengaku kematian itu niscaya datangnya, tetapi kalian tidak bersiap-siap menghadapinya. Contohnya, Allah menjelaskan di akhirat setiap orang akan dibalas sesuai dengan amalnya masing-masing. Mengapa, banyak orang yang tidak sungguh-sungguh mengerjakan amal saleh semasa hidupnya?

Kedelapan, kalian sibuk mempersoalkan cela, kekurangan, dan kesalahan orang lain sementara kalian abai terhadap cela, kekurangan, dan kesalahan diri kalian sendiri. Allah melarang keras membuka aib orang lain. Mengapa, masih banyak orang tidak menghiraukan larangan tersebut?

Kesembilan, kalian mendapatkan rezeki dari Allah, tetapi kalian lupa bersyukur kepada-Nya. Allah menitipkan harta yang banyak. Mengapa, tidak sedikit orang yang mengklaim harta itu miliknya sendiri? Lalu, mereka tidak mau berbagi dengan orang lain.

Ke-10, kalian mengebumikan jenazah saudara kalian, tetapi kalian tidak mengambil pelajaran darinya. Allah menyatakan, "Setiap yang bernyawa niscaya bakal merasakan kematian." Mengapa banyak orang yang seakan-akan tidak memercayainya? 

Ibrahnya jagalah hati jangan sampai mati. Hati itu adalah organ dari manusia yang sangat penting. Yang jika baik hatinya maka baik juga seluruh diri dan hidup orang tersebut. Dan jika seluruh hajat kita ingin dipenuhi maka hidupkan hati dengan melaksanakan apa-apa yang dicintai Allah dan meneladani Rasulullqh SAW.

Wallahu a'lam.
Sumber:  REPUBLIKA.CO.ID

Jumat, 08 Juli 2022

Wukuf Arafah 1443 H/2022 dan Kenangan Wukuf 1440 H/2019


Sejak kemarin eforia itu sudah terasa. Di WAG alumni haji 2019 sudah mulai ramai pembicaraan tentang tarwiyah dan puncak haji esok harinya. Masih jelas dalam ingatan betapa tegangnya kami menunggu proses hajian yang bisa kita kenal ARMUNA ( Arafah Mudzalifah Mina ).  Waktu itu hampir semua jama'ah mendadak tekanan darahnya naik, bikin panik pasangan maupun petugas medis. Bisa jadi karena faktor kelelahan dan ketegangan menunggu momen yang ditunggu hampir 7 tahun lamanya ( kami rata-rata daftat haji 2012 dan berangkat 2019 ). 

Eforia itu bisa jadi karena aktifitas ibadah haji mulai dibuka lagi. Walau tidak senormal sebelum pandemi dan masih banyak pembatasan, syukur kami tak terhingga. Ikut merasakan bahagianya saat tetangga bahkan kerabat dekat mendapat undangan sebagai Duyufurrahman. Maka kegembiraan itu kian membuncah saat melihat beberapa laporan pandangan mata yang berseliweran di dunia maya, MasyaAllah wujuf di hari jum'at, haji akbar dan semoga semua jama'ah haji mendapat kemabruran aamiin.

Kenangan Haji 2019
Tahun 2019 adalah tahun terakhir pelaksanaan Ibadah haji sebelum pandemo. Rasanya masih sangat hangat dalam ingatan saat kami rutin manasik sejak akhir 2018, lalu mengurus banyak hal dari mulai tes kesehatan, hingga melunasi biaya ONH lalu mulai masuk Embarkasi Bekasi. 

Kami berkenalan dengan banyak saudara dari wilayah se provinsi. Bahkan beberapa diantaranya menjadi teman seperjalanan dan sekamar selama hampir 40 hari. Alhamdulillah hubungan silaturrahmi masih terjalin sampai saat ini, saling memberi kabar, bertemu, menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. 

Tanggal 8 Dzulhijjah kami menaiki bus ke arah Mina untuk menunaikan Tarwiyah.  Tidak ada amal khusus di Tarwiyah hanya diauruh untuk bersiap untuk kegiatan wuluf esok hari. Dalam sunnahnya, Rasulullah SAW melakukan tarwiyah untuk persiapan dan memenuhi air sebagai belal wukuf Arafah. Jadi kita mengikuti napak tilas manasik haji Rasulullah termasuk tarwiyah. 

Karen Mina masih lowong kita pun bisa mandi besar untuk persiapan Memakai baju ihram. Antrian ke kamar mandi belum terasa, ibaratkan masa tenang sebelum badai hehehe. Dan pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah kita susah memaki pakaian ihram dengan seluruh larangannya, tidak boleh bertengkar, memaki, berkata rofas alias kasar dan porno. Tidak boleh berburu ataupun membuat kerusakan. Bahkan aurat pun harus dijaga, agar tidak terkena denda atau dam. 

Menunggu bus yang akan mengantar ke Arafah tempat wukuf. Awalnya kita ingin wukuf di batu-batu, bukit-bukit, dengan payung atau daun yang melindungi dari terik matahari. Namun itu hanya ekspektasi karena nyatanya kita kembali masuk tenda dengan nomor kloter dan maktab yang sudah terlihat di depan tenda besar. 

Kecewa... ? Disinilah kita harus membersihkan hati bahwa ibadah itu bukan berdasar prasangka dan ekpektasi diri. Karena kuta beribadah bukan untuk kepuasan diri. Tapi untuk mendapatkan keridhaan Ilahi. Maka kami pun masik ke tenda, berdiam di dalam tenda. kalaupun bosan bisa keluar untuk duduk-duduk di sekeliling tenda.  

Selasa esensi dan ketentuan wukuf masih terpenuhi ya jalani dengan sepenuh hati. Jadi meski kita berdiam ( wukuf ) di Arafah di dalam tenda, selama masih di tempat yang termasuk tanah haram, maka sah wukufnya. Karena Wukuf itu wajib haji jadi siapapun calon jamaa'ah haji harus wukuf di Arafah. Yang sakit bahkan harus ditandu pun tetap harus hadir di Arafah. Tidak bisa dibadalkan/ digantikan. Sedang untuk lemoar jumroh ataupun thawaf ifadah itu masih bisa dibadalkan. Tapi tidak dengan wukuf.

Apa sih aktifitas selama wukuf?

Datang menjelang dhuhur, maka kita pun bersiap untuk shalat dhuhur. Sebelumnya ada khutbah dari ketua atau pembingmbing haji ataupun petugas atau bisa jadi ulama. Penginnya sih dapat tempat sekitar masjid Namirah. Karena di dekat Masjid Namirah itulah, Rasulullah SAW mendirikan kemah beliau waktu haji.

Disunahkan juga untuk mandi dan membersihkan badan setelah sampai di Namirah. Hal tersebut sangat dianjurkan dengan tujuan agar tubuh fit dan bersih saat melakukan wukuf nantinya. Kondisi Padang Arafah yang panas dan terik matahari yang menyengat juga bisa diantisipasi dengan mandi sebelum melakukan wukuf. 

Tapi kembali lagi, ibadah bukan untuk memenuhi keinginan pribadi. Dan balik ke masalah rezeki dengan ribuan bahkan jutaan jama'ah haji tidak mungkin semianya tertampung di masjid Namirah dan sekitarnya.

Apabila telah masuk waktu shalat Dzuhur, imam masjid Namirah akan membacakan khutbah singkat lalu duduk. Pada saat itu, muazin mulai mengumandangkan azan, bersamaan dengan pembacaan khutbah kedua oleh imam.

Selesai azan, dilanjutkan dengan ikamat, dan shalat Dzuhur yang di jamak dengan shalat Ashar. Pelaksanaannya juga diqashar, sehingga menjadi dua rakaat untuk shalat Dzuhur dan dua rakaat untuk shalat Ashar. Pelaksanaannya dilakukan dengan dua kali azan dan dua kali ikamat. Selesai shalat, para hujjaj tersebut langsung berangkat menuju tempat wukuf.

Itu idealnya sih tapi kami melaksanakan khutbah, shalat jamak qasar dhuhur dan asar di tenda. Lalu setelah itunlanjut dengan wukuf. Sampai menjelang puncaknya sekitar pk. 14.00- asar.  yang dilakukan selama wukuf adalah berdoa, mohon ampunan, bisa diselingi bada Al Qur'an, saling mendoakan , dan tetap menjaga diri dari larangan saat menggunakan baju ihram. 

Tidak ada shalat khusus, karena inti wukuf itu berdiam dan bermunajat pada Allah Ta'ala. Maka tak perlu mengadakan amaliah-amaliah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat radiallahu anhum.

Jika badan merasa lelah atau kurang fitz karena waktu itu banyak jemaah yang sedang dalam kondisi batuk pilek, maka istirahat atau tidur saja jika dirasa butuh jeda. Lalu setelah agak segar bisa dilanjut dengan dzikirz, mohon ampun dan meminta seluruh hajat kita.

Perasaan saat itu rasanya dekat sekali dengan Allah Ta'ala.  Yakin Allah mendengar dan akan mengabulkan doa doa kita. Dan itu yang mestiny terus terpelihara, sikap taat disuruhnya apa sama Allah taat, disuruh diam diam, disuruh gerak berjalan ya gerak dan jalan. Dan ibadah itu bukan kreatifitas. Apalagi yang sudah jelas tatacaranya. Ikuti saja, tak perlu menambah-nambah dengan hal yang tak perlu. Karena yang kita inginkan ridha Allah semata...***

Wallahu a'lam bishowab



Rabu, 25 Mei 2022

Menikah Hanya 8 Hari, Jangan Salahkan Proses Ta'arruf!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Semoga keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan senantiasa melingkupi kita semua, aamiin


Foto: Shutterstock



Kisah menikah hanya 8  hari yang diupload oleh seorang wanita berprofesi pengajar akhirnya viral. Kisah dimulai dari si fulanah yang menikah melalui proses ta'arruf dengan sang suami. Ta'arrufnya sendiri berjalan dalam tempo sesingkat-singkatnya, hingga terkesan tergesa-gesa. Hanya melalui CV yang mungkin lebih mirip CV untuk lamaran pekerjaan, bukan lamaran pernikahan. Bahkan ada kesan bahwa ada pihak yang sebenarnya enggan atau terpaksa dengan pernikahan ini. Hingga ketika ada peristiwa sepele terjadi, terjadilah pengusiran dari pihak suami yang berujung pada perpisahan keduanya.


Seperti biasa netizen memang maha benar dalam berkomentar. Yang paling bikin mata gatal membacanya adalah komentar tentang ta'arruf yang terkesan jadi biang dari pernikahan singkat ini. Padahal banyak juga pasangan yang harmonis, samawa, langgeng sampai kakek nenek berawal dari proses ta'arruf. Dan banyak juga pasangan yang berawal dari proses pacaran yang hanya berumur singkat. Bahkan dalam hitungan jam, hem...

Ta'arruf sendiri dalam Islam memang menjadi jalan dalam mengenal calon pasangan. Namanya proses mengenal ya memang tidak cukup hanya dengan saling tukar CV. Dulu, dimasa saya kuliah ramai sekali proses Ta'arruf dengan tukar CV ini. Tapi itu ternyata hanya tahap awal, selanjutnya ada proses pengenalan yang lebih dalam setelah kedua calon memang menyatakan siap menikah. Artinya memang sadar, merdeka, tidak ditekan apalagi dipaksa. 

Saya sendiri menikah melalui proses ta'arruf. Awalnya memang saya membaca biodata calon suami. Tapi tidak berhenti sampai membaca saja, saya pun mendengar penjelasan dari pihak perantara ( waktu itu ya guru ngaji atau ustadz dan istrinya ) tentang calon suami. Saya pun mencoba mengenal lebih dalam lewat adik perempuan calon suami. Bukan hanya sifat, kepribadian, hobi, apa yang disukai apa yang tidak dari calon suami, tapi juga mengenal keluarga dimana dia berasal. Karena dari pola asuh dan pendidikan keluarga memegang peran penting pembentukan karasteristik sesorang.

Bahkan saya sempat berkunjung ke rumah calon suami, tentu tidak sendirian, tetap didampingi calon adik ipar perempuan. Saya pun melihat lingkungan sekitar, dan mendengar cerita calon suami dari orang-orang terdekatnya secara langsung. Jujur dengan calon sendiri saya jarang berkomunikasi langsung, artinya tetap melalui perantara. Karena bagaimanapun kita tetap dua orang asing yang tidak halal berkomunikasi berdua tanpa mahram atau pendamping. Saya berkomunikasi dengan ustadzah dan calon suami dengan ustadz, 

Tak lupa dan tak ditinggalkan adalah doa mohon diberi petunjuk. Istikharah tak cukup sekali tapi berkali-kali. Apa saya dapat mimpi untuk kemudian jadi yakin dan mantap ke jenjang ta'aaruf selanjutnya? Kayaknya enggak deh hehehe. Enggak tahu juga apa saya yang kurang nangkap maksud mimpi atau memang jarang mimpi. Tapi yang saya minta pada Allah adalah jika memang dia jodoh maka tetapkan hati untuk melanjutkan tahap ini. Beri petunjuk dalam bentuk apapun. Ringankan hati dan mudahkan langkah. Dan ternyata itu yang saya dapatkan. Moral story nya sih, kalau sudah istikharah tapi gak dapat mimpi jangan galau. Tapi pandai-pandailah melihat tanda-tanda dan bersihkan diri dari hawa nafsu atau keinginan pribadi agar pesan yang Allah kirim mudah ditangkap.

Ini saya ambil dari kejadian yang saya alami sendiri lho, bukan kisah orang lain. Kisahnya seperti ini, beberapa waktu sebelum ta'arruf dengan calon suami yang sekarang - alhamdulillah mau berjalan 20 tahun jadi qawwam dalam rumah tangga- saya pun pernah menjalani ta'arruf. Taarruf yang pertama ini malah gagal sudah, padahal si calon  memenuhi semua  kriteria keluarga besar. Sudah punya pekerjaan tetap, sudah sarjana, PNS pula. Tapi saat saya ingin mengenal dari pihak keluarga besar disinilah mulai terlihat tanda-tanda bahwa dia bukan jodoh saya. Dari mulai komunikasi yang sulit,  hati yang terus merasa berat, tidak ada i'tikad baik ingin melanjutkan prose ta'arruf, dan akhirnya si calon menghilang. Anak-anak gadis saya saat mendengar cerita ini langsung komen,  "Wah, ternyata Ibu pernah mengalami di-ghosting juga ya pada zamannya wakakakak.."


Point Penting dalam Ta'arruf:  

Selain mengenal pribadi calon pasangan, kenali juga apa yang mendasari pasangan untuk menikah. Apa sih visi misi,tujuan. pandangan yang dimiliki calon pasangan dari sebuah pernikahan. Rumah tangga itu ibarat mengarungi bahtera di tengah lautan samudra. Terus tanpa nanya-nanya dulu tujuan yang akan dituju kita main naik aja. Baru pas kapal sudah berlayar, berani nanya ke nakhoda. Ya kali kalau kalau tujuannya sama, bisa disebut beruntung. Kalau enggak mau jebur laut apa? 


Ta'arruf  Setelah Menikah 

Perlu dipahami juga bahwa proses ta'arruf bukan hanya dilakukan saat perkenalan atau sebelum menikah. Setelah menikahpun tetap proses ini dilakukan. Karena yang sudah satu pemahan dan visi misi dalam menikah pun tetap bisa berubah karena dinamika kehidupan. Manusia memang makhluk dinamis, tidak statis. Berubah terus seiring pemahaman dan ujian yang dihadapidnya. Jangan lupakan juga jebakan syaitan ada di mana-mana lho. Jangan pikir syaitan akan diam berpangku tangan melihat rumah tangga yang harmonisdan tujuannya sesuai kehendak Allah Swt. Justru Syaitan akan makin berupaya dengan godaan dari arah depan, belakang, kanan, kiri bahkan bawah untuk menguncang ikatan kuat ini. 

Ada kisah bahwa Iblis sangat menghargai pasukannya yang bisa memisahkan sepasang suami istri dari ikatan akad suci. Sebuah janji yang senilai dengan perjanjian pengangkatan para nabi ( mitsaqan ghalidzan = ikatan yang kokoh ). Yang sampai ketika ikatan ini dipisahkan bergetar Arsy dan Allah pun tidak suka walau mengijinkan. Dan sebagaimana hukum alam, semakin tinggi pohon semakin kuat angin yang berkencang, maka begitupun berlaku pada ujian dalam pernikahan. Banyak contohnya dimana pada pesohor, ustadz terpandang harus jatuh karena ujian dalam rumah tangganya.

Proses taarruf yang benar pasti akan menghasilkan tafahum, saling memahami. Dibutuhkan sikap jujur pada diri sendiri akan kekurangan dan kemauan untuk berubah. Dari pasangan dibutuhkan sikap menerima karena bagaimanapun tidak ada manusia yang sempurna. Dari tafahum mulailah untuk saling menolong, bekerjasama. Karena tidak mungkin terjadi kerja team yang bagus kalau tanpa saling memahmi satu sama lain. Dan semua itu berawal dari taaruf atau proses mengenali, saling mengenal. 

Proses ta'arruf tidak berjalan imbasnya kemana-mana lho. Paling deket ya di komunikasi, pasti macet. Kalau enggak satu arah, gak jauh dari ceramah atu khutbah ya yang pemirsanya gak boleh komen atau harus diam hehehe. Lalu bagaimana harmonis akan terbentuk kalau di gak nyambung antara pimpinan dan warganya, antara suami dan istri beserta anak-anaknya. Akibatnya jalan masing-masing yang bisa menyebabkan bahtera rumah tangga terombang-ambing lautan kehidupan. Kalau sudah seperti ini bukan syurga rumah kita tapi kebalikannya naudzubillah...

Semoga tulisan ini bisa sedikit nenambah ilmu dan wawasan tentang ta'arruf...

wallaohu a'lam bishowab.


Minggu, 22 Mei 2022

Perumpamaan Dunia dalam Al Qur'an


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, semoga keselamatan senantiasa tercurah pada kita, aamiin

Hari ini kita akan mencoba tadabbur ayat Al Qur'an ya men temen. Ceritanya pagi hari saya diingatkan sebuah notifikasi dari channel youtube yang saya ikuti. Sebuah masjid yang cukup banyak melahirkan banyak program keren seperti Kelas Kisah Nabi yang sudah saya diikuti dari tahun kemarin. Itu pun saya mulai sudah masbuk, sudah sampai kisah Nabi Musa. Tapi gak papa, better late than never hehehe.

Tapi bukan kelas itu yang saya ingin ceritakan, tapi tentang video pendek yang menarik minat di bagian short video. Dari judulnya saja sudah menarik, perumpamaan dunia apalagi ketika kita menyimaknya. Yuk ikuti...

Dalam QS. Al Kahfi : 45, Allah SWT menjelaskan tentang perumpamaan dunia. Yaitu seperti air hujan, yang bisa menghidupkan dan menyuburkan tanah yang kering. Nah, hujan itu jika turun dalam intensitas yang pas maka akan sangat bermanfaat baik bagi manusia, tumbuhan dan hewan. Sebaliknya jika berlebih maka yang terjadi bisa malah bencana, seperti banjir bandang. Jika kurang pun akan menyebabkan kekeringan. 

Demikian juga dengan dunia, saat yang datang ke kita pas dan yang menerima juga adalah orang yang tepat maka akan sangay bermanfaay. Bahkan mendatangkan keberkahan ( kebaikan ) berlipay baik bagi dirinya maupun orang sekitanya. Misal, harta kekayaan yang diterima sahabat Ustman bin Affan ra., maupun Abdurrahman bin Auf ra., jumlahnya pas dengan usaha keduanya. Dan karena yang menerima sekualitas Ustman dan Abdurrahman, maka manfaat harta keduanya dirasakan oleh ummat Islam. Harta keduanya bahkan berefek bukan hanya di dunia tapi mengalir sampai akhirat, masyaaAllah Tabarrrakallah...

Namun contoh lain juga ada, orang yang diberi harta berlimpah tapi malah menjadi bencana buat dirinya, seperti Tsalabah dan Qarun. Dikisahkan keduanya awalnya adalah hamba Allah yang rajin beribadah. Dalam Kelas Kisah Nabi , Qarun dikisahkan sebagai seorang ahli Baitul Maqdis yang taat. Kesamaan lainnya, keduanya sama-sama minim dalam urusan harta. Hingga Allah datangkan harta berlebih dan tidak ada yang selamat dari keduanya. Qarun mati tertimbun harta -hartanya dan Tsa'labah zakatnya tidak diterima, nauzubillah.

Harta yang sedikit sering kali dianggap ujian sementra harta yang banyak tidak. Padahal sama saja, kedua-duanya adalah ujian. Contoh Mus'aib bin Umair ra., ketika belum masuk Islam adalah pemuda yang tampil trendi dan berasal dari kalangan bangsawan lagi hartawan. Nyatanya setelah masuk Islam, dia menjadi sosok yang sangat sederhana, bahkan saat gugur di medan perang pun tidak ada kain yang kayak menutupi badannya. Kalau diangkat ke bagian kepala terlihat kakinya pun sebaliknya, subhanallah...

Menempatkan Dunia Sesuai Karakteristiknya


Jika dunia dianggap seperti air maka kita bisa menempatkan sesuai karakteristiknya. Ibarat sedang berlayar menempuh samudra kehidupan maka kita akan selamat sampai tujuan selama air ada di bawah telapak kaki kita. Sebaliknya kita tidak akan pernah sampai ke tujuan akhir yang diinginkan jika air berada di atas kita. Karena saat itu terjadi berarti kita tenggelam. 

Maka begitulah memperlakukan dunia. Letakkan dia dibawah kaki kita artinya kita yang berkuasa atas dunia itu. Bukan sebaliknya bukan diatas kepala yang artinya hidup kita dikuasai dan diatur oleh harta duniawi. 

So.... tidak ada larangan orang Islam jadi orang kaya. Tapi jadilah orang kaya yang baik yang dicintai oleh Allah Swt. Tidak ada larangan juga menikmati dunia, asal tetap dalam koridor ibadah bukan dalam rangka mengikuti hawa nafsu atau trend semata. Apalagi sampai terlena dan tenggelam didalamnya. 

Allahu Akbar, begitu indah cara Allah membuat perumpamaan dan menjelaskan pada hambanya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dimudahkan menerima hidayahNya aamiin ya Rabbal 'alamiin...

Wallahu 'alam bishowab 
Semoga bermanfaat

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jumat, 20 Mei 2022

Mengingat Mudik Sejati Dari Fenomena Mudik Idul Fitri


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, semoga kesejahteraan dan keselamatan tercurah untuk kita semua.

Bada tahmid dan shalawat..
Bagaimana kabar teman-teman semua, mumpung masih Syawal, saya mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minkim shiyaamana wa shiyaamakum, minal aidzin wal faidzin. 

Satu yang paling terlihat di Idul Fitri kali ini adalah gelombang mudik besar-besaran. Setelah hampir 2 tahun adanya pembatasan karena pandemi covid, maka tahun ini kaum muslimin mendapat kesempatan untuk mudik kembali. Alhasil semua memanfaatkan, bukan hanya dari umat Islam tapi juga dari kalangan non Islam yang bisa jadi memanfaatkan untuk liburan kumpul dengan keluarga besar dan reuni dengan teman-teman.

Alhamdulillah, setelah 2 kali Lebaran tidak pulang tahun ini diberi kesempatan dan rezeki untuk bisa silaturrahmi lagi dengan orang tua, keluarga dan handai tolan di kampung. Anak-anak jelas yang paling hepi sih, karena mereka sudah membayangkan dapat salam tempel setelah 2 tahun krisis THR 😂😂😂. Ditambah mereka sudah kangen berat sama Mbah uti nya, satu-satunya orang tua yang masih ada di tengah-tengah kami.

Namun, saya dan suami juga wanti-wanti ke anak-anak, agar tidak salah niat pas mudik. Bisa-bisa kecewa kalau terlalu tinggi ekspektasi. Berharap dapat THR berlimpah tahunya zonk, sakitnya tuh tak berdarah lho...🤭. Pak suami malah menyiapkan sedikit wejangan untik disampaikan saat kumpul keluarga besar nanti. Intinya mengingatkan agar Lebaran itu bukan bubaran ( dari aktifitas ibadah di Ramadhan ), serta mengingatkan tentang mudik yang sejati.

Ya, kita semua akan 'mudik'  pada waktunya, ke kampung halaman asal kita. akhirat tepatnya syurga karena pertama kali Adam dan Hawa diciptakan lalu ditempatkan di Syurga.

Namun sedikit yang menyadari hal ini, bahkan banyak yang lupa. Sampai terlena dan terlalu betah hidup di dunia. Ya, kali ada manusia yang hidup abadi. Umur manusia jaman now itu ( Umat Rasulullah ) batasnya 63-70 tahunan. Itupun banyal yang enggak sampai. Banyak yang meninggal padahal masih muda, produktif lagi. Tapi kalau quota usia dah usai, kita bisa apa?

Fenomena Mudik
Mudik atau pulang kampung dari dulu punya makna yang sama. Yaitu kegiatan dimana manusia bergerak kembali ke tempat asal. Karena kebanyakan manusia urban asalnya dari kampung atau udik jadilah istilah pulang kampung atau mudik.

Setiap orang yang mudik pasti mereka melakukan persiapan. Bukan hanya tiket perjalanan, kendaraan, kesehatan, bekal selama di perjalanan juga jangan lupa oleh-oleh. Ada juga yang mempersiapkan penampilan, minimalnya bisa dipamerin ke keluarga di kampung kalau kesuksesan sudah diraih dengan tampilan trendy, glowing, bling-bling dan sejahtera ( bahasa halusnya kaya ).

Aktifitas yang dilakukan seputar mudik juga gak jauh-jauh dari holiday. Silaturahmi mah sebentar, liburannya yang gak kelar-kelar  Maka antrian macet pun pindah dari kota ke kampung, dari mall ke tempat wisata bahkan kuburan. Mirisnya tak terlihat sisa-sisa beramal di Ramadhan. Buktinya berburu kuliner jadi agenda wajib saat mudik, padahal baru beberapa hari berea menahan lapar dan haus, tapi gak ada efeknya sama sekali.

Mudik yang seperi ini biasanya hanya menghasilkan kerugian. Kesenangan bisa jadi dapay tapi beres itu apa yang didapat, hanya hati yang kosong dan malas beribadah. Naudzubillah kalau sampai jatuh sakit dan menghambat aktifitas.

Nah, agar tidak sampai kejadian seperti itu maka niatkan mudik memang untuk silaturahmi, untuk birrulwalidain, untuk mendapatkan ridha Ilahi. Hindari aifat6 berlebih-lebihan dalam hal apapun, karena itu adalah jebakan syaitan. ingat dan jaga terus apa yang kemarin diupayakan di Ramadhan, jangan dibubarkan apalagi dihilangkan kebiasaan baik itu. Karena yang ada nanti kebiasaan buruk yang merajalela.

Jika dapat uang THR, gunakan untuk hal yang bermanfaat. Jajan boleh tapi ingay jangan berlebihan. Syaitan itu tempatnya di perut yang penuh artinya yang selalu diisi dan dituruti keinginannya. Meski anak-anak dalam masa pertumbuhan pun saya tetap kasih 'rem' kalau urusan perut. Karena bukan hanya badan yang harus dibangun, tapi ada jiwa dan ruhani yang harus dibangun juga. Jadi kudu seimbang.

Mudik Yang Sejati
Dalam QS. Al Fajar : 27-30 jelas-jelas Allah menjelaskan tentang kampung halaman yang sejati yaitu syurga. Allah memanggil orang-orang yang sadar kampung halaman syuga itu dengan panggilan orang-orang yang berjiwa tenang ( nafsul mutmainnah ). Tenang disini bukan diam tapi lebih ke menunjukkan level keimanan dan kejiwaan seseorang. Bahwa orang yang memiliki jiwa yang tenang pasti imannya juga manteng ke Allah dengan kuat serta melakukan apapun berdasarkan tuntunan dari Al Qur'an dan Hadist Nabi.

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ

"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku." QS. Al-Fajr [89]: 27-30

Dalam kitab Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil, Al-Baghdadi ‎menjelaskan bahwa makna al-nafs al-muthmainnah adalah jiwa yang tetap ‎pada keimanan dan keyakinan, membenarkan firman Allah, meyakini bahwa ‎Allah adalah Tuhannya, tunduk serta taat kepada perintah Allah, ridla dengan ‎ketetapan (qadla) serta takdir (qadar) Allah, yang selamat dari adzab Allah, ‎yang selalu tenang dan damai dengan terus berdzikir kepada Allah.‎

Jiwa yang demikian inilah yang kelak ketika kembali kepada Allah akan ‎disambut dengan sapaan mesra: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada ‎Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam ‎jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku.”

Ibrahnya, jika untuk mudik pas Lebaran saja kita penuh dengan persiapan ini itu, apa kabar dengan mudik yang sejati. Pastinya harus lebih bersiap, dengan persiapan amal terbaik. Jangan sampai merugi, karena kalau mudik sejati tidak akan bisa balik lagi ke dunia. Tiketnya cuma sekali jalan, nah lho... 

Terus kalau tanpa persiapan kita mau mudik kemana? Karena hanya ada dua tempat di akhirat sana, kalau gak kembali ke syurga dengan disambut salam oleh para malaikat penjaganya. Ya, bakalan masuk neraka dengan seluruh hardikan, bentakan dan ancaman dari malaikat penjaganya juga, naudzubillah...

So, mumpung masih diberi waktu hidup yuk kita bersiap. Kalau kata Ust. Evi E, sih kalau utusan mudik sejati mah bukan pakai nomer antri, tapi nomer dudut. Random, yang muda bisa duluan dari yang tua. Yang sehat bisa lebih dulu ketemu ajal dari pada yang sakit-sakitan. Makanya bersiap-bersiap dengan amal terbaik, dengan amal istimewa yang dipersiapkan di dunia ini.

Wallahu'alam bishowab.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sabtu, 26 Maret 2022

Bahagia Sambut Ramadhan


Kurang dari 10 hari lagi insyaallah ummat Islam seluruh dunia akan bertemu dengan Bulan Ramadhan. Bulan suci yang diibaratkan tamu agung, bulan yang mensucikan, bulan yang penuh keutamaan dan keberkahan. Rasulullah pernah bersabda, “Sekiranya manusia mengetahui kebaikan-kebaikan yang terdapat di bulan Ramadhan, tentulah mereka mengharapkan agar seluruh bulan adalah bulan Ramadhan” HR. Ibnu Huzaimah.

Ramadhan memang istimewa, datangnya membawa aura yang berbeda dari bulan lainnya. Manusia yang ingin berbuat baik didorong untuk berbuat baik dengan pahala yang berlipat. Bulan dimana Allah menurunkan Al Qur'an yang menjadi petunjuk bagi manusia, serta pembeda antara yang hak dan batil. Di Ramadhan juga Allah janjikan ampunan bagi hamba-hambaNya, hingga keluar dari Ramadhan kembali suci. Menetapi fitrahnya suci, dan hanya menyembah Allah Swt.

Ramadhan kian istimewa karena di 10 hari terakhirnya Allah Swt, sembunyikan satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Yaitu malam qadar atau lailatul qadar sebagai tanda kasih sayang Allah Swt. Maka alangkah ruginya orang yang tidak berharap ingin bertemu Ramadhan, sungguh rugi.

"Sungguh telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan. Allah mewajibkan kalian berpuasa di dalamnya. Di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadar). Siapa saja yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)"
HR Ahmad dan an-Nasa`i.

Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah memberikan kesan setelah membaca hadist di atas, yang disampaikan dalam Al Lathaif wal Ma'arif hal 174 , “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira saat pintu-pintu surga dibuka?” Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (dan ingin bertobat serta kembali kepada Allah SWT) tidak gembira saat pintu-pintu neraka ditutup?” Bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira saat setan-setan dibelenggu?” 


Keberkahan Bulan Ramadhan
Agar semakin bergairah menyambut Ramadhan yang kian dekat ini, mari kita lihat keberkahan bulan Ramadhan.

1. Kesempatan Untuk Mendapat Ampunan dari Allah
Bulan Ramadhan adalah bulan dengan amaliyah khusus yaitu puasa. Dalam Al Qur'an di QS . Al Baqarah: 183, Allah menurunkan kewajiban ini denban jelas.

"Hai Orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan pada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa."

Banyak keutamaan dari puasa di bulan Ramadhan ini, salah satunya menjadi penyebab diampuni dosa-dosa kita. Seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” HR. Bukhari Muslim

Dalam riwayat lain juga disebutkan, "Shalat fardhu lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara masa tersebut seandainya dosa-dosa besar dijauhkannya.” HR. Muslim.

Ummahatul Mukminin Aisyah ra., pernah bertanya doa apa yang dianjurkan di bulan Ramadhan. Qadarullah beliau bertanya pda Rasulullah Saw., saat menjelang malam Qadar. Maka Rasulullah Saw.,  mengajarkan doa "Allahumma innaka  afuwwun Kariim, tuhibbul ' afwa' wa'fuanni."

Dalam hadist lain dijelaskan tentang orang yang merugi seperti yang diriwayatkan oleh Imam Thirmidzi ra, "Merugilah orang yang berada dalam Ramadhan tapi dia tidak mendapat ampunan Allah."


2. Berkah dimudahkan Beramal shalih dan dijauhkan dari dosa
Dalam beberapa hadist dijelaskan bahwa saat Ramadhan syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup. Ada dua pendapat di kalangan ulama. Yang pertama berpendapat memang secara harfiah syaitan dibelenggu, diikat sehingga tidak bisa menggoda manusia untuk bermaksiat. Demikian juga dengan pintu surga yang 8 itu dibuka, dan 7 pintu neraka ditutup.

Pendapat kedua menjelaskan bahwa hadist itu mengandung arti bahwa pintu syurga itu amal shalih, sehingga manusia dimudahkan untuk berbuat kebaikan apapun di bulan Ramadhan. Pintu neraka yang identik dengan dosa dan maksiat karena godaan syaitan pun ditutup. Jadi ada kesadaran dan keinginan lebih menahan diri dari berbuatan tercela. Misal yang biasa ghibah minimal saat puasa stop ghibah, yang suka marah-marah saat puasa berusaha menahan emosi dan lain sebagainya.

3. Berkah dari Pahala yang Berlipat Ganda
“Seluruh amalan anak Adam untuk mereka sendiri, kecuali puasa. Sungguh, ibadah puasa itu untuk-Ku. Akulah yang langsung akan memberikan imbalannya. Puasa adalah perisai.” Shahïh al-Bukhâri: 1904.

Jika di bulan lainnya, pahala kebaikan dibalas 10 kali lipat, maka di bulan Ramadhan Allah mengistimewakan dengan memberi pahala shiam seseorang yang diridhaiNya tanpa perhitungan. Amal sunnah di hari biasa dinilai seperti amalan wajib di Ramadhan. Bahkan di Lailatul Qadar bisa jadi kesempatan panen besar pahala karena bernilai lebih baik dari 1000 bulan, masyaaAllah...

Amal ibadah di Ramadhan itu satu paket. Siangnya Shiam, malamnya Qiyam. Maka tidak ada waktu kosong untuk memanen pahala. Bahkan shadaqah terbaik pun disebut adalah shadaqah terbaik. Lalu masihkan kita enggan atau malas beramal shalih di Ramadhan nanti?

4. Berkah Dikabulkan Doa
Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadits lain riwayat Abu Huraira RA, “Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak, yaitu; orang yang berpuasa sewaktu ia berbuka, imam atau pemimpin yang adil, dan doa dari orang yang teraniaya. Doanya itu dinaikkan Allah menembus awan dan dibukakan baginya pintu-pintu langit, serta firman Allah kepadannya, ‘Demi kemuliaan-Ku, Aku akan menolongmu, walau di belakang nanti’.” 
HR Turmudzi.

Doa adalah senjata kaum mukminin, dan mengingay banyak hajat pada manusia, maka perbanyaklah meminta kepada Allah. Terutama dua hal yang paling diinginkan oleh orang beriman, diampuni dosa dan dimasukkan dalam syuga. Diriwayat lain , diampuni dosa dan dihindarkan dari siksa neraka.

Seperti kita tahu ada tempat-tempat mustajab untuk berdoa, seperti di Baitullah, Raudah di Masjid Nabawi, Mihrab ( tempat imam ), Arafah dan tempat lainnya. Ada juga waktu makbul berdoa yaitu 1/3 malam di bulan selain Ramadhan. Maka di Ramadhan siang dan malam tetap bisa memohon dan insyaallah terkabul. Selama puasa yang dilakukan memang ikhlas dan sesuai ketentuan.

Maka, jangan sekedar sibuk mengitung berapa hari lagi puasa kalau tidak mempersiapkan apa yang akan dilakukan untuk menghidupkan Ramadhan. Jangan sampai merugi, jangan sampai Ramadhan dapat haus dan dahaga semata, jangan sampai tidak naik level ketaqwaan, dan jangan sampai dosa tidak berkurang malah bertambah, naudzubillah...

wallohu a'lam bishowab








Sabtu, 26 Februari 2022

Ada Apa Dengan Adzan?


Beberapa hari ini masyarakat sedang dihebohkan dengan polemik adzan. Lagi-lagi adzan dianggap menganggu, apalagi kalau pake toa atau pengeras suara. Sampai tega-teganya menganalogikan adzan dengan gonggongan anjing. 

Kalau yang mengatakan itu adalah orang biasa, dan bukan berstatus muslim ( walau hanya di KTP ) mungkin bisa dianggap lahir dari rasa terganggu. Karena bisa jadi penempatan toa yang ke arah huniannya hingga saat adzan terdengar dalam volume maksimum. Ya, walapun di kenyataan jarang sih orang non muslim yang rumahnya nempel atau deketan dengan masjid atau mushola juga, yee kan...?

Tapi ini yang bilang petinggi kementrian agama. Kan jadi bahan pertanyaan, ada apa dengan adzan sebenarnya, ada apa dengan yang bersangkutan?

Padahal adzan ya dari zaman dulu seoerti itu, disebar pakai pengeras suara juga sudah hal yang lazim. Sejak tahun 1973 memang sudah dijadikan budaya kalau masjid itu dilengkapi toa atau pengeras suara untuk keperluan adzan. Pro dan kontra tetap ada,  tapi biasanya dari non muslim tapi itu pun tidak pernah menghasilkan polemik. Karena bisa dibicarakan teknisnya.

Sementara tentang yang mengeluarkan polemik, mungkin kita harus mengingat kembali apa yang dikatakan Ibnu Qayyim rahimahullah.


Seperti diketahui bahwa dalam manusia ada satu bagian tubuh yang sangat penting. Yang jika bagian itu bagus maka baguslah seluruhnya. Sebaliknya jika bagian itu busuk maka buruklah semunya. Dan bagian penting itu adalah hati.

Perkataan ulama yang lain, lisan itu ibarat gayung dan hati itu ibarat bejana. Apa yang diambil dari bejana dengan gayung tersebut pasti sama. Kalau lah bejana ini  berisi keimanan maka isi dari gayungnya keimanan. Pun sebaliknya jika isinya kemunafikan, isi gayungnya pun sama.
Memang lisan itu anggota tubuh yang paling ringan digerakkan, bisa jadi amal shalih bisa juga sebaliknya jadi amal shalah. Maka jagalah lisan kita karena hisabnya berat. Jangan sampai menjadi orang yang merugi karena merasa sudah beramal banyak sampai haji segala, tapi semua hancur karena amalan lisan yang menebar fitnah perpecahan dalam ummat.

Karena fitnah itu sangat berat bahkan lebih dari pembunuhan. Yaitu fitnah yang berbentuk segala upaya memadamkan cahaya agama Allah Swt.

Semoga kita terhindar dari hal yang demikian, aamiin Allahumma aamiin...

Senin, 21 Februari 2022

Mengundang Pertolongan Allah dengan Sabar dan Shalat


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Apa kabar nih temen-temen. Walau dalam kondisi masih pandemi bahkan sekarang serang marak-maraknya varian Omicorn, semoga tidak menyurutkan langkah kita untuk menambah ilmu. Tentu saja dalam rangka menambah keimanan kepada Allah Swt. Karena itu ilmu yang kita minta dalam doa, Allahumma inni as'aluka ilman nafiian. Ilmu yang bermanfaat, yang dengannya kian merapat, mendekat pada ilahi Rabbi..

Tetap nenyesuaikan dengan kondisi pandei tentunya ya teman-teman. Semua sudah divaksin dan dalam kondisi sehat. Yang sakit stay at home, nyimak dari rumah atau ya seperti ini baca-baca review pandangan mata yang saya tulis hehehe. Semua tetap pakai masker dan jaga jarak meski dan cipika cipiki juga didelay dulu. Biasa kalau lama enggak ketemu kan seneng cipika cipiki pake sun tangan hehehe 

Kali ini saya ingin mereview sebuah kajian tentang sabar dan salat. Temanya seolah sudah biasa tapi kalau mau dibahas tuntas bisa berjam-jam lho. Bahkan sehari semalam rasanya gak cukup. Bayangkan saja membahas 40 ayat tentang sabar dan kurang lebih 185 ayat tentang sholat, wah... butuh waktu berapa jam tuh. Kalau sekedar tadarus sih sejam juga beres, tapi tilawah yang artinya membaca dan memahami maknanya bisa berkali lipat dari tadarus.

Tapi tak mengapa...
Karena keterbatasan waktu maka akan dibahas beberapa ayat dan hadist pendukung saja. Yuk dimulai...
Bismillahirrahmanirrahim...

Taklim dibuka dengan mengingatkan mulia kedudukan sebuah majelis yang didalamnya dibacakan ayat-ayat Allah. Yang dalam hadistnya disebut yang berada di dalamnya akan mendapat sakiinah ( ketenangan ), rahmat ( kasih sayang Allah ), diijabah doa-doa, dinaungi sayap-sayap malaikat dan disebut-sebut namanya oleh Allah Swt., dihadapan penghuni lainnya. 

Pantaslah dalam hadist yang lain majelis taklim itu disebut sebagai taman-taman syurga. Yang bukan sekedar tempat buang stres, tempat refreshing, tapi juga pembasuh jiwa bahkan menghidupkan jiwa-jiwa yang lelah dan sekarat oleh kepenatan dunia. Jadi gampangnya, mau refreshing yang berpahala ke majelis taklim saja, begitu hehehe.

Sesuai dengan tema, yaitu mengundang pertolongan Allah dengan Sabar dan Salat, maka kajian dibuka dengan QS. Al Baqarah : 153-156.  Ada juga di ayat lain di Al Baqarah : 45. Kedua ayat ini memiliki redaksi yang hampir sama. Sama-sama menggunakan kata 'ista'inuu' yang merupakan fiil 'amr atau kata perintah. Maka, memohon pertolongan Allah dengan sabar dan salat adalah sebuah kewajiban bagi orang yang beriman. Ingat kaidah ibadah, segala sesuatu yang dikerjakan haram tapi akan jadi halal jika ada perintah.

Maka, satukan dulu persepsi kita bahwa memint pertolongan Allah dengan sabar dan shalat adalah kewajiban yang harus dilakukan. Maka sabar itu ibadah, demikian juga dengan shalat. 

Sabar
"(Sambil mengucapkan), "Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu." Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu." QS  Ar Ra'd : 24

Surat Ar-Ra'd termasuk surat Makkiyah karena turun di Mekkah. Merupakan ayat hiburan dan penguat bagi Rasulullah Saw., dan para sahabat yang tengah diuji dengan kesulitan, hambatan, serta berbagai embargo oleh kaum musyrikin. Lebih-lebih karena yang melakukan penyiksaan itu masih termasuk kerabat, saudara sendiri. Pastinya lebih sakit. Dan Allah meminta Rasul dan para sahabat untuk bersabar.

Menurut Ibnu Qayyib Al Jauzy rahimahullah, beliau  mengatakan dalam Madarijus Salikin : “Sabar adalah menahan jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh serta menahan anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar ada tiga macam, yaitu sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat, dan sabar dari cobaan Allah.”

Satu yang harus disepakati bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Karena selama kita masih hidup pasti akan ada ujian, ada diperintah untuk taat dan dilarang berbuat maksiat. 

Maka lihatlah kesabaran Nabi Ayyub as.,  saat diuji sakit dan hilangnya harta benda hampir selama 18 tahun. Nabi Ayyub tidak pernah mengeluh, tidak pernah berburuk sangka pada Allah, bahkan selalu bersyukur dan berharap Allah ridha. Selalu bergerak untuk berdoa meminta kesembuhan pada Allah Swt.

Dalam hal ketaatan, Allah turunkan Nabi Nuh as., yang berdakwah hampir selama 950 tahun. Hasilnya kurang lebih 30 orang pengikut yang selamat baik bahtera. Tapi tak pernah sedetik pun Nabi Nuh berhenti bergerak dalam ketaatan untuk mengajak kaumnya beriman.

Agar sabar itu mengundang pertolongan Allah maka wujudkan dalam doa. Doa adalah senjata kaum muslimin. Satu ibadah yang sangat disukai oleh Allah Swt. Karena Allah sangat malu jika hambaNya meminta dan tidak memenuhinya. 

Maka riyadohkan dan mintalah sabar pada Allah Swt, sebagaimana dituntunkan dalam QS. Al 'Araf : 126 dan Al Baqarah: 25.

Shalat
Shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Marupakan rukun Islam, hingga menjadi tanda keislaman seseorang. Wajar jika shalat adalah amalan yang pertama akan dibisab kelak di akhirat. 

Shalat memiliki makna doa-doa atau bacaan-bacaan disertai gerakan. Shalat juga merupakan jalan komunikasi atau penghubung antara makhluk dan khaliq. 
Shalat bisa diartikan sebagai ibadah yang mengandung ucapan-ucapan atau bacaan-bacaan disertai perbuatan yang mempunyai maksud khusus.

Shalat memiliki beberapa aspek tujuan. Secara ruhani orang yang melaksanakan shalat pasti akan mendapatkan ketenangan jiwa hingga cenderung dekat dengan Allah. Secara jasmani gerakan-gerakan shalat setelah diteliti ternyata sangat menyehatkan. Dan secara sosial, sholat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.

Lalu bagaimana jika ada orang yang shalat tapi tetao berbuat dosa atau maksiat, bisa disimpulkan sholatnya belum benar. Sehingga tujuan-tujuan tadi belum tercapai.

Saat kita diuji, saat mendapat kesulitan, orang-orang beriman akan bersabar dan membuktikan dengan memperbaiki kualitas sholat. Dia meminta dan berharap dengan membacakan doa-doa lewat bacaan shalat agar diberi pertolongan. Demikian juga saat dihadapkan pada perintah maupun larangan Allah. Karena tanpa pertolonganNya, pasti tak ada yang bisa dilakukan. Laa haulaa walaa quwwata illa billah ..

Shadaqallahul adzim
Wallahu a'lam bishawab.

Direview dari ceramah oleh Ust. Zahid Shibghotulloh.

Jumat, 28 Januari 2022

Majelis Jejak Nabi Hadir Lagi


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Ba'da tahmid dan shalawat,
Alhamdulillah, kesempatan untuk mengkaji jejak nabi terbuka lagi. Masih dengan narasumber Ust. Salim A Fillah, kita siap dibawa untuk menelusuri jejak-jejak Nabi Muhammad Saw. 

Berawal dari postingan di IG, tentang Majelis Jejak Nabi. Hati semangat sekali untuk mengikuti. Kemudian ijinlah pada pak suami dan Alhamdulillah dapat lampu hijau. Bahkan beliau mendukung dengan berinfaq, jazakallah khair Mas Bro.

Episode 1 Keutamaan Mempelajari Sirah
Mempelajari jejak Nabi, harus tahu dulu apa yang ingin didapat. Karenanya harus tahu keutamaan mempelajari sirah Nabi Muhammad Saw. Sebenarnya ada 8 keutamaan, tapi episode kemarin ( Kamis, 27 Januari 2022 ) baru membahas 3 keutamaan. Apa saja itu, lanjut yaa...

1. Lisan Kita Terbiasa Bershalawat 
Mempelajari sirah Nabi, maka kita akan sering bertemu nama Rasulullah Muhammad Saw, dan itu akan membuat kita makin sering bershalawat kepada beliau. Apa sih fadilah bershalawat? Dalam sebuah hadist diterangkan bahwa shalawat itu akan mengampuni dosa dab memenuhi hajat-hajatnya. 

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, bahwa sekali bershalawat kepada beliau , Allah akan bershalawat kepada kita 10 kali lipat. 

2. Mengetahui Uswatun Hasanah
Setiap manusia siapapun itu pasti butuh teladan, role model, contoh. Bahkan sebelum banyak manusia, Allah mengirimkan hewan untuk memberi contoh pada manusia. Seperti dalam kisah Habil dan Qabil.

QS. 33 : 21 ayat ini turun dalam perang Ahzab / perang Khandaq ( Tahun ke 5 Hijriyah ). Dalam perang ini Kaum Musyrikin Quraisy berhasil membuat aliansi dengan sekutu mereka termasuk Kaum Yahudi di Madinah hingg terkumpul kurang lebaih 12.000 pasukan. Itu adalah jumlah yang sangat. 

Mengingat Arab itu penduduknya sedikit - kata Arab artinya kosong- jumlah 300 saja dulu nenunjukkan sangat banyak. Sehingga saat menghadapi pasukan 12.000, Rasulullah Saw., meminta pendapat para sahabat startegi yang tepat. Karena untuk berperang menghadapi perang terbuka, kota Madinah bisa luluh lantak.

Salman Al Farisi mengusulkan untuk membuat parit ( Khandaq dalam bahasa Parsi, Uhdud dalam bahasa Arab ) dengan lebar 3-5 meter dan dalam 2 meter. Dan saat membuat khandaq Allah menurunkan kabar kemenangan ummat Islam, dengan tamsil bahkan Romawi saja akan dikuasai ummat Muhammad Saw.

Meskipun ayat ini turun di Madinah, aslinya Rasulullah Saw., sudah menjadi teladan sejak di Mekkah. Bahkan sebelum jadi Nabi pun, Rasulullah Muhamamd Saw., sudah dijadikan teladan, panutan masyarakatnya.Tapi lewat ayat ini Allah ingin menunjukkan bahwa puncak keteladanan atau Uswatun hasanah beliau adalah saat menjadi pemimpin. Dan itu terlihat di Perang Khandaq dengan seluruh kisah-kisah yang mengiringi perang tersebut. Dimulai dari makanan yang sedikit tapi mencukupi seluruh pasukan, kemampuan beliau menahan lapar lebih dari ummatnya dan lain sebagainya.

Imam Ahmad pernah berkata , "Seorang laki-laki itu sama saja sampai guncang terjadi, barulah akan terlihat mana yang permata mana uang batu kali."

Uswatun hasanah dalam diri Rasulullah Saw., bisa diambil siapa saja sesuai profesinya. Selama dia meneladani 4 sifat nabi, insyaallah sukses. Asal shiddiq ( jujur, bisa dipercaya ), amanah ( capable, sanggup memenuhi apa yang ditanggungnya ), tabligh ( komunikatif, gampang dihubungi), Fatonah ( cerdas inovatif ).

Tapi yang akan mendapat manfaat dunia akhirat sesuai dengan ayat 33: 21 adalah :
a. Berharap berjumpa dengan Allah ( beriman).
b. Berharap bertemu hari akhir ( banyak beramal shalih )
c. Berdzikir ( cinta pada Allah )

Ada 2 cara meneladani Rasulullah Saw.
a. Ta'abudi  mengikuti apapun yang dilakukan oleh Rasulullah. Contoh Ibnu Umar ra., pernah melihat Rasulullah Saw., melewati sebuah pohon dan memiringkan kepalanya. Maka setiap melewati pohon itu Ibnu Umar ra pun ikut memiringkan kepalanya.

b. Ta'akuli yaitu mengikuti Rasulullah meski tak sama bentuk ( misal pakaian tidak sama ) diniatkan untuk ibadah. Misal memakai pakaian untuk menutup aurat dan ibadah, meski tidak sana dengan yang dipakai oleh Rasul.

3. Cinta kepada Allah Swt.
Dari mengenal sirah Rasulullah Saw., kita akan mendapatkan cinta Allah dan pada hal yang mendekatkan kepada cinta Allah.
3: 31 yaitu dengan i'tiba. I'tiba itu mudah karena ada kaidah-kaidah yang jelas. seperti dalam :
a. Beragama maka ingatlah Allah tidak menginginkan kesulitan tapi kemudahan bagimu. Jadi dalam menjalankan agama jangan dipersulit, permudah saja.

b. Beribadah maka hukumnya adalah segala sesuatu awalnya haram , dan jadi halal setelah ada perintah. Maka ibadah itu cukup yang ada perintahnya saja, sedikit, gak perlu membuat acara inadah baru, gak perlu ditambah-tambahi.

c. Muamalah kaidahnya semuanya itu halal kecuali yang ada dalil haramnya. yang haram lebih sedikit dari yang halal.

Wallahu a'lam bishowab
Semoga bermanfaat