Sabtu, 31 Oktober 2015

Karakter Pemuda harapan




Masih di bulan Oktober, mencoba menuliskan momen Sumpah Pemuda yang sudah berlalu beberapa hari. Banyaknya harapan akan kebangkitan kaum muda di tengah keterpurukan yang ada menunjukkan bahwa pemuda memang memegang peran penting perubahan suatu masyarakat ( bangsa ). Bukankah dulu yang berjuang untuk bangsa ini juga dari kalangan muda. Bahkan dalam sejarah perkembangan Islam, generasi awal yang menerima ajaran Islam juga diisi oleh sosok-sosok muda yang brilian?


                     


Nah, ada beberapa karakter yang biasanya menempel pada generasi pemuda yang bisa membuat perubahan, seperti :

1. Mempunyai jati diri 

Dulu ketika SMP dan SMA pernah menadapatkan pelajaran BK ( bimbingan dan konseling). Para siswa di suruh bercermin dan menanyakan 3 hal, siapa aku? untuk apa aku ada? dan akan kemana aku? memang waktu itu sekedar untuk menggali potensi dan bakat yang kita miliki. karena biasanya untuk menentukan kemana para siswa ini akan melanjutkan sekolah atau mengambil jurusan pelajaran.

Yang perlu diingat lagi, jati diri bukanlah bakat dan minat semata. Jati diri mencakup seluruh kehidupan yang akan dijalani, bukan sekedar pekerjaan atau profesi yang akan dipilih. Bakat dan minat hanya menunjukkan keistimewaan seseorang hingga dia akan lebih berkembang di bidang yang tepat.

Memiliki jati diri akan membuat seseorang memahami apa yang harus dilakukan dalam hidupnya. Dia sadar ada tantangan yang bisa membuat gelisah. Tapi juga ada harapan yang membuatnya mau berjuang menghadapi kesulitan.

Nah, seorang pemuda yang bisa menjadi tumpuan harapan pastinya yang mau berjuang bangkit dari kegelisahan yang ada. Jarang sih, orang yang hidupnya nyaman apalagi berkelebihan kemudian tampil menjadi pejuang hehehe.


2. Mempunyai target hidup yang jelas

Orang yang tidak memiliki target hidup alias cita-cita pastinya akan mengalami kebingungan dalam menapaki kehidupan ini. Alih-alih berjuang untuk kepentingan lebih luas, berjuang untuk dirinya sendiri pun dia tidak punya keinginan. Banyak energi yang terbuang sia-sia jika tidak memiliki cita-cita.

Cita-cita juga menjadikan seseorang mau berjuang. Bayangkan kalau dulu tidak ada yang ingin lepas dari penjajahan, tidak ada cerita perang kemerdekaan atau perjuangan. Maka tidak ada juga yang namanya pahlawan nasional :)

Makanya, sebagai kaum muda canangkan cita-cita kalian, lalu buatlah peta untuk meraih cita-cita itu. Gampangnya seperti yang dilakukan Dora dengan petanya, "Mau kemana kita?" 


3. Tidak mudah putus asa ( optimis )

Hidup itu sulit, dan butuh sebuah perjuangan. Bahkan sejak bayi, manusia sudah diajarkan untuk berjuang. Kala melalui proses perpindahan dari alam rahim ke alam dunia, bayi yang lemah berusaha bergerak dan berjuang. Tapi setelah mengalami beberapa tahap kehidupan, sering kali jiwa juang dalam diri seseorang bisa menghilang. Bisa jadi karena kesulitan yang datang bertubi-tubi, hilangnya orientasi hidup sampai datangnya penyakit ( baik fisik maupun psikis seperti malas) yang mengikis semangat juang.

Generasi harapan adalah generasi yang memiliki optimis dan tidak gampang putus asa. Setiap kesulitan yang datang dihadapi sebagai sebuah tantangan. Dengan harapan bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Inna ma'al usri yusra...fainna ma'al usri yusra ( bahakan Al Quran menyebutnya dua kali).

Kalau generasi sekarang lebih sering galau nya karena urusan sepele, seperti cinta, sibuk mencari jodoh.., sungguh menyedihkan rasanya. pantaslah kalau bangsa ini masih terpuruk karena generasi mudanya sibuk untuk urusan yang sepele.


4. Percaya Diri

Nah..., percaya diri ini bukan sekedar untuk tampil habis-habisan tanpa rasa malu. Percaya diri itu dibangun karena yakin akan kemampuan yang dimiliki. Percaya diri juga bisa dibangun dari wawasan yang ada. Makanya, satu jalan untuk bisa percaya diri adalah dengan pendidikan dan menjadi cerdas. Nah..., jangan sia-sia kan kesempatan untuk meraih pendidikan sebaik dan setinggi mungkin.

Dulu, kita dijajah karena dianggap sebagai pribumi yang bodoh , tidak tahu dunia asing, tidak bisa baca tulis, menjadi kelas kedua dan lain sebagainya. Nah, ketika banyak pemuda pribumi yang mendapat pendidikan mereka pun mendapatkan kepercayaan diri, bahwa mereka pun sama baiknya dengan para pendatang asing.

Hemm..., di jalan sekarang rasanya banyak jalan untuk menjadi ilmu dan menambah wawasan. Tinggal ada kemauan atau tidak. Yang lebih menyedihkan pastinya jika ada kaum muda yang menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan :(


5. Tidak Egois

Rasa-rasanya tidak ada orang hebat yang memiliki sifat ini. Biasanya mereka memiliki solidaritas sosial yang tinggi. Peka terhadap kondisi sekitarnya. kehidupannya tidak hanya fokus pada keuntungan dan kebahagian sendiri. orang seperti ini biasanya lebih khawatir mendatangkan kerugian besar pada masyarakat banyak.

Sekarang ini banyak gerakan yang dicanangkan kaum muda karena melihat kondisi masyarakat. Saat dilihat banyak sekali orang-orang yang kuat dan sehat tapi memilih profesi mengemis, maka muncullan gerakan dari pada mengemis. Atau saat kebingungan orang tua terhadap pengaruh gadget untuk anak-anak, maka ada sekelompok orang muda yang membuat aplikasi pengaturan gadget yang aman untuk anak-anak.

Itu sedikit contoh yang sudah ada di masyarakat kita. Hal itu menunjukkan adanya harapan bahwa generasi muda kita memang bisa diandalkan...

Nah, untuk menutup tulisan ini saya ingin mengutip satu lagi So7, Seberapa hebatkah untuk kubanggakan, cukup kuatkah dirimu untuk kuandalkan...***





Sabtu, 17 Oktober 2015

Memahami Arti Pasangan

http://inspirably.com/uploads/user/13874-pasangan-yang-baik-itu-tidak-pernah-memaksakan-pasangan-nya.png
http://inspirably.com/uploads/user/13874-pasangan-yang-baik-itu-tidak-pernah-memaksakan-pasangan-nya.png

Bisa jadi ini adalah moment yang tidak akan saya lupa seumur hidup. Saat Abah meninggal, dan saya memahami sebuah hubungan sebagai seorang pasangan. Mamah, yang saat itu sedang shalat asar begitu salam langsung berlari ke pembaringan. Abah baru saja pergi dan dengan sedikit histeris Mamah berkata, "Lha.., sampeyan kok tega ninggali aku, aku dewekan saiki, rak ono kancane."

kata-kata yang saya ingat terus bahkan saat saya nonton drama atau film yang menceritakan tentang suami istri ( couple ). Dan beberapa hari ini saya dapat kiriman tulisan yang memiliki tema sama, yaitu memahami arti seorang pasangan ( di tulisan kiriman tentang arti istri). Saya tahu bisa jadi itu adalah tulisan inspiratif yang terlalu dibuat klise dan sangat romantis. Tapi pesannya mengena, terutama bagi pasangan yang masih mencari apa arti seseorang yang sudah menjadi pendamping hidupnya selama ini.
Dikisahkan bahwa seorang mahasiswa diminta oleh profesornya untuk menulis 10 orang terpenting dalam hidupnya. Dengan mudah si mahasiswa pun memuliskannya. Lalu profesor pun meminta untuk menghapus 7 orang dalam daftar tersebut yang tidak terlalu penting. Mahasiswa itu pun mulai mencoret sekian nama dalam daftarnya. Hingga tersisa tiga buah nama yang terpenting dalam hidupnya. Profesor pun meminta dia mencoret dua nama lagi. Di sini lah mahasiswa itu mulai merasa bingung. Dengan menguatkan hati dia pun menulis dua list nama yang menurutnya bisa hilang dalam hidupnya. 

Melihat nama yang tersisa, si profesor pun berkomentar, "Jadi engkau menyisakan nama istrimu sebagai orang terpenting dalam hidupmu. Bahkan engkau sampai menghilangkan nama kedua orang tua yang sangat berjasa kepadamu dan juga nama anakmu yang menjadi buah hatimu selama ini?"

"Ketika diminta mencoret dua nama lagi, saya dilanda kebimbangan yang amat sangat. Tapi kemudian saya berpikir, bahwa orang tua saya pada masanya akan meninggalkan saya karena usia mereka yang sudah lanjut. Dan bisa jadi saat usia saya masih panjang saya akan mengalami kesepian yang panjang juga dalam hidup ini. Demikian juga dengan anak, anak-anak meski lahir dari orang tua, mereka bukanlah milik orang tuanya. Mereka akan pergi setelah merasa dewasa dan mandiri." Mahasiswa itu terdiam sesaat, " Lalu saya berpikir, bahwa saya membutuhkan orang yang ada untuk saya dan bisa menemani saya, siapa lagi kalau bukan istri atau pasangan. karena itu lah saya memilih dia sebagai nama yang tersisa dalam list orang yang paling penting dalam hidup saya."


d
https://aditjason.files.wordpress.com/2013/01/d1.jpg?w=300&h=183
 
ya.., saya rasa inti dari cerita itu adalah mengingatkan pembacanya untuk menghargai kehadiran pasangan yang sudah ada. Bahwa setelah menikah bertahun-tahun, bisa jadi saat cinta sudah berbias, saat kecantikan ragawi sudah memudar, tapi ada sosok yang bisa menerima kita sebagai teman. sebagai orang yang mau menggandeng tangan kita saat langkah sudah terseok, atau sekedar tempat untuk mencurahkan unek-unek.

Yup.., dan itu sudah saya lihat sendiri dalam hubungan Mamah Abah. Saya tahu keduanya tidak bisa disebut sebagai pasangan harmonis apalagi romantis. Saya juga paham, bahwa bisa jadi ada saat keduanya tidak merasa bahagia dengan kehadiran satu sama lain. Tapi saya juga tahu, bahwa saat bahagia orang yang diingat Abah untuk membagi kebahagiaan adalah Mamah. Juga saat ada kesulitan keduanya mencoba berbagi walau dengan reaksi berbeda-beda hehehe.

Memang begitulah sebuah pertemanan, ada pasang surutnya. Ada kalanya, begitu dekat tapi tak jarang juga ada sedikit misunderstanding. Tapi karena teman juga yang membuat keduanya butuh untuk saling memberi penjelasan. Hingga kepercayaan dan pengertian akan hadir. Demikian juga dalam hubungan suam istri, satu hal yang dibutuhkan adalah kepercayaan. Memang, bisa jadi untuk percaya 100% akan susah karena manusia tidak ada yang sempurna, tapi dengan melihat kebaikan dan usaha yang sudah dilakukan oleh pasangan mestinya nilai kepercayaan harus terus naik dan bertambah kan?

Berteman juga tidak membutuhkan paksaan apalagi sampai ingin memiliki dan sok ngatur. Untuk yang satu ini saya harus tutup muka karena pernah menjadi orang yang menjengkelkan seperti ini. Posesif mungkin ya, penginnya ya mengikuti semua keinginan saya sendiri. Asli, kalau mengingat episode hidup yang itu geleng-geleng kepala, kok bisa ya? mungkin karena masih anak-anak ( belum 18 tahun sih hehehe)

http://4.bp.blogspot.com/-fiPtsLEJspw/VfxJwtQqpkI/AAAAAAAAGyA/v4pbx1epLfo/s1600/Imagem1.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-fiPtsLEJspw/VfxJwtQqpkI/AAAAAAAAGyA/v4pbx1epLfo/s1600/Imagem1.jpg

Makanya jangan heran kalau di drama-drama atau novel, orang itu lebih memilih sahabat atau temannya sebagai pasangan hidup. Ya, walau tidak semua sih, tapi garis besarnya mereka mencari pasangan itu yang bisa dijadikan kawan dalam menjalani kehidupan ini. Seperti sebuah dorama jepang yang baru selesai saya tonton beberapa minggu yang lalu, judulnya Koinaka, Best Friend in Love. Dari episode -episode awal sudah ketebak sih siapa yang bakal di pilih Akari ( heran juga biasa drama jepang suka suprise di endingnya hehehe), tapi saya tetep ingin tahu alasan kenapa gadis itu memilih sahabat kecilnya sebagai pasangannya (Aoi Miura).

Dan ternyata, alasan itu ya tadi bahwa ketika ingin hidup bersama, pasti dibayangkan adalah orang yang bisa menemani dan memahami bahkan sampai usia 100 tahun ( seperti judul proyek tumahnya Aoi hehehe ). Demikian juga ketika saya menikmati film India Queen, setelah dibuat tertawa ngakak di beberapa scene, saya memahami bahwa untuk menjadikan seseorang sebagai teman, menghargai dan menerima adalah sebuah keharusan. Itu lah yang tidak didapat Rani dari Vijay hingga akhirnya Rani mengembalikan cincin pertunangan mereka.

Saya pun sering senyum dikulum saat memandang sepasang suami istri yang lebih mirip teman dari pada kekasih. Bisa jadi mereka menyimpan romentisme cukup di kamar atau di area privat, tapi semua itu berbekas dan terlihat dari sikap satu sama lain di muka umum. Well..., bagaimana pun bagi yang sudah mendapatkan pasangan ( saya khususkan yang sudah syah dan legal, yang masih belum mah gak ahhh ) pahami lah arti kehadirannya. Hargai, hormati dan sayangi lah dia hingga dia akan rela menemani kamu di saat tersulit dalam hidupmu.

See u..., semoga bermanfaat ya...:)***

Sejarah Tahun Baru Islam for Kids

Ketika moment 1 Muharram datang, banyak kegiatan seremonial yang dilakukan masyarakat. Dari mulai pawai obor, arak-arakan keliling kampung, lomba adzan, lomba bacaan surat pendek dan lomba-lomba bernafaskan islami lainnya. Seneng sih, karena mengingatkan masyarakat diingatkan untuk mengetahui moment tahun baru dari agama yang mereka anut. Tapi juga sedih, karena banyak juga yang tidak tahu esensi dari moment tersebut karena lebih mengedepankan seremoni saja.Terjebak dalam seremoni sehingga tidak paham esensi hijrah yang menjadi dasar penetapan kalender Islam

Tiga tahun yang lalu, saya pernah menulis tentang sejarah tahun baru Islam dan Alhamdulillah dimuat di sebuah kolom anak-anak di harian terbesar di Bandung. inginnya sih, agar anak-anak mengetahui sejarah ( walaupun secara singkat ) tentang penetapan awal tahun Hijriyah. 

Berikut saya tulis ulang ya, semoga bisa dimanfaatkan untuk menjelaskan pada anak-anak tentang moment tahun baru Islam.




Tahun Baru biasanya diartikan dengan semangat baru dan perubahan baru. Demikian juga dengan Tahun Baru Islam yang baru beberapa hari ini diperingati. Pergantian tahun dari 1433 dan 1434 H ini pastinya membawa banyak semangat dan harapan baru dalam kehidupan ini, khususnya bagi yang memperingatinya.

Dalam sejarahnya,  umat islam sudah mengenal 12 bulan dalam penanggalan qomariyyah ( qomar = bulan ).  Karena berdasar pergerakan bulan, hari dalam penanggalan ini terjadi sejak munculnya hilal ( bulan) pada saat tenggelamnya matahari ( sore). Sedang pada penanggalan Syamsiyah ( berdasarkan pergerakan matahari, atau disebut juga tahun Masehi ), awal hari ditetapkan pada tengah malam yaitu pada pukul 00.00.

Adalah Amirul Mukminin Umar bin Khattab yang kemudian mencetuskan ide penentuan awal tahun. Beredarlah usulan agar tahun pertama ditetapkan sejak kelahiran Nabi Muhammad. Ada juga yang mengusulkan tahun kematian, tahun hijrah bahkan tahun diangkatnya Rasulullah sebagai Nabi sebagai tahun pertama. Lalu diputuskan bahwa tahun pertama islam ditetapkan sejak terjadinya peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah.

Lalu bulan apa yang ditetapkan sebagai bulan pertama dalam tahun islam? Kali ini, banyak sahabat yang mengusulkan bulan Rabiul Awal karena awal perintah hijrah turun pada bulan ini. Ada juga yang mengusulkan bulan Ramadhan karena pada bulan ini pertama diturunkan Al-qur’an. Tapi, para sahabat yang lain lebih menyepakati jika bulan pertama adalah bulan Muharram karena bulan di bulan ini diharamkan peperangan dan perbuatan pembunuhan lainnya. Ada juga yang berpendapat bahwa istimewanya bulan Muharram karena bulan ini memiliki nama lain yaitu, Syahrullah ( bulannya Allah ).

Dalam masyarakat kita, bulan Muharram sering juga disebut bulan Syura Atau Syuro. Berbagai pendapat ulama mengatakan jika kata syura atau syuro berasal dari bahasa arab, yaitu kata Assyura ( tanggal sepuluh), yang mengacu pada pelaksanaan puasa sunnah Assyura pada tanggal 10 Muharram.

Sejak saat itu umat islam memiliki kalender Hijriyah dengan urutan bulan mulai Muharram, Shafar, Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqadah dan Dzulhijjah. Nah, sekarang kalian lebih tahu tentang tahun Islam kan, Sobat Percil? ***  

 

Sabtu, 10 Oktober 2015

Jangan Marah...

https://muslimatoon.files.wordpress.com/2013/07/002-2-edit-2.jpg
https://muslimatoon.files.wordpress.com/2013/07/002-2-edit-2.jpg
Bagi ibu rumah tangga ( seperti saya, langsung acung tangan ), banyak sekali kejadian yang bisa menyulut emosi. Kadang masalahnya sepele. Tapi sikap yang muncul dari diri tidak bisa dianggap enteng. Misal, anak tak sengaja menumpahkan air bisa langsung memunculkan pelototan. Anak ogah makan, langsung senewen. Anak malas belajar langsung deh misuh-misuh ( dih bahasa apa nih ya..? hehehe ). Atau anak tidak dapat peringkat terbaik di kelasnya, ibu-nya yang sibuk membuat penjelasan ke orang tua lain yang bisa jadi tidak penasaran dan tidak ingin tahu.

Untuk marah pun bertingkat-tingkat. Ada yang sekedar melotot, cemberut,  ngomel dari mulai pendek sampai panjang kayak ular naga hehehe. nah, kadang ketika ngomel itu ucapan gak terkontrol. Tak jarang menyakiti telinga dan hati subjek yang kena omelan tersebut. Alih-alih melampiaskan emosi, malah yang terjadi adanya masalah baru.Masalah barisan sakit hati hehehe.

 Nah, agar lebih sabar dan tidak cepat marah, renungkanlah beberapa hal berikut hingga bisa membuatmu memilih tidak marah ( hehehe, saya juga biasanya melakukannya ):


1. Marah tidak menyelesaikan masalah

Yup..., tidak ada satu pun masalah yang selesai dengan marah. Bahkan ketika orang yang itu memang pantas kena damprat karena melakukan kesalahan besar. Tapi yakin deh, marah tidak akan berimbas apa pun. Yang ada malah, kemarahan biasanya akan memperbesar masalah. 
Coba ingat lagi saat kita masih kecil, kemarahan orang tua adalah hal yang paling ditakuti. karenanya banyak anak yang memilih menjaga jarak dari orang tua karena takut kena marah. Padahal saat itu, sebagai anak tidak ada yang sengaja dilakukan untuk membuat orang lain marah. Tapi hanya karena komunikasi yang belum terbangun dengan benar. Anak penginnya A tapi karena cara penyampaiannya yang kurang tepat malah dihadapan orang tua jadi F atau G mungkin :)


2. Marah hanya akan mengeruhkan pikiran

Nah, kalau kita sedang marah seringnya pikiran juga jadi gak bisa bening lagi, gak bisa fokus. Yang ada kalau sedang marah semua pikiran jelek yang akan muncul. Bahkan kadang membuat orang yang kena marah tidak memiliki kebaikan apa pun untuk dibanggakan. Jadinya, kalau marah kesannya personal banget, bukan karena perbuatan yang sudah dilakukan. 
Ingat juga bahwa saat kemarahan menguasai pikiran kita, maka biasanya kata-kata yang keluar dari mulut tidak terkontrol. Bisa jadi sangat menyakitkan sebagai pelampiasan kekesalan kita. Padahal kata-kata itu doa, lho! dan bayangkan jika kita mengatakan hal-hal buruk kepada orang yang kita sayangi, seperti pada anak, saudara, sahabat. Nah, banyak hal yang dipertaruhkan tuh, salah satunya ya ikatan silaturrahmi yang sudah terjalin selama ini. 

3. Marah pun perlu alasan yang tepat

Agar tidak gampang emosi, cobalah cari alasan yang tepat untuk marah. Minimalnya, agar kita tidak buang-buang energi untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Itu lah kenapa Rasulullah menyuruh kita untuk diam, atau ambil air wudhu. Sehingga ada waktu bagi kita untuk memikirkan masalah yang sebenarnya. Apakah perlu disikapi dengan kemarahan yang luar biasa, atau cukup dengan teguran saja. Bahkan bisa jadi butuhnya suntikan semangat.
Anak saya yang ke empat, punya temperamen yang suka bikin orang emosi. Kalau dibilangin gampang sekali mewek. Diminta ganti kaos kaki karena sudah kotor dan bau malah nangis. padahal kaos kaki bersih masih ada. Penginnya sih langsung main bentak saja tuh, tapi saya mikir bisa jadi dia salah nangkep maksud kita menyuruhnya ganti kaos kaki. 
Akhirnya saya bilang, "Mbak..., yang bau itu kaos kaki Mbak, bukan Mbak nya. Kalau pake kaos kaki kotor dan basah, bisa bikin kaki bau dan kena kutu air. Mau tidak?" pas lihat dia menggeleng sambil berurai air mata, langsung saya sambung, "Nah, makanya ganti yang bersih ya, gak papa walau sehari lagi sekolah. besok bisa dicuci biar senin bisa dipake lagi oke..."
Saat pulang sekolah, saya lihat wajah anak saya sudah full smile, saya pun komentar, "Besok-besok kalau dinasehatin jangan marah duluan. Kita tuh nasehatin karena sayang sama Mbak, biar Mbak gak dibilangin bau sama teman-teman. Pasti Mbak cuma bisa nangis lama banget kalau diolok-olok sama teman-teman karena kaos kaki bau kan?" Anak saya cuma tersipu-sipu malu...hehehe

4. Karena semua pasti ada sisi positifnya

Nah, yang perlu kita lakukan adalah melihat semua permasalahan dari cara pandang positif. Hingga efeknya pun akan positif juga. Jika nasi sudah jadi bubur, mestinya masih bisa membuatnya jadi bubur ayam yang enak. Nah, begitu juga dengan kesalahan. Manusia memang tempatnya salah, tapi kesalahan juga bisa bermanfaat jika diambil pelajaran atau ibrahnya. Tu gak?
Positif thingking juga akan mencegah kita dari penyesalan. Bayangkan jika dari setiap kesalahan ada perbaikan yang bisa dilakukan, maka yang ada adalah pribadi kita yang lebih baik dan makin dewasa. sementara kesalahan yang ditumpuk tanpa ada perbaikan hanya akan menghasilkan kesalahan besar yang bisa jadi menghasilkan penyesalan.

http://40.media.tumblr.com/tumblr_m1i196hKLg1r7r6nmo1_500.jpg
http://40.media.tumblr.com/tumblr_m1i196hKLg1r7r6nmo1_500.jpg
                                   
5. Karena Allah tidak suka

walau ditempatkan di akhir, bukan berarti tidak penting ya...! Sebagai seorang muslim yang senantiasa menjadikan Allah sebagai yang utama dalam hidup mestinya keridhaan Allah juga yang dikejarnya. Dan yakinlah bahwa kemarahan tidak akan mendekatkan diri pada keridhaan Allah Swt. Masih ingatkan dengan kisah sahabat yang malah menyarungkan pedangnya setelah si musuh meludahinya. Kalau tidak salah Ali bin Abi Thalib r.a., ya yang melakukan akhlak mulia ini. Karena bagi Ali, jika dia menyerang musuh saat itu dia takut bukan karena Allah, tapi karena kemarahan dia semata.
Ingat juga mahfudzah yang biasa dihapala anak-anak TK, Laa taghdab walakal jannah ( janganlah marah, syurga untukmu ). Mestinya itu cukup untuk membuat kita semangat agar tidak mudah mengumbar kemarahan. :)
 

Nah, mau mencoba...? Tapi maaf ya kalau masih banyak yang kurang. Atau mau ada yang ngasih tambahan, silahkan lho...:)***


Kamis, 08 Oktober 2015

Mengundang Pertolongan Allah


Baru-baru ini saya mendapat kesempatan menulis tentang sebuah episode dalam perkembangan Islam. Tepatnya tentang peperangan yang melahirkan sosok penglima-panglima hebat. Yang tidak hanya dicintai oleh pasukan dan kawannya, tapi juga diakui kredibilitasnya oleh para lawan.

Dan banyak kejadian dalam perang, dimana pasukan yang sedikit mengalahkan pasukan yang besar dan bersenjata lengkap. Semua kemenangan itu dipahami sebagai sebuah pertolongan yang Allah kirim. Seperti saat Perang Badar dimana 313 pasukan Rasulullah dipaksa menghadapi 1000 pasukan Qurasy  yang terkenal jago perang.  Bahkan dalam sebuah keterangan jika digabung dengan pasukan kuda dan pasukan unta jumlahnya mencapai 1300 pasukan. Sementara di Perang Uhud 1000 pasukan Muslim berkurang sepertiganya karena hasutan tokoh munafik Abdullah bin Ubay. 700 pasukan yang tersisa menghadapi pasukan Quraisy yang berjumlah sekitar 3000 pasukan.

Di Perang Mu'thah dimana pasukan Islam yang dilepas Rasulullah berjumlah 3000 pasukan. Sedangkan pihak Romawi menyiapkan 200.000 pasukan terbaik mereka. Siapa yang tidak gentar dengan jumlah pasukan sebesar itu. Hal itu pun melanda pasukan Islam yang dipimpin oleh Zaid bin Kharitsah r.a. Para sahabat mengusulkan agar meminta pasukan bantuan dari Nabi, lalu berdirilah Abdullah bin Rawahah yang sudah ditunjuk sebagai panglima ke-3. "Wahai rekan-rekanku seperjuangan, demi Allah, kita memerangi musuh bukan karena jumlah pasukan dan kekuatan fisik. Kita memerangi mereka dengan kekuatan keimanan yang sudah dianugerahkan oleh Allah kepada kita. Keimanan ini lah yang akan membuat kita mulia. Ayo..., mari kita bergerak maju! kita akan mendapat satu dari dua kebaikan, kemenangan atau syahid sebagai pahlawan."

Atau pernah kah kita membaca tentang pasukan dan panglima terhebat yang pernah dibicarakan oleh Rasulullah? Mereka adalah panglima dan pasukan yang berhasil merebut kota penting Romawi, Konstantinopel. Beberapa abad kemudian, prediksi Rasulullah itu nyata adanya. Pasukan itu adalah pasukan Janissary yang dipimpin oleh Sultan Muhammad Fatih.

Ada yang menarik tentang gambaran Sultan Fatih dan pasukannya. Bahwa sejak kecil, Fatih sudah dididik dan diarahkan menjadi pejuang sejati. Bukan hanya strategi perang yang diajarkan padanya, tapi ruhaninya juga dibangun hingga memiliki kedekatan dengan Allah. Muhammad Fatih sejak baligh tidak pernah meninggalkan shalat fardu, shalat rawatib dan shalat malamnya. Subhanallah...!

Bagaimana dengan prajuritnya? Ternyata untuk keberhasilan perjuangan, diperlukan pasukan yang nyambung atau satu frekuensi dengan panglimanya. Maka, pasukan Janissary pun diambil dari pemuda-pemuda pilihan. Bukan hanya dari keberanian dan kekuatan fisik, tapi dari kesalihannya. Seperti panglimanya, mereka pun orang-orang yang tidak pernah meninggalkan shalat wajib, beberapa tidak pernah meninggalkan shalat sunnah rawatib.

Lalu tahu kah apa pesan panglimanya sebelum penyerangan yang terakhir ke Konstantinopel. Muhammad Fatih berpesan pada pasukannya, agar tidak melakukan maksiat dan perbanyak munajat kepada Allah. Perbanyak minta pertolongan kepada Allah. Subhanallah... sungguh pesan yang hanya diberikan oleh orang-orang shalih!

Besok harinya, sebelum adzan asar berkumandang, akhirnya kota dengan benteng terkuat itu pun atas ijin Allah berhasil dikuasi tentara Islam. Sungguh prestasi yang luar biasa yang bisa jadi sangat sulit diwujudkan. Prestasi yang hanya bisa diraih karena pertolongan Allah.

Dari semua kisah di atas, apa yang bisa diambil sebagai ibrah? Bahwa Allah akan menolong hamba-hamba yang juga bergerak untuk menolong agamaNya. Allah akan memberikan bumi ini kepada pewaris yang sudah ditunjukNya yaitu orang-orang shalih. Dan bahwa jika ingin ditolong oleh Allah, jadilah orang-orang seperti mereka. Yang menegakkan shalat, yang menegakkan keadilan, yang tidak bermaksiat dan senantiasa bergantung pada Allah.


"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." QS. Al Baqarah (2): 153

Ya, itu lah resep abadi yang sudah dibuktikan oleh orang-orang terdahulu. Dan pada zaman sekarang pun tetap bisa diterapkan. Tinggal kemauan dari diri kita apakah ingin mengundang pertolongan Allah dalam kehidupan ini, atau tidak? Wallohu a'lam bishowab.***

Senin, 05 Oktober 2015

Buah Duwet Antara Kenangan Masa Kecil dan Manfaatnya

koleksi pribadi
Ada yang masih ingat dengan buah duwet? Bentuknya sekilas mirip anggur. warnanya pun ungu kehitaman. Rasanya unik, manis asam campur sepet. Itu adalah buah yang sangat familiar saat saya kecil. Bahkan tumbuh di pekarangan samping rumah.

 Seingat saya, Jika sedang berbuah, tangan-tangan kecil kami  ( Saya dan teman-teman ) tak sabar memetik buah yang sudah matang. Kami yang anak kampung, saling berlomba memanjat. laki-laki perempuan tidak ada beda. Berebut buah duwet yang warnanya paling gelap. Karena tidak mau mendapat yang masih muda, walau sudah berwarna merah. Rasanya tidak enak, sepat dan asam. Dan yang kami suka, setelah memakan buah itu kami akan saling pamer gigi dan lidah kami yang sudah berwarna ungu. 

Anak-anak sekarang sih tidak mengenal buah ini. Apalagi anak kota yang hanya tahu buah-buahan di super market. Makanya, pas pagi itu saya bawa segenggam buah duwet oleh-oleh jalan pagi, mereka excited banget. Saya coba mengetes, "Hayoo..., tebakan buah apa ini?"

Ada yang jawab anggur, bahkan ada yang mengira itu kurma. Setelah dicuci dan disajikan dalam mangkok, mereka pun mulai mencobanya. "Hemmm... buah apa ini? kok rasanya gini? Emang bisa dimakan Bu?"

Ya, itu lah buah duwet yang penuh kenangan. Di beberapa tempat ada yang menyebutnya keduwet. Ada juga yang memberitahu kalau di daerah JaBoDeTaBek malah sebuatannya Jamblang. Sementara di Papua buah ini dikenal dengan nama Jambulans. Wow..., banyak sekali ya panggilannya. Yuk, sekalian mengenal seabrek manfaat yang sudah diberikan pada buah mungil ini dari Sang Khaliq!

Buah ini mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1911, awalnya berasal dari Asia Selatan ( India ). Datang melalui para pedagang dari negeri itu. Berbuah sekitar bulan September -Oktober.  Salah satu manfaat dari buah berasa asam, manis dan agak sepat ini adalah mengatasi masalah pencernaan. Jika mengalami masalah sakit perut, susah buang angin, jus buah ini bisa membantu. Jus duwet ( tentu saja bijinya sudah dipisah duluan ya teman heheh), ternyata ampuh juga untuh mengatasi masalah sembelit. Bahkan jika ada masalah di usus seperti usus berdarah bisa diterapi dengan meminum jus buah ini.

Kandungan Kalsium,  Pospor, magnesium yang dikandungnya juga memberi manfaat dalam menjaga kesehatan gigi dan tulang. Terutama bagi wanita yang sering mengalami kerapuhan tulang, mengkonsumsi buah ini juga sangat disarankan. Duwet memiliki kandungan vitamin A, vit B dan juga Zat Besi yang bisa meringankan masalah anemia.

Ada yang menarik nih, duwet pun ampuh untuk mengatasi batuk menahun. Percaya atau tidak, pengobatan batuk dengan duwet sudah dilakukan sejak dulu oleh masyarakat di Madagaskar. Caranya pun cukup mudah, campurkan buah duwet segar dengan madu. Itu ternyata bisa sebagai  pengganti syrup obat batuk.


http://farm6.static.flickr.com/5534/11329063145_884f5d0cba_b.jpg
http://farm6.static.flickr.com/5534/11329063145_884f5d0cba_b.jpg
                                  
Sayangnya, buah ini sudah jarang ditemui, baik di desa apalagi ke perkotaan. Mengingat kegunaannya saya pun tergoda untuk menanamnya, bisa di pot atau ntar di taruh di pojok halaman rumah yang sempit hehehe. Eh bisa juga di tanam di pot kok jadi tabulapot ( tanaman buah dalam pot ). Makanya, saya suruh anak-anak menanam biji buah duwet dalam pot-pot kecil... Ah... semoga pada tumbuh, semoga...( penuh pengharapan hehehe ).  Nah ada yang mau mencoba juga, silahkan lho...***

Jumat, 02 Oktober 2015

Berharap dan Meminta

Tetiba ingat kata-kata ini. Kalo gak salah sih dulu ada di salah satu dialog di sinetron Ramadhan PPT, tapi gak tahu tuh season berapa hehehe..."boleh berharap tapi jangan berharap-harap, boleh meminta tapi jangan meminta-minta."

http://andalusia.or.id/upload/news/thumb/59harapan.jpg
Maksudnya semua ada batasannya tentu saja. Berharap itu boleh tapi jangan sampai berharap-harap yang malah membuat cemas apalagi untuk sesuatu yang tidak jelas. Kesanya yang berharap-harap itu orang yang sedikit bekerja tapi minta hasil yang banyak. Kalau jadi mental ya jadinya mental pemalas ya hehehe.mestinya usaha maksimal dulu dong ya, baru berharap hasil terbaik juga :)

Yup..., berharap itu pada sesuatu yang pasti, seperti pada janji-janji Allah yang nyata. Sementara berharap-harap penuh kepalsuan dan ketidak pastian. Dan biasanya yang memberi janji atau harapan yang tidak pasti ya manusia yang dhaif. Berharap-harap hanya akan menghasilkan andai, nanti, jikalau. Atau bahasa kerennya panjang angan-angan.

Meminta pun boleh, karena bisa jadi ada sesuatu yang hanya kita dapat dengan meminta. Bahkan Allah sangat suka pada hamba yang selalu meminta dalam doa-doa. Tapi tidak boleh sampai jadi meminta-minta. Karena meminta-minta biasaya dilakukan oleh pihak yang lemah, minta dikasihani dan malas.

 Lebih jelek lagi kalau  sampai jadi mental meminta-minta. Percaya deh, bahwa tidak ada penghargaan untuk mental peminta-minta. Meminta-minta akan menghasilkan jiwa-jiwa pesimis dan putus asa.

Bayangkan jika mental berharap-harap dan meminta-minta jadi karakter sebuah bangsa. Pastinya yang terjadi adalah bangsa yang direndahkan, dianggap sepele dan tidak dihargai. Sebuah Quote yang saya gak jelas nara sumbernya ( maaf karena lihatnya di layar kaca hehehe ), mengatakan bahwa kemajuan atau kesuksesan sebuah negara bergantung pada karakker masyarakatnya bukan bentuk negera tersebut.

Artinya, walau negaranya berbentuk kerajaan, presidential, parlementer tidak ngaruh kok untuk menggapai kemajuan, selama rakyatnya memiliki karakter untuk maju, seperti giat bekerja keras, yakin pada usahanya, memiliki harapan, dan  menghargai diri sendiri.

Islam, awalnya muncul dalam kondisi lemah. Tapi para sahabat khususunya Assabiqunal Awwalun, mau bertransformasi dari berharap-harap menjadi berharap. Mereka menjadikan janji Allah sebagai sebuah kenyataan yang mampu diraih. Itu lah yang akhirnya membuat Islam tegak. dan ketika Islam masih diisi oleh manusia-manusia yang meyakini janji Allah ( terikat kuat pada Allah/ ikhlas ), Islam pun mencapai kejayaannya.

Tapi Islam kembali lemah ketika umatnya sudah mulai lemah pada janji Allah ( berharap-harap pada dunia ) dan meminta-minta jabatan atau pun penghargaan. Ya.. dan itu begitu nyata kalau dilihat dari sejarah kejayaan Islam, hiks...

Nah, jadi berhentilah menjadi orang yang suka berharap-harap dan meminta-minta jika ingin sukses, jika ingin maju. Percaya atau tidak terserah kok hehehe..., tapi semoga menginspirasi saja :)

Wallohu 'alam bishowab