Selasa, 16 November 2021

Pemuda Harapan Sesuai Al Qur'an


Assalamu'alaikum Men temen, semoga tetap dalam kondisi sehat dan terus semangat...

Bismillahirrahmanirrahim
Tanggal 28 Oktober kemarin, kita kembali diingatkan pada moment Hari Sumpah Pemuda. Moment dimana kita diminta untuk mengingat kembali pada fase hidup sebagai pemuda dan geraknya sesuai kehendak Sang Khaliq. 

Dalam QS. Ar Rum : 54 Allah SWT., mengingatkan hambaNya tentang tahapan penciptaan dan fase hidup manusia . Yang awalnya diciptakan dalam kondisi lemah ( bayi atau fase anak-anak), kuat ( fase pemuda ) dan lemah lagi ( fase lanjut usia ). Disini Allah menerangkan bukan dengan satuan umur, tapi dengan menggunakan sifat atau karakteristik setiap fase kehidupan yang dilalui oleh manusi.


اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ

"Allah adalah Zat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan(-mu) kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu) lemah (kembali) setelah keadaan kuat dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa."


Fase Pemuda
Dalam tumbuh kembang manusia,  fase pemuda sering dibatasi dari mulai remaja awal sampai tahap dewasa. Secara usia akan cukup kesulitan karena setiap orang memiliki waktu sendiri untuk berubah dari remaja hingga dewasa. Tapi jika kita mengambil dari pengertian usia produktif, maka usia pemuda bisa dibatasi dari usia 21- 33 tahun. Bagi orang yang memahami dunia bola, maka akan tahu bawa pada pada range waktu itulah para pemain bola mengalami masa keemasan. 

Sementara dalam Al Qur'an, tidak dibatasi dengan usia. Tapi dengan memahami karakter sifatnya. Pemuda itu adalah fase dimana manusia itu ( laki-laki maupun perempuan ) kuat diantara dua kelemahan. Kelemahan dari fase anak dan kelemahan saat fase tua.

Kelemahan fase anak adalah lemah baik secara fisik maupun secara akal ( ilmu dan pemikiran ). Secara fisik, fase anak adalah fase pertumbuhan, belum mencapai tumbuh kembang maksimal. Secara imunitas juga belum terbentuk sempurna, hingga rentang terkena atau tertular penyakit. Secara akal, ilmu wawasan dan pemikiran, anak-anak juga masih tahap dasar, bahkan tamyiz pun belum. Membedakan antara baik dan buruk, benar salahpun masih bingun. Pengalaman masih sangat minim.

Sementara pada fase tua, maka fisikpun sudah mulai ada penurunan. Tenaga pun mulai berkurang, pun demikian dengan semangat. Secara ilmu, wawasan dan pemahaman bisa jadi sudah penuh. Tapi akan jadi kelemahan karena akhirnya banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan dan bergerak. Ya, karena orang tua kan banyak yang dipikirkan, hingga banyak yang perlu dipilah pilih.

Di fase itulah pemuda itu ada. Fase dimana secara fisik sudah tumbuh sempurna, secara pemikiran sudah memiliki beberapa wawasan yang tidak akan membebani, dan karena masih sendiri biasanya lebih berani mengambil keputusan yang beresiko sekalipun. Ketiadaan pengalaman justru membuat pemuda itu banyak ide dan berani mengeksekusinya.

Hingga wajar kalau menurut Syekh Yusuf Qardawi, pemuda itu ibaratkan matahari yang bersinar di tengah hari. Panasnya paling terik, dan berada di posisi terbaik untuk menyebarkan sinarnya.


Pemuda dalam Kacamata Islam
Dalam sirah nawabiyah, kita mengenal sosok-sosok yang membantu perjuangan Rasulullah Saw. Mereka dikenal dengan istilah Sahabat Nabi. Maka kita mengenal Abu Bakar ra., yang usianya masuk Islam sekitar 37 tahun, ada juga Ustman ra.,  yang berusia sekitar 34 tahun. Umar bin Khattab ra diperkirakan berusia 21-22 tahun ketika menyatakan keislamannya. Saad bin abi waqash sekitar 17 tahun, pun demikian dengan Mus'aib bin Umair, Thalhah dan Zubair. Sedang Ali bin Abi Thalib masuk Islam sejak masa kanak-kanak. 

Dalam Al Qur'an banyak sosok pemuda yang menginspirasi. Jangan lupakan Nabi Daud as., Harun as., Musa as., Yusuf as. dan Yahya. Pemuda yang kisahnya sampai diabadikan menjadi nama surat adalah pemua Al Kahfi yang menolak musyrik lalu ditidurkan oleh Allah selama 300 tahun lebih di sebuah gua. Ada juga pemuda dalam kisah Ashabul Ukhdud, dimana si pemuda enggan melepas Islam dan berhasil membawa satu kota beriman dan syahid dibakar dalam parit - parit yang diisi api.

Satu kesamaan dari pemuda-pemuda diatas adalah semangat dan sepak terjang mereka melakukan perubahan. Keimanan menjadikan mereka meninggalkan kesenangan dunia. Saat pemuda lain asyik dengan masa muda, mereka malah berlajar agama. Saat pemuda -pemuda lain asyik dalam sebuah permainan, maka mereka malah serius memikirkan kelurusan aqidah.

Sebagai pemuda di akhir zaman, bisa jadi tantangan yang ada lebih berat dari sebelumnya. Terlalu banya hal-hal yang melenakan para pemuda dari urusan agama dan akhirat. Iblis dan konco-konconya membungkus dunia sedemikian indah hingga sulit ditolak pesonanya. Kesuksesan di usia muda malah sering menggerus sifat zuhud, qanaah. Hingga tanpa sadar pemuda berbaju shalih pun menjadi agen-agen dunia.

Dulu, ketika saya masih muda ada sosok sahabat yang sering diceritakan terkait pemuda dengan seluruh daya tariknya. Dalam bayangan saya, Mus'aib adalah sosok pemuda yang secara fisik sangat menarik, kalo dijaman now bisa diajak jadi anggota boyband atau jadi seorang idol ( hehehe halu jaman dulu enggak kepikiran sih, pokoknya keren aja ). Lalu begitu mengenal Islam berubah drastis.  Tampilannya tak lagi semerbak mewangi dengan jubah-jubah khas Arab yang mewah.

Mus'aib layaknya pemuda dengan sifat pemberaninya bisa jadi tidak terlalu berpikir jauh akan konseskuensi pilihannya. Dan dengan seluruh tekadnya pula dia menghadapi ujian, tekanan bahkan penolakan dari keluarganya. Sampai-sampai dia pun mengalami susah makan, susah minum, tidur di tempat kotor. Yang semua itu berpengaruh pada penampilannya. Bahkan sampai ketika beliau menemui kesyahidan, Rasulullah sampai terharu melihat selembar kain yang tidak mencukupi menutup tubuhnya. 

Itulah satu teladan pemuda yang berhasil melewati ujian dunia dan memenangkan keimanan dalam kehidupannya. Dan saya yakin saat ini pun ada pemuda-pemuda seperti Mus'aib, seperti Saad bin Abu Waqqash, seperti Umar bin Khattab, bahkan seperti Ali bin Abi Thalib ( radiyallahu anhum ), yang kelak akan jadi pemuda-pemuda yang menjadi ikon perubahan, dan cemerlang karena keimanan dan geraknya sebagai agen kebenaran. Wallahu a'lam bishowab