Selasa, 05 Maret 2024

Saat Demam Perhatikan Ini untuk Cegah Dehidrasi

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana kabarnya teman-teman, kali ini aku datang dengan cerita pengalaman anak yang sakit dan hampir mengalami dehirasi. Kok bisa? simak saja ya ceritaku kali ini...

Bermula dari anakku yang paling kecil renang. Sebelumnya beberapa hari dia pulang sekolah dalam kondisi kehujanan. Cuaca memang sedang sering turun hujan, dan karena dia diantar jemput pakai motor oleh emaknya alias aku ya meski udah pakai jas hujan tetaplah basah dan kedinginan. 

Pun saat pulang dari kegiatan renang. Begitu sampai sekolah si anak, gerimis mengundang hujan. Awalnya si bocah keukeuh enggak mau pake jas hujan dengan alasan, cuma gerimis, enggak enak pake jas hujan. Namun tetep dibujuk untuk pakai jas hujan dengan pertimbangan jika di jalan gerimis jadi hujan kan kita sudah 'ready'.

Dan benar saja baru seperempat perjalanan hujan mulai deras hingga akhirnya hujan seperti dicurahkan dari langit. Karena sudah pakai jas hujan kita putusin terus jalan dengan harapan enggak kejebak banjir yang biasa datang setelah huja  deras. Qadarullah hujan mulai reda ketika sudah masuk daerah deket komplek. Otomatis kita berdua walau pakai jas hujan tetap kedinginan dan basah di sana-sini.

Malamnya si bocah mash ceria, makan malam dengan lahap dan tidur cepat. Sepertinya dia kecapean. Namun paginya ketika akan dibangunkan sholat subuh, badannya deman. Dia juga mengaku kedinginan dan pusing sekali. 

Dan demam ini berulang dan baru turun sekitar tiga hari kemudian. Lega dong pastinya dan berharap si anak tidak kenapa-napa, hanya masuk angin. Qadarullah jelang pergantian hari pas diperiksa saat anak tidur, demam lagi. Alhamdulillah dia mau bangun untuk makan dan minum  obat. Pas bangun dia mengeluh betisnya kaku dan sulit untuk digerakkan, ya Allah... kenapa lagi ini?

Paginya, kami sepakat bawa anak periksa. Tetangga di komplek ada yang kena DB, typus dan marak juga di beberap sekolah anak -anak yang kena gondongan. Begitu diperiksa dokter menyarankan cek darah walau dia udah mendiagnosa. "Kalau ada hasil lab darah adenya diagnosa saya juga lebih  jelas."

Nah, begitu tes darah drama baru dimulai. Selain pembuluh darahnya yang timbul tenggelam dan susah dicari, ternyata darah juga enggak mau naik padahal sudah disuntik. Diduga karena dehidrasi jadi lemah. Duh, makin deg-degan lihat wajah si bungsu yang pucat. Bahkan pas disuruh genggam jemari aja biar dia enggak sanggup.

"Adeknya pernah diinfus Bu?"

"Pernah pas dia BP, usianya sekitar 18 bulan. Sama susah juga cari pembuluh darahnya, sampai lengan  kanan kiri kena jarum untuk nemu pembuluh yang tepat."

Aku juga cerita  dua tahun lalu juga anak ini pernah periksa darah karena demam tinggi. Dan sama susah juga nemu pembuluh darahnya. "Istirahat dulu ya Bu. Adenya  minum dulu ya... ini dehidrasi Bu."

"Iya kalau enggak diingetin atau disuruh ya enggak minum."

Saya dan suami bergantian bujuk anak untuk minum.  Memang perlu sedikit ditegasin dan diingatkan kalau kondisi dia sekarang itu bahaya, dehidrasi.

Setelah hampir dua jam istirahat dan bolak balik minum air putih, Alhamdulillah akhirnya bisa juga ambil sampel darah untuk diperiksa. Hasilnya si anak gejala typus sama seperti dugaan dokter. 

Yang jadi catatan saat anak atau kita demam asupan cairan harus dipastikan ada. Selain menghidrasi tubuh, menyeimbangkan suhu tubuh, menurunkan demam, juga menghindari dari hal hal yang berbayaha karena dan  kekurangan cairan. Seperti tekanan darah yang turun dan ini  sangat berbahaya, jantung yang berdetak cepat dan kondisi badan yang lemah lemas tak bertenaga.

Cairan juga bisa didapat dari sayur dan buah-buahan.  Selain jadi sumber vitaman sayur dan buah juga bisa dijadikan alternatif menambah cairan saat anak atau penderita demam enggan minum air putih.

Alhamdulillah, hari ini kondisi anak sudah makin membaik. Syafakallah Abang... yuk sembuh yuk. Bentar lagi puasa lho. Abang udah berlatih kan di bulan Sya'ban ini...?

Semangat pulih Abang...***

Sumber artikel : health.kompas.com