Rabu, 20 Januari 2016

Manisnya Ubi Cilembu Hasil Oven Sendiri

Mungkin bagi sebagian orang ubi disebut makanan udik alias kampung. Tapi bagi saya notebene lahir dan besar di kampung, ubi adalah makanan kesukaan. Kadang suka rindu kolek ubi atau sekedar kangen makan ubi goreng tanpa tepung. Dulu memang tepung terigu bukan barang akrab untuk orang kampung macam kami, jadi biasanya kami menggoreng ya tanpa tepung. Entah itu tempe, tahu, ubi juga pisang hehehe.

Nah, karena kesukaan pada ubi, saya pun merasa sedikit memaksa kesukaan ini pada anak-anak. Tapi mesti mengikuti selera anak-anak jaman sekarang. Kalau dulu singkong cukup dikukus lalu ditabur kelapa parut, sekarang saya menyajikan dengan cara dibuat singkong keju yang renyah. Demikian juga dengan ubi, kalau sudah bosan dibuat kolak, kadang saya ajak anak-anak berkreasi bikin biji salak atau candil ubi. Wah..., anak-anak langsung semangat tuh..

Tapi untuk jenis ubi satu ini saya lebih suka menyajikan dengan dioven saja. Pertama-tama sih beli yang mateng saja deh, praktis. Tapi penasaran juga ingin mengoven ubi Cilembu sendiri. Akhirnya, saya pun memutuskan mengoven sekilo ubi Cilembu. Saya mengikuti petunjuk mamang penjual yang sedikit pelit menunjukkan angka suhu di ovennya. Saya pasang suhu 180 derajat dalam waktu 1 jam. Ting..., oven berbunyi dan hasilnya ubi masih setengah matang. Tampilannya asli gak kece, karena tidak ada lengket-lengket seperti madu.

Saya pun memutar waktu di oven, satu jam lagi dan suhu dinaikan jadi 200 derajat. Okeh... lihat nanti bagaimana hasilnya. Dan... teng teng teng..., begini tampilannya saudara-saudara hehehe, asli bikin perut lapar. Apalagi kalau ditemani teh tawar atau kopi hitam. Cocok tuh dimakan di musim hujan. Mau coba, monggo...:)

Sementara lihatin dulu foto hasil jepretan ku ini ya... hihihi :)***


Yang Perlu Diketahui Dari Pajak Binis Online

Berbisnis secara online memang sangat menjanjikan untuk mengembangkan sebuah usaha. Selain kemudahan, faktor lainnya yang menguntungkan adalah waktu dan tempat. Berbisnis secara online bisa dilakukan kapanpun dan tidak akan dipusingkan dengan tempat atau ruangan yang penuh. Keuntungan yang dihasilkan pun tidak bisa dianggap kecil. Jika digabung dengan strategi yang tepat, jaringan internet akan mengambangkan bisnis yang dibangun dengan cepat dan pesat.


https://www.facebook.com/photo.php?fbid=
Wajarlah, jika bisnis ini sangat digemari oleh banyak kalangan. Tua mau pun muda, pemula juga profesional, berlomba-lomba mencari peluang yang ditawarkan. Belum lagi besarnya transaksi bisnis di dunia online yang sangat menjanjinkan. Menjadikan bisnis berbasis internet ternyata sangat potensial. 

  
Hal itu pula yang membuat pemerintah berinisiatif menarik pajak dari bisnis online. Jangan sampai ada kesan tidak adil karena hanya bisnis offline dikenakan pajak. Tapi canangan pemerintah ini lebih banyak disambut dengan kepanikan dan kebingungan dari pelaku usaha online. Padahal menurut Zeti Arina,  sebenarnya tidak ada yang beda atau khusus dari pajak ini. "Yang ada pajak penghasilan yang dikenakan terhadap wajib pajak yang secara subjektif dan objektif dari pelaku usaha online, yang telah memenuhi syarat sebagai wajib pajak."


Masih menurut Zeti, bahwa semua usaha bisnis online harusnya terkena pajak. Sesuai dengan peraturan pemerintag mengenai Penegasan Ketentuan Perpajakan Transaksi e- commerce dalam SE-62/PJ/2013. Pemerintah menetapkan ada 4 jenis e-commerce yaitu Classified Ads, Online Retail, Market Place dan Daily Deals. Pajak yang dikenakan adalah pajak dari pemberian gaji karyawan maupun transaksi jasa atau produk e-commerce itu sendiri.


Bagi sebagian pebisnis yang belum paham tentang hal  ini, pajak  pasti terasa  memberatkan. Karena dianggap sebagai beban. Alih-alih membayar pajak mereka malah lebih memilih menghindari dengan tidak membayar. Padahal jika ketahuan bisa mendatangkan sanki yang berat. “Mending tertib aman dengan membayar dan melaporkan. Dari pada enggak pernah membayar, bila kemudian diperiksa bisa bangkrut karena harus membayar sanksi yang cukup besar.” Jelas Zeti.


Sebagai seorang konsultan pajak, Zeti mengarahkan agar tidak perlu menghindari pajak. Memang, pajak tidak akan menghasilkan keuntungan langsung dalam bisnis. "Tapi jika anda membayar pajak maka akan terhindar dari sanki, sehingga kelangsungan bisnis akan terjaga.  Yang kedua, jika penghasilan sudah dilaporkan maka profile harta kita secara perpajakan akan bertambah. Sehingga bisa suatu saat membeli aset tidak akan dipertanyakan darimana penghasilan didapat. Juga tidak akan ditanya apakah penghasilan itu telah dibayar pajaknya atau belum."

Nah, masih tetap tertarik melebarkan usaha di jejaring internet? Jangan lupa pajaknya juga ya, biar bisnis terus berjalan dengan aman. ***



Sumber lain:

http://www.hartaku.com/mengenal-pajak-untuk-bisnis-online-di-indonesia/

Sabtu, 02 Januari 2016

Liburan Seru : Pengalaman Sehari Shooting



23 Desember 2015

Rabu tanggal 23 Desember dapat telepon dari pihak Penerbit Mizan. Ternyata, ada tawaran untuk Teteh Adzkiya, untuk berpartisipasi dalam acara Anak Indonesia di TVRI Bandung. Karena temanya tentang penulis anak, dan Mizan ( khusunya Dar!Mizan ) sebagai pencetus KKPK pun ditunjuk sebagai nara sumber. Alhasil, dalam waktu sesingkat-singkatnya dipilihlah beberapa penulis KKPK yang berdomisili di Bandung ( kan TVRI Bandung hehehe).

Teteh Adzkiya nyumput di balik kalender, agah di foto :)
Sesuai janji pukul 15.00, saya , Teteh dan Omar sampai di Cinambo 135 Bandung. Akhirnya, setelah bekerja sama selama dua tahun, sempet juga menjejakkan kaki di kantor penerbit hahahay.... Secara saya pun belum pernah menjejakkan kaki ke kantor penerbit buku-buku saya hehehe.

Di Mizan, kami bertemu dua orang penulis KKPK lagi yang tentu saja diantar orang tua, Rafid dan ayah serta Zahra Qisti dan mama. Setelah berkenalan secukupnya dan menunggu beberapa lama, datanglah Mbak Dina dari TVRI Bandung. Sett..., beliau ini banyak sekali profesinya dari mulai penulis, sutradara juga produser. Jelasnya beliau ini orang sibuk dan keren lho, hehehe..

Proses wawancara perkenalan berlangsung hampir selama satu jam. Karena belum ketemu hal-hal unik, Mbak Dina meminta ketiga penulis KKPK itu untuk mengunjungi TVRI Bandung di Cibaduyut esok harinya. Tepatnya jam 15.00 juga sih. Kami selaku pengantar menyanggupi dan see you soon, tomorrow.


24 Desember 2015

Sejak semalam, Bandung sudah mulai didatangi para pelancong. Maklum, minggu ini ada dua hari libur nasional yang berderetan hingga membuat long weekend. Dari mulai kamis yang diperingati sebagai Hari Maulid Nabi Muhammad Saw., Jum'at yang diperingati sebagai Hari Natal dan sabtu minggu sebagai hari libur. Plus memang sudah memasuki waktu liburan anak-anak sekolah. Komplit sudah, laporan kemacetan menjadi bahan pembicaraan nitizen. Bahkan sampai di warung sayur di komplek rumah hehehe.
Sebelum pergi ke TVRI, suami sudah membuka internet, mencari jalur yang tidak macet. Akhirnya diputuskan kami akan masuk jalan tol Buah Batu, keluar tol Kopo, lalu ambil jalur ke arah Cibaduyut. Setelah tanya ke orang-orang ( namanya apa ya.., pengatur lalu lintas tapi bukan polisi :) ) kita pun bisa menemukan jalan yang relatif  lancar. Dan 30 menit sebelum jadwal ketemuan, kita malah sudah sampai hehehe, Alhamdulillah :)

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/f/f1/TVRI_Jabar_3-800x600_sundanescorner.jpg/220px-TVRI_Jabar_3-800x600_sundanescorner.jpg
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/f/f1/TVRI_Jabar_3-800x600_sundanescorner.jpg/220px-TVRI_Jabar_3-800x600_sundanescorner.jpg
                                       
Ternyata, hanya Teteh dan Rafid yang bisa datang hari ini. Zahra berhalangan karena sakit. Dan kami pun dibawa berkeliling studio oleh Mbak Dina. Seru pastinya, kita jadi tahu seperti apa studio itu sebenarnya. Maaf gak ada foto-foto karena waktu itu lebih asyik mendengarkan penjelasan Mbak Dina dari pada foto-foto ( heheh ngeles aja padahal gak bawa kamera yang memadai ). Eh tapi saya malah asyik membayangkan drama korea The Producers ya ( halahhh... ), apalagi saat Mbak Dina menunjuk ruang kaca di tingkat dua. Dan menjelaskan bahwa itu ruang untuk mengatur semua yang terjad di floor .

Dan sepertinya di obrolan kedua pun, Mbak Dina belum puas. Maklum, dua anak ini kayaknya lebih asyik pakai bahasa kalbu dari pada ngomong. setiap ditanya jawabnya, ya atau tidak. Kalau sudah dikorek-korek baru agak panjang. Akhirnya, Mbak Dina memberi tugasmembuat tulisan seputar diri, keluarga, cita-cita, dan kasyikan menulis. dan seperti tebakan saya, keduanya langsung sepakat tanpa banyak mikir. Mungkin dalam bayangan mereka, menulis mah cingcai lah hahaha...

Kami pun pulang dengan pikiran penuh. Penuh ide dan pengalaman. Ternyata seru juga sesekali tour ke studio televisi. Kita akan makin menghargai kerja keras kru yang berusaha menampilkan tayangan terbaik sesuai bidang mereka :)

Tepat seperti perkiraan saya, Teteh bisa menulis tiga halaman lebih untuk tugas dari Mbak Dina. Saat saya membaca tulisannya, saya bahkan bisa tertawa dan sedikit kaget. Termasuk saat dia menulis apa yang paling diinginkannya, cita-cita dan  keinginannya untuk mendapat beasiswa kuliah ke luar negeri dan menuliskan beberapa beasiswa yang pernah di dapatnya di SD.


Antara 25-29 Desember 2015

Kami mengisi liburan menengok saudara yang akan pergi umroh, menghadiri syukuran rumah seorang kawan ( tepatnya minta makan ya bu hehehe ), menyelesaikan persoalan persawahan milik ci ayah dan akhirnya pulang lagi ke Bandung. Badan terasa capek poll. Dan beberapa kali dalam sehari tengok-tengok email ci Teteh, untuk melihat ada info atau tidak dari Mbak Dina.
Entah ada masalah apa, yang jelas tidak ada pemberitahuan dan kabar apa pun. Saya pun berpikir ya sudah, belum rezekinya mungkin. Nanti juga ada kesempatan lain. Dan ternyata...


30 Desember 2015

Hari baru menunjukkan jam setengah delapan pagi, ketika telepon dari Mbak Dina masuk. "Sudah ada dimana?"
"Masih di rumah." Saya yang bingung jawab apa adanya.
"Lho, kok masih di rumah. Gak baca email saya?"
"Enggak ada email Mbak Dina."
"Ah..., SMS ada gak?"
"Enggak.."
"Ya sudah, datang sekarang ya..., ditunggu."
"Kemana?"
"Cimanbo."
"Oke"
Dan saya pun langsung menginstruksikan Teteh untuk mandi, bersiap ke Mizan lagi. Gak berapa lama Mbak Dian kembali muncul di layar hp. "Bawa baju ganti,
oke."
"Siap"

Saya dan Teteh pergi dianter mamang ojeg sampai ke kantor Mizan. Di sana sudah ada Rafid plus Ayah, Zahra plus Mama dan Mbak Dina plus kru TVRI Bandung. Tak lama kami dipertemukan dengan Kak Sri Izzati ( penulis yang mempelopori KKPK ).  Hehehe, ternyata dah tumbuh jadi gadis manis nih Kak Izzati, sudah kuliah pula di Psikologi UI. "Sudah tahun ketiga." Jelasnya masih dengan wajah sumringah.

Acara kenalan selesai. Mbak Dina langsung meminta kami semua bersiap, termasuk dirias ( make up ) sebelum kesorot kamera. Setelah itu akan langsung diambil take adegan kedatangan ke Mizan. Tapi sebelum itu foto dulu dong para pemerannya hehehe. Seperti di bawah ini :


 Formasi lengkap sebelum pengambilan adegan di mulai, kiri ke kanan, Teteh Adzkiya, saya, Mama plus Zahra, Kak Izzati, Rafid plus Ayah. Minna... ganbatte neee :)




Hahaha... sempetin selfie dulu ahh, cekrek..:)



Begini nih kalau kru lagi siap-siap ambil gambar...:)

Nah, di bawah ini foto Kak Izzati dan Adzkiya. Hemm... makin kagum deh ama mahasiswi satu ini yang katanya masih dan akan terus menulis. Daebak ..:)


 

padahal udah all out, tapi kurang ceria juga, ulangiiii...



 
adegan depan laptop dan buku hasil karya 'Misteri Teror Sepatu' by Adzkiya

Alhamdulillah, what a wonderful day! Betul-betul hari yang menyenangkan dan menambah pengalaman. Jadi tahu juga repotnya profesi aktor. Bayangin mengahapal sekian lembar skrip. Lha.., kita yang cuma ngapalin sedikit saja susah, salah-salah melulu. Belum ekspresinya yang gak dapet-dapet hihihi. Untung bu sutradara, Mbak Dina sabar dan baik banget. Ngerti kalau bekerja dengan anak-anak ya... seperti itu :)

Menurut kabar yang beredar, hasil shooting kami hari itu akan ditayangkan di TVRI Bandung pada Ahad 10 Januari 2016. Jam nya sekitar jam 09.00 atau 10.00. Hehe kenapa saya bilang sekitar karena memang itu kabar yang saya dapat dari Mbak Dina. Insha Allah akan ada pemberitahuan lagi.  atau bisa juga kunjungi website TVRI Bandung. Nah, yang ingin melihat versi lengkap tentang anak-anak yang menjadi penulis cilik ini, bisa lihat tayangan di layar kacanya ya kawan semua...:) Semoga bisa streaming, kan asyik tuh bisa dilihat lebih banyak mata lagi hehehe ( ngarep aslinya mah..)

Akhirnya, saya tutup tulisan ini dengan senyum mengembang dan penuh syukur. Semoga semua pengalaman ini bermanfaat dunia akhirat. Semoga selalu berkah yang datang. Semoga makin banyak anak-anak yang tersemangati untuk menulis dan menekuni bakat mereka. Semoga saya juga makin kenceng nulisnya dan menelurkan lebih banyak karya lagi ( yang bermanfaat tentunya ya... hehehe ) di tahun 2016 ini. Semoga dikabulkan, aamiin...

Terima kasih untuk semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu, terima kasih Bu Dina, Kak Rama Mizan, Penerbit Mizan, TVRI Bandung, Crew yang kompak dan jempolan, Kak Izzati, Zahra, Rafid, Ayah Rafid, Mama Zahra. Senang sudah bekerja sama dengan kalian semua :)

See you next journey ..:) ***

Fakta Seputar Mimisan yang Anda Perlu Tahu

Gara-gara Mas Hafidzi mimisan dua kali seminggu ini, saya langsung mencari info tentang mimisan. Secara itu adalah kejadian langka. Memang, saat mengandung si kembar saya juga pernah juga mimisan. Setelah konsultasi ke dokter katanya itu bukan sesuatu yang gawat. Karena mengandung anak kembar berarti pernapasan dalam tubuh saya pun jadi tripel hehehe. Wajar kalau suhu tubuh pun cenderung mudah naik dan itu bisa menyebabkan mimisan.

Nah, saat mengandung Mas Hafidzi pun beberapa kali saya mimisan. Saya pun tidak terlalu mempermasalahkan karena perubahan berat badan memang drastis. Pas hamil ni anak memang selera makan oke banget. Bahkan, saat kehamilan baru memasuki usia 4 bulan, dikira sudah lima bulan, karena tinggi fundus lebih cocok di usia 5 bulan.

Tapi dari dua kehamilan itu, yang sekarang sering mimisan ( dikatakan sering karena memang sudah lebih dari dua kali di waktu sebelumnya ya.. ) itu hanya Mas Hafidzi. Saya pun jadi mikir, apa memang ada hubungannya ibu yang saat hamil akan menurunkan bakat mimisan pada si anak?

Nah, pertanyaan di atas bisa didapat dari beberapa fakta tentang mimisan berikut ini :

1. Mimisan disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di hidung. Ada dua bagian rongga hidung, bagian depan dan belakang. umumnya sih ( artinya hampir 90 % ) mimisan yang dialami adalah pecahnya pembuluh darah di bagian rongga hidung depan. Termasuk yang dialami oleh anak-anak dan ini cenderung tidak berbahaya, mengingat anak-anak masih dalam proses pertmbuhan dan perkembangan.

2. Mimisan biasanya terjadi dalam waktu singkat, kurang dari 5 menit. Bahkan mimisan bisa terjadi saat sedang tidur, artinya tidak dalam kondisi sadar. Darah yang keluar pun tidak banyak. Tapi ada juga yang mengalami mimisan sampai 30 menit dan volume darah yang banyak. Maka, untuk kasus seperti ini sebaiknya segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

3. Penyebab mimisan sangat beragam, seperti buang ingus terlalu keras, luka di rongga hidung karena sering dikorek ( biasanya anak-anak nih yang suka memasukkan apa saja ke lubang hidungnya hemmmm:( ), bentuk hidung yang bengkok ( ini biasanya diturunkan atau faktor keturunan ), pengaruh udara yang dingin dan kering, adanya masalah pada pembekuan darah ( dalam kasus hemofilia ), tumor dalam rongga hidung, sinutisis kronis dan gelaja kritis penyakit seperti dalam kasus demam berdarah.

4. Menurut dokter, mimisan tidak diturunkan dari ibu yang selama hamil memiliki riwayat mimisan. Jadi kalau pun ternyata si anak sering mengalami mimisan bisa disebabkan oleh banyak hal. Termasuk kebaiasaan anak untuk mengorek rongga hidungnya sampai luka.

5. Cara tepat menangani mimisan dengan merubah posisi tubuh menjadi duduk. posisi ini bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah daerah hidung, dibanding posisi tidur. condongkan tubuh danTundukkan kepala agar darah keluar dari rongga hidung. Ini juga untuk menghindari darah masuk ke tenggorokan.  Jika ada darah yang terlanjut masuk tenggorokan, keluarkan dengan meludah. Jangan menelannya karena akan memicu keinginan untuk muntah.

Tekan hidung dengan ibu jari sekitar 10 menit. Jangan lupa bernafas melalui mulut dulu ya hehehe. hal ini bermanfaat untuk menekan sumber darah dan menghentikan pendarahan. kompres hidung dengan air dingin. Atau bisa juga dengan menggunakan daun sirih yang sudah diremas. Getah yang dikandung dalam daun sirih dipercaya bisa menghentikan pendarahan di rongga hidung.
Itu juga yang saya lakukan saat Mas Hafidzi mimisan. Dengan daun sirih yang banyak tumbuh di taman erte hehehe.

Mudah-mudahan yang saya tulis ini bermanfaat ya kawan...:)***