Ramadhan semakin dekat saja. Iklan-iklan yang memperlihatkan adegan buka puasa pun sudah sliwar-sliwer di layar kaca. Dan bocah kecil saya yang baru berusia 4 tahun sudah bolak-balik bertanya,"Kapan kita puasa bu?"
"Insha Allah sebentar lagi. Dua minggu juga kurang."
Mas El Hafidzi manggut-manggut,"Aku nanti mau puasa, Bu."
"Boleh..., Mas yakin kuat?"
"Kuat, aku kan sehat." Jawab dengan senyum sumringah.
Ya.., anak-anak apalagi diusia pra sekolah belumlah termasuk syarat wajib puasa. Tapi mengajak dan mengajarkan mereka puasa sangat dianjurkan bagi orang tua. Mengingat anak pada usia itu masih sangat bersih dan mudah diarahkan. Beda jika kita mendidik anak yang sudah sekolah, mereka biasanya cenderung susah dan sudah bisa memberi alasan.
Karena niat awalnya juga belajar, tentu saja cara puasa anak berbeda dengan puasanya orang yang sudah terkena kewajiban. Mereka juga bisa jadi tidak tahu bahwa setelah adzan subuh berkumandang sudah tidak boleh makan dan minum. Bisa jadi saat bangun tidur setelah sahur mereka akan meminta disajikan susu atau teh manis menurut kebiasaan di keluarganya. Tapi hal itu memang lumrah dan bagi orang tua ( terutama ibu ) adalah hal yang harus dimaklumi.
Mulailah dari melibatkan anak dalam proses sahur. Sungguh ini adalah tahapan yang cukup berat. Apalagi jika balita Anda terbiasa bangun siang hehehe. Bahkan jika sudah bangun pun, mereka cenderung malas untuk makan sahur. Maka, tugas orang tua adalah membuat suasana yang nyaman bagi anak-anak untuk bersantap sahur. kalau perlu, berikan mereka penjelasan apa itu sahur, membacakan kisah-kisah yang memberi mereka pemahaman dan semangat setelah shalat subuh. Dan yang tak kalah penting adalah mengatur waktu tidur anak jangan terlalu malam, agar saat sahur pun anak tidak dalam kondisi mengantuk.
Beri tahapan waktu bagi anak untuk berpuasa. Saya biasanya memberi batasan jam-jam berbuka. Lalu mereka akan melanjutkan dengan puasa lagi. Misal jam delapan pagi adalah kesempatan anak untuk minum dan melanjutkan dengan cemilan atau sarapan. Lanjutkan puasa sampai jam 10.00, jika mereka tetap kuat lanjutkan tanpa makan minum sampai jam 12.00 begitu seterusnya.
Perhatikan asupan gizi pada makanan dan minuman anak sesuai dengan aktifitas anak. Misal ketika sahur kita bisa bertanya dulu apa yang ingin dijadikan menu sahur. Sehingga saat membangunkan anak pun, para bunda bisa mengingatkan mereka tentang makanan kesukaan yang sudah mereka pesan. Demikian juga dengan saat menyiapkan makanan berbuka, bisa juga bunda bertanya pada anak apa yang ingin dimakan sebagai ta'jil.
Ajak anak mengisi waktu puasa dengan kegiatan yang menggembirakan. Anak cepat sekali bosan, apalagi jika diam. Pasti dia akan mencari pengalihan rasa bosannya dengan merengek minta ini atau itu. Bunda sebaiknya sudah menyiapkan jadwal kegiatan yang akan dilakukan selama bulan puasa. Sertakan anak dalam membuat jadwal hingga akan akan lebih semangat ketika merealisasikan kegiatan itu.
Berikan makanan dan minuman yang manis saat berbuaka puasa. sebaiknya minuman hangat, tidak pakai es, karena sering membuat anak pilek dan batuk. Saat makan berat setelah buka puasa pun, ajari anak untuk tidak berlebihan. Jangan sampai perut menjadi penuh. Karena akan membuat perut sakit dan malas, yang bisa menyebabkan anak kapok untuk puasa esok harinya.
Berikan semangat pada anak yang sudah bisa berpuasa. Ajak kakak-kakak dan saudara juga untuk memberi semangat. Berikan juga penghargaan jika anak sudah bisa berpuasa walau cuma setengah hari. Tidak perlu pakai uang atau baju lebaran, tapi bisa dengan ucapan pujian dan menyediakan makanan kesukaan anak di meja makan.
Nah..., makin semangat menyambut puasa bersama si kecil kan. Insya Allah semua kesibukan yang dirasakan oleh para Bunda akan bernilai pahala selama diniatkan untuk mengajari si kecil beribadah. Jadi Bunda juga jangan patah semangat ya. Selamat mencoba !:) ***
selamat belajar berpuasa mas El
BalasHapus