Di bagian 2 kita sampai ke bagian Teteh mencoba lolos bagian administrasi di LPDP karena LoA nya dianggap masih bersyarat, bukan LoA yang pasti ( belum fix dia diterima di Lund University). Saya sebagai orang tua hanya bisa terus memberikan pikiran positif dan juga semangat.
Dan bagi kalian yang mau ikut lomba atau beasiswa, kita ikuti saja alur yang sudah ditetapkan panitia. Termasuk di sini adalah masa sanggah, maka lakukan saja, meski harus bolak-balik kirim email ke pihak Lund.
Setelah masa sanggah selesai, Teteh kembali merasa pesimis. Karena tidak ada keterangan apapun dari pihak LPDP. Kalau pihak Lund ( Swedia ) itu fast respon, selama email dikirim masih hari kerja, dibalas cepet kok. Beda ya sama di sini, kadang terkesan di PHP gak sih hehehe, karena panitia terkesan diem-diem bae...😁
Selama masa menunggu itu datanglah pengumuman dari pihak Pemerintah Swedia yang menyatakan kalau dia tidak lolos mendapatkan beasiswa. Sedih ya sudah pasti. Fyi beasiswa dari pemerintah Swedia ini untuk master dan doktor memang ditujukan untuk profesional ya. Jadi kalian harus sudah pernah kerja dan punya pengalaman.
Apalagi setelah dapat info kalau dia hanya masuk daftar tunggu di beasiswa Belgia. Saya mengarahkan untuk ikutan beasiswa ke negara lain, seperti Australia dan New Zealand. Terakhir dia ikutan MEXT ( Jepang ). Bahkan ikut Beasiswa PMDSU ( pendidikan master menuju doktor sarjana unggul ), atau nawarin daftar ke almamaternya ( ITB ) atau kampus di sini, tapi anaknya gak mau. Kayaknya masih penasaran bisa gak ya kuliah ke luar negeri.
Agar anak tetap semangat, saya suka bilang, "Ibu itu dulu punya prinsip setiap ikut lomba menulis atau mengirim artikel ataupun outline buku, kirim- lupakan -lalu kirim lagi - kirim lagi yang lain." Yang artinya, jangan mudah menyerah, setiap usaha kita akan menemukan jalan rezekinya sendiri. Bayangin kalau tidak pernah mencoba, bagaimana akan dapat hasilnya kan?
Saya juga selalu bilang, beasiswa itu rezeki dari Allah, yang datangnya pada waktu yang tepat. Sama seperti, jodoh, kematian juga kelahiran. Gak bisa dipaksa dipercepat atau diperlambat. So... sabar saja dan selalu positif thingking sama takdir Allah. Karena Allah itu Maha Presisi, mendatangkan pada waktu dan orang yang tepat.
Wawancara LPDP dan Merawat yang Sakit
Qadarullah bulan Mei saya sakit. Dan sebagai anak perempuan satu-satunya yang sedang ada di rumah, dia yang merawat saya. Menyiapkan sarapan, makan siang sampai malam. Saat itu Teteh sendiri mencoba legowo karena belum dapat jadwal tes wawancara LPDP. Padahal temen-temennya sudah berkabar mereka sudah ada jadwal bahkan sudah wawancara. Ya, mungkin kali ini belum rezekinya, dia pun sudah bersiap mencoba lagi bach 2 dan mulai cari-cari info beasiswa yang lain.
Tapi begitulah Allah menguji setawakal apa hambaNya, saat dia sudah berlapang dada tiba-tiba ada pemberitahuan kalau jadwal wawancara LPDP di akhir Mei. Dan Alhamdulillah kondisi saya juga sudah mulai membaik sehingga Teteh bisa lebih fokus mempersiapkan wawncaranya.
Satu lagi, saat itu rumah tetangga sedang direnovasi jadilah konsisi rumah tidak tenang, kurang kondusif untuk wawancara. Mana tidak boleh pakai earphone saat zoom jadi agak dag dig dug.
Di hari wawancara dari jam 09.00, dia sudah stand by, sudah berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan. Karena suara yang berisik, akhirnya Teteh ke rumah tetangga. Minta baik-baik ke tukang untuk pause dulu pekerjaannya 1 jam ( selama wawancara ). Alhamdulillah pak tukang setuju ( haturnuhun pa...).
Dari kamar saya mendengarkanTeteh menjawab pertanyaan yang diajukan 3 panelis. Overall lancar dan cukup memuaskan. Alhamdulillah, pengalaman 3 tahun jadi asisten dan kegiatannya selama di kampus cukup bisa menggambarkan bagaimana rencana studi yang dia tulis di essai. Dia juga menceritakan aktifitasnya aktif di organisasi sampai pengalaman pernah ikut lomba.
Jadi bagi kalian yang mau coba ikut beasiswa, selain IPK tinggi, coba untuk aktif berorganisasi, UKM atau komunitas, rajin kalaupun tidak ya pernah ikut lomba kalau bisa yang berkelompok ( team ) yang menggambarkan kalian bisa kerja sama dengan orang lain dan berperanlah di masyarakat. Bisa dengan jadi relawan di komunitas atau yayasan yang nyambung dengan minat bakat kalian.
Menunggu memang suka bikin gelisah ya gaess. Nah, karena itu Teteh mulai lagi cari-cari info lagi beasiwa yang buka bulan Juni. Ketemulah dia info beasiswa ke Canada, dan dia pun mulai serius menyiapkan berkas pendaftaran. Dia juga membuat portofolio untuk mencoba kerja freelance dengan mengumpulkan hasil gambar dan beberapa desain yang pernah dibuatnya. Teteh memang suka mendesain baik itu flayer, infografis bahkan PPT ( dan ini dibayar oleh temannya - dan ini yang membuatnya PD untuk jadi freelance di bidang desain ).
Jadi Awardee LPDP dan Persiapan Keberangkatan ( PK )
Tanggal 19 Juni 2025, bisa disebut tanggal penting karena siangnya si bungsu dapat kabar keterima di pesantren, dan malamnya hampir setengah 1 dini hari Teteh nangis dan bilang dia lulus LPDP. Agak loading awalnya baru peluk dia dan bilang Alhamdulillah, barakallah berarti jadi dong ke Swedia.
Sebelum pengumuman LPDP tepatnya setelah dapat info gagal beasiswa dari pemerintah Swedia, Teteh sudah mengajukan penangguhan pembiayaan kuliah ke pihak universitas. Dan begitu lulus LPDP dia pun mempelajari alur cairnya beasiswa sampai keberangkatan. 20 Juni kirim email untuk konfirmasi ke LPDP dan ke Lund. Dari pihak kampus dapat tanggapan akan dibalas pada hari Senin karena waktu itu akhir pekan (Sabtu) dan di sana sedang hari libur perayaan nasional .Sedang dari pihak LPDP dapat info disuruh nunggu sampai tanggal 30 Juni.
Hari Senin 23 Juni dapat balasan dari Lund kalau dia masih bisa ikut perkuliahan. Tapi harus ada berkas yang disiapkan , yaitu LOG letter of Garanty ( yang bertanggung jawab terhadap pembiayaan dia di Swedia ). LOG ( dikeluarkan oleh LPDP ) ini akan diteruskan oleh pihak Lund University ke bagian imigrasi agar Teteh dapat ijin tinggal di Swedia.
23 Juni dapat balasan dari LPDP dan dia mulai nengurus masa Persiapan Keberangkatan dan perjanjian bagi awardee ( penerima beasiswa ) - memenuhi ketentuan dari LPDP. 25 Juni surat PK beres, tapi LOG belum turun karena kepotong cuti bersama 27-30 juni ( Tahun Baru Islam ). Alhamdulillah 30 Juni ada zoom dengan pihak LPDP dan LOG turun. Selanjutnya dia harus cari tempat tinggal karena dulu ketika penangguhan pembayaran dia gak ikut ngewar asrama Lund University.
Allahumma yassir walaa tiassyir hanya minta ke Allah agar dimudahkan saja semua urusan Teteh aamiin.
Jadi buat kalian yang punya sudah punya LoA tapi masih terkendala pembiayaan kuliah ( UKT ) mending cari tempat tinggal saja dulu yaa...
Cukup susah untuk dapat tempat tinggal di Lund. Bulan Juli Agustus memang sedang waktu liburan, sehingga kebanyakan warga kota Lund tidak ada di tempat. Karena sedang liburan ya mereka slow respon kalo ada email yang menanyakan tentang penyewaan tempat tinggal.
Alhamdulillah dari PPi Swedia ada yang memeberi info dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang umum diajukan mahasiswa baru. Sampai akhirnya Teteh diarahkan untuk cari tempat tinggal di luar Lund, yaitu Malmo.
Selanjutnya Teteh buka rekening yang sesuai dengan LPDP, dan bikin janji dengan kedutaan Swedia di Jakarta untuk mengurus ijin tinggal ( bukan visa karena dia akan di Swedia selama 2 tahun- sementara visa hanya ijin masuk dan tinggal selama 30 hari ). Sambil ngumpul-ngumpulin koper, baju, makanan termasuk barang-barang yang akan dibawa ke Swedia. Dia juga harus ikutan PK dan beberapa kali ketemuan sama kakak-kakak PPI Swedia secara offline di Bandung. Sambil terus menyiapkan mental untuk berangkat ke luar negeri.
Keberangkatan
Tanggal keberangkatan sudah ditentukan yaitu 18 Agustus. Mungkin karena capek dan banyak pikiran, dia agak ngedrop dan pilek agak lama. Dia juga menyelesaikan tugas di Komunitas Dikara semaksimal dia ada di Bandung, jadi dia pergi itu enggak ninggalin pekerjaan buat relawan lainnya di komunitas itu.
Perjalanan hampir 18 jam, dari Jakarta Doha sekitar 9 jam, transit 1-2 jam lalu terbang lagi ke Copenhagen selama hampir 8 jam. Dilanjut nyebrang ke Swedia pakai kereta 35 menit. MasyaaAllah kebayang jetlag nya. Makanya dia memilih lke kost an di Malmo karena enggak kuat kalau langsung ke kampus.
Alhamdulillah, gak kerasa udah hampir 1 bulan Teteh di sana, udah kuliah juga hampir 2 pekan, udah jalan-jalan ke Lund bahkan sempat keliling Copenhagen.
Ayah ibu hanya bisa bantu doa, menitipkan anak ke pemilik sejati, Allah ta'ala. Semoga selalu dalam penjagaan Allah aamiin allahumma aamiin..
Alhamdulillah selesai juga ya temen-temen semoga gak bosen dan bermanfaat...
barakallahu fik