Tampilkan postingan dengan label Warna-warni. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Warna-warni. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 September 2025

Cerita 2025- Persiapan Anak Mondok sampai Kuliah ke Luar Negeri ( Bag 3 )

Bismillahirrahmanirrahim... 


Di bagian 2 kita sampai ke bagian Teteh mencoba lolos bagian administrasi di LPDP karena LoA nya dianggap masih bersyarat,  bukan LoA yang pasti ( belum fix dia diterima di Lund University). Saya sebagai orang tua hanya bisa terus memberikan pikiran positif dan juga semangat. 

Dan bagi kalian yang mau ikut lomba atau beasiswa, kita ikuti saja alur yang sudah ditetapkan panitia. Termasuk di sini adalah masa sanggah, maka lakukan saja, meski harus bolak-balik kirim email ke pihak Lund. 

Setelah masa sanggah selesai, Teteh kembali merasa pesimis. Karena tidak ada keterangan apapun dari pihak LPDP. Kalau pihak Lund ( Swedia ) itu fast respon, selama email dikirim masih hari kerja, dibalas cepet kok. Beda ya sama di sini, kadang terkesan di PHP gak sih hehehe, karena panitia terkesan diem-diem bae...😁

Selama masa menunggu itu datanglah pengumuman dari pihak Pemerintah Swedia yang menyatakan kalau dia tidak lolos mendapatkan beasiswa. Sedih ya sudah pasti. Fyi beasiswa dari pemerintah Swedia ini untuk master dan doktor memang ditujukan untuk profesional ya. Jadi kalian harus sudah pernah kerja dan punya pengalaman. 

Apalagi setelah dapat info kalau dia hanya masuk daftar tunggu di beasiswa Belgia. Saya mengarahkan untuk ikutan beasiswa ke negara lain, seperti Australia dan New Zealand. Terakhir dia ikutan MEXT ( Jepang ).  Bahkan ikut Beasiswa PMDSU ( pendidikan master menuju doktor sarjana unggul ), atau nawarin daftar ke almamaternya ( ITB ) atau kampus di sini, tapi anaknya gak mau. Kayaknya masih penasaran bisa gak ya kuliah ke luar negeri. 

Agar anak tetap semangat, saya suka bilang, "Ibu itu dulu punya prinsip setiap ikut lomba menulis atau mengirim artikel ataupun outline buku, kirim- lupakan -lalu kirim lagi - kirim lagi yang lain."  Yang artinya, jangan mudah menyerah, setiap usaha kita akan menemukan jalan rezekinya sendiri. Bayangin kalau tidak pernah mencoba, bagaimana akan dapat hasilnya kan?

Saya juga selalu bilang, beasiswa itu rezeki dari Allah, yang datangnya pada waktu yang tepat. Sama seperti, jodoh, kematian juga kelahiran. Gak bisa dipaksa dipercepat atau diperlambat. So... sabar saja dan selalu positif thingking sama takdir Allah. Karena Allah itu Maha Presisi, mendatangkan pada waktu dan orang yang tepat. 

Wawancara LPDP dan Merawat yang Sakit
Qadarullah bulan Mei saya sakit. Dan sebagai anak perempuan satu-satunya yang sedang ada di rumah, dia yang merawat saya. Menyiapkan sarapan, makan siang sampai malam. Saat itu Teteh sendiri mencoba legowo karena belum dapat jadwal tes wawancara LPDP. Padahal temen-temennya sudah berkabar mereka sudah ada jadwal bahkan sudah wawancara.  Ya, mungkin kali ini  belum rezekinya, dia pun sudah bersiap mencoba lagi bach 2 dan mulai cari-cari info beasiswa yang lain.

Tapi begitulah Allah menguji setawakal apa hambaNya, saat dia sudah berlapang dada tiba-tiba ada pemberitahuan kalau jadwal wawancara LPDP di akhir Mei. Dan Alhamdulillah kondisi saya juga sudah mulai membaik sehingga Teteh bisa lebih fokus mempersiapkan wawncaranya.

Satu lagi, saat itu rumah tetangga sedang direnovasi jadilah konsisi rumah tidak tenang, kurang kondusif untuk wawancara. Mana tidak boleh pakai earphone saat zoom jadi agak dag dig dug. 

Di hari wawancara dari jam 09.00, dia sudah stand by, sudah berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan. Karena suara yang berisik, akhirnya Teteh ke rumah tetangga. Minta baik-baik ke tukang untuk pause dulu pekerjaannya 1 jam ( selama wawancara ). Alhamdulillah pak tukang setuju ( haturnuhun pa...).

Dari kamar saya mendengarkanTeteh menjawab pertanyaan yang diajukan 3 panelis. Overall lancar dan cukup memuaskan. Alhamdulillah, pengalaman 3 tahun jadi asisten dan kegiatannya selama di kampus cukup  bisa menggambarkan bagaimana rencana studi yang dia tulis di essai. Dia juga menceritakan aktifitasnya aktif di organisasi sampai pengalaman pernah ikut lomba. 

Jadi bagi kalian yang mau coba ikut beasiswa, selain IPK tinggi,   coba untuk aktif berorganisasi, UKM atau komunitas,  rajin kalaupun tidak ya pernah ikut lomba kalau bisa  yang berkelompok ( team ) yang menggambarkan kalian bisa kerja sama dengan orang lain dan berperanlah di masyarakat. Bisa dengan jadi relawan di komunitas atau yayasan yang nyambung dengan minat bakat kalian.

Menunggu memang suka bikin gelisah ya gaess. Nah, karena itu Teteh mulai lagi cari-cari info lagi beasiwa yang buka bulan Juni. Ketemulah dia info beasiswa ke Canada, dan dia pun mulai serius menyiapkan berkas pendaftaran. Dia juga membuat portofolio untuk mencoba kerja freelance dengan mengumpulkan hasil gambar dan beberapa desain yang pernah dibuatnya. Teteh memang suka mendesain baik itu flayer,  infografis bahkan PPT ( dan ini dibayar oleh temannya - dan ini yang membuatnya PD untuk jadi freelance di bidang desain ).

Jadi Awardee LPDP dan Persiapan Keberangkatan ( PK )

Tanggal 19 Juni 2025, bisa disebut tanggal penting karena siangnya si bungsu dapat kabar keterima di pesantren, dan malamnya hampir setengah 1 dini  hari Teteh nangis dan bilang dia lulus LPDP. Agak loading awalnya baru peluk dia dan bilang Alhamdulillah, barakallah berarti jadi dong ke Swedia.

Sebelum pengumuman LPDP tepatnya setelah dapat info gagal beasiswa dari pemerintah Swedia, Teteh sudah mengajukan penangguhan pembiayaan kuliah ke pihak universitas. Dan begitu lulus LPDP dia pun mempelajari alur cairnya beasiswa sampai keberangkatan. 20 Juni kirim email untuk konfirmasi ke LPDP dan ke Lund. Dari pihak kampus dapat tanggapan akan dibalas pada hari  Senin karena waktu itu akhir pekan (Sabtu) dan di sana sedang hari libur perayaan  nasional .Sedang dari pihak LPDP dapat info disuruh nunggu sampai  tanggal 30 Juni.

Hari Senin 23 Juni dapat balasan dari Lund kalau dia masih bisa ikut perkuliahan.  Tapi harus ada berkas yang disiapkan , yaitu   LOG letter of Garanty ( yang bertanggung jawab terhadap pembiayaan dia di Swedia ). LOG ( dikeluarkan oleh LPDP ) ini akan diteruskan oleh pihak Lund University ke bagian imigrasi agar Teteh dapat ijin tinggal di Swedia.

23 Juni dapat balasan dari LPDP dan dia mulai nengurus masa Persiapan Keberangkatan dan perjanjian bagi awardee ( penerima beasiswa ) - memenuhi ketentuan dari LPDP. 25 Juni surat PK beres, tapi LOG belum turun karena kepotong cuti bersama 27-30 juni ( Tahun Baru Islam ). Alhamdulillah 30 Juni ada zoom dengan pihak LPDP dan LOG turun. Selanjutnya dia harus cari tempat tinggal karena dulu ketika penangguhan pembayaran dia gak ikut ngewar asrama Lund University. 

Allahumma yassir walaa tiassyir  hanya minta  ke Allah agar dimudahkan saja semua urusan Teteh aamiin.

Jadi buat kalian yang punya sudah punya LoA tapi masih terkendala pembiayaan kuliah ( UKT ) mending cari tempat tinggal saja dulu yaa... 

Cukup susah untuk dapat tempat tinggal di Lund. Bulan Juli Agustus memang sedang waktu liburan, sehingga kebanyakan warga kota Lund tidak ada di tempat. Karena sedang liburan ya mereka slow respon kalo ada email yang menanyakan tentang penyewaan tempat tinggal.

Alhamdulillah dari PPi Swedia ada yang memeberi info dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang umum diajukan mahasiswa baru. Sampai akhirnya Teteh diarahkan untuk cari tempat tinggal di luar Lund, yaitu Malmo.

Selanjutnya Teteh buka rekening yang sesuai dengan LPDP,  dan bikin janji dengan kedutaan Swedia di Jakarta untuk mengurus ijin tinggal ( bukan visa karena dia akan di Swedia selama 2 tahun- sementara visa hanya ijin masuk dan tinggal selama 30 hari ). Sambil ngumpul-ngumpulin  koper, baju, makanan termasuk barang-barang yang akan dibawa ke Swedia. Dia juga harus ikutan PK dan beberapa kali ketemuan sama kakak-kakak PPI Swedia secara offline di Bandung. Sambil terus menyiapkan mental untuk berangkat ke luar negeri.


Keberangkatan 
Tanggal keberangkatan sudah ditentukan yaitu 18 Agustus. Mungkin karena capek dan banyak pikiran, dia agak ngedrop dan pilek agak lama. Dia juga menyelesaikan tugas di Komunitas Dikara semaksimal dia ada di Bandung, jadi dia pergi itu enggak ninggalin pekerjaan buat relawan lainnya di komunitas itu.
Perjalanan hampir 18 jam, dari Jakarta Doha sekitar 9 jam, transit 1-2  jam lalu terbang lagi ke Copenhagen selama hampir 8 jam. Dilanjut nyebrang ke Swedia pakai kereta 35 menit. MasyaaAllah kebayang jetlag nya. Makanya dia memilih lke kost an di Malmo karena enggak kuat kalau langsung ke kampus.

Alhamdulillah, gak kerasa udah hampir 1 bulan Teteh di sana, udah kuliah juga hampir 2 pekan, udah jalan-jalan ke Lund bahkan sempat keliling Copenhagen. 

Ayah ibu hanya bisa bantu doa, menitipkan anak ke pemilik sejati, Allah ta'ala. Semoga selalu dalam penjagaan Allah aamiin allahumma aamiin..

Alhamdulillah selesai juga ya temen-temen semoga gak bosen dan bermanfaat...
barakallahu fik









Minggu, 07 September 2025

Cerita 2025- Persiapan Anak Mondok sampai Kuliah ke Luar Negeri ( Bag 2)

Bismillahirrahmanirrahim...

Ikutan Jalur Mandiri dan UMPTKIN
Sebelumnya kita udah sering diskusi sama anak tentang beberapa rencana. Jika gagal UTBK mau coba ujian apalagi. Oh iya, awalnya kami memang tidak mau mengambil ujian mandiri yang ada uang IPI nya ( uang pangkal- gampangnya ). Kalaupun mau ikut ujian mandiri maka yang non IPI.

Dari niatan itu kita pun memilih beberapa kampus yang mengadakan ujian mandiri non IPI. Di Instragram ada beberapa postingan yang menjelaskan hal itu, akhirnya kita searching dan pilihan jatuh masih di SMUP UNPAD jalur prestasi non akademik.  Satu diantaranya ada jalur menghapal kitab suci ( tahfidz ) dan nilai UTBK. 
Apalagi di pengumuman dari panitia tidak ada batasan berapa banyak juz yang dihapal, jadi anak pun lumayan pede ikutan. Berbagai syarat-syarat coba dipenuhi termasuk membuat portofolio yang diunggah di saluran YouTube. 

Melihat nilai UTBK akhirnya anak ganti pilihan di ujian mandiri. Dia ambil jurusan Ekis dan kesejahteraan Sosial. 

Ujian pemeriksaan tahfidz dilakukan secara online, dan kata anak sih dia cukup lancar pas sambung ayat. Bismillah harapan selalu ada, kencengin doa dan tawakal. Pasrahkan semua hasil pada takdir Allah karena takdir Allah itu yang terbaik.

Sebelumnya dia sudah daftar ke UIN juga mau ikut jalur UMTKIN. Dan sudah diskusi juga sama ustadzah nya di pondok akhirnya pilih jurusan Manajemen Keuangan Syariah, KPI dan Ekonomi Syariah. Pilihan itu diambil menimbang passing grade serta akreditasi jurusan.

Juni 2025 yang Berkesan
Tanggal 19 Juni itu bertepatan dengan pengumuman Beasiswa LPDP dan pondok si bungsu . Tanggal 30 Juni adalah pengumuman UMPTKIN. Dan Allahumma ala kulli hallin, ketiganya dapat hasil terbaik. Abang keterima di pondok pesantren, teteh jadi awardee LPDP bach 1 2025 dan Mbak keterima UIN di pilihan pertama. Sementara SMUP UNPAD jadi cadangan pertama di pilihan pertama, ternyata tidak ada yang mengundurkan diri jadi fix gagal.

Saya sering bertanya tahun depan mau coba UTBK lagi gak, kalau masih penasaran sama HI. Mbak mikir lalu menggeleng. Enggak ah, kayaknya cape deh. Mau fokus aja belajar di UIN.  

Oke, saya pun hanya tersenyum, tapi kalau ternyata minat ikut UTBK lagi, gak papa kok. Ibu sama ayah mah dukung aja. Kalau mau coba kampus negeri lain di Bandung  boleh,  ke Solo bareng si nomer 2  juga boleh.  Mbak cuma manggut-manggut dan bilang  "Lihat nanti aja lah..."

Kerja atau Lanjut S2?
Nah, sekarang giliran si sulung atau yang biasa kami panggil Teteh.
Setelah lulus tahun 2024, setiap ditanya mau ngapain jawabannya selalu gak tahu. Mau kerja bingung, agak gak minat. Mau lanjut S2 belum kebayang mau ambil apa. Oke kita pun gak mau maksa atau terkesan ngeburu-buru. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk lanjut jadi asisten praktikum di ITB yang sudah ditekuninya sejak dua tahun sebelumnya. 

Hikmahnya dia jadi punya circle yang bisa diajak diskusi rencana ke depan. Teman-teman yang udah kerja duluan kasih masukan, pun teman-teman yang lanjut fastrack di ITB tak lupa kasih pendapat. Kakak tingkatnya yang lanjut S2 juga kasih peluang dan penawaran barangkalo mau kulaih S2 di Jepang. 

Semua itu dipikirkan dan diskusikan dengan saya ( seringnya ). Dan saya juga kasih masukan atau sekedar usul. Dia pun sampai pada niatan, "Kalau Teteh kulaij S2 di luar negeri boleh gak?"

Saya spontan jawab, ya boleh-boleh saja, pakai beasiswa  kan? Teteh langsung jawab iya dong. Bukan karena masalah keuangan saja sebenarnya,   tapi saya ingin melihat seberapa kuat niat dan menjalani prosesnya. Saya pun laporan ke pak suami dan beliau pun sepemikiran sama saya. 

Dapat honor sebagai asisten, Teteh ijin bikin pasport. Katanya kalo mau daftar ke kampus luar negeri itu sebaiknya jangan pakai KTP, pakai pasport akan lebih memperlihatkan kesiapan kita.  Oke, kita pun mengijinkan. Mulailah dia daftar secara online dan war jadwal wawancara offline.  Alhamdulillah walau sempet misuh-misuh dapat juga jadwal wawancara dan jadilah dia punya pasport.

Proses selanjutanya mulai cari info- info beasiswa. Karena ada syarat IELTS maka dia mulai ngumpulin uang lagi untuk ujian IELTS. "Pinjam uang dulu ya Yah, aku mau ikutan IELTS."

"Kalau pinjam gak ada, kalau minta ada insyaallah." 

Setelah negosiasi alot akhirnya si anak mau pakai uang ayahnya untuk bayar les dan ujian IELTS. Secara psikologi anak pertama saya paham sih, anak pertama itu paling tahu beban orang tuanya. Dengan janji dapat honor asisten dibalikin. Itu pengalaman pribadi sih, karena saya pun anak sulung hehehe. Apalagi dia hapal adiknya ada yang kuliah kedokteran dan UKT nya bikin pening setiap tiba waktu bayar ( walau kampus negeri  dan bukan UKT maksimal). Belum lagi adik- adiknya yang lain ada yang mondok dan kuliah juga.

Awalnya mau ikutan ujian di JKT, tapi ternyata di Bandung juga ada. Akhirnya dia pilih ambil yang di Bandung dan ini pengalaman dia pake KRL dari Kiara Condong ke Pasir Kaliki. Alhamdulillah dapat nilai 92 atau 91 dari nilai maksimal 120. Walau agak kecewa tapi karena sudah bisa dipakai untuk daftar beasiswa ya sudah yaa... bisa nerima juga.

Pertama dia daftar ke Swedia, daftar ke kampus dan juga beasiwa dari pemerintah Swedia. Dia juga daftar ke Belgia, New Zeland, Australi dan coba ikut MEXT Jepang ambil kampus di Hokaido. Ada yang gratis ada juga yang berbayar. Nah, selain Swedia, yang diikuti Teteh gratis ya men temen. Di Swedia ini kayak ada biaya ikut UTBK  gitu, biaya daftar ke beberapa kampus di Swedia. Kalau di Swedia begitu daftar ke kampus di Swedia kita bisa langsung daftar ke beasiswa pemerintah Swedia. Begitu juga dengan di Belgia.

Januari kirim pendaftaran ke Swedia, Maret dapat pengumuman keterima di Lund University  ( nantinya dipakai untuk daftar LPDP ) tapi untuk beasiswa masih nunggu sampai April. Sementara dari Belgia dapat email keterima di KU Leuven dan pengumuman beasiswanya nunggu 4 pekan lagi. 

Sementara dari New Zealand dan Australia tidak ada kejelasan info kapan pengumumannya. Sementara beasiswa MEXT yang paling akhir diikuti ( setelah dia daftar LPDP ) dapat info gagal. Setelah menunggu, dari Swedia tidak lolos beasiswanya dan daru Belgia masuk daftar tunggu.

Awardee LPDP 2025
Awalnya Teteh ragu-ragu mau ikut LPDP karena persaingannya yang ketat. Tapi sebuah pencerahan didapat saat dia ikut kegiatan komunitas Dikara, yang intinya kenapa khwatir mencoba, hanya karena takut gagal. Padahal kalau tidak pernah mencoba kita juga tidak tahu kualitas diri kita bagaimana. Dan apa yang kita takuti belum tentu juga terjadi. 

Bismillah setelah mendapat wejangan dan tips membuat essay akhirnya diapun mantap mendaftar LPDP. saat pengumuman seleksi administrasi ternyata dia gagal. Saya tanya kenapa? katanya LOA nya masih belum pasti karena waktu itu pengumuman resminya memang belum keluar. Dari pihak kampus baru mengirim email kalau dia keterima di Lund. 

Ada masa banding kan? tanya saya lagi. Coba dipakai, jangan menyerah duluan. tempuh semua proses agar gak nyesel nantinya. Setelah bertanya ke awardee LPDP tahun - tahun sebelumnya Teteh mau mengajukan banding. Dia kirim email minta format LOA yang sesuai format LPDP keterangan dari pihak Lund kalau LoA nya sudah pasti. Setelah menempuh proses banding saya selalu mensupport anak untuk tawakal. Pasrahkan sama Allah, karena Allah tahu yang terbaik untuk kita.

Lanjut ke part 3 yaa...








Kamis, 04 September 2025

Cerita 2025 - Persiapan Anak Mondok sampai Kuliah ke Luar Negeri ( Bag 1 )

Bismillahirrahmanirrahim 
gak kerasa tahun 2025 sudah berlalu 9 bulan, dan baru ada pingin nulis lagi di blog. Ngisi blog yang suwung...hehehe ( pemalasan emang...)

Sesuai dengan judul, kali ini mau menulis tentang pengalaman selama tahun 2025 membersamai 3 anak melanjutkan pendidikannya. Ya, tahun ini tahun panen dalam artian ada 2 anak -tepatnya- yang lanjut pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karena yang satu lagi sudah lulus tahun 2024.

Si Bungsu lulus SD
Gak kerasa 6 tahun berlalu dan akhirnya bocil kesayangan lulus SD. Awal masuk pas saya dan suami lagi safar haji, jadilah dia sering bolos. Ada aja alasannya, dari mulai ogah pakai baju olah raga, sampai bete dari sejak bangun tidur. Kakak-kakaknya yang sibuk dengan sekolah masing-masing juga enggan maksa. Apalagi kalau anaknya sudah mewek, ya sudahlah... ditinggal saja di rumah sama yang jaga.

Kelas 1 Semester dua covid mulai melanda, dan akhirnya PJJ sampai kelas 2 nya. Kelas 2 sampai kelas 3 PJJ dan rolling masuk disesuaikan dengan jadwal. Kelas 4 -6 bisa sekolah lagi secara normal, alhamdulilah.

Sejak si bungsu masuk sekolah, emaknya terpaksa jadi macan ternak, alias ojeg langganan. Padahal dulunya emaknya lebih suka duduk manis dibonceng pak su, atau naik ojol ataupun ongpal. Jadi hikmah terbesar si bungus masuk SD adalah emaknya berani momotoran kemana-mana sendir, alhamdulillah.

Karena pas ada kebijakan pelarangan perpisahan dari gubernur Jabar yang baru, jadilah konsepnya expo dan pentas seni. Yang memang sesuai judul juga ditampilkan kreatifitas anak,  ada juga pameran hasil karya anak dan bazar dari adik tingkatnya. Yang jelas free ya alias gratis.


Oh iya, karena si bungsu juga sekolah madrasah setiap pulang sekolah, tahun ini pun dia lulus DTA Al Barokah. Jadi dia lulus punya dua ijazah, sekolah dan madrasah.


Pilih Masuk Pondok
Sejak awal bocil satu ini memang tidak minat melanjutkan ke SMP baik negeri maupun swasta. Dia hanya pingin masuk pondok. Sebagai orang tua kita juga melihat minat si anak memang seperti itu. Ditambah kesiapan dan kemandirian anak juga oke, fiks kita mulai mencari-cari pondok pesantren yang tepat untuk anak.

Kenapa gak bareng sepondok dengan kakaknya?  Banyak yang bertanya kayak gini, mengingat 3 anak yang lain juga mondok. Dan beda-beda lho pondok pesantrennya. Kami selalu menjawab, disesuaian dengan minat dan bakat anak. Makanya ada yang mondok di pondok tahfidz, di pondok modern Muhammadiyah, di pondok KMI. 

Demikian juga dengan si bungsu yang akhirnya jatuh ke pondok salaf satu ini.

Kabar baiknya si bocil betah di pondok, kemarin pas ada jadwal penjengukan, si anak terlihat ceria dan adaptasinya bagus, alhamdulilah.


Dua anak kuliah 
Nah, lanjut ke anak yang akan lanjut kuliah. Yaitu si sulung dan si nomer 4 yang biasa dipanggil Teteh dan Mbak.  
Perjalanan Mencari Kampus Terbaik
Ngomongin kampus terbaik bukan dilihat dari rangking kampus atau predikatnya ya, tapi terbaik bagi si anak dari Allah. Karena yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah kan, pun sebaliknya.

Mbak ini bisa dibilang berprestasi di pondok dan MA nya. Selama 3 tahun bisa menghapal 5 juz, jadi ketua osis di pondok pesantren, biasa tampil pidato pake bahasa Inggris, mengajar dan membimbing santri juniornya. Di MA pun dia rangking 1 untuk program IPS dan masuk eligibel yang bisa ikutan SNBP. 

Saat SNBP dia mili Unpad jurusan HI dan Ekonomi syariah. Qadarullah ternyata dia gagal. Anaknya cukup kecewa karena nilai dia memang bagus, tapi takdir berkata lain. Gak mau berlama-lama kecewa dia mulai menyiapkan diri untuk UTBK.  

Mendaftar UTBK di pondok karena masih ada beberapa ujian yang harus dijalani. Dan pulang beberapa minggu sebelum UTBK. Sama kita ditawarin ikut bimbel online UTBK, anaknya akhirnya cari info dan ikutlah bimbel pembahasan soal UTBK. Dan sebelum UTBK, dia belajar mandiri dengan latihan soa yang didapat di internet.

Mbak kembali pilin Unpad jurusan yang sama dengan saat UNBP. Mungkin masih penasaran dengan Hubungan Internasional. Ya sudahlah walau kita sudah coba kasih masukan, tapi tetap anak 'keukeuh' dengan keinginannya. Kita sebagai orang tua ya mendukung saja dengan doa semoga mendapatkan hasil sesuai keinginan.

Qadarullah, UTBK pun gagal. Pas lihat nilainya ternyata bahasa Inggris justru dapat nilai paling kecil dan itu yang bikin nilai UTBK nya kecil. Justru pelajaran matematika nya paling tinggi. Jadi sepertinya dia memang salah ambil jurusan hehehe.

Berlanjut ya di part 2













Selasa, 05 Maret 2024

Saat Demam Perhatikan Ini untuk Cegah Dehidrasi

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana kabarnya teman-teman, kali ini aku datang dengan cerita pengalaman anak yang sakit dan hampir mengalami dehirasi. Kok bisa? simak saja ya ceritaku kali ini...

Bermula dari anakku yang paling kecil renang. Sebelumnya beberapa hari dia pulang sekolah dalam kondisi kehujanan. Cuaca memang sedang sering turun hujan, dan karena dia diantar jemput pakai motor oleh emaknya alias aku ya meski udah pakai jas hujan tetaplah basah dan kedinginan. 

Pun saat pulang dari kegiatan renang. Begitu sampai sekolah si anak, gerimis mengundang hujan. Awalnya si bocah keukeuh enggak mau pake jas hujan dengan alasan, cuma gerimis, enggak enak pake jas hujan. Namun tetep dibujuk untuk pakai jas hujan dengan pertimbangan jika di jalan gerimis jadi hujan kan kita sudah 'ready'.

Dan benar saja baru seperempat perjalanan hujan mulai deras hingga akhirnya hujan seperti dicurahkan dari langit. Karena sudah pakai jas hujan kita putusin terus jalan dengan harapan enggak kejebak banjir yang biasa datang setelah huja  deras. Qadarullah hujan mulai reda ketika sudah masuk daerah deket komplek. Otomatis kita berdua walau pakai jas hujan tetap kedinginan dan basah di sana-sini.

Malamnya si bocah mash ceria, makan malam dengan lahap dan tidur cepat. Sepertinya dia kecapean. Namun paginya ketika akan dibangunkan sholat subuh, badannya deman. Dia juga mengaku kedinginan dan pusing sekali. 

Dan demam ini berulang dan baru turun sekitar tiga hari kemudian. Lega dong pastinya dan berharap si anak tidak kenapa-napa, hanya masuk angin. Qadarullah jelang pergantian hari pas diperiksa saat anak tidur, demam lagi. Alhamdulillah dia mau bangun untuk makan dan minum  obat. Pas bangun dia mengeluh betisnya kaku dan sulit untuk digerakkan, ya Allah... kenapa lagi ini?

Paginya, kami sepakat bawa anak periksa. Tetangga di komplek ada yang kena DB, typus dan marak juga di beberap sekolah anak -anak yang kena gondongan. Begitu diperiksa dokter menyarankan cek darah walau dia udah mendiagnosa. "Kalau ada hasil lab darah adenya diagnosa saya juga lebih  jelas."

Nah, begitu tes darah drama baru dimulai. Selain pembuluh darahnya yang timbul tenggelam dan susah dicari, ternyata darah juga enggak mau naik padahal sudah disuntik. Diduga karena dehidrasi jadi lemah. Duh, makin deg-degan lihat wajah si bungsu yang pucat. Bahkan pas disuruh genggam jemari aja biar dia enggak sanggup.

"Adeknya pernah diinfus Bu?"

"Pernah pas dia BP, usianya sekitar 18 bulan. Sama susah juga cari pembuluh darahnya, sampai lengan  kanan kiri kena jarum untuk nemu pembuluh yang tepat."

Aku juga cerita  dua tahun lalu juga anak ini pernah periksa darah karena demam tinggi. Dan sama susah juga nemu pembuluh darahnya. "Istirahat dulu ya Bu. Adenya  minum dulu ya... ini dehidrasi Bu."

"Iya kalau enggak diingetin atau disuruh ya enggak minum."

Saya dan suami bergantian bujuk anak untuk minum.  Memang perlu sedikit ditegasin dan diingatkan kalau kondisi dia sekarang itu bahaya, dehidrasi.

Setelah hampir dua jam istirahat dan bolak balik minum air putih, Alhamdulillah akhirnya bisa juga ambil sampel darah untuk diperiksa. Hasilnya si anak gejala typus sama seperti dugaan dokter. 

Yang jadi catatan saat anak atau kita demam asupan cairan harus dipastikan ada. Selain menghidrasi tubuh, menyeimbangkan suhu tubuh, menurunkan demam, juga menghindari dari hal hal yang berbayaha karena dan  kekurangan cairan. Seperti tekanan darah yang turun dan ini  sangat berbahaya, jantung yang berdetak cepat dan kondisi badan yang lemah lemas tak bertenaga.

Cairan juga bisa didapat dari sayur dan buah-buahan.  Selain jadi sumber vitaman sayur dan buah juga bisa dijadikan alternatif menambah cairan saat anak atau penderita demam enggan minum air putih.

Alhamdulillah, hari ini kondisi anak sudah makin membaik. Syafakallah Abang... yuk sembuh yuk. Bentar lagi puasa lho. Abang udah berlatih kan di bulan Sya'ban ini...?

Semangat pulih Abang...***

Sumber artikel : health.kompas.com





Jumat, 30 Juni 2023

Maryam 18


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Bagaimana kabarnya teman semua? 
Semoga senantiasa dalam kondisi sehat lahir batin dan dalam lindungan Allah Ta'ala...

Sebenarnya tulisan ini memenuhi janji yang pernah ditulis di akun medsos, tentang Maryam 18, nama angkatan ke 18 putri dari MA Zakaria. Jujur saya juga baru tahu nama angkatan Kakak ( si nomer 2 ), adalah Maryam. Pas denger langsung suprise sampai speechless. "Ini Maryam binti Imran kan?"

"Ya iyalah Bu... emang ada Maryam yang lain yang disebut dalam Al Qur'an dan Hadist Nabi?"

Fix, saya pun nyengir sendiri, merasa geli sendiri. "Ya kali..." Saya langsung mode serius, "Ini siapa yang milih? Kalian sendiri atau ada intervensi dari guru termasuk sekolah?"

"Masukan pasti ada, tapi kita kok anak anak seangkatan yang sepakat pilih nama Maryam sebagai nama angkatan."

"Kenapa?" 

"Karena kami punya harapan seperti Maryam, yang terpilih jadi wanita pilihan untuk zaman kami, yang bercita-cita bukan hanya di dunia tapi sampai akhirat."

Lagi-lagi speechless, cuma bisa bertasbih. MasyaaAllah tabarrakallah...


'Graduation Penuh Haru'
Saya selalu semangat saat dapat undangan pelepasan anak dari sekolah. Alhamdulillah, pandemi sudah berlalu hingga dari tahun kemarin sudah bisa menghadiri acara pelepasan anak-anak. Tahun kemarin si nomer 4 yang lulus SMP, dan tahun ini bagian si nomer 2 dan nomer 5. Satu lulus SMA satunya lulus SD. 

Alasannya bukan karena anak mau tampil, atau berbangga dengan pencapaian anak selama mereka sekolah. Tapi untuk mengetahui bagaimana anak dalam penilaian sekolah, guru dan teman-teman mereka. Apakah harapan dan target kami ketika memasukkan mereka ke sekolah ini tercapai atau tidak. Sebagai bentuk evaluasi dan juga muhasabah terhadap tugas orang tua mendidik anak-anak. Urusan nilai sih nomer sekian, karena kita sudah dalam posisi tinggal menerima apa yang sudah diupayakan anak saat ujian. Itu adalah hasil yang harus diterima sebagai upaya menerima ketetapan Allah. 

Setelah melewati ketegangan ala UTBK, akhirnya momen pelepasan digelar. Dan karena sekolah anak kami memang berlabel Islam, ya kita juga gak ada bayangan adanya tampil tari-tarian atau nyanyi-nyanyian yang tidak Islami. Untuk masalah pakaian dan riasan pun ( terutama untuk putri ) tidak dibebaskan begitu saja. Dandan boleh, pakai bau bagus boleh sebagai bentuk syukur. Tapi jangan sampai melewati koridor tentang syukur itu sendiri.  Tetap pada aturan yang jelas. Kerudung pun boleh modis tapi tetap menurup dada. Make up pun boleh tapi gak perlu all out atau habis - habisan yang malah menjadikan remaja putri ini pada tua.

Tampilan awal jelas adalah pembacaan ayat suci Al Qur'an, tafhimul qur'an ( bukan sekedar hafal tapi juga memahami ) juz 30 dan 29. Di sini orang tua boleh kok bertanya tentang apa yang dipahami ananda dari surat-surat dalam 2 juz tersebut. Kemudian berlanjut ke acara sambutan-sambutan hingga serah terima murid dari sekolah kepasa wali murid. Dilanjut dengan pembacaan siswi-siswi berprestasi yang sudah lolos SNBP dan SPAN. 

Kadang paling kesel ya kalo denger sambutan, tapi di moment ini semua sambutan didengarkan dengan baik. Diawali dari ketua panitia, ketua angkatan sampai kepala sekolah. Saat ketua angkatan kasih sambutan, kita sudah dibuat mewek karena mereka menamakan kami adalah maryam-maryam kecil yang sedang berjuang meraih cita-cita dunia akhirat. Dipertegas lagi saat kepala sekolah memberi sambutan. 

Yang jelas makin mengharu biru karena anak-anak ini betul-betul generasi perintis yang tetap berkiprah meski dibatasi pandemi. Mereka mampu membuat 
suatu event yang sukses menarik animo dari MTs dan SMP sekitar untuk mengikuti olimpiade sience dan kreatifitas lainnya. Serta bekerjasama dengan pihak-pihak luar baik itu personal, perusahaan maupun tempat pendidikan di Kota Bandung. Ini disampaikan oleh kepala sekolah dengan penuh rasa bangga dan terima kasih.



Perwakilan Wali Murid
Saat dapat permintaan ini rasanya kaget, dan kurang PD. Untunglah suami dan anak memberi dukungan. You can do it Mom...!

Akhirnya setelah menimbang banyak hal, mulailah menulis draft teks besok. Sesuai pesan sekolah intinya memberi penguat agar putri-putri kami menjadi generasi Maryam yang selayaknya. 


ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُه

Innal hamdalilah wasolatu wasalamu ala rosulillah syaidina Muhammad ibni abdilah waala alihi wahbihi wamawalah

Puja puji syukur marilah kita panjatkan kepada Ilahi Rabbi, yang atas perkenannya semata kita semua dihadirkan dalam kegiatan pelepasan angkatan 18 Maryam. Semoga kegiatan ini dilancarkan dan diberkahi dari awal hingga akhir. 

Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan untuk uswah khasanah kita, Nabi Muhammad Saw., pada keluarganya, sahabatnya dan seluruh ummat nya, termasuk kita semua yang hadir di sini.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah atas kesempatan mewakili orang tua untuk memberikan sambutan dalam kegiatan ini. Bukan berarti saya bisa atau lebih pintar atau lebih dari bapak ibu semua, karena saya hanya dibisakan/dimampukan oleh Allah. Dan yang terbaik diantara kita adalah yang paling bertaqwa. Saya pun bermohon agar tetap dibimbing Allah dan dimampukan berkata-kata yang baik dan benar. 

Untuk anak-anakku putri-putri shalihah angkatan Maryam 18, kami ucapkan tahniah atas kelulusan kalian. Tiga tahun sudah kalian bersama-sama berinteraksi, belajar dalam bimbingan bapak ibu guru, hingga kalian berada di moment pelepasan. Harapannya apa yang sudah didapat selama 3 tahun disini bukan begitu saja terlepas setelah kalian selesai dari kegiatan ini. Bukan selesai di sini, tapi akan menjadi bekal kalian melangkah ke tahap pendidikan selanjutnya.

Putri-Putri shalihah angkatan maryam 18, ingatlah hari saat kalian menjadikan Maryam sebagai nama angkatan ke 18 ini. Banyak sekali pelajaran dan teladan dari sosok Maryam ini. 

Maka jadilah kalian muslimah-muslimah yang senantiasa menjaga diri dengan iman dan ilmu yang sudah didapat di MA ini dalam menghadapi tantangan zaman kekinian. Kalian hidup di masa informasi digital begitu maju, yang tipuannya bisa membingungkan. Tapi saat kalian berpegang pada petunjuk Allah insyaAllah kalian bisa menghadapinya bahkan menjadi muslimah terbaik layaknya Maryam dipilih jadi wanita terbaik di zamannya.

Jadilah kalian Maryam -maryam yang memiliki jati diri sebagai seorang muslimah yang taat. Yang selalu mendekat dan curhat dengan Allah. Jangan jadi generasi ikut-ikutan yang hanya mengejar viral dan terkenal. Curhat di media sosial diantara kerumunan orang-orang yang tidak kalian kenal Karena menjadi terkenal di hadapan Allah itu lebih worhed, lebih berarti dan spesial, karena kelasnya bukan hanya dunia tapi sampai surga. Bukankah Maryam itu satu dari 4 penghulu wanita di syurga?

Nak, tetap tegar, tetap kuat, hebat dan stay positif dalam menghadapi tantangan dan ujian dalam kehidupanmu. Dalam menerima setiap ketetapan Tuhanmu. Karena Maryam itu sabar, karena Maryam itu tegar. Husnudzan lah pada takdir Allah karena apapun yang diberikan Allah adalah yang terbaik.

Bagi kami orang tua, banyak pelajaran dari sosok Maryam dan keluarga Imran. Selaku orang tua kita harus terpacu untuk jadi orang tua shalih shalihah dulu agar dimudahkan mengajak anak-anak menjadi shalih dan shalihah. Senantiasa mengingatkan akan cita-cita tertinggi, bukan sekedar pendidikan keren, kerjaan mentereng tapi keridhaan Allah yang utama. 

Terakhir kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan bapak ibu guru MA Zakaria pada putri-putri kami. Semoga dicatat sebagai amal shalih dan Allah balas dengan balasan terbaik. Kami juga mohon maaf sebesar-besarnya jika selama ini belum maksimal bersinergi dengan sekolah selama anak-anak kami menimba ilmu di sini. 

Tak lupa kami juga minta maaf jika selama kami bicara banyak kata-kata yang salah, astagfirullah haladzim. Sekian dari kami... 
wabittaufik wal hidayah 

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Quote of The Moment
"Jika ingin anak seshalihah Maryam, maka jadilah orang tua seshalih Imran."

Itu yang saya tulis di caption postingan status IG. Bukan karena sok pintar atau sok menasehati, hanya itu memang yang menjadi tekad dalam diri yang dideklarasikan dalam bentuk tulisan. 

Jadi sekarang tahu kan, behind the scene nya quote itu hehehe. Semoga bermanfaat ya, semua yang sudah tertulis di atas. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selasa, 14 Maret 2023

4 Tipe Keluarga yang Harus Diperbaiki

Mau dibawa kemana keluarga kita?
Pernahkah kita bertanya atau saling menyatukan kepala dengan pasangan dan membahas hal ini?

Yang ideal pertanyaan ini topik ini dibahas di awal pernikahan. Setelah akad nikah, resepsi dan kedua mempelai bertemu, maka suami yang sudah diangkat jadi qawwam atau pemimpin rumah tangga menentukan visi misi keluarga. Namun yang ideal seringnya terlupa oleh romantisme awal menikah atau pengantin baru. Hingga berlalu bertahun-tahun dan saat terasa jenuh, baru mempertanyakan hal ini.

Jangan menjawab, biarkan saja seperti air mengalir. Karena selain menunjukkan sifat yang skeptis, harus juga disadari bahwa tidak semua air mengalir ke laut. Memang air akan mengalir di tempat yang lebih rendah, bisa ke sungai, ke irigasi, septitank,  bahkan tergenang dalam kubangan yang jadi tempat nyamuk berkembang biak. Artinya bisa jadi air itu akan berkumpul menyambangi tempat-tempat yang tidak bersih, tidak buruk secara manfaatnya.

Padahal seorang muslim harus punya visi hidup bermanfaat, baik untuk diri, keluarga maupun lingkungannya. Karenanya sebuah keluarga dibentuk maka tentukan roadmap atau peta yang akan dijalani. Bukankah rumahtangga itu layaknya kapal yang mengarungi samudra. Maka pasti butuh peta, kompas, nakhoda dan awak kapal.

Dan ini adalah tugas suami, sebagai qawwam. Seorang pemimpin harus memiliki visi misi yang jelas bagi keluarganya.  Dan visi misi ini harus diterima, dipahami dan didukung oleh istri dan anak-anak. Jadikan visi misi ini sebagai relation goals pasangan, sehingga kompak dalam menjalankan rumah tangga.  Sadari bahwa kekompakan ayah ibu adalah awal mula keberhasilan mendidik anak-anak.



4 Jenis Keluarga yang Sering Ditemui
Dalam sebuah kajian parenting, Ust. Bendri Jaisyurrahman, pernah menerangkan tentang tipe-tipe keluarga yang marak terlihat di sekitar kita, diantaranya :

Tipe Terminal
Layaknya terminal yang menjadi tempat berkumpul orang-orang yang akan pergi dengan tujuan berbeda. Seperti itu juga rumah atau keluarga tipe terminal. Tidak ada kesamaan visi misi antara penghuninya. Masing-masing bergerak menuju target tujuan yang akan dicapai. 
Terminal juga sering terkesan riuh penuh teriakan, hal itu mencirikan bahwa keluarga type terminal bukan berarti sepi dari obrolan atau komunikasi. Tapi semua hanya basa-basi, omongan yang tidak memiliki tujuan, tidak lama karena hanya mengisi kekosongan waktu. Tidak pernah ada rapat atau syuro, tidak serius dalam memutuskan persoalan. Keputusan yang ada biasanya dadakan dan terkesan tidak serius.

Misal saat akan memilih sekolah anak, maka dipilih secara sepihak dan biasanya terpaksa. Seperti keputusan memasukkan anak ke pesantren ketika tidak diterima di sekolah favorit atau pilihan pertama. Hingga yang ada bertambahnya barisan santri tragis,  bukan barisan santri idealis.

Keluarga Tipe Kuburan
Nah, sekarang kita banyangin kondisi kuburan yang hening, mencekam dan tidak membuat orang hidup betah.  Adalah gambaran keluarga yang minim komunikasi. Omongan hanya sedikit, tidak banyak, obrolan hanya satu arah tidak dialogis, dan tidak ada yang berani membantah. Keluarga seperti ini biasanya cenderung kaku, tegang dan tidak membuat nyaman yang tinggal di dalamnya.

Keluarga Tipe Rumah Sakit
Apapula ini? ya bayangin saja rumah sakit. Tempat dimana masing-masing bergerak karena ada kepentingan. Dokter dan perawat yang menjanjikan pelayanan perawatan kesehatan, sedang pasien yang berhajat untuk sehat dan sembuh.
Tipe keluarga seperti rumah sakit biasanya sering terdengar jasa-jasa dan pengaruh yang diungkit-ungkit. Orang tua merasa begitu berjasa dan menuntut anak untuk memberikan penghargaan dan penghormatan. Persis seperti tenaga medis yang merasa berperan besar dalam menyelamatkan pasien.

Keluarga Tipe Pabrik
Dalam sebuah pabrik yang dikejar adalah target-target. Yang dilakukan adalah kerja-kerja. Yang dibicarakan pun adalah upaya untuk mencapai target, hingga jika target tidak tercapai maka ada pemotongan gaji atau kompensasi lainnya.
Keluarga tipe pabrik adalah gambaran keluarga yang hanya mengejar keberhasilan secara fisik, atau materi. Dan saling menuntut hingga memberi beban pada anggotanya. Hal ini bisa mengakibatkan sikap egois, hilang empati, jauhnya rasa ingin menolong dan menilai segalanya dari segi materi. 


Bahaya Keluarga yang Tanpa Roadmap
Keluarga yang tidak punya visi misi pasti bergerarak secara random atau tanpa arah. Maka mudah bagi keluarga seperti ini untuk dibelokkan ke arah yanh tidak semestinya. Mestinya berkeluarga itu tidak hanya di dunia namun berkelanjutan ke syurga. Maka, berlakulah seperti orang-orang yang tersebut dalam QS. Al Qashsas ( 28 ): 77

وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ‌ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا‌ وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ‌ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."

Di ayat tersebut digambarkan bagaimana orang yang berorientasi akhirat, bukan sekedar dunia. Sehingga dia memanfaatkan dunia untuk beramal shalih, berbuat baik dan menjaga amanah-amanah Allah di muka bumi ini. Dan semua ini dimulai dari mengubah orientasi visi misi hidup ( berkeluarga ) ke arah akhirat ( sekeluarga di dunia dan di syurga ). Jika banyak orang yang mencari dunia dan tidak melupakan akhirat, bagi yang orientasinya sehidup sesyurga pasti akan fokus mencari kejayaan akhirat sedang dunia hanya selingan. Jangan dibalik yaa...

Keluarga Ideal dalam Al Qur'an
Dalam QS. Ali Imran : 33 disebutkan dua keluarga ideal yang bisa dijadikan teladan. Yaitu, keluarga dari kalangan nabi , keluarga Ibrahim as. Serta keluarga dari kalangan biasa, yaitu keluarga imran. 
Dari dua keluarga mulia ini, bisa diambil hikmah adalah sama-sama orientasinya akhirat. Begitupun dalam mendidik keturunannya. Sehingga kita mengenal Ibrahim as., sebagai abul anbiya bapaknya para nabi, dan keluarga Imran yang derajatnya terus naik karena melahirkan perempuan terbaik sekelas Maryam binti Imran dan laki-laki sekelas nabi yaitu Isa putra Maryam. 

Persamaan kedua adalah, dua-duanya selalu menempatkan ridha Allah sebagai yang utama. Sehingga walau diharuskan hidup dalam kondisi jauh dari nyaman apalagi ideal, mau mau saja asal Allah Ridha. Seperti yang dikatakan Hajar, seperi sikap Hannah ibunda Maryam dan Maryam sendiri.

persamaan ke 3 adalah diberi rezeki dari arah tak disangka dan tanpa perhitungan. Apa yang diminta langsung dihadirkan. Layaknya Hajar yang mendapat anugerah mata air zam zam nan berkah, juga Maryam yang mendapat buah-buahan dari langit  di meja makannya. MasyaaAllah tabarrakallah

Nah, semoga kita bisa meneladani keluarga yang sudah terbukti diridhai dan dicintai Allah Ta'ala. Wallahu a'lam bishowab.***


Minggu, 22 Mei 2022

Perumpamaan Dunia dalam Al Qur'an


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, semoga keselamatan senantiasa tercurah pada kita, aamiin

Hari ini kita akan mencoba tadabbur ayat Al Qur'an ya men temen. Ceritanya pagi hari saya diingatkan sebuah notifikasi dari channel youtube yang saya ikuti. Sebuah masjid yang cukup banyak melahirkan banyak program keren seperti Kelas Kisah Nabi yang sudah saya diikuti dari tahun kemarin. Itu pun saya mulai sudah masbuk, sudah sampai kisah Nabi Musa. Tapi gak papa, better late than never hehehe.

Tapi bukan kelas itu yang saya ingin ceritakan, tapi tentang video pendek yang menarik minat di bagian short video. Dari judulnya saja sudah menarik, perumpamaan dunia apalagi ketika kita menyimaknya. Yuk ikuti...

Dalam QS. Al Kahfi : 45, Allah SWT menjelaskan tentang perumpamaan dunia. Yaitu seperti air hujan, yang bisa menghidupkan dan menyuburkan tanah yang kering. Nah, hujan itu jika turun dalam intensitas yang pas maka akan sangat bermanfaat baik bagi manusia, tumbuhan dan hewan. Sebaliknya jika berlebih maka yang terjadi bisa malah bencana, seperti banjir bandang. Jika kurang pun akan menyebabkan kekeringan. 

Demikian juga dengan dunia, saat yang datang ke kita pas dan yang menerima juga adalah orang yang tepat maka akan sangay bermanfaay. Bahkan mendatangkan keberkahan ( kebaikan ) berlipay baik bagi dirinya maupun orang sekitanya. Misal, harta kekayaan yang diterima sahabat Ustman bin Affan ra., maupun Abdurrahman bin Auf ra., jumlahnya pas dengan usaha keduanya. Dan karena yang menerima sekualitas Ustman dan Abdurrahman, maka manfaat harta keduanya dirasakan oleh ummat Islam. Harta keduanya bahkan berefek bukan hanya di dunia tapi mengalir sampai akhirat, masyaaAllah Tabarrrakallah...

Namun contoh lain juga ada, orang yang diberi harta berlimpah tapi malah menjadi bencana buat dirinya, seperti Tsalabah dan Qarun. Dikisahkan keduanya awalnya adalah hamba Allah yang rajin beribadah. Dalam Kelas Kisah Nabi , Qarun dikisahkan sebagai seorang ahli Baitul Maqdis yang taat. Kesamaan lainnya, keduanya sama-sama minim dalam urusan harta. Hingga Allah datangkan harta berlebih dan tidak ada yang selamat dari keduanya. Qarun mati tertimbun harta -hartanya dan Tsa'labah zakatnya tidak diterima, nauzubillah.

Harta yang sedikit sering kali dianggap ujian sementra harta yang banyak tidak. Padahal sama saja, kedua-duanya adalah ujian. Contoh Mus'aib bin Umair ra., ketika belum masuk Islam adalah pemuda yang tampil trendi dan berasal dari kalangan bangsawan lagi hartawan. Nyatanya setelah masuk Islam, dia menjadi sosok yang sangat sederhana, bahkan saat gugur di medan perang pun tidak ada kain yang kayak menutupi badannya. Kalau diangkat ke bagian kepala terlihat kakinya pun sebaliknya, subhanallah...

Menempatkan Dunia Sesuai Karakteristiknya


Jika dunia dianggap seperti air maka kita bisa menempatkan sesuai karakteristiknya. Ibarat sedang berlayar menempuh samudra kehidupan maka kita akan selamat sampai tujuan selama air ada di bawah telapak kaki kita. Sebaliknya kita tidak akan pernah sampai ke tujuan akhir yang diinginkan jika air berada di atas kita. Karena saat itu terjadi berarti kita tenggelam. 

Maka begitulah memperlakukan dunia. Letakkan dia dibawah kaki kita artinya kita yang berkuasa atas dunia itu. Bukan sebaliknya bukan diatas kepala yang artinya hidup kita dikuasai dan diatur oleh harta duniawi. 

So.... tidak ada larangan orang Islam jadi orang kaya. Tapi jadilah orang kaya yang baik yang dicintai oleh Allah Swt. Tidak ada larangan juga menikmati dunia, asal tetap dalam koridor ibadah bukan dalam rangka mengikuti hawa nafsu atau trend semata. Apalagi sampai terlena dan tenggelam didalamnya. 

Allahu Akbar, begitu indah cara Allah membuat perumpamaan dan menjelaskan pada hambanya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dimudahkan menerima hidayahNya aamiin ya Rabbal 'alamiin...

Wallahu 'alam bishowab 
Semoga bermanfaat

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jumat, 20 Mei 2022

Mengingat Mudik Sejati Dari Fenomena Mudik Idul Fitri


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, semoga kesejahteraan dan keselamatan tercurah untuk kita semua.

Bada tahmid dan shalawat..
Bagaimana kabar teman-teman semua, mumpung masih Syawal, saya mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minkim shiyaamana wa shiyaamakum, minal aidzin wal faidzin. 

Satu yang paling terlihat di Idul Fitri kali ini adalah gelombang mudik besar-besaran. Setelah hampir 2 tahun adanya pembatasan karena pandemi covid, maka tahun ini kaum muslimin mendapat kesempatan untuk mudik kembali. Alhasil semua memanfaatkan, bukan hanya dari umat Islam tapi juga dari kalangan non Islam yang bisa jadi memanfaatkan untuk liburan kumpul dengan keluarga besar dan reuni dengan teman-teman.

Alhamdulillah, setelah 2 kali Lebaran tidak pulang tahun ini diberi kesempatan dan rezeki untuk bisa silaturrahmi lagi dengan orang tua, keluarga dan handai tolan di kampung. Anak-anak jelas yang paling hepi sih, karena mereka sudah membayangkan dapat salam tempel setelah 2 tahun krisis THR 😂😂😂. Ditambah mereka sudah kangen berat sama Mbah uti nya, satu-satunya orang tua yang masih ada di tengah-tengah kami.

Namun, saya dan suami juga wanti-wanti ke anak-anak, agar tidak salah niat pas mudik. Bisa-bisa kecewa kalau terlalu tinggi ekspektasi. Berharap dapat THR berlimpah tahunya zonk, sakitnya tuh tak berdarah lho...🤭. Pak suami malah menyiapkan sedikit wejangan untik disampaikan saat kumpul keluarga besar nanti. Intinya mengingatkan agar Lebaran itu bukan bubaran ( dari aktifitas ibadah di Ramadhan ), serta mengingatkan tentang mudik yang sejati.

Ya, kita semua akan 'mudik'  pada waktunya, ke kampung halaman asal kita. akhirat tepatnya syurga karena pertama kali Adam dan Hawa diciptakan lalu ditempatkan di Syurga.

Namun sedikit yang menyadari hal ini, bahkan banyak yang lupa. Sampai terlena dan terlalu betah hidup di dunia. Ya, kali ada manusia yang hidup abadi. Umur manusia jaman now itu ( Umat Rasulullah ) batasnya 63-70 tahunan. Itupun banyal yang enggak sampai. Banyak yang meninggal padahal masih muda, produktif lagi. Tapi kalau quota usia dah usai, kita bisa apa?

Fenomena Mudik
Mudik atau pulang kampung dari dulu punya makna yang sama. Yaitu kegiatan dimana manusia bergerak kembali ke tempat asal. Karena kebanyakan manusia urban asalnya dari kampung atau udik jadilah istilah pulang kampung atau mudik.

Setiap orang yang mudik pasti mereka melakukan persiapan. Bukan hanya tiket perjalanan, kendaraan, kesehatan, bekal selama di perjalanan juga jangan lupa oleh-oleh. Ada juga yang mempersiapkan penampilan, minimalnya bisa dipamerin ke keluarga di kampung kalau kesuksesan sudah diraih dengan tampilan trendy, glowing, bling-bling dan sejahtera ( bahasa halusnya kaya ).

Aktifitas yang dilakukan seputar mudik juga gak jauh-jauh dari holiday. Silaturahmi mah sebentar, liburannya yang gak kelar-kelar  Maka antrian macet pun pindah dari kota ke kampung, dari mall ke tempat wisata bahkan kuburan. Mirisnya tak terlihat sisa-sisa beramal di Ramadhan. Buktinya berburu kuliner jadi agenda wajib saat mudik, padahal baru beberapa hari berea menahan lapar dan haus, tapi gak ada efeknya sama sekali.

Mudik yang seperi ini biasanya hanya menghasilkan kerugian. Kesenangan bisa jadi dapay tapi beres itu apa yang didapat, hanya hati yang kosong dan malas beribadah. Naudzubillah kalau sampai jatuh sakit dan menghambat aktifitas.

Nah, agar tidak sampai kejadian seperti itu maka niatkan mudik memang untuk silaturahmi, untuk birrulwalidain, untuk mendapatkan ridha Ilahi. Hindari aifat6 berlebih-lebihan dalam hal apapun, karena itu adalah jebakan syaitan. ingat dan jaga terus apa yang kemarin diupayakan di Ramadhan, jangan dibubarkan apalagi dihilangkan kebiasaan baik itu. Karena yang ada nanti kebiasaan buruk yang merajalela.

Jika dapat uang THR, gunakan untuk hal yang bermanfaat. Jajan boleh tapi ingay jangan berlebihan. Syaitan itu tempatnya di perut yang penuh artinya yang selalu diisi dan dituruti keinginannya. Meski anak-anak dalam masa pertumbuhan pun saya tetap kasih 'rem' kalau urusan perut. Karena bukan hanya badan yang harus dibangun, tapi ada jiwa dan ruhani yang harus dibangun juga. Jadi kudu seimbang.

Mudik Yang Sejati
Dalam QS. Al Fajar : 27-30 jelas-jelas Allah menjelaskan tentang kampung halaman yang sejati yaitu syurga. Allah memanggil orang-orang yang sadar kampung halaman syuga itu dengan panggilan orang-orang yang berjiwa tenang ( nafsul mutmainnah ). Tenang disini bukan diam tapi lebih ke menunjukkan level keimanan dan kejiwaan seseorang. Bahwa orang yang memiliki jiwa yang tenang pasti imannya juga manteng ke Allah dengan kuat serta melakukan apapun berdasarkan tuntunan dari Al Qur'an dan Hadist Nabi.

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ

"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku." QS. Al-Fajr [89]: 27-30

Dalam kitab Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil, Al-Baghdadi ‎menjelaskan bahwa makna al-nafs al-muthmainnah adalah jiwa yang tetap ‎pada keimanan dan keyakinan, membenarkan firman Allah, meyakini bahwa ‎Allah adalah Tuhannya, tunduk serta taat kepada perintah Allah, ridla dengan ‎ketetapan (qadla) serta takdir (qadar) Allah, yang selamat dari adzab Allah, ‎yang selalu tenang dan damai dengan terus berdzikir kepada Allah.‎

Jiwa yang demikian inilah yang kelak ketika kembali kepada Allah akan ‎disambut dengan sapaan mesra: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada ‎Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam ‎jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku.”

Ibrahnya, jika untuk mudik pas Lebaran saja kita penuh dengan persiapan ini itu, apa kabar dengan mudik yang sejati. Pastinya harus lebih bersiap, dengan persiapan amal terbaik. Jangan sampai merugi, karena kalau mudik sejati tidak akan bisa balik lagi ke dunia. Tiketnya cuma sekali jalan, nah lho... 

Terus kalau tanpa persiapan kita mau mudik kemana? Karena hanya ada dua tempat di akhirat sana, kalau gak kembali ke syurga dengan disambut salam oleh para malaikat penjaganya. Ya, bakalan masuk neraka dengan seluruh hardikan, bentakan dan ancaman dari malaikat penjaganya juga, naudzubillah...

So, mumpung masih diberi waktu hidup yuk kita bersiap. Kalau kata Ust. Evi E, sih kalau utusan mudik sejati mah bukan pakai nomer antri, tapi nomer dudut. Random, yang muda bisa duluan dari yang tua. Yang sehat bisa lebih dulu ketemu ajal dari pada yang sakit-sakitan. Makanya bersiap-bersiap dengan amal terbaik, dengan amal istimewa yang dipersiapkan di dunia ini.

Wallahu'alam bishowab.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Rabu, 08 Desember 2021

Ibrah Dakwah Nabi Ilyas as., pada Kaum Funicia

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Alhamdulillah wa syukurillah,  akhirnya kelas kisah nabi sampai juga ke Nabi Ilyas alaihissalam. Setelah dibawa ke dunia fantasi tapi nyata di kisah Nabi Sulaiman as., sekarang kita kembali kepada nabi dari Bani Israil yang silsilahnya akan bertemu pada Nabi Harun as.

Nabi Ilyas secara nasab ada beberapa pendapat tapi semuanya bertemu pada Nabi Harun bin Imran. Pendapat pertama Ilyas bin Yasin bin Fanhash bin Aizar bin Harun. Pendapat kedua adalah Ilyas bin Azir bin Aizar bin Harun bin Imran. 

Berdasar QS. As Shaffat : 123-132, Nabi Ilyas as., diutus pada kaum Funicia (  Ba'labak ) yang berada di sebelah barat Damaskus. Kaum ini menyembah patung Ba'al. Nah, ada beberapa pendapat juga nih tentang Ba'al ini. Ada yang menyebutnya sebagai sebagai patung wanita, tapi pendapat lain Ba'al itu awalnya adalah orang shalih yang doanya selalu dikabulkan oleh Allah Swt. karena menjaga apa-apa yang dimakan, dan dikenakannya halal, baik secara fisik maupun cara mendapatkannya. 

Sepintas mirip-mirip kisah Bal'am ya... wallahu a'lam bishowab. Lanjut saja ya men temen. Kita ambil dari pendapat kedua ini ya, yang menyatakan Ba'al dulunya adalah orang yang sangat shalih. Nah, setelah Ba'al ini meninggal, orang yang mengaguminya merasa kehilangan lalu mulai membuat benda-benda yang awalnya sebagai obat rindu. Lama-lama oleh generasi selanjutnya malah disembah, dipuja, dipinta layaknya  tuhan.

Nah, ibrah dari kisah Ba'al ini, sekagum apapun, sesuka apapun, secinta apapun kita pada idola jangan sampai membuat lukisan atau patung untuk mengenangnya. Kalau mau cukup kenang dengan doa dan ikuti perilaku shalihnya oke...


Dakwah lama tak mendapat pengikut
Nah, ternyata bukan hanya Nabi Nuh as., yang lama berdakwah dengan hasil sedikit. Begitupula dengan Nabi Ilyas. Terlebih di masa Baklabah 1. Di masa penguasa ini, gerak dakwah Nabi Ilyas betul-betul sulit. Ancaman demi ancaman diberikan hingga orang-orang yang simpatik terhadap dakwah Nabi ilyas pun tidak berani muncul. Bahkan keselamatan Nabi Ilyas dipertaruhkan.

Raja Baklabah 1 tak segan-segan menyuruh pasukannya untuk mengepung rumah Ilyas as. Setelah dikepung rencananya akan dibakar hingga bangunan dan penghuninya hancur. Rencana ini diketahui oleh Allah Swt., dan Jilbab menyelamatkan Ilyas as. dengan cara mengeluarkan beliau ketika hari masih sore.

Dalam perjalanan bertemu dengan sepasang suami istri yang memiliki seorang anak ( berusia sekitar 7-9 tahun ) yang sedang sakit. Nabi Ilyas menawarkan mendoakan kesembuhan si anak. Atas ijin Allah Swt.,  anak itu sembuh dan diminta oleh Nabi Ilyas untuk diangkat jadi muridnya dan berganti nama menjadi Ilyasa.

Menyiapkan Generasi Penerus ( Ilyasa )
Dalam kisah Nabi Ilyas as., tidak ditemukan dasar hadist riwayat tentang penikahan atau rumah tangga beliau. Tapi ada tokoh Ilyasa yang kelak menjadi nabi dan rasul juga yang merupakan kadernya, atau penerus misi hidupnya sebagai nabi dan rasulnya Allah Swt.

Nabi Ilyas kembali ke negeri Baklabah dan bersembunyi di Gunung Kasium. Di Gunung ini, Nabi Ilyas dan Ilyasa ( waktu itu belum jadi nabi ) tinggal di sebuah gua selama 10 tahun. Nabi Ilyas mendidik Ilyasa seluruh ajaran kenabiannya baik secara teori maupun praktek.

Ada satu rahasia dari angka 10. Jadi untuk menjadi ahli, maka belajarlah selama 10 tahun, dan itu sudah dibuktikan oleh para nabi. Masih ingat kan Nabi Musa membayar mahar dengan mengembalakan kambing Nabi Syuaib selama 10 tahun ( awalnya 8 tahun lalu disempurnakan menjadi 10 tahun). Ingat juga kisah Daud as., yang belajar ketapel sejak usia 6 tahun, dan melawan Jalut saat usianya 16 tahun. Dan kini Nabi Ilyas mendidik Ilyasa pun selama 10 tahun.

Dakwah menghasilkan 10 ribu pengikut
Setelah 10 tahun, Nabi Ilyasa turun gunung dan kembali melakukan dakwah dibantu oleh sang murid. Negeri Funicia sudah berganti raja yaitu Baklabah II, yang tidak tahu atau tidak mengenal siapa itu Nabi Ilyas. Inilah yang membuata dakwah Nabi Ilyas diterima tanpa banyak hambatan hingga ummat mencapai angka 10 ribu orang.

Oleh orang-orang pengikut setia ayahnya ( Baklabah 1 ), Raja Baklabah II diprovokasi untuk kembali menangkap Nabi Ilyas. Pengikutnya juga ditakut-takuti, diancam agar kembali murtad. Tapi masyaa Allah, para muallaf ini tidak ada satupun yang murtad walau harus menghadapi ancaman pancung dari prajurit raja.

Melihat kondisi ini, ada kebanggaan dan kebahagiaan pada Nabi Ilyas. Bangga dan bahagia karena kekuatan iman kaumnya. Tapi dilain sisi beliau juga memikirkan keberlangsungan dakwah ini, hingga memutuskan untuk menyerahkan diri. Sedangkan Ilyasa tetap di gua di gunung Kasium.

Nabi Ilyas diselamatkan oleh Jilbril sebelum dipancung dan dibawa ke langit. Tidak ada riwayat yang menjelaskan langit ke berapa. Tapi tidak membenarkan juga kalau sekarang Nabi Ilyas masih hidup. Nabi Ilyas sudah diangkat oleh Allah ke langit, itu saja.

Ibrah yang bisa dipetik, seorang guru yang hebat adalah guru yang menyiapkan penggantinya.Agar ilmunya tetap bisa diajarkan dan menjadi bermanfaat untuk ummat. Seorang Dai yang hebat jangan hanya bisa orasi, tapi catatlah dalam sebuah buku atau kitab yang bisa dibaca ummat yang bahkan tidak akan bertemu dengannya.

Siapkan lah penerus dakwah yang terbaik yang bisa berorasi juga bisa menulis sebuah kitab atau buku. Wallahu a'lam bishowab.

Sumber :
Kishashul Anbiya Ibnu Katsir
Kelas Kisah Nabi by Muslim United ( Ust. Pago Herdian )

Senin, 07 Desember 2020

Gadget dan Generasi Milenial


Ahad kemarin, 6 Desember 2020 webinar parenting yanh direncanakan kawan-kawan di Rumah Muslimah Juara Alhamdulillah sukses terlaksana. Hujan dari semalam seolah menjadi uji keberanian dan juga ketawakalan kepada panitia dan petugas yang tetap offline. Artinya tetap datang ke tempat diadakan syuting untuk kegiatan webinar. 

Mendekati waktu acara, dag dig dug pastinya. MC belum juga datang. Mungkin masih terjebak hujan yang masih setia turun dari subuh. Begitupun dengan tim IT yang harus bermotor ke on the spot. Baiklah, keep possitive thinking. Misuh-misuh gak ada manfaat, bikin senewen sih iya. Saatnya meyakini ini qudrat iradat Allah yang harus diterima dengan lapang dada.

Lanjut ya..

Di menit- menit terakhir petugas semua datang, Alhamdulillah. Tenang walau persiapan masih belum 90%. Gak papa..., MC diminta cuap -cuap dulu setelah tarik nafas hehehe. Dan Bismillah, jam sembilan lebuh acara dimulai. Dan semua dilancarkan walau jauh dari kata perfect. Aih... siapalah kita yang hanya makhluk lemah. Sempurna itu milik Allah lah...

Saya memang berniat tidak berpanjang lebar memberi sambutan di acara tersebut. Hanya mengingatkan bahwa kunci penting dari mendidik generasi milenial yang sejak dalam kandungan saja sudah kenalan deng an gadget, kecil-kecil sudah lincah memainkan hape dibanding orang tuanya, adalah kemauan dari orang tua untuk senantiasa memperbaiki diri. Seperti yang dikatakan oleh Imam Al Ghazali .


Menjadi orang tua itu belajarnya sama panjangnya dengan usia si anak. Iman dan ilmu jelas bekal terbaik. Maka carilah ilmu yang bisa digunakan untuk memperbaiki diri, bukan untuk merasa diri lebih baik dari orang lain ( ana khairu minkum ). Yakinkan bahwa Allah sudah menyiapkan kita menjadi oran tua dengan juklaknya yaitu Al Qur'anul Karim.  Maka jangan pernah ragu mencari jawaban dari setiap permasalahan baik dalam mendidik anak maupun hidup dalam Al Qur'an. Karena Al Qur'an itu cocok untuk manusia di segala zaman.


Ditambah mau berupaya terus menerus. Zaman now memang zaman segala serba instan. Tapi dalam urusan ibadah jangan berpikir asal jadi. Karena Allah tidak melihat hasil tapi proses dari yang kita lakukan. Jika anak diingatkan susah nempelnya, anggaplah sedang dikasih ladang amal yang luasnya gak ketulungan. Sedih, kesal manusiawi kok. Agar tidak jadi kecewa bahkan sampai putus asa, maka iringi langkah dan upaya diri dengan doa. Bukankah Ibrahim as., berdoa ketika memohon agar keturunannya menegakkan shalat? Bukankah Zakaria as., berdoa agar diberi keturunan yang baik yang shalih? 


Berdoa juga menghindarkan kita dari ujub dan sombong. Ingat keberhasilan mendidik anak bukan lahir dari tangan sendiri. Tapi ada peran dari lingkungan, pendidik, teman dan juga keluarga.


Nah, bagi yang belum ikutan acaranya bisa lihat di youtube Yayasan Juara Insan Mandiri. Stay tune yaa. Semoga bermanfaat .***



Jumat, 25 September 2020

Gejala Alergi yang Harus Dikenali

             Dokumentasi guesehat.com


Beberapa waktu lalu, saya mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh klinik Dokter Kita. Temanya betul-betul saya butuhkan, mengingat di rumah pak suami memang didiagnosa memiliki rhinitis alergi. Banyak yang belum tahu bahwa rhinitis itu bukan pilek menahun, walau gejalanya bisa jadi terlihat sama. Seperti bersin-bersin, keluar ingus bening sampai badan yang terlihat kurang fit. 

Awalnya saya juga bingung melihat kebiasaan pak suami, bersin -bersin di pagi hari, dan bersinnya itu beruntun, susah untuk berhenti. Tubuh gampang drop terutama saat kelelahan, musim hujan atau terpapar debu dan bau yang menyengat. Karena penasaran dan tidak mau minum obat flu terus meneruas, kita pun periksa ke dokter THT dan kenallah dengan namanya Rhinitis Alergi. Karena penyebabnya alergi maka perlu diketahui juga apa sih yang jadi pemicunya. Apa debu, serbuk bunga, bulu binatang, suhu ekstrim misal terlalu dingin atau panas,makanan tertentu dan masih banyak lagi. 

Alergi memang terkesan sepele, tapi menyusahkan jika tidak dikenali dan ditangani dengan baik. Terlebih alergi ini bisa diturunkan lho, jadi bukan hanya harta, uang, tanah atau rumah saja yang bisa diwariskan. Tapi penyakit ataupun alergi bisa diturunkan. Jadi, tidak usah heran jika seorang ayah atau ibu yang memiliki alergi saat mendapati anak memiliki alergi yang sama bisa juga berbeda dengan gejala yang berbeda juga 

Gejala yang umum seperti bersin-bersin, gatal di kulit, bercak merah, mata berair, bengkak di wajah, kebas di tangan. Ada juga gejala yang sering dianggap bukan karena alergi yaitu gatak di daerah bawah mata, gatal di hidung bahkan gatal di dalam telinga. Nah, pada kasus pak suami, kebiasaan bersin di pagi hari, meler sampai badan berasa kehilangan energi ternyata muncul pada anak laki-laki pertama. Dan gejala itu makin terlihat saat si anak sekolah di pondok pesantren tang lokasinya di dataran tinggi dengn suhu dingin.

Satu lagi gejala yang terlewati adalah seringnya merasa telinga gatal. Awalnya saya hanya mengira memang karena ada kotoran atau air masuk saat mandi atau renang. Gejala ini tampaknya mulai muncul saat si anak di pondok pesantren hingga saat pulang saya heran kok rajin amat bersihin telinga. Dia malah sering cari cari cotton bud yang sebelumnya tidak pernah tersedia di rumah ( atas saran dokter ). Ternyata, saat di pondok si anak beli sendiri dan setiap telihganya terasa gatal maka dia bersihkan dengan cutton bud.  Yang berakibat telinganya iritasi bahkan sampai luka, subhanallah.

Saat anak mengeluh telinganya sakit, saya pun kontak lagi klinik Dokter Kita yang memang mempunyai pelayanan dokter THT. Janji dibuat dan karena masa pandemi maka pemeriksaan dilakukan via video call.  Dan saya diingatkan lagi tentang gejalq sepele yang sering tidak dikenali seperti sering gatal di telinga sebagai bagian dari gejala rhinitis alergi. Sekaranh sudah dalam masa pengobatan selama 3 hari, dapat obat antibiotik, pereda sakit, obat tetes telinga dan obat anti alergi. 

Dan pesan dokter yang paling kena adalah, " Jaga tangan untuk tidak ngoprek atau korek korek telinga saat terasa gatal, karena alergi tidak akan hilang." Upayakan untuk hidup sehat, rutin olah raga, makanan bergizi, minum vitamin agar imunitas tubuh oke sehingga tubuh pun lebih fit dan kuat terhadap pemicu alergi.

Semoga cepet sembuh Aa, dan satu lagi pelajaran buat kami yang memang memiliki riwayat alergi dalam keluarga. Semoga bermanfaat...


Rabu, 27 November 2019

Menuliskan Secuil Syurga Di Rumah

Assalamu'alaikum...

Mau menceritakan buku solo saya yang terbit bulan Desember 2018 kemarin. Wah, telat banget deh si Mak ini wakakakak. Dah hampir setahun tuh. Emang selama ini lebih banyak dikenalin di FB maupun IG. Tapi ya daripada daripada tidak sama sekali yuk walaupun telat dikepoin saja ya😂.

Jujur nih nulis buku tentang birrul walidain ini adalah sebentuk pengingat untuk diri saya sendiri pada khususnya, dan untuk para pembaca cilik saya juga pada umumnya. Memang buku ini untuk anak-anak. Bergenre islami. Dengan ilustrasi ciamik dari seorang mojang Bandung yang bernama Dinar. Buku ini berjodoh dengan penerbit Elex Media

Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya. (HR. Ahmad 28276, Turmudzi 2022, Ibn Majah 3794, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Read more https://konsultasisyariah.com/24268-orang-tua-pintu-surga-paling-tengah.html
Dari Abu Darda ra., Rasulullah berpesan:
"Orang tua adalah pintu syurga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya." HR. Ahmad, Thurmudzi

 Dalam menjelaskan hadist ini, ulama berpendapat bahwa banyak jalan untuk masuk syurga. Tapi jalan yang paling nyaman adalah jalan tengah yaitu melalui keridhaan orang tua. Dengan apa? denganmemberikan hak-hak orang tua.

Nah, berbicara mengenai hak orang tua, maka perlakukan diri sebagai anak. Artinya, kewajiban seorang anak terhadap orang tua. Jujur saya jadi ingat beberapa hari yang lalu si pengais bungsu dapat peer dari sekolahnya tentang hak anak dan kewajibannya pada orang tua. Qadarullah juga tema hak dan kewajiban ini nyambung juga dengan taklim ahad pagi di rumah.

Seperti biasa saya minta si anak mikir dulu. Dan jawaban pertama yang keluar adalah mentaati perintah orang tua. Yes, betul tapi perlu ditambah dalam urusan yang makruf dan tidak mendurhakai Allah. Artinya, kalau perintah orang tua tersebut bisa membuat Allah tidak suka apalagi sampai murka yaaa... tidak perlu diikuti. Misal, perintah untuk berbohong, mencuri atau membuka aurat.

"Lalu hak anak apa?" Si bocah sudah tidak sabar untuk mengetahui apa yang akan didapatnya jika sudah mentaati orang tua.
"Pastinya, disayang dan dididik agar mengenal Rabbnya oleh orang tua."
Di sini saya juga menerangakan bahwa disayang itu bukan berarti semua yang diminta anak dikasih. Karena orang tua itu bukan doraemon yang setiap kali Nobita merengek langsung ngeluarin alat dari  kantong ajaibnya. Disayang bisa juga dengan diingatkan bahkan ditegur.

"Trus apa lagi?"
"Menurut Mas apa?"
"Mendoakan orang tua?"
"Bisa.., emang mas rajin mendoakan ayah ibu?"
"Kadang-kadang sih..." ujar si bocah jujur.
"Kalau ayah ibu Insya Allah selalu mendoakan mas, dan anak-anak ayah ibu.Bahkan saat memilih nama buat kalian pun, itu adalah doa."

Umar bin Khattab ra., pernah menjelaskan bahwa hak anak dari orang tuanya ada 3 , yang pertama dipilihkan ibu yang baik ( shalihat ), mendapat pendidikan tentang al quran dan diberi nama yang baik.

Dan sebenarnya masih banyak juga kewajiban anak kepada orang tua, termasuk membantu, meringankan bebannya, merawatnya saat orang tua sudah lemah. Untuk yang terakhir ini memang perlu kesabaran tingkat tinggi, karena seperti  sudah diketahui bahwa semakin sepuh orang akan bertingkah seperti anakanak. Bisa disebut disitulah ujiannya.

Nah, buku cantik ini menceritakan kisah-kisah birrul walidain yang mewakili setiap zaman. artinya bukan hanya jaman old saja lho, tapi masih ada kok kisah- kisah birrul walidain di zaman kekinian yang sangat menyentuh hati, membuat haru. Menarik kan..? Membacakan kisah-kisah di buku ini, saya aja sering mewek, terharu. Bisa sekalian membangun bonding dengan anak kalau dibacakan oleh ibu atau ayah kepada buah hatinya.

Nah, semoga bermanfaat yaa...
Wallohu a'lam bisshowab

wa'alaikum salam...

Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya. (HR. Ahmad 28276, Turmudzi 2022, Ibn Majah 3794, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Read more https://konsultasisyariah.com/24268-orang-tua-pintu-surga-paling-tengah.html
Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya. (HR. Ahmad 28276, Turmudzi 2022, Ibn Majah 3794, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Read more https://konsultasisyariah.com/24268-orang-tua-pintu-surga-paling-tengah.html


Jumat, 05 Juli 2019

Agar Tak Pusing Memilih Sekolah untuk Anak

Hasil gambar untuk sekolah
https://settlersindia.com/sites/default/files/building-1400x1051.jpg



Assalamu'alaikum men temen...

Alhamdulillah, kabar baik kan? Setelah kesibukan idul Fitri disambung halal bihalal dari mulai tingkat keluarga besar, RT, RW sampai komunitas tempat beraktifitas kini mulai fokus lagi pada apa yang di depan mata. Bagi yang tahun sekarang memasukkan anak-anak ke sekolah baru ( langsung ngacung tinggi-tinggi), maka selamat kita satu gerbong hehehe. Karena tahun sekarang dua anak yang jadwal masuk sekolah baru, satu masuk SD satu lagi masuk SMP. 


Saya yakin seyakin- yakinnya, setiap orang tua pasti ingin memasukkan anak mereka ke sekolah terbaik. Karenanya saya menghargai pilihan yang diambil setiap orang tua. Bagi yang berusaha memasukkan anaknya ke sekolah negeri dan harus pusing dengan zonasi, percayalah I feel u. Pernah merasakan di posisi yang sama. Mules sampai hari pengumuman tiba. Ngencengin doa di setiap sepertiga akhir malam. Pasrah seikhlas-ikhlasnya pada hasil yang akan di dapat. Toh, semuanya sudah tertulis di Lauhful Mahfudz.

Sedang yang memilihkan sekolah swasta untuk anak-anaknya, kita juga segerbong Mak! Karena beberapa pertimbangan akhirnya memilih memasukkan anak ke sekolah swasta baik itu fullday maupun boarding ( pondok pesantren). Merasakan pusing karena melihat deretan angka untuk biaya pendidikan yang tiap tahun pasti ada kenaikan. Memperkuat usaha, menambah permintaan pada Sang maha Kaya Allah Al Ghani.

Mencari sekolah yang tepat dengan bakat minat dan kebutuhan anak memang susah susah gampang. Perlu maju mundur, saling menempelkan kepala dan tangan, seiring sejalan antara ortu dan anak. Biar semua pihak bisa saling mendukung dan bersinergi jika nanti akhirnya si anak belajar di sekolah impiannya. Makanya, jauh- jauh hari saya sudah mecari-cari kriteria yang bisa dijadikan acuan memilih sekolah. Diantara seperti di bawah ini :


1. Sekolah memikili visi yang sama dengan visi pendidikan keluarga
sebenarnya tugas mendidik anak ada di pundak orang tua. Sekolah harusnya disikapi sebagai bantuan dalam memberikan pendidikan yang terstruktur dan terkurikulum bagi anak. Karena itu pendidikan di sekolah harus sejalan dengan pendidikan di rumah. terutama dalam hal yang dasar seperti aqidah dan visi misi pendidikannya.
 
Jangan sampai kita memilih sekolah yang visinya malah bertolak belakang sengan misi keluarga kita. Termasuk dalam hal ini adalah jangan sampai kita memilih sekolah bagi anak yang berpotensi merusak aqidah. Itu malah yang paling pokok yang saya pegang. Makanya ketika survey sekolah yang paling ditanya duluan ya visi misi sekolah. Walaupun namanya islami kalau visi misinya gak jelas apalagi ditengarai memiliki penyusupan aqidah ya langung coret pake tinta merah. Meskipun secara kualitas akademis maupun fasilitas jempolan, no way.


2.  Perhitungkan keuangan
Meski uang bukan segalanya, tapi segalanya bakalan lebih lancar jika ada uang ya kan. Nah, itu juga perlu kita lihat masalah biaya pendidikan. Pastikan kita siap dan mampu mengeluarkan sekian rupiah untuk sekolah anak. Artinya, jangan juga kita memaksakan diri yang membuat kondisi keuangan keluarga dalam zona bahaya. Pikirkan baik-baik dampak positif maupun negatifnya. Jangan sampai kita mengambil jalan curang karena itu jelas-jelas bertentangan dengan tujuan mendidik anak. 


3. Diskusikan dengan anak
karena yang akan menjalani anak, maka mintalah pendapat dia tentang sekolah seperti apa yang di inginkan. Apakah sekolah umum, sekolah berbasis agama. sekolah negeri, sekolah swasta. Atau pilih fullday atau boarding school? Setelah itu baru orang tua memberi masukan kepada anak jika ternyata pilihan orang tua berbeda dengan anak. 

Biasanya kurleb satu tahun saya kasih waktu untuk anak memilih dan menentukan sekolah seperti apa yang dia inginkan. Seperti saat anak mau lulus SD, di awal semester saya sudah membuka pembicaraan tentang SMP. di semester dua biasanya kerjasama dengan sekolah untuk menyesuaikan denganbakat minat anak. Jadi orang tua mendapatkan banyak data untuk menentukan sekolah yang tepat dan bisa mengakomodir semua kebutuhan anak.


4. Cari tahu kelebihan dan kekurangan sekolah
Karena tidak ada sekolah yang sempurna, ya jangan dicari. Tapi carilah yang mudaratnya lebih kecil. Bisa dengan mengadakan kunjungan ke sekolah yang dimaksud. Bertanya pada alumni sekolah tersebut, bisa juga bertanya ke tetangga kanan kiri. Yang perlu diingat kita mencari kelebihan bukan untuk menjadi tekad agar bisa masuk ke sekolah tersebut. Demikian juga mencari kekurangan bukan untuk menjatuhkan .


5. Kenali juga lingkungan sekolah
Ini juga perlu dikenali ya men temen. Karena faktor lingkungan itu sangat berperan dalam membentuk perilaku anak. Pernah mendengar keluhan orang tua yang anaknya berubah sejak masuk ke sekolah baru. Mulai merokok, rambut dicat, dan sering banget pulang jauh melebihi jam sekolah. Setelah diteliti ternyaat si anak terpengaruhi oleh lingkungan sekitar sekolah. Ada juga anak yang tiba-tiba mogok sesekolah. Ternyata oh ternyata karena si anak takut setiap hari kena palak dan bully karen alingkungan sekolahnya terkenal tempat biasa tawuran antar pelajar. 


6. Fasilitas sekolah
Bukan hanya fasilitas di dalam sekolah seperti laboratorium, perpustakaan, lapangan, ruang ini itu, tapi saya juga memikirkan jalur transportasi anak. Kalau sekolahnya cukup jauh ( kadang jarak di peta dengan kenyataan suka beda hehehe ), pastikan apa sekolah punya layanan jemputan atau tidak. akan berbeda jika anak sudah besar dan bisa menggunakan transportasi umum atau bus sekolah.  Jangan sampai anak kesulitan mencapai sekolah hanya karena kita mengejar mutu dan kualitas sekolah. Anak bisa merasa bosan dan malas ke sekolah. Lebih parah lagi kalau anak sampai merasa tidak punya tenaga karena sudah terkuras selama perjalanan menuju sekolah. Percaya deh, itu juga bisa menyebabkan masalah pada anak.

Nah, itu yang bisa saya tulis di postingan ini Semoga bermanfaat yaaa

Wassalamu'alaikum bye bye men temen...

Selasa, 29 Januari 2019

7 Manfaat Mendongeng atau Membacakan Buku Cerita untuk Anak

picture by google



Salam teman- teman semua, jumpa lagi di tahun 2019 nih! 
Masyaa Allah, waktu memang cepat sekali bergerak ya.  Mau diisi dengan kegiatan bermanfaat maupun tidak namanya waktu tidak pernah kembali. Bergerak maju tidak pernah mundur. Maka jangan sampai waktu yang sudah dijatah oleh Sang Khaliq malah berlalu sia-sia, asli merugi namanya.


Di awal tahun 2019 ini agenda yang baru saja saya ikuti adalah Program Pembekalan bagi Pengajar Taman Pendidikan Al Qur'an. Acaranya yang memang sangat dibutuhkan untuk mengupgrade pemahaman, semangat bahkan spirit para pengajar di TPA Al Ukhuwah ini memang sudah dirancang sejak akhir Desember tahun kemarin. Qadarullah, baru terlaksana pada tanggal 22-23 Januari kemarin. Penginnya sih lama dan materinya juga komplit, tapi menimbang ini itu akhirnya diputuskan hanya dua hari dengan memberikan 4 materi yang harapannya bisa jadi pegangan atau dasar dalam memberikan pengajaran pada anak-anak TPA. 

doc pribadi
Selain sebagai peserta, saya juga dipercaya untuk memberi pelatihan cara mendongen yang menarik. Katanya sih, ini masih katanya lho cara saya mendongeng menarik. Bahkan bagi guru-guru yang kebetulan ikut bareng juga katanya seru. Walaupun bagi saya itu sih hanya hasil dari sebuah proses panjang yang saya lakoni sejak si sulung lahir. Terlebih karena saya juga penulis buku anak maka membaca cerita anak memiliki keasyikan tersendiri. Dan saya ingin membaginya kepada anak-anak.

Sebelum berpanjang lebar tentang tips mendongeng yang menarik, sebaiknya cekidot dulu yuk menfaat dari mendongeng. Yuk yuk yuk...!


7  Manfaat Mendongeng atau Membacakan Cerita 

Hampir semua pakar parenting sepakat bahwa mendongeng adalah satu metoda mendidik yang sangatbaik. Juga memberikan dampak positif dalam tumbuh kembang anak. Orangtua bisa menanamkan sifat-sifat dan karakter baik melalui cerita. Berikut beberapa manfaat yang bisa didapat dari mendongeng atau membacakan cerita untuk anak .

1. Membangun Bonding ( Kedekatan ) Anak dengan Orangtua
Setelah seharian sibuk dengan aktifitas masing-masing maka momen mendongeng atau membacakan cerita akan mencairkan suasana di rumah. Anak merasa disayang, diperhatikan karena bisa berdekatan dengan orangtua. Hal ini akan membuat ikatan batin, kedekatan serta kepercayaan anak pada orangtua terjalin dengan baik. Sehingga saat anak merasa dekat dengan orangtua, akan akan lebih berani mengungkapkan perasaan ataupun apa yang dialaminya karena merasa aman dan nyaman.

2. Menumbukhan Daya Imajinasi
Imajinasi sangat penting dalam perkembangan daya pikir anak. Imajinasi akan membuat anak kreatif sehingga akan bersemangat atau terdorong menemukan solusi saat menghadapi masalah. Imajinasi juga memudahkan anak-anak memahami jalan cerita, sehingga anak akan belajar berlogika atau mengetahui sebab akibat. Dari dongeng yang didengar akan menambah kekayaan kosakata anak-anak. Sehingga mereka mudah berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan maupun pendapat kepada orang lain.



3. Menambah Wawasan Anak
Ketika mendengarkan cerita maka banyak informasi baru yang didapat oleh anak-anak. Mereka lebih mudah dibawa masuk ke dalam dunia baru. orangtua bisa menderitakan tentang sejarah, binatang, tumbuhan, manusia bahkan tentang Sang Khaliq.


4. Menumbuhkan Minat Baca
Mengajari anak membaca tidak menjamin anak memiliki minat baca tinggi. Terlebih jika kemampuan membaca hanya untuk memenuhi syarat masuk sekolah tertentu. Sementara mendongeng atau membacakan cerita akan membuat anak terpacu mendongengkan ke orang lain, sehingga dia pun akan terpacu untuk menambah bacaannya.


5. Menanamkan Pesan-pesan Positif  pada Anak
Dengan mendongeng pendidik atau orang tua bisa menanamkan pesan-pesan moral yang baik tanpa terkesan memaksa apalahi menggurui. Anak cenderung lebih mudah menerima dan mengikuti sifat serta karekter baik di tokoh cerita yang didengarnya. Karena itu sebaiknya, hindarkan membacakan cerita dari tokoh yang awalnya suka berbuat buruk lalu di akhir cerita berbuat baik, karena akan membuat si anak berpikir  boleh berbuat buruk asal nanti berbuat baik. Sebaiknya berikan cerita yang mengandung pesan moral positif saja jauh dari upaya atau trik tipu-tipu. Dongeng seperti si kancil mencuri timun sebaiknya diubah jalan ceritanya, karena ada pesan negatif yang bisa diikuti oleh anak yaitu mengambil milik orang lain dan upaya tipu menipu walau dibungkus kecerdikan.


6. Belajar Mengenali Emosi
Saat mendengar cerita anak akan bejar tentang berbagai emosi yang dirasakan si tokoh. Anak tahu sedih saat kehilangan sesuatu atau disakiti. Anak juga bisa belajar bahagia saat mendapatkan apa yang selama ini dicita-citakan.


7. Melatih Daya Ingat
Saat dibacakan cerita anak-anak akan berkonsentrasi sekaligus mengingat-ingat dari nama si tokoh sampai jalan cerita. Dan saat mereka lupa atau merasa ada yang tidak paham akan memancing untuk bertanya tentang banyak hal. Atau cobalah sekali-kali menanyakan ulang cerita atau dongeng yang sudah diberikan oleh Ayah Bunda. Itu juga bisa dijadikan metoda mengasah daya ingat dan konsentrasi anak.

Tips Mendongeng  atau  Membacakan Buku Dongeng dengan Mudah

( By Rona Mentari – Juru Dongeng Keliling )

Nah, agar kita bisa nyaman dalam mendongeng bahkan menarik, yuk belajar dari tips-tips dibawah ini. Lalu, selamat beraksi ya teman-teman :)
 



1. Pastikan buku yang akan dibacakan atau didongengkan sudah dibaca sebelumnya. Bisa dua atau tiga kali, sehingga tokoh dan isi cerita sudah dipahami.


2. Baca judulnya dengan tepat dan siapa pengarangnya. Maksudnya agar anak belajar sastra


3. Pastikan posisi buku dengan tepat, yaitu menghadap ke pembaca. Sehingga anak-anak melihat isi buku dan tidak penasaran.


4. Mainkan vokal dan intonasi suara anda, untuk membedakan tokoh satu dengan tokoh lainnya. Hal ini akan memudahkan anak mengenal tokoh.


5. Interaksi dengan anak, bisa dengan menanyakan dari kalimat di buku yang dibaca.***