Jumat, 05 Juli 2019

Agar Tak Pusing Memilih Sekolah untuk Anak

Hasil gambar untuk sekolah
https://settlersindia.com/sites/default/files/building-1400x1051.jpg



Assalamu'alaikum men temen...

Alhamdulillah, kabar baik kan? Setelah kesibukan idul Fitri disambung halal bihalal dari mulai tingkat keluarga besar, RT, RW sampai komunitas tempat beraktifitas kini mulai fokus lagi pada apa yang di depan mata. Bagi yang tahun sekarang memasukkan anak-anak ke sekolah baru ( langsung ngacung tinggi-tinggi), maka selamat kita satu gerbong hehehe. Karena tahun sekarang dua anak yang jadwal masuk sekolah baru, satu masuk SD satu lagi masuk SMP. 


Saya yakin seyakin- yakinnya, setiap orang tua pasti ingin memasukkan anak mereka ke sekolah terbaik. Karenanya saya menghargai pilihan yang diambil setiap orang tua. Bagi yang berusaha memasukkan anaknya ke sekolah negeri dan harus pusing dengan zonasi, percayalah I feel u. Pernah merasakan di posisi yang sama. Mules sampai hari pengumuman tiba. Ngencengin doa di setiap sepertiga akhir malam. Pasrah seikhlas-ikhlasnya pada hasil yang akan di dapat. Toh, semuanya sudah tertulis di Lauhful Mahfudz.

Sedang yang memilihkan sekolah swasta untuk anak-anaknya, kita juga segerbong Mak! Karena beberapa pertimbangan akhirnya memilih memasukkan anak ke sekolah swasta baik itu fullday maupun boarding ( pondok pesantren). Merasakan pusing karena melihat deretan angka untuk biaya pendidikan yang tiap tahun pasti ada kenaikan. Memperkuat usaha, menambah permintaan pada Sang maha Kaya Allah Al Ghani.

Mencari sekolah yang tepat dengan bakat minat dan kebutuhan anak memang susah susah gampang. Perlu maju mundur, saling menempelkan kepala dan tangan, seiring sejalan antara ortu dan anak. Biar semua pihak bisa saling mendukung dan bersinergi jika nanti akhirnya si anak belajar di sekolah impiannya. Makanya, jauh- jauh hari saya sudah mecari-cari kriteria yang bisa dijadikan acuan memilih sekolah. Diantara seperti di bawah ini :


1. Sekolah memikili visi yang sama dengan visi pendidikan keluarga
sebenarnya tugas mendidik anak ada di pundak orang tua. Sekolah harusnya disikapi sebagai bantuan dalam memberikan pendidikan yang terstruktur dan terkurikulum bagi anak. Karena itu pendidikan di sekolah harus sejalan dengan pendidikan di rumah. terutama dalam hal yang dasar seperti aqidah dan visi misi pendidikannya.
 
Jangan sampai kita memilih sekolah yang visinya malah bertolak belakang sengan misi keluarga kita. Termasuk dalam hal ini adalah jangan sampai kita memilih sekolah bagi anak yang berpotensi merusak aqidah. Itu malah yang paling pokok yang saya pegang. Makanya ketika survey sekolah yang paling ditanya duluan ya visi misi sekolah. Walaupun namanya islami kalau visi misinya gak jelas apalagi ditengarai memiliki penyusupan aqidah ya langung coret pake tinta merah. Meskipun secara kualitas akademis maupun fasilitas jempolan, no way.


2.  Perhitungkan keuangan
Meski uang bukan segalanya, tapi segalanya bakalan lebih lancar jika ada uang ya kan. Nah, itu juga perlu kita lihat masalah biaya pendidikan. Pastikan kita siap dan mampu mengeluarkan sekian rupiah untuk sekolah anak. Artinya, jangan juga kita memaksakan diri yang membuat kondisi keuangan keluarga dalam zona bahaya. Pikirkan baik-baik dampak positif maupun negatifnya. Jangan sampai kita mengambil jalan curang karena itu jelas-jelas bertentangan dengan tujuan mendidik anak. 


3. Diskusikan dengan anak
karena yang akan menjalani anak, maka mintalah pendapat dia tentang sekolah seperti apa yang di inginkan. Apakah sekolah umum, sekolah berbasis agama. sekolah negeri, sekolah swasta. Atau pilih fullday atau boarding school? Setelah itu baru orang tua memberi masukan kepada anak jika ternyata pilihan orang tua berbeda dengan anak. 

Biasanya kurleb satu tahun saya kasih waktu untuk anak memilih dan menentukan sekolah seperti apa yang dia inginkan. Seperti saat anak mau lulus SD, di awal semester saya sudah membuka pembicaraan tentang SMP. di semester dua biasanya kerjasama dengan sekolah untuk menyesuaikan denganbakat minat anak. Jadi orang tua mendapatkan banyak data untuk menentukan sekolah yang tepat dan bisa mengakomodir semua kebutuhan anak.


4. Cari tahu kelebihan dan kekurangan sekolah
Karena tidak ada sekolah yang sempurna, ya jangan dicari. Tapi carilah yang mudaratnya lebih kecil. Bisa dengan mengadakan kunjungan ke sekolah yang dimaksud. Bertanya pada alumni sekolah tersebut, bisa juga bertanya ke tetangga kanan kiri. Yang perlu diingat kita mencari kelebihan bukan untuk menjadi tekad agar bisa masuk ke sekolah tersebut. Demikian juga mencari kekurangan bukan untuk menjatuhkan .


5. Kenali juga lingkungan sekolah
Ini juga perlu dikenali ya men temen. Karena faktor lingkungan itu sangat berperan dalam membentuk perilaku anak. Pernah mendengar keluhan orang tua yang anaknya berubah sejak masuk ke sekolah baru. Mulai merokok, rambut dicat, dan sering banget pulang jauh melebihi jam sekolah. Setelah diteliti ternyaat si anak terpengaruhi oleh lingkungan sekitar sekolah. Ada juga anak yang tiba-tiba mogok sesekolah. Ternyata oh ternyata karena si anak takut setiap hari kena palak dan bully karen alingkungan sekolahnya terkenal tempat biasa tawuran antar pelajar. 


6. Fasilitas sekolah
Bukan hanya fasilitas di dalam sekolah seperti laboratorium, perpustakaan, lapangan, ruang ini itu, tapi saya juga memikirkan jalur transportasi anak. Kalau sekolahnya cukup jauh ( kadang jarak di peta dengan kenyataan suka beda hehehe ), pastikan apa sekolah punya layanan jemputan atau tidak. akan berbeda jika anak sudah besar dan bisa menggunakan transportasi umum atau bus sekolah.  Jangan sampai anak kesulitan mencapai sekolah hanya karena kita mengejar mutu dan kualitas sekolah. Anak bisa merasa bosan dan malas ke sekolah. Lebih parah lagi kalau anak sampai merasa tidak punya tenaga karena sudah terkuras selama perjalanan menuju sekolah. Percaya deh, itu juga bisa menyebabkan masalah pada anak.

Nah, itu yang bisa saya tulis di postingan ini Semoga bermanfaat yaaa

Wassalamu'alaikum bye bye men temen...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar