Jumat, 25 September 2020

Gejala Alergi yang Harus Dikenali

             Dokumentasi guesehat.com


Beberapa waktu lalu, saya mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh klinik Dokter Kita. Temanya betul-betul saya butuhkan, mengingat di rumah pak suami memang didiagnosa memiliki rhinitis alergi. Banyak yang belum tahu bahwa rhinitis itu bukan pilek menahun, walau gejalanya bisa jadi terlihat sama. Seperti bersin-bersin, keluar ingus bening sampai badan yang terlihat kurang fit. 

Awalnya saya juga bingung melihat kebiasaan pak suami, bersin -bersin di pagi hari, dan bersinnya itu beruntun, susah untuk berhenti. Tubuh gampang drop terutama saat kelelahan, musim hujan atau terpapar debu dan bau yang menyengat. Karena penasaran dan tidak mau minum obat flu terus meneruas, kita pun periksa ke dokter THT dan kenallah dengan namanya Rhinitis Alergi. Karena penyebabnya alergi maka perlu diketahui juga apa sih yang jadi pemicunya. Apa debu, serbuk bunga, bulu binatang, suhu ekstrim misal terlalu dingin atau panas,makanan tertentu dan masih banyak lagi. 

Alergi memang terkesan sepele, tapi menyusahkan jika tidak dikenali dan ditangani dengan baik. Terlebih alergi ini bisa diturunkan lho, jadi bukan hanya harta, uang, tanah atau rumah saja yang bisa diwariskan. Tapi penyakit ataupun alergi bisa diturunkan. Jadi, tidak usah heran jika seorang ayah atau ibu yang memiliki alergi saat mendapati anak memiliki alergi yang sama bisa juga berbeda dengan gejala yang berbeda juga 

Gejala yang umum seperti bersin-bersin, gatal di kulit, bercak merah, mata berair, bengkak di wajah, kebas di tangan. Ada juga gejala yang sering dianggap bukan karena alergi yaitu gatak di daerah bawah mata, gatal di hidung bahkan gatal di dalam telinga. Nah, pada kasus pak suami, kebiasaan bersin di pagi hari, meler sampai badan berasa kehilangan energi ternyata muncul pada anak laki-laki pertama. Dan gejala itu makin terlihat saat si anak sekolah di pondok pesantren tang lokasinya di dataran tinggi dengn suhu dingin.

Satu lagi gejala yang terlewati adalah seringnya merasa telinga gatal. Awalnya saya hanya mengira memang karena ada kotoran atau air masuk saat mandi atau renang. Gejala ini tampaknya mulai muncul saat si anak di pondok pesantren hingga saat pulang saya heran kok rajin amat bersihin telinga. Dia malah sering cari cari cotton bud yang sebelumnya tidak pernah tersedia di rumah ( atas saran dokter ). Ternyata, saat di pondok si anak beli sendiri dan setiap telihganya terasa gatal maka dia bersihkan dengan cutton bud.  Yang berakibat telinganya iritasi bahkan sampai luka, subhanallah.

Saat anak mengeluh telinganya sakit, saya pun kontak lagi klinik Dokter Kita yang memang mempunyai pelayanan dokter THT. Janji dibuat dan karena masa pandemi maka pemeriksaan dilakukan via video call.  Dan saya diingatkan lagi tentang gejalq sepele yang sering tidak dikenali seperti sering gatal di telinga sebagai bagian dari gejala rhinitis alergi. Sekaranh sudah dalam masa pengobatan selama 3 hari, dapat obat antibiotik, pereda sakit, obat tetes telinga dan obat anti alergi. 

Dan pesan dokter yang paling kena adalah, " Jaga tangan untuk tidak ngoprek atau korek korek telinga saat terasa gatal, karena alergi tidak akan hilang." Upayakan untuk hidup sehat, rutin olah raga, makanan bergizi, minum vitamin agar imunitas tubuh oke sehingga tubuh pun lebih fit dan kuat terhadap pemicu alergi.

Semoga cepet sembuh Aa, dan satu lagi pelajaran buat kami yang memang memiliki riwayat alergi dalam keluarga. Semoga bermanfaat...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar