Minggu, 22 Mei 2022

Perumpamaan Dunia dalam Al Qur'an


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, semoga keselamatan senantiasa tercurah pada kita, aamiin

Hari ini kita akan mencoba tadabbur ayat Al Qur'an ya men temen. Ceritanya pagi hari saya diingatkan sebuah notifikasi dari channel youtube yang saya ikuti. Sebuah masjid yang cukup banyak melahirkan banyak program keren seperti Kelas Kisah Nabi yang sudah saya diikuti dari tahun kemarin. Itu pun saya mulai sudah masbuk, sudah sampai kisah Nabi Musa. Tapi gak papa, better late than never hehehe.

Tapi bukan kelas itu yang saya ingin ceritakan, tapi tentang video pendek yang menarik minat di bagian short video. Dari judulnya saja sudah menarik, perumpamaan dunia apalagi ketika kita menyimaknya. Yuk ikuti...

Dalam QS. Al Kahfi : 45, Allah SWT menjelaskan tentang perumpamaan dunia. Yaitu seperti air hujan, yang bisa menghidupkan dan menyuburkan tanah yang kering. Nah, hujan itu jika turun dalam intensitas yang pas maka akan sangat bermanfaat baik bagi manusia, tumbuhan dan hewan. Sebaliknya jika berlebih maka yang terjadi bisa malah bencana, seperti banjir bandang. Jika kurang pun akan menyebabkan kekeringan. 

Demikian juga dengan dunia, saat yang datang ke kita pas dan yang menerima juga adalah orang yang tepat maka akan sangay bermanfaay. Bahkan mendatangkan keberkahan ( kebaikan ) berlipay baik bagi dirinya maupun orang sekitanya. Misal, harta kekayaan yang diterima sahabat Ustman bin Affan ra., maupun Abdurrahman bin Auf ra., jumlahnya pas dengan usaha keduanya. Dan karena yang menerima sekualitas Ustman dan Abdurrahman, maka manfaat harta keduanya dirasakan oleh ummat Islam. Harta keduanya bahkan berefek bukan hanya di dunia tapi mengalir sampai akhirat, masyaaAllah Tabarrrakallah...

Namun contoh lain juga ada, orang yang diberi harta berlimpah tapi malah menjadi bencana buat dirinya, seperti Tsalabah dan Qarun. Dikisahkan keduanya awalnya adalah hamba Allah yang rajin beribadah. Dalam Kelas Kisah Nabi , Qarun dikisahkan sebagai seorang ahli Baitul Maqdis yang taat. Kesamaan lainnya, keduanya sama-sama minim dalam urusan harta. Hingga Allah datangkan harta berlebih dan tidak ada yang selamat dari keduanya. Qarun mati tertimbun harta -hartanya dan Tsa'labah zakatnya tidak diterima, nauzubillah.

Harta yang sedikit sering kali dianggap ujian sementra harta yang banyak tidak. Padahal sama saja, kedua-duanya adalah ujian. Contoh Mus'aib bin Umair ra., ketika belum masuk Islam adalah pemuda yang tampil trendi dan berasal dari kalangan bangsawan lagi hartawan. Nyatanya setelah masuk Islam, dia menjadi sosok yang sangat sederhana, bahkan saat gugur di medan perang pun tidak ada kain yang kayak menutupi badannya. Kalau diangkat ke bagian kepala terlihat kakinya pun sebaliknya, subhanallah...

Menempatkan Dunia Sesuai Karakteristiknya


Jika dunia dianggap seperti air maka kita bisa menempatkan sesuai karakteristiknya. Ibarat sedang berlayar menempuh samudra kehidupan maka kita akan selamat sampai tujuan selama air ada di bawah telapak kaki kita. Sebaliknya kita tidak akan pernah sampai ke tujuan akhir yang diinginkan jika air berada di atas kita. Karena saat itu terjadi berarti kita tenggelam. 

Maka begitulah memperlakukan dunia. Letakkan dia dibawah kaki kita artinya kita yang berkuasa atas dunia itu. Bukan sebaliknya bukan diatas kepala yang artinya hidup kita dikuasai dan diatur oleh harta duniawi. 

So.... tidak ada larangan orang Islam jadi orang kaya. Tapi jadilah orang kaya yang baik yang dicintai oleh Allah Swt. Tidak ada larangan juga menikmati dunia, asal tetap dalam koridor ibadah bukan dalam rangka mengikuti hawa nafsu atau trend semata. Apalagi sampai terlena dan tenggelam didalamnya. 

Allahu Akbar, begitu indah cara Allah membuat perumpamaan dan menjelaskan pada hambanya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dimudahkan menerima hidayahNya aamiin ya Rabbal 'alamiin...

Wallahu 'alam bishowab 
Semoga bermanfaat

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar