Kamis, 16 Juni 2016

Ini lah Kenapa Ayah Ibu Ingin Kamu Belajar Puasa Nak...


Anakku, mungkin kamu sering kesal karena dibangunkan saat sahur. Maklum usiamu baru 5 tahun. Mungkin saat itu kamu sedang asyik bermain di alam mimpi. Sampai-sampai enggan untuk bangun dan langsung diajak makan. Tapi sayang, itu semua itu Ayah Ibu lakukan agar kamu kenal kewajiban ini sejak kecil. Agar ketika engkau besar engkau tidak merasa enggan apalagi beratt hati dengan ibadah khusus di bulan Ramadan ini.

Anakku, mungkin kamu juga belum paham kenapa saat haus Ibu hanya memintamu bersabar sampai waktu kesepakatan untuk berbuka. Mungkin saat itu kamu memandang kami adalah orang tua yang kurang pengertian karena membiarkan kamu kehausan. Tapi sayang, itu adalah latihan bagi tubuh kecilmu untuk bertahan terhadap kesulitan. Bahwa sebenarnya kita diberi kekuatan dan daya bertahan oleh pencipta kita sayang.

Anakku, kamu juga pasti bingung kenapa Ayah Ibu mengajakmu berlapar-lapar dan lemas di siang hari. Bukan... bukan karena kami tidak sayang, Nak. Bukan pula karena kami tidak mampu memberi makanan kesukaanmu. Juga bukan karena kami menghalang-halangi asupan makanan yang katanya sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembangmu. Semua kami lakukan agar engkau terbisa untuk memenuhi syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Allah Rabbul ‘alamiin.

Anakku, mungkin kamu sering khawatir jika puasa kamu akan sakit. Karena akal kecilmu belum memahami bahwa puasa itu menyehatkan. Tapi sayang, puasa bukan berarti tidak makan sama sekali. Itu lah kenapa Nabi kita memerintahkan untuk bersegera berbuka dan makan sahur di akhir waktu.  Selama kita mengikuti sunnah Nabi kita, Insha Allah tidak ada yang perlu kamu khawatirkan.


Anakku, mungkin kamu sering ngambek karena Ayah Ibu tidak mewujudkan semua makanan minuman impianmu kala buka puasa. Bukan karenakami tidak menghargai lelah, lapar dan hausmu. Bukan juga karena kami terlalu pelit. Tapi sayang, kami hanya ingin mengajarkan bahwa buka puasa bukanlah ajang makan sepuasnya. Justru itu yang akan membuatmu sakit sayang. Kami ingin engkau lebih bersyukur dengan apa yang sudah didapat dan tersaji hari ini. Di belahan dunia yang lain, atau bisa jadi tetangga kita makanan mereka bisa jadi jauh lebih sederhana dan apa adanya dari yang kita makan.

Jadi Anakku, jika Ayah Ibumu berbinar kala kamu bersabar dengan pembelajaran ini, itu karena kami berharap itu menjadi bibit-bibit kemuliaan yang tumbuh subur seiring tumbuhnya fisikmu. Semoga menjadi barokah dan tambahan kasih sayang Allah padamu, Sayang...***

Untuk El Hafidz yang dua hari ini sudah berpuasa dari imsak sampai maghrib, Alhamdulillah semangat ya Mas...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar