Kamis, 16 Juni 2016

Mengundang Rezeki dengan Ketaqwaan

Karena pemahaman yang salah tentang rezeki, menyebabkan salah juga dalam menerapkan langkah-langkah mengundangnya. Rezeki lebih diartikan sebagai penghasilan,materi, uang,  profit atau hal-hal yang berbentuk lainnya. Padahal rezeki bukan hanya itu, kesehatan, usia yang barokah, keluarga yang harmonis dan juga keinginan untuk beribadah juga adalah rezeki. Jika penghasilan jelas datang dari mana, tapi rezeki sering datang tak terduga.

Nah, jika rezeki diartikan sebagai penghasilan, pendapatan, atau materi maka wajar kalau untuk mendapatkannya dengan cara kerja keras. Bisa jadi pake banting tulang, pergi malam pulang malam ehhh... salah ya. Dengan harapan pastinya akan bertambah, bertumpuk hingga membukit. Tapi jika rezeki yang dipahami bukan semata materi, maka cara menggundangnya adalah dengan mendekatkan diri kepada Arrazaq ( Sang Maha Pemberi rezeki ). Dengan harapan apa yang didapat berkah dan mencukupi kebutuhan termasuk untuk beramal shaleh.

Bisa jadi yang ribut agar warung-warung makan buka siang hari selama Ramadan itu yang memiliki pandangan rezeki hanya materi. Ngitungnya hanya secara matemarika manusia saja. Kalau gak jualan, kalau gak dagang pasti berkurang pemasukan. Padahal kalau dilihat setiap Ramadan tiba, banyak orang yang jadi penjual dadakan. Karena permintaan pasar memang melonjak setiap bulan suci. Dan hasilnya, hampir sebagian merasa puas dengan hasil berdagang walau dengan jam terbatas.
Bukankah sudah ada 11 bulan yang disediakan Allah untuk bekerja keras mengumpulkan penghasilan. Seperti layaknya perut yang diistirahatkan selama 1 bulan dengan berpuasa, terbukti banyak manfaatnya bagi kesehatan. Demikian juga dengan sedikit mengerem kerja keras mengurusi dunia selama sebulan, yakin saja pasti ada hikmahnya. Minimalnya agar manusia lebih berharap kepada Allah yang sudah sudah mengatur dan tidak akan salah mengatur makhlukNya.

Hikmah yang lain adalah dengan kita bekerja keras, berpeluh-peluh untuk mendekat kepada Allah Swt., bukankah dengan itu Allah akan membuka pintu-pintu rezeki dari arah yang tak diduga-duga? Seorang teman pernah curhat ingin segera punya rumah, bosen jadi kontraktor katanya. Lalu dia mendapat nasehat agar memperbaiki shalat. Lima waktu sehari gak boleh ada yang bolong. Tambah lagi dengan shalat dhuha lalu tambah lagi dengan shalat malam. Dan benar saja, pertolongan Allah datang dari mana saja. Kemudahan mengalir tak henti-henti.

Apalagi jika mengingat apa yang dinasehatkan oleh Rasulullah Saw.,
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Anak Adam berkata: " Hartaku! Hartaku! Padahal kamu tidak memiliki harta kecuali apa yang telah kamu makan lalu sirna, atau apa yang telah kamu pakai lalu lapuk, atau apa yang kamu sedekahkam lalu kekal." HR. Muslim

Jadi jangan risau dengan apa yang tidak akan dibawa mati. Dengan apa yang hanya akan hilang dan lapuk. Dapat penghasilan, gaji atau hasil usaha siapakan untuk yang kekal, dengan shadaqah. Untuk  berbagi terhadap yang membutuhkan. Untuk mengundang keberkahan dan kesucian diri /harta dengan zakat.  Untuk diberikan pada yang berhak ( kalau kita berhutang ) Itu yang lebih utama. Wallohu a’lam.

#taatmengundangbarokah
#ramadansyahruljud
#janganrisaudenganyangsudahdiaturNya
#belajarlebihtaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar