https://muslimatoon.files.wordpress.com/2013/07/002-2-edit-2.jpg |
Untuk marah pun bertingkat-tingkat. Ada yang sekedar melotot, cemberut, ngomel dari mulai pendek sampai panjang kayak ular naga hehehe. nah, kadang ketika ngomel itu ucapan gak terkontrol. Tak jarang menyakiti telinga dan hati subjek yang kena omelan tersebut. Alih-alih melampiaskan emosi, malah yang terjadi adanya masalah baru.Masalah barisan sakit hati hehehe.
Nah, agar lebih sabar dan tidak cepat marah, renungkanlah beberapa hal berikut hingga bisa membuatmu memilih tidak marah ( hehehe, saya juga biasanya melakukannya ):
Nah, agar lebih sabar dan tidak cepat marah, renungkanlah beberapa hal berikut hingga bisa membuatmu memilih tidak marah ( hehehe, saya juga biasanya melakukannya ):
1. Marah tidak menyelesaikan masalah
Yup..., tidak ada satu pun masalah yang selesai dengan marah. Bahkan ketika orang yang itu memang pantas kena damprat karena melakukan kesalahan besar. Tapi yakin deh, marah tidak akan berimbas apa pun. Yang ada malah, kemarahan biasanya akan memperbesar masalah.
Coba ingat lagi saat kita masih kecil, kemarahan orang tua adalah hal yang paling ditakuti. karenanya banyak anak yang memilih menjaga jarak dari orang tua karena takut kena marah. Padahal saat itu, sebagai anak tidak ada yang sengaja dilakukan untuk membuat orang lain marah. Tapi hanya karena komunikasi yang belum terbangun dengan benar. Anak penginnya A tapi karena cara penyampaiannya yang kurang tepat malah dihadapan orang tua jadi F atau G mungkin :)
2. Marah hanya akan mengeruhkan pikiran
Nah, kalau kita sedang marah seringnya pikiran juga jadi gak bisa bening lagi, gak bisa fokus. Yang ada kalau sedang marah semua pikiran jelek yang akan muncul. Bahkan kadang membuat orang yang kena marah tidak memiliki kebaikan apa pun untuk dibanggakan. Jadinya, kalau marah kesannya personal banget, bukan karena perbuatan yang sudah dilakukan.
Ingat juga bahwa saat kemarahan menguasai pikiran kita, maka biasanya kata-kata yang keluar dari mulut tidak terkontrol. Bisa jadi sangat menyakitkan sebagai pelampiasan kekesalan kita. Padahal kata-kata itu doa, lho! dan bayangkan jika kita mengatakan hal-hal buruk kepada orang yang kita sayangi, seperti pada anak, saudara, sahabat. Nah, banyak hal yang dipertaruhkan tuh, salah satunya ya ikatan silaturrahmi yang sudah terjalin selama ini.
3. Marah pun perlu alasan yang tepat
Agar tidak gampang emosi, cobalah cari alasan yang tepat untuk marah. Minimalnya, agar kita tidak buang-buang energi untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Itu lah kenapa Rasulullah menyuruh kita untuk diam, atau ambil air wudhu. Sehingga ada waktu bagi kita untuk memikirkan masalah yang sebenarnya. Apakah perlu disikapi dengan kemarahan yang luar biasa, atau cukup dengan teguran saja. Bahkan bisa jadi butuhnya suntikan semangat.
Anak saya yang ke empat, punya temperamen yang suka bikin orang emosi. Kalau dibilangin gampang sekali mewek. Diminta ganti kaos kaki karena sudah kotor dan bau malah nangis. padahal kaos kaki bersih masih ada. Penginnya sih langsung main bentak saja tuh, tapi saya mikir bisa jadi dia salah nangkep maksud kita menyuruhnya ganti kaos kaki.
Akhirnya saya bilang, "Mbak..., yang bau itu kaos kaki Mbak, bukan Mbak nya. Kalau pake kaos kaki kotor dan basah, bisa bikin kaki bau dan kena kutu air. Mau tidak?" pas lihat dia menggeleng sambil berurai air mata, langsung saya sambung, "Nah, makanya ganti yang bersih ya, gak papa walau sehari lagi sekolah. besok bisa dicuci biar senin bisa dipake lagi oke..."
Saat pulang sekolah, saya lihat wajah anak saya sudah full smile, saya pun komentar, "Besok-besok kalau dinasehatin jangan marah duluan. Kita tuh nasehatin karena sayang sama Mbak, biar Mbak gak dibilangin bau sama teman-teman. Pasti Mbak cuma bisa nangis lama banget kalau diolok-olok sama teman-teman karena kaos kaki bau kan?" Anak saya cuma tersipu-sipu malu...hehehe
4. Karena semua pasti ada sisi positifnya
Nah, yang perlu kita lakukan adalah melihat semua permasalahan dari cara pandang positif. Hingga efeknya pun akan positif juga. Jika nasi sudah jadi bubur, mestinya masih bisa membuatnya jadi bubur ayam yang enak. Nah, begitu juga dengan kesalahan. Manusia memang tempatnya salah, tapi kesalahan juga bisa bermanfaat jika diambil pelajaran atau ibrahnya. Tu gak?
Positif thingking juga akan mencegah kita dari penyesalan. Bayangkan jika dari setiap kesalahan ada perbaikan yang bisa dilakukan, maka yang ada adalah pribadi kita yang lebih baik dan makin dewasa. sementara kesalahan yang ditumpuk tanpa ada perbaikan hanya akan menghasilkan kesalahan besar yang bisa jadi menghasilkan penyesalan.
5. Karena Allah tidak suka
walau ditempatkan di akhir, bukan berarti tidak penting ya...! Sebagai seorang muslim yang senantiasa menjadikan Allah sebagai yang utama dalam hidup mestinya keridhaan Allah juga yang dikejarnya. Dan yakinlah bahwa kemarahan tidak akan mendekatkan diri pada keridhaan Allah Swt. Masih ingatkan dengan kisah sahabat yang malah menyarungkan pedangnya setelah si musuh meludahinya. Kalau tidak salah Ali bin Abi Thalib r.a., ya yang melakukan akhlak mulia ini. Karena bagi Ali, jika dia menyerang musuh saat itu dia takut bukan karena Allah, tapi karena kemarahan dia semata.
Ingat juga mahfudzah yang biasa dihapala anak-anak TK, Laa taghdab walakal jannah ( janganlah marah, syurga untukmu ). Mestinya itu cukup untuk membuat kita semangat agar tidak mudah mengumbar kemarahan. :)
Nah, mau mencoba...? Tapi maaf ya kalau masih banyak yang kurang. Atau mau ada yang ngasih tambahan, silahkan lho...:)***
Yup..., tidak ada satu pun masalah yang selesai dengan marah. Bahkan ketika orang yang itu memang pantas kena damprat karena melakukan kesalahan besar. Tapi yakin deh, marah tidak akan berimbas apa pun. Yang ada malah, kemarahan biasanya akan memperbesar masalah.
Coba ingat lagi saat kita masih kecil, kemarahan orang tua adalah hal yang paling ditakuti. karenanya banyak anak yang memilih menjaga jarak dari orang tua karena takut kena marah. Padahal saat itu, sebagai anak tidak ada yang sengaja dilakukan untuk membuat orang lain marah. Tapi hanya karena komunikasi yang belum terbangun dengan benar. Anak penginnya A tapi karena cara penyampaiannya yang kurang tepat malah dihadapan orang tua jadi F atau G mungkin :)
2. Marah hanya akan mengeruhkan pikiran
Nah, kalau kita sedang marah seringnya pikiran juga jadi gak bisa bening lagi, gak bisa fokus. Yang ada kalau sedang marah semua pikiran jelek yang akan muncul. Bahkan kadang membuat orang yang kena marah tidak memiliki kebaikan apa pun untuk dibanggakan. Jadinya, kalau marah kesannya personal banget, bukan karena perbuatan yang sudah dilakukan.
Ingat juga bahwa saat kemarahan menguasai pikiran kita, maka biasanya kata-kata yang keluar dari mulut tidak terkontrol. Bisa jadi sangat menyakitkan sebagai pelampiasan kekesalan kita. Padahal kata-kata itu doa, lho! dan bayangkan jika kita mengatakan hal-hal buruk kepada orang yang kita sayangi, seperti pada anak, saudara, sahabat. Nah, banyak hal yang dipertaruhkan tuh, salah satunya ya ikatan silaturrahmi yang sudah terjalin selama ini.
3. Marah pun perlu alasan yang tepat
Agar tidak gampang emosi, cobalah cari alasan yang tepat untuk marah. Minimalnya, agar kita tidak buang-buang energi untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Itu lah kenapa Rasulullah menyuruh kita untuk diam, atau ambil air wudhu. Sehingga ada waktu bagi kita untuk memikirkan masalah yang sebenarnya. Apakah perlu disikapi dengan kemarahan yang luar biasa, atau cukup dengan teguran saja. Bahkan bisa jadi butuhnya suntikan semangat.
Anak saya yang ke empat, punya temperamen yang suka bikin orang emosi. Kalau dibilangin gampang sekali mewek. Diminta ganti kaos kaki karena sudah kotor dan bau malah nangis. padahal kaos kaki bersih masih ada. Penginnya sih langsung main bentak saja tuh, tapi saya mikir bisa jadi dia salah nangkep maksud kita menyuruhnya ganti kaos kaki.
Akhirnya saya bilang, "Mbak..., yang bau itu kaos kaki Mbak, bukan Mbak nya. Kalau pake kaos kaki kotor dan basah, bisa bikin kaki bau dan kena kutu air. Mau tidak?" pas lihat dia menggeleng sambil berurai air mata, langsung saya sambung, "Nah, makanya ganti yang bersih ya, gak papa walau sehari lagi sekolah. besok bisa dicuci biar senin bisa dipake lagi oke..."
Saat pulang sekolah, saya lihat wajah anak saya sudah full smile, saya pun komentar, "Besok-besok kalau dinasehatin jangan marah duluan. Kita tuh nasehatin karena sayang sama Mbak, biar Mbak gak dibilangin bau sama teman-teman. Pasti Mbak cuma bisa nangis lama banget kalau diolok-olok sama teman-teman karena kaos kaki bau kan?" Anak saya cuma tersipu-sipu malu...hehehe
4. Karena semua pasti ada sisi positifnya
Nah, yang perlu kita lakukan adalah melihat semua permasalahan dari cara pandang positif. Hingga efeknya pun akan positif juga. Jika nasi sudah jadi bubur, mestinya masih bisa membuatnya jadi bubur ayam yang enak. Nah, begitu juga dengan kesalahan. Manusia memang tempatnya salah, tapi kesalahan juga bisa bermanfaat jika diambil pelajaran atau ibrahnya. Tu gak?
Positif thingking juga akan mencegah kita dari penyesalan. Bayangkan jika dari setiap kesalahan ada perbaikan yang bisa dilakukan, maka yang ada adalah pribadi kita yang lebih baik dan makin dewasa. sementara kesalahan yang ditumpuk tanpa ada perbaikan hanya akan menghasilkan kesalahan besar yang bisa jadi menghasilkan penyesalan.
http://40.media.tumblr.com/tumblr_m1i196hKLg1r7r6nmo1_500.jpg |
5. Karena Allah tidak suka
walau ditempatkan di akhir, bukan berarti tidak penting ya...! Sebagai seorang muslim yang senantiasa menjadikan Allah sebagai yang utama dalam hidup mestinya keridhaan Allah juga yang dikejarnya. Dan yakinlah bahwa kemarahan tidak akan mendekatkan diri pada keridhaan Allah Swt. Masih ingatkan dengan kisah sahabat yang malah menyarungkan pedangnya setelah si musuh meludahinya. Kalau tidak salah Ali bin Abi Thalib r.a., ya yang melakukan akhlak mulia ini. Karena bagi Ali, jika dia menyerang musuh saat itu dia takut bukan karena Allah, tapi karena kemarahan dia semata.
Ingat juga mahfudzah yang biasa dihapala anak-anak TK, Laa taghdab walakal jannah ( janganlah marah, syurga untukmu ). Mestinya itu cukup untuk membuat kita semangat agar tidak mudah mengumbar kemarahan. :)
Nah, mau mencoba...? Tapi maaf ya kalau masih banyak yang kurang. Atau mau ada yang ngasih tambahan, silahkan lho...:)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar