Sabtu, 17 Oktober 2015

Memahami Arti Pasangan

http://inspirably.com/uploads/user/13874-pasangan-yang-baik-itu-tidak-pernah-memaksakan-pasangan-nya.png
http://inspirably.com/uploads/user/13874-pasangan-yang-baik-itu-tidak-pernah-memaksakan-pasangan-nya.png

Bisa jadi ini adalah moment yang tidak akan saya lupa seumur hidup. Saat Abah meninggal, dan saya memahami sebuah hubungan sebagai seorang pasangan. Mamah, yang saat itu sedang shalat asar begitu salam langsung berlari ke pembaringan. Abah baru saja pergi dan dengan sedikit histeris Mamah berkata, "Lha.., sampeyan kok tega ninggali aku, aku dewekan saiki, rak ono kancane."

kata-kata yang saya ingat terus bahkan saat saya nonton drama atau film yang menceritakan tentang suami istri ( couple ). Dan beberapa hari ini saya dapat kiriman tulisan yang memiliki tema sama, yaitu memahami arti seorang pasangan ( di tulisan kiriman tentang arti istri). Saya tahu bisa jadi itu adalah tulisan inspiratif yang terlalu dibuat klise dan sangat romantis. Tapi pesannya mengena, terutama bagi pasangan yang masih mencari apa arti seseorang yang sudah menjadi pendamping hidupnya selama ini.
Dikisahkan bahwa seorang mahasiswa diminta oleh profesornya untuk menulis 10 orang terpenting dalam hidupnya. Dengan mudah si mahasiswa pun memuliskannya. Lalu profesor pun meminta untuk menghapus 7 orang dalam daftar tersebut yang tidak terlalu penting. Mahasiswa itu pun mulai mencoret sekian nama dalam daftarnya. Hingga tersisa tiga buah nama yang terpenting dalam hidupnya. Profesor pun meminta dia mencoret dua nama lagi. Di sini lah mahasiswa itu mulai merasa bingung. Dengan menguatkan hati dia pun menulis dua list nama yang menurutnya bisa hilang dalam hidupnya. 

Melihat nama yang tersisa, si profesor pun berkomentar, "Jadi engkau menyisakan nama istrimu sebagai orang terpenting dalam hidupmu. Bahkan engkau sampai menghilangkan nama kedua orang tua yang sangat berjasa kepadamu dan juga nama anakmu yang menjadi buah hatimu selama ini?"

"Ketika diminta mencoret dua nama lagi, saya dilanda kebimbangan yang amat sangat. Tapi kemudian saya berpikir, bahwa orang tua saya pada masanya akan meninggalkan saya karena usia mereka yang sudah lanjut. Dan bisa jadi saat usia saya masih panjang saya akan mengalami kesepian yang panjang juga dalam hidup ini. Demikian juga dengan anak, anak-anak meski lahir dari orang tua, mereka bukanlah milik orang tuanya. Mereka akan pergi setelah merasa dewasa dan mandiri." Mahasiswa itu terdiam sesaat, " Lalu saya berpikir, bahwa saya membutuhkan orang yang ada untuk saya dan bisa menemani saya, siapa lagi kalau bukan istri atau pasangan. karena itu lah saya memilih dia sebagai nama yang tersisa dalam list orang yang paling penting dalam hidup saya."


d
https://aditjason.files.wordpress.com/2013/01/d1.jpg?w=300&h=183
 
ya.., saya rasa inti dari cerita itu adalah mengingatkan pembacanya untuk menghargai kehadiran pasangan yang sudah ada. Bahwa setelah menikah bertahun-tahun, bisa jadi saat cinta sudah berbias, saat kecantikan ragawi sudah memudar, tapi ada sosok yang bisa menerima kita sebagai teman. sebagai orang yang mau menggandeng tangan kita saat langkah sudah terseok, atau sekedar tempat untuk mencurahkan unek-unek.

Yup.., dan itu sudah saya lihat sendiri dalam hubungan Mamah Abah. Saya tahu keduanya tidak bisa disebut sebagai pasangan harmonis apalagi romantis. Saya juga paham, bahwa bisa jadi ada saat keduanya tidak merasa bahagia dengan kehadiran satu sama lain. Tapi saya juga tahu, bahwa saat bahagia orang yang diingat Abah untuk membagi kebahagiaan adalah Mamah. Juga saat ada kesulitan keduanya mencoba berbagi walau dengan reaksi berbeda-beda hehehe.

Memang begitulah sebuah pertemanan, ada pasang surutnya. Ada kalanya, begitu dekat tapi tak jarang juga ada sedikit misunderstanding. Tapi karena teman juga yang membuat keduanya butuh untuk saling memberi penjelasan. Hingga kepercayaan dan pengertian akan hadir. Demikian juga dalam hubungan suam istri, satu hal yang dibutuhkan adalah kepercayaan. Memang, bisa jadi untuk percaya 100% akan susah karena manusia tidak ada yang sempurna, tapi dengan melihat kebaikan dan usaha yang sudah dilakukan oleh pasangan mestinya nilai kepercayaan harus terus naik dan bertambah kan?

Berteman juga tidak membutuhkan paksaan apalagi sampai ingin memiliki dan sok ngatur. Untuk yang satu ini saya harus tutup muka karena pernah menjadi orang yang menjengkelkan seperti ini. Posesif mungkin ya, penginnya ya mengikuti semua keinginan saya sendiri. Asli, kalau mengingat episode hidup yang itu geleng-geleng kepala, kok bisa ya? mungkin karena masih anak-anak ( belum 18 tahun sih hehehe)

http://4.bp.blogspot.com/-fiPtsLEJspw/VfxJwtQqpkI/AAAAAAAAGyA/v4pbx1epLfo/s1600/Imagem1.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-fiPtsLEJspw/VfxJwtQqpkI/AAAAAAAAGyA/v4pbx1epLfo/s1600/Imagem1.jpg

Makanya jangan heran kalau di drama-drama atau novel, orang itu lebih memilih sahabat atau temannya sebagai pasangan hidup. Ya, walau tidak semua sih, tapi garis besarnya mereka mencari pasangan itu yang bisa dijadikan kawan dalam menjalani kehidupan ini. Seperti sebuah dorama jepang yang baru selesai saya tonton beberapa minggu yang lalu, judulnya Koinaka, Best Friend in Love. Dari episode -episode awal sudah ketebak sih siapa yang bakal di pilih Akari ( heran juga biasa drama jepang suka suprise di endingnya hehehe), tapi saya tetep ingin tahu alasan kenapa gadis itu memilih sahabat kecilnya sebagai pasangannya (Aoi Miura).

Dan ternyata, alasan itu ya tadi bahwa ketika ingin hidup bersama, pasti dibayangkan adalah orang yang bisa menemani dan memahami bahkan sampai usia 100 tahun ( seperti judul proyek tumahnya Aoi hehehe ). Demikian juga ketika saya menikmati film India Queen, setelah dibuat tertawa ngakak di beberapa scene, saya memahami bahwa untuk menjadikan seseorang sebagai teman, menghargai dan menerima adalah sebuah keharusan. Itu lah yang tidak didapat Rani dari Vijay hingga akhirnya Rani mengembalikan cincin pertunangan mereka.

Saya pun sering senyum dikulum saat memandang sepasang suami istri yang lebih mirip teman dari pada kekasih. Bisa jadi mereka menyimpan romentisme cukup di kamar atau di area privat, tapi semua itu berbekas dan terlihat dari sikap satu sama lain di muka umum. Well..., bagaimana pun bagi yang sudah mendapatkan pasangan ( saya khususkan yang sudah syah dan legal, yang masih belum mah gak ahhh ) pahami lah arti kehadirannya. Hargai, hormati dan sayangi lah dia hingga dia akan rela menemani kamu di saat tersulit dalam hidupmu.

See u..., semoga bermanfaat ya...:)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar