Kamis, 16 Maret 2023

Agar Gadget Tidak Membawa Masalah

Di zaman now sepertinya semua orang sudah terbiasa dengan gawai atau gadget. Perkenalan dengan gadget juga semakin muda,bahkan bayi pun sekarang sudah kenal dengan teknologi ini. Meski ada pro dan kontra tetap saja gadget dalam bentuk HP atau smarphone saat ini memang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas keseharian. Jujur aja deh, bangun tidur pun yang dilirik pertama kali adalah hape kan?

Penggunaan gadget sedikit banyak pasti memberi pengaruh. Bisa pengaruh positif misal saat gadget digunakan untuk sarana belajar, bekerja, berkreatifitas atau menjalin relasi. Bisa juga berdamak negatif sampai taraf kecanduan. Inilah yang harus dilakukan agar gadget tidak membawa masalah.

https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/05/ilustrasi-gadget-572b284707b0bdf0068842cf.jpg?t=o&v=740&x=416


1. Pahami Tidak Semua Orang Boleh Punya Hape

Saat ini orang tua merasa tak berdaya saat anak merengek minta hape lalu tanpa ada perjanjian atau pun kessepakatan langsung saja memberi hape pada anak. Begitu anak-anaknya begitu tergantung dengan hape dan susah untuk berhenti, barulah mereka mengeluhkan dapak buruk dari gawai.

0 - 2 Tahun adalah  tahapan no hape. Jangan tergiur atau terlalu percaya dengan label konten baik atau kids sehingga kita begitu saja membiarkan anak untuk memegang hape pada usia ini. Pada usia ini sebaiknya orang tua melakukan bonding dengan melakukan permainan dan aktifitas bersama dengan anak.  Karena yang menjadi kebutuhan anak di usia iani adalah interaks sosial dengan orang- orang terdekatnya.

Seteah 2 tahun, anak boleh berinteraksi dengan hape atau gadget tapi posisinya hanya sebagai penonton saja. Menyaksikan  tanpa memegang. Di sini orang tua menganggap hape itu seperti pisau yang tidak bijaksana jika diserahkan sama anak kecil diatas 2 tahun. Bisa berbahaya atau mencelakakan. Anak hanya boleh menonton dan orang tua yang mengendalikan aplikasiyang akan ditonton oleh anak. Sebaiknya jangan biarkan anak menonton sendiri tapi dampingi dan awasi.

Setelah mumyyiz, bisa membedakan kanan kiri, depan belakang, bisa mengerti kata perintah atau larangan sederhana, baru anak naik level dengan diberi hak memakai dengan batasan tertentu. Anak boleh memegang hape tapi ada batasan waktu, tetap lakukan pengawasan. Dan harus konsisten menerapkan batas waktu. Kadang yang jadi godaan adalah saat orang tua butuh fokus pada kegiatan lain, anak yang seringnya cari perhatian dan memecah konsentrasi malah diberi hape agar 'anteng'. dan biasanya tidak ada batasan waktu. Ini akan dijadikan senajata oleh anak saat ingin main hape, bikin keributan, merengek, rewel demi diberi hape.

Setelah anak sampai tahapan cerdas ( rusyada  seperti di Qs. Annisa : 6 ), maka anak boleh diberi hak memiliki. Kapan tahaan rusyada itu? Yaitu jika anak sudah baligh, sudah bisa mengurus rumah ayahnya sendiri ( bagi anak perempuan ) dan berani safar ( bepergian biasanya pakai kendaraan umum, tidak nyasar ) sendiri bagi anak laki-laki.


2. Management Gadget

Pengaturan di sini bukan hanya masalah waktu saja lho. Tapi juga lama, lokasi yang harus free gadget, aplikasi yang dlarang diinstal, termasuk dalam situasi apa gadget harus disimpan.

Terapkan waktu terlarang menggunakan hape, misal antara maghrib sampai isya, atau subuh-syuruq. Demikian juga dengan lama berinteraksi dengan gawai, atur dan terapkan. Misal anak hanya boleh pakai selama sekian menit dalam 1 hari. Lokasi juga ditentukan, mana yang boleh pakai gawai mana yangsebainya free, seperti kamar mandi atau kamar tidur. Kedua tempat itu sebaiknya free hape lho.

Tidak semua aplikasi boleh didownload, pilih lah sesuai kebutuhan dan memori hape juga. Aplikasi game, atau media sosial yang tidak sesuai usia sebaiknya tidak usah diunduh. Jadi penggunaan hape jelas tujuannya ( using ) misal untuk belajar atau bekerja. Situasi juga harus disepakati, misal saat makan bersama, acara keluarga, saat ibadahn, saat mengendarai kendaraan maupun ngobrol dengan tamu atau tuan rumah sebaiknya tidak menggunakan hape.

Lalu bagaimana jika ada anak atau ayah yang haru menggunakan hape di waktu yang sudah disepakati untuk no hape, maka lakukan sesuai penggunaan hape atau gadget terebut. Misal ayah yang menggunakan hape untuk bekerja, maka sebaiknya  di ruang kerja atau ruang khusus yang memang bisa dipakai untuk bekerja, sesuai waktu kesepakatan, dan berikan penjelasan pada keluarga kenapa orang tua tetap harus menggunakan hape di waktu-waktu tertentu. 

Nah, semoga dengan dua langkah ini bisa meminimalisir dampak negatif atau masalah yang ditimbulkan oleh gadget dalam keluarga kita. Semoga bermanfaat.


Sumber: Video Keluarga Gadget oleh Ust. Bendri Jaisyurrahman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar