Jumat, 12 September 2025

Cerita 2025- Persiapan Anak Mondok sampai Kuliah ke Luar Negeri ( Bag 3 )

Bismillahirrahmanirrahim... 


Di bagian 2 kita sampai ke bagian Teteh mencoba lolos bagian administrasi di LPDP karena LoA nya dianggap masih bersyarat,  bukan LoA yang pasti ( belum fix dia diterima di Lund University). Saya sebagai orang tua hanya bisa terus memberikan pikiran positif dan juga semangat. 

Dan bagi kalian yang mau ikut lomba atau beasiswa, kita ikuti saja alur yang sudah ditetapkan panitia. Termasuk di sini adalah masa sanggah, maka lakukan saja, meski harus bolak-balik kirim email ke pihak Lund. 

Setelah masa sanggah selesai, Teteh kembali merasa pesimis. Karena tidak ada keterangan apapun dari pihak LPDP. Kalau pihak Lund ( Swedia ) itu fast respon, selama email dikirim masih hari kerja, dibalas cepet kok. Beda ya sama di sini, kadang terkesan di PHP gak sih hehehe, karena panitia terkesan diem-diem bae...😁

Selama masa menunggu itu datanglah pengumuman dari pihak Pemerintah Swedia yang menyatakan kalau dia tidak lolos mendapatkan beasiswa. Sedih ya sudah pasti. Fyi beasiswa dari pemerintah Swedia ini untuk master dan doktor memang ditujukan untuk profesional ya. Jadi kalian harus sudah pernah kerja dan punya pengalaman. 

Apalagi setelah dapat info kalau dia hanya masuk daftar tunggu di beasiswa Belgia. Saya mengarahkan untuk ikutan beasiswa ke negara lain, seperti Australia dan New Zealand. Terakhir dia ikutan MEXT ( Jepang ).  Bahkan ikut Beasiswa PMDSU ( pendidikan master menuju doktor sarjana unggul ), atau nawarin daftar ke almamaternya ( ITB ) atau kampus di sini, tapi anaknya gak mau. Kayaknya masih penasaran bisa gak ya kuliah ke luar negeri. 

Agar anak tetap semangat, saya suka bilang, "Ibu itu dulu punya prinsip setiap ikut lomba menulis atau mengirim artikel ataupun outline buku, kirim- lupakan -lalu kirim lagi - kirim lagi yang lain."  Yang artinya, jangan mudah menyerah, setiap usaha kita akan menemukan jalan rezekinya sendiri. Bayangin kalau tidak pernah mencoba, bagaimana akan dapat hasilnya kan?

Saya juga selalu bilang, beasiswa itu rezeki dari Allah, yang datangnya pada waktu yang tepat. Sama seperti, jodoh, kematian juga kelahiran. Gak bisa dipaksa dipercepat atau diperlambat. So... sabar saja dan selalu positif thingking sama takdir Allah. Karena Allah itu Maha Presisi, mendatangkan pada waktu dan orang yang tepat. 

Wawancara LPDP dan Merawat yang Sakit
Qadarullah bulan Mei saya sakit. Dan sebagai anak perempuan satu-satunya yang sedang ada di rumah, dia yang merawat saya. Menyiapkan sarapan, makan siang sampai malam. Saat itu Teteh sendiri mencoba legowo karena belum dapat jadwal tes wawancara LPDP. Padahal temen-temennya sudah berkabar mereka sudah ada jadwal bahkan sudah wawancara.  Ya, mungkin kali ini  belum rezekinya, dia pun sudah bersiap mencoba lagi bach 2 dan mulai cari-cari info beasiswa yang lain.

Tapi begitulah Allah menguji setawakal apa hambaNya, saat dia sudah berlapang dada tiba-tiba ada pemberitahuan kalau jadwal wawancara LPDP di akhir Mei. Dan Alhamdulillah kondisi saya juga sudah mulai membaik sehingga Teteh bisa lebih fokus mempersiapkan wawncaranya.

Satu lagi, saat itu rumah tetangga sedang direnovasi jadilah konsisi rumah tidak tenang, kurang kondusif untuk wawancara. Mana tidak boleh pakai earphone saat zoom jadi agak dag dig dug. 

Di hari wawancara dari jam 09.00, dia sudah stand by, sudah berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan. Karena suara yang berisik, akhirnya Teteh ke rumah tetangga. Minta baik-baik ke tukang untuk pause dulu pekerjaannya 1 jam ( selama wawancara ). Alhamdulillah pak tukang setuju ( haturnuhun pa...).

Dari kamar saya mendengarkanTeteh menjawab pertanyaan yang diajukan 3 panelis. Overall lancar dan cukup memuaskan. Alhamdulillah, pengalaman 3 tahun jadi asisten dan kegiatannya selama di kampus cukup  bisa menggambarkan bagaimana rencana studi yang dia tulis di essai. Dia juga menceritakan aktifitasnya aktif di organisasi sampai pengalaman pernah ikut lomba. 

Jadi bagi kalian yang mau coba ikut beasiswa, selain IPK tinggi,   coba untuk aktif berorganisasi, UKM atau komunitas,  rajin kalaupun tidak ya pernah ikut lomba kalau bisa  yang berkelompok ( team ) yang menggambarkan kalian bisa kerja sama dengan orang lain dan berperanlah di masyarakat. Bisa dengan jadi relawan di komunitas atau yayasan yang nyambung dengan minat bakat kalian.

Menunggu memang suka bikin gelisah ya gaess. Nah, karena itu Teteh mulai lagi cari-cari info lagi beasiwa yang buka bulan Juni. Ketemulah dia info beasiswa ke Canada, dan dia pun mulai serius menyiapkan berkas pendaftaran. Dia juga membuat portofolio untuk mencoba kerja freelance dengan mengumpulkan hasil gambar dan beberapa desain yang pernah dibuatnya. Teteh memang suka mendesain baik itu flayer,  infografis bahkan PPT ( dan ini dibayar oleh temannya - dan ini yang membuatnya PD untuk jadi freelance di bidang desain ).

Jadi Awardee LPDP dan Persiapan Keberangkatan ( PK )

Tanggal 19 Juni 2025, bisa disebut tanggal penting karena siangnya si bungsu dapat kabar keterima di pesantren, dan malamnya hampir setengah 1 dini  hari Teteh nangis dan bilang dia lulus LPDP. Agak loading awalnya baru peluk dia dan bilang Alhamdulillah, barakallah berarti jadi dong ke Swedia.

Sebelum pengumuman LPDP tepatnya setelah dapat info gagal beasiswa dari pemerintah Swedia, Teteh sudah mengajukan penangguhan pembiayaan kuliah ke pihak universitas. Dan begitu lulus LPDP dia pun mempelajari alur cairnya beasiswa sampai keberangkatan. 20 Juni kirim email untuk konfirmasi ke LPDP dan ke Lund. Dari pihak kampus dapat tanggapan akan dibalas pada hari  Senin karena waktu itu akhir pekan (Sabtu) dan di sana sedang hari libur perayaan  nasional .Sedang dari pihak LPDP dapat info disuruh nunggu sampai  tanggal 30 Juni.

Hari Senin 23 Juni dapat balasan dari Lund kalau dia masih bisa ikut perkuliahan.  Tapi harus ada berkas yang disiapkan , yaitu   LOG letter of Garanty ( yang bertanggung jawab terhadap pembiayaan dia di Swedia ). LOG ( dikeluarkan oleh LPDP ) ini akan diteruskan oleh pihak Lund University ke bagian imigrasi agar Teteh dapat ijin tinggal di Swedia.

23 Juni dapat balasan dari LPDP dan dia mulai nengurus masa Persiapan Keberangkatan dan perjanjian bagi awardee ( penerima beasiswa ) - memenuhi ketentuan dari LPDP. 25 Juni surat PK beres, tapi LOG belum turun karena kepotong cuti bersama 27-30 juni ( Tahun Baru Islam ). Alhamdulillah 30 Juni ada zoom dengan pihak LPDP dan LOG turun. Selanjutnya dia harus cari tempat tinggal karena dulu ketika penangguhan pembayaran dia gak ikut ngewar asrama Lund University. 

Allahumma yassir walaa tiassyir  hanya minta  ke Allah agar dimudahkan saja semua urusan Teteh aamiin.

Jadi buat kalian yang punya sudah punya LoA tapi masih terkendala pembiayaan kuliah ( UKT ) mending cari tempat tinggal saja dulu yaa... 

Cukup susah untuk dapat tempat tinggal di Lund. Bulan Juli Agustus memang sedang waktu liburan, sehingga kebanyakan warga kota Lund tidak ada di tempat. Karena sedang liburan ya mereka slow respon kalo ada email yang menanyakan tentang penyewaan tempat tinggal.

Alhamdulillah dari PPi Swedia ada yang memeberi info dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang umum diajukan mahasiswa baru. Sampai akhirnya Teteh diarahkan untuk cari tempat tinggal di luar Lund, yaitu Malmo.

Selanjutnya Teteh buka rekening yang sesuai dengan LPDP,  dan bikin janji dengan kedutaan Swedia di Jakarta untuk mengurus ijin tinggal ( bukan visa karena dia akan di Swedia selama 2 tahun- sementara visa hanya ijin masuk dan tinggal selama 30 hari ). Sambil ngumpul-ngumpulin  koper, baju, makanan termasuk barang-barang yang akan dibawa ke Swedia. Dia juga harus ikutan PK dan beberapa kali ketemuan sama kakak-kakak PPI Swedia secara offline di Bandung. Sambil terus menyiapkan mental untuk berangkat ke luar negeri.


Keberangkatan 
Tanggal keberangkatan sudah ditentukan yaitu 18 Agustus. Mungkin karena capek dan banyak pikiran, dia agak ngedrop dan pilek agak lama. Dia juga menyelesaikan tugas di Komunitas Dikara semaksimal dia ada di Bandung, jadi dia pergi itu enggak ninggalin pekerjaan buat relawan lainnya di komunitas itu.
Perjalanan hampir 18 jam, dari Jakarta Doha sekitar 9 jam, transit 1-2  jam lalu terbang lagi ke Copenhagen selama hampir 8 jam. Dilanjut nyebrang ke Swedia pakai kereta 35 menit. MasyaaAllah kebayang jetlag nya. Makanya dia memilih lke kost an di Malmo karena enggak kuat kalau langsung ke kampus.

Alhamdulillah, gak kerasa udah hampir 1 bulan Teteh di sana, udah kuliah juga hampir 2 pekan, udah jalan-jalan ke Lund bahkan sempat keliling Copenhagen. 

Ayah ibu hanya bisa bantu doa, menitipkan anak ke pemilik sejati, Allah ta'ala. Semoga selalu dalam penjagaan Allah aamiin allahumma aamiin..

Alhamdulillah selesai juga ya temen-temen semoga gak bosen dan bermanfaat...
barakallahu fik









Minggu, 07 September 2025

Cerita 2025- Persiapan Anak Mondok sampai Kuliah ke Luar Negeri ( Bag 2)

Bismillahirrahmanirrahim...

Ikutan Jalur Mandiri dan UMPTKIN
Sebelumnya kita udah sering diskusi sama anak tentang beberapa rencana. Jika gagal UTBK mau coba ujian apalagi. Oh iya, awalnya kami memang tidak mau mengambil ujian mandiri yang ada uang IPI nya ( uang pangkal- gampangnya ). Kalaupun mau ikut ujian mandiri maka yang non IPI.

Dari niatan itu kita pun memilih beberapa kampus yang mengadakan ujian mandiri non IPI. Di Instragram ada beberapa postingan yang menjelaskan hal itu, akhirnya kita searching dan pilihan jatuh masih di SMUP UNPAD jalur prestasi non akademik.  Satu diantaranya ada jalur menghapal kitab suci ( tahfidz ) dan nilai UTBK. 
Apalagi di pengumuman dari panitia tidak ada batasan berapa banyak juz yang dihapal, jadi anak pun lumayan pede ikutan. Berbagai syarat-syarat coba dipenuhi termasuk membuat portofolio yang diunggah di saluran YouTube. 

Melihat nilai UTBK akhirnya anak ganti pilihan di ujian mandiri. Dia ambil jurusan Ekis dan kesejahteraan Sosial. 

Ujian pemeriksaan tahfidz dilakukan secara online, dan kata anak sih dia cukup lancar pas sambung ayat. Bismillah harapan selalu ada, kencengin doa dan tawakal. Pasrahkan semua hasil pada takdir Allah karena takdir Allah itu yang terbaik.

Sebelumnya dia sudah daftar ke UIN juga mau ikut jalur UMTKIN. Dan sudah diskusi juga sama ustadzah nya di pondok akhirnya pilih jurusan Manajemen Keuangan Syariah, KPI dan Ekonomi Syariah. Pilihan itu diambil menimbang passing grade serta akreditasi jurusan.

Juni 2025 yang Berkesan
Tanggal 19 Juni itu bertepatan dengan pengumuman Beasiswa LPDP dan pondok si bungsu . Tanggal 30 Juni adalah pengumuman UMPTKIN. Dan Allahumma ala kulli hallin, ketiganya dapat hasil terbaik. Abang keterima di pondok pesantren, teteh jadi awardee LPDP bach 1 2025 dan Mbak keterima UIN di pilihan pertama. Sementara SMUP UNPAD jadi cadangan pertama di pilihan pertama, ternyata tidak ada yang mengundurkan diri jadi fix gagal.

Saya sering bertanya tahun depan mau coba UTBK lagi gak, kalau masih penasaran sama HI. Mbak mikir lalu menggeleng. Enggak ah, kayaknya cape deh. Mau fokus aja belajar di UIN.  

Oke, saya pun hanya tersenyum, tapi kalau ternyata minat ikut UTBK lagi, gak papa kok. Ibu sama ayah mah dukung aja. Kalau mau coba kampus negeri lain di Bandung  boleh,  ke Solo bareng si nomer 2  juga boleh.  Mbak cuma manggut-manggut dan bilang  "Lihat nanti aja lah..."

Kerja atau Lanjut S2?
Nah, sekarang giliran si sulung atau yang biasa kami panggil Teteh.
Setelah lulus tahun 2024, setiap ditanya mau ngapain jawabannya selalu gak tahu. Mau kerja bingung, agak gak minat. Mau lanjut S2 belum kebayang mau ambil apa. Oke kita pun gak mau maksa atau terkesan ngeburu-buru. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk lanjut jadi asisten praktikum di ITB yang sudah ditekuninya sejak dua tahun sebelumnya. 

Hikmahnya dia jadi punya circle yang bisa diajak diskusi rencana ke depan. Teman-teman yang udah kerja duluan kasih masukan, pun teman-teman yang lanjut fastrack di ITB tak lupa kasih pendapat. Kakak tingkatnya yang lanjut S2 juga kasih peluang dan penawaran barangkalo mau kulaih S2 di Jepang. 

Semua itu dipikirkan dan diskusikan dengan saya ( seringnya ). Dan saya juga kasih masukan atau sekedar usul. Dia pun sampai pada niatan, "Kalau Teteh kulaij S2 di luar negeri boleh gak?"

Saya spontan jawab, ya boleh-boleh saja, pakai beasiswa  kan? Teteh langsung jawab iya dong. Bukan karena masalah keuangan saja sebenarnya,   tapi saya ingin melihat seberapa kuat niat dan menjalani prosesnya. Saya pun laporan ke pak suami dan beliau pun sepemikiran sama saya. 

Dapat honor sebagai asisten, Teteh ijin bikin pasport. Katanya kalo mau daftar ke kampus luar negeri itu sebaiknya jangan pakai KTP, pakai pasport akan lebih memperlihatkan kesiapan kita.  Oke, kita pun mengijinkan. Mulailah dia daftar secara online dan war jadwal wawancara offline.  Alhamdulillah walau sempet misuh-misuh dapat juga jadwal wawancara dan jadilah dia punya pasport.

Proses selanjutanya mulai cari info- info beasiswa. Karena ada syarat IELTS maka dia mulai ngumpulin uang lagi untuk ujian IELTS. "Pinjam uang dulu ya Yah, aku mau ikutan IELTS."

"Kalau pinjam gak ada, kalau minta ada insyaallah." 

Setelah negosiasi alot akhirnya si anak mau pakai uang ayahnya untuk bayar les dan ujian IELTS. Secara psikologi anak pertama saya paham sih, anak pertama itu paling tahu beban orang tuanya. Dengan janji dapat honor asisten dibalikin. Itu pengalaman pribadi sih, karena saya pun anak sulung hehehe. Apalagi dia hapal adiknya ada yang kuliah kedokteran dan UKT nya bikin pening setiap tiba waktu bayar ( walau kampus negeri  dan bukan UKT maksimal). Belum lagi adik- adiknya yang lain ada yang mondok dan kuliah juga.

Awalnya mau ikutan ujian di JKT, tapi ternyata di Bandung juga ada. Akhirnya dia pilih ambil yang di Bandung dan ini pengalaman dia pake KRL dari Kiara Condong ke Pasir Kaliki. Alhamdulillah dapat nilai 92 atau 91 dari nilai maksimal 120. Walau agak kecewa tapi karena sudah bisa dipakai untuk daftar beasiswa ya sudah yaa... bisa nerima juga.

Pertama dia daftar ke Swedia, daftar ke kampus dan juga beasiwa dari pemerintah Swedia. Dia juga daftar ke Belgia, New Zeland, Australi dan coba ikut MEXT Jepang ambil kampus di Hokaido. Ada yang gratis ada juga yang berbayar. Nah, selain Swedia, yang diikuti Teteh gratis ya men temen. Di Swedia ini kayak ada biaya ikut UTBK  gitu, biaya daftar ke beberapa kampus di Swedia. Kalau di Swedia begitu daftar ke kampus di Swedia kita bisa langsung daftar ke beasiswa pemerintah Swedia. Begitu juga dengan di Belgia.

Januari kirim pendaftaran ke Swedia, Maret dapat pengumuman keterima di Lund University  ( nantinya dipakai untuk daftar LPDP ) tapi untuk beasiswa masih nunggu sampai April. Sementara dari Belgia dapat email keterima di KU Leuven dan pengumuman beasiswanya nunggu 4 pekan lagi. 

Sementara dari New Zealand dan Australia tidak ada kejelasan info kapan pengumumannya. Sementara beasiswa MEXT yang paling akhir diikuti ( setelah dia daftar LPDP ) dapat info gagal. Setelah menunggu, dari Swedia tidak lolos beasiswanya dan daru Belgia masuk daftar tunggu.

Awardee LPDP 2025
Awalnya Teteh ragu-ragu mau ikut LPDP karena persaingannya yang ketat. Tapi sebuah pencerahan didapat saat dia ikut kegiatan komunitas Dikara, yang intinya kenapa khwatir mencoba, hanya karena takut gagal. Padahal kalau tidak pernah mencoba kita juga tidak tahu kualitas diri kita bagaimana. Dan apa yang kita takuti belum tentu juga terjadi. 

Bismillah setelah mendapat wejangan dan tips membuat essay akhirnya diapun mantap mendaftar LPDP. saat pengumuman seleksi administrasi ternyata dia gagal. Saya tanya kenapa? katanya LOA nya masih belum pasti karena waktu itu pengumuman resminya memang belum keluar. Dari pihak kampus baru mengirim email kalau dia keterima di Lund. 

Ada masa banding kan? tanya saya lagi. Coba dipakai, jangan menyerah duluan. tempuh semua proses agar gak nyesel nantinya. Setelah bertanya ke awardee LPDP tahun - tahun sebelumnya Teteh mau mengajukan banding. Dia kirim email minta format LOA yang sesuai format LPDP keterangan dari pihak Lund kalau LoA nya sudah pasti. Setelah menempuh proses banding saya selalu mensupport anak untuk tawakal. Pasrahkan sama Allah, karena Allah tahu yang terbaik untuk kita.

Lanjut ke part 3 yaa...








Kamis, 04 September 2025

Cerita 2025 - Persiapan Anak Mondok sampai Kuliah ke Luar Negeri ( Bag 1 )

Bismillahirrahmanirrahim 
gak kerasa tahun 2025 sudah berlalu 9 bulan, dan baru ada pingin nulis lagi di blog. Ngisi blog yang suwung...hehehe ( pemalasan emang...)

Sesuai dengan judul, kali ini mau menulis tentang pengalaman selama tahun 2025 membersamai 3 anak melanjutkan pendidikannya. Ya, tahun ini tahun panen dalam artian ada 2 anak -tepatnya- yang lanjut pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karena yang satu lagi sudah lulus tahun 2024.

Si Bungsu lulus SD
Gak kerasa 6 tahun berlalu dan akhirnya bocil kesayangan lulus SD. Awal masuk pas saya dan suami lagi safar haji, jadilah dia sering bolos. Ada aja alasannya, dari mulai ogah pakai baju olah raga, sampai bete dari sejak bangun tidur. Kakak-kakaknya yang sibuk dengan sekolah masing-masing juga enggan maksa. Apalagi kalau anaknya sudah mewek, ya sudahlah... ditinggal saja di rumah sama yang jaga.

Kelas 1 Semester dua covid mulai melanda, dan akhirnya PJJ sampai kelas 2 nya. Kelas 2 sampai kelas 3 PJJ dan rolling masuk disesuaikan dengan jadwal. Kelas 4 -6 bisa sekolah lagi secara normal, alhamdulilah.

Sejak si bungsu masuk sekolah, emaknya terpaksa jadi macan ternak, alias ojeg langganan. Padahal dulunya emaknya lebih suka duduk manis dibonceng pak su, atau naik ojol ataupun ongpal. Jadi hikmah terbesar si bungus masuk SD adalah emaknya berani momotoran kemana-mana sendir, alhamdulillah.

Karena pas ada kebijakan pelarangan perpisahan dari gubernur Jabar yang baru, jadilah konsepnya expo dan pentas seni. Yang memang sesuai judul juga ditampilkan kreatifitas anak,  ada juga pameran hasil karya anak dan bazar dari adik tingkatnya. Yang jelas free ya alias gratis.


Oh iya, karena si bungsu juga sekolah madrasah setiap pulang sekolah, tahun ini pun dia lulus DTA Al Barokah. Jadi dia lulus punya dua ijazah, sekolah dan madrasah.


Pilih Masuk Pondok
Sejak awal bocil satu ini memang tidak minat melanjutkan ke SMP baik negeri maupun swasta. Dia hanya pingin masuk pondok. Sebagai orang tua kita juga melihat minat si anak memang seperti itu. Ditambah kesiapan dan kemandirian anak juga oke, fiks kita mulai mencari-cari pondok pesantren yang tepat untuk anak.

Kenapa gak bareng sepondok dengan kakaknya?  Banyak yang bertanya kayak gini, mengingat 3 anak yang lain juga mondok. Dan beda-beda lho pondok pesantrennya. Kami selalu menjawab, disesuaian dengan minat dan bakat anak. Makanya ada yang mondok di pondok tahfidz, di pondok modern Muhammadiyah, di pondok KMI. 

Demikian juga dengan si bungsu yang akhirnya jatuh ke pondok salaf satu ini.

Kabar baiknya si bocil betah di pondok, kemarin pas ada jadwal penjengukan, si anak terlihat ceria dan adaptasinya bagus, alhamdulilah.


Dua anak kuliah 
Nah, lanjut ke anak yang akan lanjut kuliah. Yaitu si sulung dan si nomer 4 yang biasa dipanggil Teteh dan Mbak.  
Perjalanan Mencari Kampus Terbaik
Ngomongin kampus terbaik bukan dilihat dari rangking kampus atau predikatnya ya, tapi terbaik bagi si anak dari Allah. Karena yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah kan, pun sebaliknya.

Mbak ini bisa dibilang berprestasi di pondok dan MA nya. Selama 3 tahun bisa menghapal 5 juz, jadi ketua osis di pondok pesantren, biasa tampil pidato pake bahasa Inggris, mengajar dan membimbing santri juniornya. Di MA pun dia rangking 1 untuk program IPS dan masuk eligibel yang bisa ikutan SNBP. 

Saat SNBP dia mili Unpad jurusan HI dan Ekonomi syariah. Qadarullah ternyata dia gagal. Anaknya cukup kecewa karena nilai dia memang bagus, tapi takdir berkata lain. Gak mau berlama-lama kecewa dia mulai menyiapkan diri untuk UTBK.  

Mendaftar UTBK di pondok karena masih ada beberapa ujian yang harus dijalani. Dan pulang beberapa minggu sebelum UTBK. Sama kita ditawarin ikut bimbel online UTBK, anaknya akhirnya cari info dan ikutlah bimbel pembahasan soal UTBK. Dan sebelum UTBK, dia belajar mandiri dengan latihan soa yang didapat di internet.

Mbak kembali pilin Unpad jurusan yang sama dengan saat UNBP. Mungkin masih penasaran dengan Hubungan Internasional. Ya sudahlah walau kita sudah coba kasih masukan, tapi tetap anak 'keukeuh' dengan keinginannya. Kita sebagai orang tua ya mendukung saja dengan doa semoga mendapatkan hasil sesuai keinginan.

Qadarullah, UTBK pun gagal. Pas lihat nilainya ternyata bahasa Inggris justru dapat nilai paling kecil dan itu yang bikin nilai UTBK nya kecil. Justru pelajaran matematika nya paling tinggi. Jadi sepertinya dia memang salah ambil jurusan hehehe.

Berlanjut ya di part 2













Selasa, 05 Maret 2024

Saat Demam Perhatikan Ini untuk Cegah Dehidrasi

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana kabarnya teman-teman, kali ini aku datang dengan cerita pengalaman anak yang sakit dan hampir mengalami dehirasi. Kok bisa? simak saja ya ceritaku kali ini...

Bermula dari anakku yang paling kecil renang. Sebelumnya beberapa hari dia pulang sekolah dalam kondisi kehujanan. Cuaca memang sedang sering turun hujan, dan karena dia diantar jemput pakai motor oleh emaknya alias aku ya meski udah pakai jas hujan tetaplah basah dan kedinginan. 

Pun saat pulang dari kegiatan renang. Begitu sampai sekolah si anak, gerimis mengundang hujan. Awalnya si bocah keukeuh enggak mau pake jas hujan dengan alasan, cuma gerimis, enggak enak pake jas hujan. Namun tetep dibujuk untuk pakai jas hujan dengan pertimbangan jika di jalan gerimis jadi hujan kan kita sudah 'ready'.

Dan benar saja baru seperempat perjalanan hujan mulai deras hingga akhirnya hujan seperti dicurahkan dari langit. Karena sudah pakai jas hujan kita putusin terus jalan dengan harapan enggak kejebak banjir yang biasa datang setelah huja  deras. Qadarullah hujan mulai reda ketika sudah masuk daerah deket komplek. Otomatis kita berdua walau pakai jas hujan tetap kedinginan dan basah di sana-sini.

Malamnya si bocah mash ceria, makan malam dengan lahap dan tidur cepat. Sepertinya dia kecapean. Namun paginya ketika akan dibangunkan sholat subuh, badannya deman. Dia juga mengaku kedinginan dan pusing sekali. 

Dan demam ini berulang dan baru turun sekitar tiga hari kemudian. Lega dong pastinya dan berharap si anak tidak kenapa-napa, hanya masuk angin. Qadarullah jelang pergantian hari pas diperiksa saat anak tidur, demam lagi. Alhamdulillah dia mau bangun untuk makan dan minum  obat. Pas bangun dia mengeluh betisnya kaku dan sulit untuk digerakkan, ya Allah... kenapa lagi ini?

Paginya, kami sepakat bawa anak periksa. Tetangga di komplek ada yang kena DB, typus dan marak juga di beberap sekolah anak -anak yang kena gondongan. Begitu diperiksa dokter menyarankan cek darah walau dia udah mendiagnosa. "Kalau ada hasil lab darah adenya diagnosa saya juga lebih  jelas."

Nah, begitu tes darah drama baru dimulai. Selain pembuluh darahnya yang timbul tenggelam dan susah dicari, ternyata darah juga enggak mau naik padahal sudah disuntik. Diduga karena dehidrasi jadi lemah. Duh, makin deg-degan lihat wajah si bungsu yang pucat. Bahkan pas disuruh genggam jemari aja biar dia enggak sanggup.

"Adeknya pernah diinfus Bu?"

"Pernah pas dia BP, usianya sekitar 18 bulan. Sama susah juga cari pembuluh darahnya, sampai lengan  kanan kiri kena jarum untuk nemu pembuluh yang tepat."

Aku juga cerita  dua tahun lalu juga anak ini pernah periksa darah karena demam tinggi. Dan sama susah juga nemu pembuluh darahnya. "Istirahat dulu ya Bu. Adenya  minum dulu ya... ini dehidrasi Bu."

"Iya kalau enggak diingetin atau disuruh ya enggak minum."

Saya dan suami bergantian bujuk anak untuk minum.  Memang perlu sedikit ditegasin dan diingatkan kalau kondisi dia sekarang itu bahaya, dehidrasi.

Setelah hampir dua jam istirahat dan bolak balik minum air putih, Alhamdulillah akhirnya bisa juga ambil sampel darah untuk diperiksa. Hasilnya si anak gejala typus sama seperti dugaan dokter. 

Yang jadi catatan saat anak atau kita demam asupan cairan harus dipastikan ada. Selain menghidrasi tubuh, menyeimbangkan suhu tubuh, menurunkan demam, juga menghindari dari hal hal yang berbayaha karena dan  kekurangan cairan. Seperti tekanan darah yang turun dan ini  sangat berbahaya, jantung yang berdetak cepat dan kondisi badan yang lemah lemas tak bertenaga.

Cairan juga bisa didapat dari sayur dan buah-buahan.  Selain jadi sumber vitaman sayur dan buah juga bisa dijadikan alternatif menambah cairan saat anak atau penderita demam enggan minum air putih.

Alhamdulillah, hari ini kondisi anak sudah makin membaik. Syafakallah Abang... yuk sembuh yuk. Bentar lagi puasa lho. Abang udah berlatih kan di bulan Sya'ban ini...?

Semangat pulih Abang...***

Sumber artikel : health.kompas.com





Jumat, 30 Juni 2023

Maryam 18


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Bagaimana kabarnya teman semua? 
Semoga senantiasa dalam kondisi sehat lahir batin dan dalam lindungan Allah Ta'ala...

Sebenarnya tulisan ini memenuhi janji yang pernah ditulis di akun medsos, tentang Maryam 18, nama angkatan ke 18 putri dari MA Zakaria. Jujur saya juga baru tahu nama angkatan Kakak ( si nomer 2 ), adalah Maryam. Pas denger langsung suprise sampai speechless. "Ini Maryam binti Imran kan?"

"Ya iyalah Bu... emang ada Maryam yang lain yang disebut dalam Al Qur'an dan Hadist Nabi?"

Fix, saya pun nyengir sendiri, merasa geli sendiri. "Ya kali..." Saya langsung mode serius, "Ini siapa yang milih? Kalian sendiri atau ada intervensi dari guru termasuk sekolah?"

"Masukan pasti ada, tapi kita kok anak anak seangkatan yang sepakat pilih nama Maryam sebagai nama angkatan."

"Kenapa?" 

"Karena kami punya harapan seperti Maryam, yang terpilih jadi wanita pilihan untuk zaman kami, yang bercita-cita bukan hanya di dunia tapi sampai akhirat."

Lagi-lagi speechless, cuma bisa bertasbih. MasyaaAllah tabarrakallah...


'Graduation Penuh Haru'
Saya selalu semangat saat dapat undangan pelepasan anak dari sekolah. Alhamdulillah, pandemi sudah berlalu hingga dari tahun kemarin sudah bisa menghadiri acara pelepasan anak-anak. Tahun kemarin si nomer 4 yang lulus SMP, dan tahun ini bagian si nomer 2 dan nomer 5. Satu lulus SMA satunya lulus SD. 

Alasannya bukan karena anak mau tampil, atau berbangga dengan pencapaian anak selama mereka sekolah. Tapi untuk mengetahui bagaimana anak dalam penilaian sekolah, guru dan teman-teman mereka. Apakah harapan dan target kami ketika memasukkan mereka ke sekolah ini tercapai atau tidak. Sebagai bentuk evaluasi dan juga muhasabah terhadap tugas orang tua mendidik anak-anak. Urusan nilai sih nomer sekian, karena kita sudah dalam posisi tinggal menerima apa yang sudah diupayakan anak saat ujian. Itu adalah hasil yang harus diterima sebagai upaya menerima ketetapan Allah. 

Setelah melewati ketegangan ala UTBK, akhirnya momen pelepasan digelar. Dan karena sekolah anak kami memang berlabel Islam, ya kita juga gak ada bayangan adanya tampil tari-tarian atau nyanyi-nyanyian yang tidak Islami. Untuk masalah pakaian dan riasan pun ( terutama untuk putri ) tidak dibebaskan begitu saja. Dandan boleh, pakai bau bagus boleh sebagai bentuk syukur. Tapi jangan sampai melewati koridor tentang syukur itu sendiri.  Tetap pada aturan yang jelas. Kerudung pun boleh modis tapi tetap menurup dada. Make up pun boleh tapi gak perlu all out atau habis - habisan yang malah menjadikan remaja putri ini pada tua.

Tampilan awal jelas adalah pembacaan ayat suci Al Qur'an, tafhimul qur'an ( bukan sekedar hafal tapi juga memahami ) juz 30 dan 29. Di sini orang tua boleh kok bertanya tentang apa yang dipahami ananda dari surat-surat dalam 2 juz tersebut. Kemudian berlanjut ke acara sambutan-sambutan hingga serah terima murid dari sekolah kepasa wali murid. Dilanjut dengan pembacaan siswi-siswi berprestasi yang sudah lolos SNBP dan SPAN. 

Kadang paling kesel ya kalo denger sambutan, tapi di moment ini semua sambutan didengarkan dengan baik. Diawali dari ketua panitia, ketua angkatan sampai kepala sekolah. Saat ketua angkatan kasih sambutan, kita sudah dibuat mewek karena mereka menamakan kami adalah maryam-maryam kecil yang sedang berjuang meraih cita-cita dunia akhirat. Dipertegas lagi saat kepala sekolah memberi sambutan. 

Yang jelas makin mengharu biru karena anak-anak ini betul-betul generasi perintis yang tetap berkiprah meski dibatasi pandemi. Mereka mampu membuat 
suatu event yang sukses menarik animo dari MTs dan SMP sekitar untuk mengikuti olimpiade sience dan kreatifitas lainnya. Serta bekerjasama dengan pihak-pihak luar baik itu personal, perusahaan maupun tempat pendidikan di Kota Bandung. Ini disampaikan oleh kepala sekolah dengan penuh rasa bangga dan terima kasih.



Perwakilan Wali Murid
Saat dapat permintaan ini rasanya kaget, dan kurang PD. Untunglah suami dan anak memberi dukungan. You can do it Mom...!

Akhirnya setelah menimbang banyak hal, mulailah menulis draft teks besok. Sesuai pesan sekolah intinya memberi penguat agar putri-putri kami menjadi generasi Maryam yang selayaknya. 


ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُه

Innal hamdalilah wasolatu wasalamu ala rosulillah syaidina Muhammad ibni abdilah waala alihi wahbihi wamawalah

Puja puji syukur marilah kita panjatkan kepada Ilahi Rabbi, yang atas perkenannya semata kita semua dihadirkan dalam kegiatan pelepasan angkatan 18 Maryam. Semoga kegiatan ini dilancarkan dan diberkahi dari awal hingga akhir. 

Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan untuk uswah khasanah kita, Nabi Muhammad Saw., pada keluarganya, sahabatnya dan seluruh ummat nya, termasuk kita semua yang hadir di sini.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah atas kesempatan mewakili orang tua untuk memberikan sambutan dalam kegiatan ini. Bukan berarti saya bisa atau lebih pintar atau lebih dari bapak ibu semua, karena saya hanya dibisakan/dimampukan oleh Allah. Dan yang terbaik diantara kita adalah yang paling bertaqwa. Saya pun bermohon agar tetap dibimbing Allah dan dimampukan berkata-kata yang baik dan benar. 

Untuk anak-anakku putri-putri shalihah angkatan Maryam 18, kami ucapkan tahniah atas kelulusan kalian. Tiga tahun sudah kalian bersama-sama berinteraksi, belajar dalam bimbingan bapak ibu guru, hingga kalian berada di moment pelepasan. Harapannya apa yang sudah didapat selama 3 tahun disini bukan begitu saja terlepas setelah kalian selesai dari kegiatan ini. Bukan selesai di sini, tapi akan menjadi bekal kalian melangkah ke tahap pendidikan selanjutnya.

Putri-Putri shalihah angkatan maryam 18, ingatlah hari saat kalian menjadikan Maryam sebagai nama angkatan ke 18 ini. Banyak sekali pelajaran dan teladan dari sosok Maryam ini. 

Maka jadilah kalian muslimah-muslimah yang senantiasa menjaga diri dengan iman dan ilmu yang sudah didapat di MA ini dalam menghadapi tantangan zaman kekinian. Kalian hidup di masa informasi digital begitu maju, yang tipuannya bisa membingungkan. Tapi saat kalian berpegang pada petunjuk Allah insyaAllah kalian bisa menghadapinya bahkan menjadi muslimah terbaik layaknya Maryam dipilih jadi wanita terbaik di zamannya.

Jadilah kalian Maryam -maryam yang memiliki jati diri sebagai seorang muslimah yang taat. Yang selalu mendekat dan curhat dengan Allah. Jangan jadi generasi ikut-ikutan yang hanya mengejar viral dan terkenal. Curhat di media sosial diantara kerumunan orang-orang yang tidak kalian kenal Karena menjadi terkenal di hadapan Allah itu lebih worhed, lebih berarti dan spesial, karena kelasnya bukan hanya dunia tapi sampai surga. Bukankah Maryam itu satu dari 4 penghulu wanita di syurga?

Nak, tetap tegar, tetap kuat, hebat dan stay positif dalam menghadapi tantangan dan ujian dalam kehidupanmu. Dalam menerima setiap ketetapan Tuhanmu. Karena Maryam itu sabar, karena Maryam itu tegar. Husnudzan lah pada takdir Allah karena apapun yang diberikan Allah adalah yang terbaik.

Bagi kami orang tua, banyak pelajaran dari sosok Maryam dan keluarga Imran. Selaku orang tua kita harus terpacu untuk jadi orang tua shalih shalihah dulu agar dimudahkan mengajak anak-anak menjadi shalih dan shalihah. Senantiasa mengingatkan akan cita-cita tertinggi, bukan sekedar pendidikan keren, kerjaan mentereng tapi keridhaan Allah yang utama. 

Terakhir kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan bapak ibu guru MA Zakaria pada putri-putri kami. Semoga dicatat sebagai amal shalih dan Allah balas dengan balasan terbaik. Kami juga mohon maaf sebesar-besarnya jika selama ini belum maksimal bersinergi dengan sekolah selama anak-anak kami menimba ilmu di sini. 

Tak lupa kami juga minta maaf jika selama kami bicara banyak kata-kata yang salah, astagfirullah haladzim. Sekian dari kami... 
wabittaufik wal hidayah 

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Quote of The Moment
"Jika ingin anak seshalihah Maryam, maka jadilah orang tua seshalih Imran."

Itu yang saya tulis di caption postingan status IG. Bukan karena sok pintar atau sok menasehati, hanya itu memang yang menjadi tekad dalam diri yang dideklarasikan dalam bentuk tulisan. 

Jadi sekarang tahu kan, behind the scene nya quote itu hehehe. Semoga bermanfaat ya, semua yang sudah tertulis di atas. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kamis, 16 Maret 2023

Agar Gadget Tidak Membawa Masalah

Di zaman now sepertinya semua orang sudah terbiasa dengan gawai atau gadget. Perkenalan dengan gadget juga semakin muda,bahkan bayi pun sekarang sudah kenal dengan teknologi ini. Meski ada pro dan kontra tetap saja gadget dalam bentuk HP atau smarphone saat ini memang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas keseharian. Jujur aja deh, bangun tidur pun yang dilirik pertama kali adalah hape kan?

Penggunaan gadget sedikit banyak pasti memberi pengaruh. Bisa pengaruh positif misal saat gadget digunakan untuk sarana belajar, bekerja, berkreatifitas atau menjalin relasi. Bisa juga berdamak negatif sampai taraf kecanduan. Inilah yang harus dilakukan agar gadget tidak membawa masalah.

https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/05/ilustrasi-gadget-572b284707b0bdf0068842cf.jpg?t=o&v=740&x=416


1. Pahami Tidak Semua Orang Boleh Punya Hape

Saat ini orang tua merasa tak berdaya saat anak merengek minta hape lalu tanpa ada perjanjian atau pun kessepakatan langsung saja memberi hape pada anak. Begitu anak-anaknya begitu tergantung dengan hape dan susah untuk berhenti, barulah mereka mengeluhkan dapak buruk dari gawai.

0 - 2 Tahun adalah  tahapan no hape. Jangan tergiur atau terlalu percaya dengan label konten baik atau kids sehingga kita begitu saja membiarkan anak untuk memegang hape pada usia ini. Pada usia ini sebaiknya orang tua melakukan bonding dengan melakukan permainan dan aktifitas bersama dengan anak.  Karena yang menjadi kebutuhan anak di usia iani adalah interaks sosial dengan orang- orang terdekatnya.

Seteah 2 tahun, anak boleh berinteraksi dengan hape atau gadget tapi posisinya hanya sebagai penonton saja. Menyaksikan  tanpa memegang. Di sini orang tua menganggap hape itu seperti pisau yang tidak bijaksana jika diserahkan sama anak kecil diatas 2 tahun. Bisa berbahaya atau mencelakakan. Anak hanya boleh menonton dan orang tua yang mengendalikan aplikasiyang akan ditonton oleh anak. Sebaiknya jangan biarkan anak menonton sendiri tapi dampingi dan awasi.

Setelah mumyyiz, bisa membedakan kanan kiri, depan belakang, bisa mengerti kata perintah atau larangan sederhana, baru anak naik level dengan diberi hak memakai dengan batasan tertentu. Anak boleh memegang hape tapi ada batasan waktu, tetap lakukan pengawasan. Dan harus konsisten menerapkan batas waktu. Kadang yang jadi godaan adalah saat orang tua butuh fokus pada kegiatan lain, anak yang seringnya cari perhatian dan memecah konsentrasi malah diberi hape agar 'anteng'. dan biasanya tidak ada batasan waktu. Ini akan dijadikan senajata oleh anak saat ingin main hape, bikin keributan, merengek, rewel demi diberi hape.

Setelah anak sampai tahapan cerdas ( rusyada  seperti di Qs. Annisa : 6 ), maka anak boleh diberi hak memiliki. Kapan tahaan rusyada itu? Yaitu jika anak sudah baligh, sudah bisa mengurus rumah ayahnya sendiri ( bagi anak perempuan ) dan berani safar ( bepergian biasanya pakai kendaraan umum, tidak nyasar ) sendiri bagi anak laki-laki.


2. Management Gadget

Pengaturan di sini bukan hanya masalah waktu saja lho. Tapi juga lama, lokasi yang harus free gadget, aplikasi yang dlarang diinstal, termasuk dalam situasi apa gadget harus disimpan.

Terapkan waktu terlarang menggunakan hape, misal antara maghrib sampai isya, atau subuh-syuruq. Demikian juga dengan lama berinteraksi dengan gawai, atur dan terapkan. Misal anak hanya boleh pakai selama sekian menit dalam 1 hari. Lokasi juga ditentukan, mana yang boleh pakai gawai mana yangsebainya free, seperti kamar mandi atau kamar tidur. Kedua tempat itu sebaiknya free hape lho.

Tidak semua aplikasi boleh didownload, pilih lah sesuai kebutuhan dan memori hape juga. Aplikasi game, atau media sosial yang tidak sesuai usia sebaiknya tidak usah diunduh. Jadi penggunaan hape jelas tujuannya ( using ) misal untuk belajar atau bekerja. Situasi juga harus disepakati, misal saat makan bersama, acara keluarga, saat ibadahn, saat mengendarai kendaraan maupun ngobrol dengan tamu atau tuan rumah sebaiknya tidak menggunakan hape.

Lalu bagaimana jika ada anak atau ayah yang haru menggunakan hape di waktu yang sudah disepakati untuk no hape, maka lakukan sesuai penggunaan hape atau gadget terebut. Misal ayah yang menggunakan hape untuk bekerja, maka sebaiknya  di ruang kerja atau ruang khusus yang memang bisa dipakai untuk bekerja, sesuai waktu kesepakatan, dan berikan penjelasan pada keluarga kenapa orang tua tetap harus menggunakan hape di waktu-waktu tertentu. 

Nah, semoga dengan dua langkah ini bisa meminimalisir dampak negatif atau masalah yang ditimbulkan oleh gadget dalam keluarga kita. Semoga bermanfaat.


Sumber: Video Keluarga Gadget oleh Ust. Bendri Jaisyurrahman


Selasa, 14 Maret 2023

4 Tipe Keluarga yang Harus Diperbaiki

Mau dibawa kemana keluarga kita?
Pernahkah kita bertanya atau saling menyatukan kepala dengan pasangan dan membahas hal ini?

Yang ideal pertanyaan ini topik ini dibahas di awal pernikahan. Setelah akad nikah, resepsi dan kedua mempelai bertemu, maka suami yang sudah diangkat jadi qawwam atau pemimpin rumah tangga menentukan visi misi keluarga. Namun yang ideal seringnya terlupa oleh romantisme awal menikah atau pengantin baru. Hingga berlalu bertahun-tahun dan saat terasa jenuh, baru mempertanyakan hal ini.

Jangan menjawab, biarkan saja seperti air mengalir. Karena selain menunjukkan sifat yang skeptis, harus juga disadari bahwa tidak semua air mengalir ke laut. Memang air akan mengalir di tempat yang lebih rendah, bisa ke sungai, ke irigasi, septitank,  bahkan tergenang dalam kubangan yang jadi tempat nyamuk berkembang biak. Artinya bisa jadi air itu akan berkumpul menyambangi tempat-tempat yang tidak bersih, tidak buruk secara manfaatnya.

Padahal seorang muslim harus punya visi hidup bermanfaat, baik untuk diri, keluarga maupun lingkungannya. Karenanya sebuah keluarga dibentuk maka tentukan roadmap atau peta yang akan dijalani. Bukankah rumahtangga itu layaknya kapal yang mengarungi samudra. Maka pasti butuh peta, kompas, nakhoda dan awak kapal.

Dan ini adalah tugas suami, sebagai qawwam. Seorang pemimpin harus memiliki visi misi yang jelas bagi keluarganya.  Dan visi misi ini harus diterima, dipahami dan didukung oleh istri dan anak-anak. Jadikan visi misi ini sebagai relation goals pasangan, sehingga kompak dalam menjalankan rumah tangga.  Sadari bahwa kekompakan ayah ibu adalah awal mula keberhasilan mendidik anak-anak.



4 Jenis Keluarga yang Sering Ditemui
Dalam sebuah kajian parenting, Ust. Bendri Jaisyurrahman, pernah menerangkan tentang tipe-tipe keluarga yang marak terlihat di sekitar kita, diantaranya :

Tipe Terminal
Layaknya terminal yang menjadi tempat berkumpul orang-orang yang akan pergi dengan tujuan berbeda. Seperti itu juga rumah atau keluarga tipe terminal. Tidak ada kesamaan visi misi antara penghuninya. Masing-masing bergerak menuju target tujuan yang akan dicapai. 
Terminal juga sering terkesan riuh penuh teriakan, hal itu mencirikan bahwa keluarga type terminal bukan berarti sepi dari obrolan atau komunikasi. Tapi semua hanya basa-basi, omongan yang tidak memiliki tujuan, tidak lama karena hanya mengisi kekosongan waktu. Tidak pernah ada rapat atau syuro, tidak serius dalam memutuskan persoalan. Keputusan yang ada biasanya dadakan dan terkesan tidak serius.

Misal saat akan memilih sekolah anak, maka dipilih secara sepihak dan biasanya terpaksa. Seperti keputusan memasukkan anak ke pesantren ketika tidak diterima di sekolah favorit atau pilihan pertama. Hingga yang ada bertambahnya barisan santri tragis,  bukan barisan santri idealis.

Keluarga Tipe Kuburan
Nah, sekarang kita banyangin kondisi kuburan yang hening, mencekam dan tidak membuat orang hidup betah.  Adalah gambaran keluarga yang minim komunikasi. Omongan hanya sedikit, tidak banyak, obrolan hanya satu arah tidak dialogis, dan tidak ada yang berani membantah. Keluarga seperti ini biasanya cenderung kaku, tegang dan tidak membuat nyaman yang tinggal di dalamnya.

Keluarga Tipe Rumah Sakit
Apapula ini? ya bayangin saja rumah sakit. Tempat dimana masing-masing bergerak karena ada kepentingan. Dokter dan perawat yang menjanjikan pelayanan perawatan kesehatan, sedang pasien yang berhajat untuk sehat dan sembuh.
Tipe keluarga seperti rumah sakit biasanya sering terdengar jasa-jasa dan pengaruh yang diungkit-ungkit. Orang tua merasa begitu berjasa dan menuntut anak untuk memberikan penghargaan dan penghormatan. Persis seperti tenaga medis yang merasa berperan besar dalam menyelamatkan pasien.

Keluarga Tipe Pabrik
Dalam sebuah pabrik yang dikejar adalah target-target. Yang dilakukan adalah kerja-kerja. Yang dibicarakan pun adalah upaya untuk mencapai target, hingga jika target tidak tercapai maka ada pemotongan gaji atau kompensasi lainnya.
Keluarga tipe pabrik adalah gambaran keluarga yang hanya mengejar keberhasilan secara fisik, atau materi. Dan saling menuntut hingga memberi beban pada anggotanya. Hal ini bisa mengakibatkan sikap egois, hilang empati, jauhnya rasa ingin menolong dan menilai segalanya dari segi materi. 


Bahaya Keluarga yang Tanpa Roadmap
Keluarga yang tidak punya visi misi pasti bergerarak secara random atau tanpa arah. Maka mudah bagi keluarga seperti ini untuk dibelokkan ke arah yanh tidak semestinya. Mestinya berkeluarga itu tidak hanya di dunia namun berkelanjutan ke syurga. Maka, berlakulah seperti orang-orang yang tersebut dalam QS. Al Qashsas ( 28 ): 77

وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ‌ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا‌ وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ‌ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."

Di ayat tersebut digambarkan bagaimana orang yang berorientasi akhirat, bukan sekedar dunia. Sehingga dia memanfaatkan dunia untuk beramal shalih, berbuat baik dan menjaga amanah-amanah Allah di muka bumi ini. Dan semua ini dimulai dari mengubah orientasi visi misi hidup ( berkeluarga ) ke arah akhirat ( sekeluarga di dunia dan di syurga ). Jika banyak orang yang mencari dunia dan tidak melupakan akhirat, bagi yang orientasinya sehidup sesyurga pasti akan fokus mencari kejayaan akhirat sedang dunia hanya selingan. Jangan dibalik yaa...

Keluarga Ideal dalam Al Qur'an
Dalam QS. Ali Imran : 33 disebutkan dua keluarga ideal yang bisa dijadikan teladan. Yaitu, keluarga dari kalangan nabi , keluarga Ibrahim as. Serta keluarga dari kalangan biasa, yaitu keluarga imran. 
Dari dua keluarga mulia ini, bisa diambil hikmah adalah sama-sama orientasinya akhirat. Begitupun dalam mendidik keturunannya. Sehingga kita mengenal Ibrahim as., sebagai abul anbiya bapaknya para nabi, dan keluarga Imran yang derajatnya terus naik karena melahirkan perempuan terbaik sekelas Maryam binti Imran dan laki-laki sekelas nabi yaitu Isa putra Maryam. 

Persamaan kedua adalah, dua-duanya selalu menempatkan ridha Allah sebagai yang utama. Sehingga walau diharuskan hidup dalam kondisi jauh dari nyaman apalagi ideal, mau mau saja asal Allah Ridha. Seperti yang dikatakan Hajar, seperi sikap Hannah ibunda Maryam dan Maryam sendiri.

persamaan ke 3 adalah diberi rezeki dari arah tak disangka dan tanpa perhitungan. Apa yang diminta langsung dihadirkan. Layaknya Hajar yang mendapat anugerah mata air zam zam nan berkah, juga Maryam yang mendapat buah-buahan dari langit  di meja makannya. MasyaaAllah tabarrakallah

Nah, semoga kita bisa meneladani keluarga yang sudah terbukti diridhai dan dicintai Allah Ta'ala. Wallahu a'lam bishowab.***