Rabu, 02 November 2016

Selain seru, Ini Beberapa Manfaat yang Bisa Didapat Saat Bermain Bersama Anak


Sampai menjelang remaja, bermain adalah dunia anak-anak. Mereka akan lebih mempelajari apa pun melalui sebuah permainan. Nah, sebagai orang tua berapa sering Anda bermain bersama anak? Maksudnya betul-betul bersama menyatu dalam permainan dengan anak-anak. Bukan mengantar anak ke arena permainan atau memfasilitasi anak dengan permainan tertentu, lho.

Saya yang aktifitasnya full di rumah, bisa bermain kapan saja dengan anak. Kadang saat menunggu ayah pulang ngantor, saya akan main catur dengan si pengais bungsu. Di lain waktu saya akan membacakan cerita atau main peran bersama si adik. Kalau bosan di rumah, saya bisa ajak anak-anak keluar rumah. Melihat tanaman di halaman depan, main gelembung atau main bola yang bikin suara heboh di sore hari.

Tapi bagi yang kedua orang tuanya bekerja, maka moment weekend bisa dijadikan pilihan. Luangkan saja waktu satu jam untuk bersama anak, melebur dalam permainan anak.Suami saya kadang mengajak dua anak yang kecil olah raga bareng. Mereka kompak main nge Gym pake barbel atau push up yang kadang gayanya bikin penonton terbahak-bahak. Kalau bosan, kita sering senam bareng. Lucu-lucuan juga tapi berkeringat, dengan senam suka-suka Gamufamire atau ikutan ala-ala film India Queen. Dijamin anak-anak akan lebih memilih beraktifitas dengan kita dari pada melototi teve atau gadget.

Nah, sebenarnya apa sih manfaat bagi anak dan orang tua bermain bersama?

1. Membangun ikatan kuat antara ortu dan anak

Seringkan mememukan hubungan yang kurang harmonis atara anak dan orang tua? Satu rumah tapi males negur. Atau anak yang tidak berani jujur pada orang tuanya karena dalam benaknya pasti akan dapat omelan. Nah, melalui permainan anak dan ortu akan duduk satu level. Gak ada yang lebih tinggi, sehingga mereka bisa berkomunikasi dengan lebih bebas.

Anak juga akan lebih menikmati kehadiran orang tua yang memahami dunia dia. Bukan orang tua yang hobinya main perintah atau kasih khotbah doang. Tapi orang tua yang asyik yang bisa diajak curhat dan mengerti tentang dirinya. Hubungan yang baik seperti ini pastinya akan memberi dampak positif saat anak makin besar. Apalagi saat anak sudah mulai masuk tahapan remaja, dimana ketertarikan pada dunia luar makin besar. Anak tidak akan cepat-cepat lari dari orang tua, tapi tetap menjadikan orang tua sebagai tempat kembali, tempat cerita.

2. Mengalihkan perhatian anak

Bagi si pengais bungsu main dengan ayahnya adalah hal paling mengasyikkan. Tak heran jika setiap sore dia selalu bertanya, "Ayah pulang cepat atau enggak?" Saat saya nanya, dia bilang ingin main pesawat kertas sama ayahnya. Atau sekedar nge-gym barenga di halaman belakang ( alias tempat jemuran hehehe ).

Itu lah yang akhirnya saya gunakan untuk mengalihkan perhatian si kecil dari nonton teve. Karena di rumah no teve afer maghrib ( setelah maghrib sampai malam gak ada nonton teve ), jadilah perlu diciptakan keseruan untuk mengisi waktu. Kadang main monpoli, ular tangga, main peran, nonton video buatan Mas Hafidz yang kocak abizzz, atau seru-seruan main kartu dengan colekan bedak bagi yang kalah.



3. Melatih anak memiliki daya juang


Alangkah menyenangkan memiliki anak yang struggle, penuh daya juang. Ketika menghadapi kesulitan tidak langsung putus asa. Nah, permainan adalah salah satu cara melatih daya juang anak. Dengan istilah main-main, anak-anak pun dituntut menyusun strategi agar bisa memenangkan permainan. Seperti pada permainan catur, congklak, menyusun lego dan lain-lain.

Saat anak merasa bosan karena belum bisa menyelesaikan permainanya, orang tua bisa menjadi penyemangat. Bahkan kadang teriakan ayo... ayo... ayo... bisa langsung menaikkan semangat, lho.


4. Belajar menerima kalah dan menang


Ada juga lho, anak-anak yang ogah kalah. Karena sifatnya ini, si anak malah malas berkompentisi a tau berlomba sungguhan. Walau bukan untuk bersaing, anak tetap harus diajarkan bahwa dunia memang tempatnya persaingan, kompentisi. Maka, ada yang akhirnya menang, ada juga yang akhirnya di pihak kalah.  Dan melalui permainan anak akan diajak memahami kompentisi, fairplay dan juga bersikap legowo saat kalah.

Orang tua perlu memberikan pengertian kalah dan menang hanya masalah waktu, semua akan dipergilirkan. menang akan diberikan pada yang bersungguh-sungguh, kalah akan diberikan pada yang usahanya ya.. seadanya.


5. Melatih kerjasama 

Sebagai makhluk sosial manusia pasti butuh pertolongan dari orang lain. Jika ada anak yang terkesan menyendiri, anaklah permainan atau aktifitas yang membutuhkan kerja sama. Seperti memasak, membuat layang-layang, poster bulan Ramadhan, menghias rumah dan lain sebagianya. Suasana yang menyenangkan akan membuat anak tertarik sekaligus menjadi heart healing bagi yang pernah merasa sakit hati dengan saudara atau orang tua.




Semoga bermanfaat :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar