Senin, 01 Februari 2016

Inspirasi Bersyukur Hari Ini


Seharian kemarin mendung dan anginnya kenceng banget ya, Kawan. Pas nanya ke suami juga ternyata sama, di kota Bandung pun begitu. Makhlum rumah kita memang di Bandung pesisir alias pinggiran hehehe. Tapi bukan itu yang ingin saya tuliskan, yang bagi saya merupakan isnpirasi bersyukur of the day.

Pagi-pagi saya dapat kiriman video lewat BBM, isinya sama mengajak kita untuk lebih mensyukuri hidup. Di saat kita merasa paling susah sedunia ( ehemmm... ), ternyata masih ada kok yang jauh...jauh... jauh lebih susah dari pada kita. Bahkan jika kita masih bisa makan dengan lauk telor dadar yang dibagi beberapa bagian ( tapi telurnya kan banyak ya...), di belahan dunia yang lain, atau bisa jadi tetangga kita harus bersabar makan hanya dengan kerupuk yang diremas hingga bisa disebar merata di atas nasi. Tapi mungkin karena saya sudah pernah lihat asa kurang greget, dan mungkin kurang mengena ( kudu ditendang nih yang nulisnya ,maaf )

Sore harinya, saya ke warung sayur ( enggak usah nanya saya beli apa ya...) dan ada seorang anak laki-laki yang saya kenal. Karena dia memang suka main bareng bujang saya ( Aa Zuhdi ). Saya pikir anak ini mau jajan. Mungkin uang bekal sekolahnya masih nyisa dan dia ingin camilan, pikir saya. Ternyata dia membuka termos es, di bagian ini saya masih saja suudzan, duh.. dingin dingin gini kok makan es sih, celoteh hati saya sambil menyapanya.

Setelah mengangguk tanda pamit, bocah laki-laki itu terlihat menjauh dari warung dan menyeret termos es yang tadi diperiksanya. Sadarlah saya kalau dia tidak mau jajan, tapi sedang ngecek es jualannya. "Tante, itu es nya gak ada yang laku?" Saya ingat bocah laki-laki tadi tidak meminta uang atau apa pun dari pemilik warung.

"Oh..., berarti enggak ada yang laku es nya, Bu."

Deg, sampai sini dada saya terasa sakit sekali. Apalagi melihat langkah anak itu yang terlihat melambat karena beban termos. Bayangkan termos es yang isinya masih penuh, ahhh... sedih.  Mungkin juga karena tadi saya sudah berkomentar banyak walau dalam hati. Saya pun pulang dalam kondisi sedih, apalagi saat melihat anak-anak yang sedang asyik nyeruput susu anget sepulang sekolah. Ya... Allah, enggak nyadar mata saya berkaca-kaca.
Kisah ini bukan picisan, sederhana tapi mengena. Terkadang kita memang butuh banyak hikmah dan pelajaran agar senantiasa bersyukur. Kalau masih merasa kurang dan butuh syukur booster baca saja buku Nikmatnya Syukur by GPU. Buku ini berisi kisah-kisah yang pastinya akan menyadarkan kita bahwa hidup yang kita jalani jauh lebih nikmat dan pantas disyukuri dari pada dikeluhkan.

Tetiba saya ingat sebuah quote ,"Bersyukurlah pada masa sulit , karena pada masa itu kamu tumbuh." Ya... bisa jadi saat ini, anak itu sedang mengalami masa sulit, tapi itu hanya episode di mana Allah mengajarinya untuk kuat dan makin tangguh. Kadangkala masa nyaman, masa enak justru melenakan. Tidak ada hasil kecuali kemanjaan dan ketidakmandirian. 

Dan semoga, Allah mengirimnya rezeki yang jauh... jauh ...lebih berkah untuk keluarga anak laki-laki itu. Hemm..., take a deep breath dulu ya pas nulisnya juga. Terima kasih atas inspirasi bersyukurnya, boy. Dan Alhamdulillah ala kulli hal :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar