Senin, 08 Februari 2016

Nasehat untuk Para Istri

Pernah membaca kisah istri Nabi Ismail, Ukhti? Suatu hari Nabi Ibrahim mengunjungi putranya di Mekkah. Sesampainya di rumah Ismail, ternyata yangmembukakan pintu adalah seorang wanita yang sudah diperistri putranya. Tanpa bertanya siapa yang datang, wanita itu hanya mengatakan bahwa suaminya sedang tidak ada di rumah. Ibrahim pun memutuskan untuk menunggu Ismail di luar rumah. 

Selama menunggu, Ibrahim memperhatikan wajah menantunya yang tampak masam, mungkin tepatnya cemberut ya hehehe. Lalu terjadilah diaalog seperti ini :
"Bagaimana kehidupan keluarga kalian, Anakku?"
"Hidup kami tidak bisa dikatakan bahagia. Bahkan selalu sedih, sengsara dan kekurangan. Lama-lama saya tidak tahan dengan kehidupan yang serba sulit ini." Ujar wanita itu masih dengan wajah cemberut.
Ibrahim hanya mengangguk tanda mengerti. Karena perjalanan yang jauh, Ibrahim pun merasa haus dan lapar. Tapi menantunya tak sedikit pun memperhatikan kondisi tamunya. Dia malah terus mengeluh dan bermuka masam.
"Apakah kalian bisa memberikanku sedikit makanan dan minuman?" Tanya Ibrahim.
Mendengar pertanyaan sang tamu, wanita itu tambah cemberut, "Kami tidak memiliki apa pun untuk dimakan dan diminum." Ujarnya dengan kesal.

Jawaban yang membuat hati Ibrahim sedih. Dia tidak menyangkan pasangan hidup anaknya adalah wanita yang  tidak pandai bersyukur. Yang ada malah banyak mengeluh dan meratapi kesusahan. yang semakin membuat Ibrahim sedih, menantunya tanpa beban berkeluh kesah pada orang asing yang baru ditemuinya. ( mungkin beda tipis dengan jaman sekarang ya, ngeluhnya di medsos or dunia maya hehehe )

Ibrahim pun hanya bisa bersabar menunggu kedatangan Ismail. Tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Hingga Ibrahim memutuskan untuk pulang dan menjenguk anaknya lain waktu. "Bisa kah engkau sampaikan pesanku pada Ismail?" Tanya Ibrahim sebelum berlalu.

"Sampaikan pada Ismail untuk mengganti pintunya." Ujar Ibrahim yang diikuti anggukan bingung menantunya.

Tak berapa lama, datanglah Ismail. Tak menunggu suaminya melepas lelah, si istri langsung menceritakan kedatangan seorang kakek dengan pesan aneh. Ismail pun tahu siapa yang hari ini mengunjungi rumahnya. "Tahukah kamu siapa tamu tadi?" Tanya Ismail yang dijawab gelengan oleh istrinya.

"Dia adalah ayahku, dan tahu kan kamu apa arti pesannya?" Lagi-lagi sang istri hanya menggeleng bingung.

"Dia memintaku untuk menceraikan kamu. Nah, sekarang kembali lah kamu pada keluargamu."

Beberapa waktu berlalu, Nabi Ismail pun kembali menikah. Dan seperti kisah sebelumnya, Nabi Ibrahim pun mengunjunginya suatu waktu. Kali ini yang ditemui Ibrahim adalah wanita yang ramah dan berwajah cerah. Dia pun langsung memberi makan dan minum pada tamu yang berkunjung.

"Bagaimana kehidupan keluarga kalian, Anakku?" Tanya Ibrahim.

"Kehidupan kami baik-baik saja. Kami bersyukur karena diberi hidayah dan karunia untuk selalu bersyukur atas pemberian Allah Swt."

Kali ini Ibrahim tersenyum mendengar jawaban menantunya. Hatinya merasa lega karena sang putra sudah menemukan pasangan hidup yang tepat. Yang senantiasa bersyukur dalam kondisi lapang maupun sempit. Allah pun menambah karunia Nya pada keluarga Ismail dengan memberi 12 anak laki-laki dan seorang anak perempuan.

Sungguh nasehat ini berlaku sepanjang zaman ya, Uhkti. Berkeluh kesah  dan senantiasa merasa tidak cukup  9 Al -Anaanah ) merupakan sifat tidak terpuji. Harusnya dibuang kalau pun belum bisa dikurangi sedikit demi sedikit hingga akhirnya tak terlihat. Gantilah dengan sifat qanaah yang artinya selalu merasa cukup dengan apa yang didapat. Karena rumusnya jika kita merasa cukup maka hasilnya berkah, jika merasa kurang maka yang ada hanyalah kesempitan.

Biasanya kalau sudah sudah memelihara Al Anaanah dalam diri, sifat jelek yang lainnya yang munucl adalah Al Hudaaqah, suka memaksa jika menginginkan sesuatu. Bisa jadi barang yang diinginkan bukanlah yang betul-betul dibutuhkan. Apakah persoalan akan selesai jika keinginanya terpenuhi? Ingat, selayakya orang yang kehausan, diberi air es yang manis pastinya tidak butuh satu teguk. Bisa jadi butuh berbotol-botol.

Nah, giliran suaminya tidak bisa memenuhi keinginannya, tipe wanita seperti ini akan mencatat hal itu sebagai sebuah kesalahan suami. Artinya, semakin banyak keinginan yang tidak terwujud semakin banyaklah kesalahan suami. Dan itu menjadi senjata ampuh saat bersitegang. Dengan cara diungkit-ungkit tuh semua janji-janji dan keinginan yang tidak terpenuhi. Sifat seperti ini biasa disebut Al Manaanah. Lama-lama bisa membandingkan laki-laki lain dengan suaminya deh.  Bahaya, itu bisa termasuk dalam Al Hunaana yaitu menginginkan lakil-laki selain suaminya. 

Dan yang biasanya dekat dengan seorang wanita adalah menggunjing ( As salaqah ). Bahkan seperti sudah menjadi ciri khas wanita gosip dan issue tersebut. Padahal kalau pun benar yang digunjingkan tetap saja layaknya memakan daging busuk saudaranya sendiri dan jika salah itu adalah berupa fitnah.

Satu lagi yang dekat dengan kaum wanita adalah berhias. saya pernah menuliskan tentang hal ini di buku Surat untuk Muslimah. Bahwa berhias boleh-boleh saja, asal lurus niatnya ( untuk suami  dan bukan mengundang decak kagum laki-laki lain ) serta tidak boleh melenceng dari aturan Allah seperti mengubah bentuk asli, tato dan juga mengikir gigi. Jadi, berhias pun ada aturannya ya Ukhti. Sehingga akan jelas apakah berhiasnya kita bernilai pahala atau malah bernilai dosa , naudzubillah min dzalik.

Semoga kita terhindar dari sifat-sifat buruk itu ya Ukhti. Semoga...aamiin...***







Tidak ada komentar:

Posting Komentar