Jumat, 28 Oktober 2016

7 Tips Yang Perlu Diketahui Seputar Merawat Luka Khittan

Bagi yang baru mengalami bocah kecilnya dikhittan, bisa jadi banyak kebingungan dan ketakutan. Banyak pertanyaan yang muncul seputar penyembuhan luka, makanan yang jadi pantangan, perlakuan pada si kecil dan lain sebagainya. Nah, mari kita bahas satu-satu ya, bersama tim kece dari BNCC ( Bandung Nurse Care Community ).




Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui orang tua seputar penyembuhan luka ( berdasar konsultasi dengan tim BNCC di Baksos Juara 2016 by JIM Ahad 23 Oktober 2016) :

1. Bengkak pada alat kelamin setelah khittan adalah wajar
Artinya, orang tua tidak perlu terlalu panik saat melihat ada bengkak di kelamin anak setelah khittan. Bengkak terjadi biasanya karena bekas suntikan dan akan sembuh dengan sendirinya. Jika anak mengeluhkan rasa nyeri atau sakit, maka berikan obat pereda nyeri yang sudah diresepkan oleh dokter.

2. Menjaga kelamin dari sentuhan
Tentunya agar tidak menimbulkan luka baru pada bekas khittan ya bu ibu. Anak saya yang pertama mendapat semacam topi yang dipakai di perut dan sarung setelah khittan. Anak saya yang ke-2 setelah khittan mendapat celana kura-kura yang bagian depannya ada bagian seperti tempurung kura-kura.Bagian ini lah yang melindungi kelamin yang baru dikhittan dari sentuhan.

3. Jaga kebersihan alat kelamin dan tubuh
Walau anak mungkin merasa takut saat akan dibersihkan, berilah penjelasan bahwa bagian yang kotor adalah sarang untuk berkembang biak bakteri. Dari pada timbul penyakit lain di sekitar alat genital, sebaiknya bersihkan alat kelamin dengan lembut. Bisa dengan diusap dengan washlap bisa juga dengan tissue basah yang sudah anti bakteri.
Demikian juga untuk mandi, sehari setelah khittan anak boleh dimandikan dengan air hangat. Untuk daerah genital sebaiknya diseka saja atau dilap.

4. Aturlah pola makan anak
Sebenarnya tidak ada pantangan makanan setelah anak disunat. Ada pendapat yang berkembang di masyarakat  menyebutkan setelah dikhittan anak dijauhkan dari makanan yang amis ( ikan, telur ). Alsasannya makanan itu membuat luka bekas khittan basah hingga lama kering. Padahal makanan yang mengandung protein tinggi sangat dibutuhkan untuk pemulihan setelah proses khittan. Jadi jika anak ingin makan telur atau ikan setelah khittan bisa diberikan kecuali ada catatan alergi yang dimiliki anak.

5. Tidak perlu berlebihan mengkonsumsi obat
Jangan karena ingin cepat sembuh, maka memberi obat sebanyak-banyaknya. Biasanya dokter akan memberikan tiga jenis obat, obat pereda nyeri, antibiotik dan obat oles. Tim BNCC memberi catatan untuk obat nyeri hanya diberikan saat anak mengeluhkan rasa nyeri, jika tidak maka tak perlu diberikan. Apalagi sampai dihabiskan satu botol hehehe. Untuk antibiotik, konsumsilah sesuai aturan dan habiskan. Demikian juga untuk obat oles atau salep.

6. Jangan terlalu aktif
Saya ingat anak saya yang pertama disunat ketika berusia 2 tahun. Saat itu dia sedang aktif-aktifnya bergerak. Bayangkan saja, beberapa hari setelah khittan anak itu sudah naik teralis jendela. Lari sana-sini, lompat ke sana ke mari. Akibatnya darah keluar lagi walau si anak tidak mengeluh sakit. Dan saat kontrol dokter cuma tersenyum dan memberi nasehat, "Aa lari-larinya kalo sudah sembuh saja ya..."

7. Lakukan konsultasi dan kontrol
Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana luka khittan si anak. Apakah masih mengeluarkan darah, bernanah atau tidak? Darah pada luka khittan selama tidak berlebihan juga dianggap wajar. Lakukan konsultasi jika darah terus mengalir dan dalam jumlah yang banyak. Demikian juga saat timbul nanah atau cairan selain bening atau putih dan berbau busuk. Karena itu bertanda adanya infeksi dan perkembangan bakteri.

Konsultasikan juga saat anak mengeluh nyeri, dan susah BAK. Jangan cepat panik.Bisa jadi ada peradangan atau tertutupnya saluran air kencing oleh darah kering dan obat. 
 
Zaman sekarang amat jarang perban pada bekas khittan. Jadi tidak perlu ditutup bekas khittan. Luka khittan yang mendapat udara cukup justru akan mempercepat kering dan penyembuhan.
Kontrol biasanya dilakukan seminggu sejak khittan. Biasanya dilihat bagaimana luka khittan apakah sudah mengering atau belum. Dua anak yang pernah khittan saat kontrol tidak mendapatkan obat, hanya saran-saran dan menjawab pertanyaan orang tua. Misal bagaimana menghilangkan bekas darah dan obat yang menempel di sekitar daerahbekas khittan.

Semoga bermanfaat dan lekas sembuh ya Anak-anak hebat dan berani :)

1 komentar: