Sabtu 22 Nov 2015 adalah kesempatan untuk membedah karya ke-3 saya, Surat untuk Muslimah. Dan kali ini kesempatan datang dari MQ Fm. Deg degan tentu saja, mengingat berapa banyak pendengar dan pengikut dari pondok pesantren di kawasan daerah Bandung Utara ini. Dan setelah mendapatkan tata cara dari produser acara, sore itu ditemani my hubby dan dua krucil, meluncurlah kami menembus hujan.
Ketika tahu pemandu acaranya laki-laki atau ikhwan, agak bingung juga sih. Tapi, always podistif thingking dong. Siapa tahu dengan dibedah oleh lawan jenis, buku ini makin manarik. Karena kaum muslimah memang perlu dorongan dan dukungan untuk berkembang dari pasangannya ( lawan jenis ). Ya... itung- itung mengajak para muslim untuk lebih mau mengenal dunia muslimah. Karena tak kenal maka tak sayang kan, atau tak kenal ya tak akan tahu hehehe
Saya pun diberi kesempatan untuk membuat review singkat tentang buku saya. Sebenarnya sudah ada di back cover buku sih, tapi disini saya menekankan betapa muslimah itu sangat istimewa, dimuliakan oleh Allah. Maka, berlakulah juga sepantasnya orang yang dimuliakan. yaitu menghargai seluruh keistimewaan dan kemuliaan yang didapatnya. Dengan cara melakoni setiap peran dan kodratnya dengan penuh syukur pastinya.
Ada beberapa judul bab yang mencuri perhatian, seperti Rusuk memang Bengkok. "Iya, trus kenapa memang rusuk bengkok kan, Ummi? Apa maksudnya sih?" Tanya penyiar.
Seingat saya, di acara bedah buku di radio sebelumnya ada juga pertanyaan seperti itu. Saya pun mengingat lagi tentang hadist Rasulullah yang mengatakan bahwa perempuan itu seperti rusuk yang bengkok. Hadist shahih yang tidak banyak pertentangan. Bahkan banyak yang menyambungkan sebagai pengingat kaum adam untuk melindungi wanita. Karena berasal dari tulang rusuk yang lebih dekat ke hati, untuk dilindungi. untuk di dekap dan disayangi.
Tak ada yang salah dalam pendapat itu. Saya hanya memberi pandangan dari sudut yang berbeda. Bahwa bentuk bengkok bukanlah sebuah bentuk yang lemah, apalagi dikatakan cacat. Bentuk bengkok atau lengkung biasa di gambarkan dengan bentuk cantik atau feminime. Bentuk yang menonjolkan kelembutan, bukan kelemahan. Karena bentuk lengkung juga sama kuatnya dengan bentuk kaku atau lurus.
Dan itu adalah bentuk kekuatan berbeda yang dimiliki oleh wanita. Kekuatan yang lahir dari kelembutan. Kekuatan yang diperlukan untuk membimbing, menyayangi, membesarkan anak manusia. Kekuatan yang sangat dibutuhkan untuk melengkapi ketegasan sang ayah. Karena disadari atau tidak , kaum muslimah memegang peran penting dalam melahirkan dan mengawal generasi penerus ( hehehe.. bahasanya serius ya ).
Saya bahkan sering merasa kepedean dengan mengatakan bahwa Allah itu sudah sangat mengistimewakan kami ( kaum muslimah ). Bayangkan di saat dia menjadi anak, maka itu adalah tiket syurga untuk ayahnya. Ketika menjadi istri, dia lah yang bisa menghadirkan syurga di rumahnya. Dan ketika menjadi ibu, maka Allah sematkan syurga di telapak kakinya. Subhanalallah...
Lagi-lagi jangan pede nya saja yang digedein hehehe, tapi pemaknaan dan penyikapan yang paling diperlukan. Satu caranya adalah dengan selalu belajar dan mau menerima nasehat yang mendukung. Ya, saya memang meniatkan buku ini sebagai bentuk tawasau bishabri tawashau bil hak ( menasehati dalam kesabaran , menasehati dalam kebenaran ). Itu lah yang membuat saya menulis di back cover Surat untuk Muslimah, bukan untuk menggurui atau mengajari. Hanya mengingatkan diri dan muslimah lainnya untuk lebih ridha dengan peran yang disandang.
Alhamdulillah, selalu rasa syukur yang bertambah setiap kali mengingat diri seorang muslimah. Dan semoga syukur itu memacu diri untuk meraih kemuliaan serta keistimewaan yang sudah dijanjikan oleh Allah. Kalian mau juga kan , Ukhti? ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar