Kamis, 28 Mei 2015

Sekilas tentang Dorama Jepang




Jika ditanya tentang dorama, banyak diantara masyarakat kita yang justru balik bertanya. Apaan tuh dorama? Drama Jepang  (dorama) memang tidak setenar drama asal Korea. Selain karena episodenya yang pendek ( biasanya dibawah 12 episode),  latar dan settingnya memang tidak sekeren drama negeri gingseng.  Apalagi di Indonesia terbiasa dengan drama atau sinetron yang episodenya sampai ratusan. Tentunya, menonton alur cerita super cepat bin padat ala dorama dirasa tidak puas. 

Sebenarnya, dorama sama saja dengan sinetron atau opera sabun ( eh... macam telenovela gitu deh). Mengangkat cerita apa saja, bisa dari isu sosial, profesi tertentu, perjalanan hidup seseorang, yang pastinya dirasa bisa menginspirasi penontonnya. Tak jarang dorama diangkat dari anime atau manga yang memang menjadi ikon penting dalam kebudayaan Jepang. Jadinya, jangan heran kalau di dorama kadang ceritanya begitu ajaib dan unik.

Di era 90 an, dorama Jepang pernah mengalami masa jaya di laya kaca kita. Berawal dari serial Oshin yang begitu populer di channel tivi nasional. Selang berapa waktu menyusullah cerita dari negeri sakura dengan beberapa genre. Tokyo Love story, Long Vacation, Love generation, Beach Boys, Great Teacher Onizuka, Hanakimi,  Asuka ( seneng banget lihat kue-kue cantiknya ), Itazura na Kiss ( dorama ini muncul lagi di stasiun tivi swasta di akhir 2014 dalam versi remake terbarunya, versi 2013 dengan judul Love in Tokyo).  Ternyata masih banyak lagi dorama yang pernah menyambangi pertelevisian negeri ini,  seperti Hana Yori Dango, Forbidden Love, Friends, Beautiful Life, 1 Liter of Tears ( ini yang nonton bisa ngeluarin air mata lebih dari satu liter kayaknya hehehe... karena sedih banget ceritanya based on true story lagi huhuhu ).

Hah..., segambreng juga ternyata. Tapi karena seringnya jam tayangnya itu malem, orang juga jadi males. Ada juga yang karena ceritanya kadang terlalu rumit, dan akhir yang sering mengambang. Kebiasaan kita kan senengnya kalau nonton drama atau film yang happy ending kan hehehe. Sementara di dorama, ada juga yang akhir cerita justru  penonton dibuat kecewa, jadi weh bete. Satu lagi yang sering dirasa susah pagi penonton, ngapalin pemainnya hehehe. Paling yang paling tenar jaman dulu ya Takuya Kimura dan Hideaki Takizawa.

Dan setelah tanya sana-sini ( terutama pada penyuka dorama ),  ada beberapa alasan kenapa mereka lebih menyukai menonton dorama dari pada yang lain:

1.      Episodenya tidak panjang
Memang di Jepang biasanya satu judul selesai dalai waktu satu musim. Biasanya mereka tayang satu kali seminggu. Jika satu judul terdiri dari 12 episode maka tamat dalam waktu 3 bulan ( satu musim). Jadi tidak ada kesan memperpanjang episode dengan cerita yang tidak jelas .

2.      Ceritanya unik dan kuat
Ini kelebihan dorama. Cerita yang kuat dari awal sampai akhir. Cerita yang gokil dan beda dari yang lain juga ada. Tokohnya juga memiliki keunikan tersendiri walaupun berkisah tentang orang biasa ( orang kebanyakan).  Kelemahannya, dari segi setting memang tidak sekeren Korea (kadang kita dibuat terperangah oleh indahnya pemandangan dan kecantikan si aktris, sampe lupa sama ceritanya, ups ). Dan jarang ditemui kisah yang hampir sama, dari satu dorama dengan dorama yang lain.

3.      Mengangkat Profesi Tententu
Ini pendapat temen saya loh. Katanya, kalau kita nonton dorama Jepang dengan latar profesi tertentu, suka kebawa semangat. Si aktor dan aktrisnya mendalami banget setiap peran yang diberikan. Ketika menjadi dokter memang dipilih pemain dengan aura cerdas dan mumpuni, jika jadi detektif maka gaya nya pun yakin bikin kita manggut-manggut ( ingat detektif Conan kan hehehe ). Sampai saya pernah bertanya-tanya, itu pemeran Nodame beneran pianisya kekekekek. Dan mereka bisa menularkan kebanggaan mereka pada profesi yang digeluti ( untuk yang satu ini asli setuju, secara pengalaman sendiri pengin jadi guru karena nonton GTO dan baca komik Pop Corn).

4.      Kartun Banget
Kekonyolan di dorama gak akan bisa ditemui deh di drama yang lain. Komikal banget. Mungkin karena sebagian besar dorama adaptasi dari anime. Bagi yang pernah nonton Nodame Cantabile pasti paham maksud perkataan saya. Di Mei Chan no Shitsuji mata penonton dibuat terbelalak oleh ulah si butler dan nonanya. Atau lihat saja akting Miki Honoka dalam memerankan Aihara Kotoko di Love in Tokyo. Bikin ngakak guling-guling, jenaka banget soalnya . Bahkan di Asuko March kita dibuat teraduh-aduh saat Nao chan berulang kali adegan jatug, gubrak... gabruk...sakit!

Memang sih, ada yang bilang dorama Jepang itu kurang fill. Mungkin karena adegan yang cepat dan cerita yang padat. Lagian jarang juga ya adegan nangis sampai lama sekali, bahkan adegan romantis pun cepat dan tidak bertele-tele. Mungkin karena di Jepang, masyarakatnya terbiasa gerak cepat. Tapi seneng banget dengan banyaknya quote-quote yang filosofis yang menjadi penyemangat. Seperti yang satu ini saya kutipin ya, Jangan takut berbuat kesalahan, karena kesalahan itu adalah harta karun terbaik dalam hidup ini ( First Class ).***

4 komentar:

  1. Ibuuu Ahhh itu bener bangettt...
    Singkat, Padat, ga bertele-tele, Fokus ke profesi, komikal banget dan saya justru suka yang endingnya gantung atau sad ending lebih parahnya. biar ga mainstream bu :D...

    Terus bu, aku pernah nonton dorama tentang masyarakat biasa yang ditunjuk untuk jadi juri di pengadilan untuk kasus pembunuhan. Katanya sih, di jepangnya itu tuh metode hukum yang baru diterapkan, langsung diadaptasi ke dorama dong, dengan segala intriknya. Kebayang di kita, mana ada yang mau mengangkat trend pra-peradilan misalkan dengan segala akibatnya di kasus yang lebih membumi selain korupsi. Hahahaha... moal laku bu. Oh iya, itu doramanya judulnya Majo Saiban, yang maen bebeb aku, Ikuta Toma, hahahaha

    BalasHapus
  2. wakakakak..., hadeuh bikin penasaran aja nih Neng satu ini. Tapi tahan... tahan..., lirik kerjaan yang numpuk hehehe

    BalasHapus
  3. Hahahahaha, itu maksudnya bukan manas manasin bu... Menambahkan satu point aja, kl disana tema doramanya lebih beragam, dan ga ragu2 buat mengangkat issue sosial, bahkan sampe ke ranah hukum.

    Tenang bu, saya temenin menahan dirinya, kerjaan saya juga masih numpuk. Dorama yang kemaren diincer blm sempet didonlot. Lagi ngebujuk biar didonlotin kaya kadonya ibu, hehehehe

    BalasHapus
  4. hahaha...kadoku juga blm sempet ditonton ceu...oke deh, thank for the info ok :)

    BalasHapus