Jumat, 05 Mei 2017

Jadilah Pembelajar Selalu, Ibu!

Seorang ibu itu tidak mesti punya gelar S1, S2, Apalagi S3. Tapi yang jelas seorang ibu itu harus menjadi pembelajar sejati. Yang punya semangat belajar tinggi. Karena lewat dialah anak-anaknya akan memiliki pengetahuan tentang hidup, dunia, dan hidup nanti. Karena seorang ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya.




Membaca tulisan di atas, saya langsung ingat sama Ibu di kampung. Jangankan kuliah lulus SMP pun enggak. Tapi saya selalu yakin Ibu tahu lebih banyak dari apa yang saya tahu tentang kehidupan ini. Ibu tahu bagaimana mengabdi pada suami sampai detik terakhir. Ibu tahu bagaimana harus bersabar dan kuat menuntun Bapak yang sakit-sakitan di tengah jutaan manusia saat berhaji. Ibu yang walau baru beberapa tahun ini jago SMS an, tapi sudah puluhan tahun menggeluti dunia bisnis. Beda banget sama saya yang lebih mengaku pedagang musiman karena hanya giat berjualan pada momen-momen tertentu seperti menjelang Lebaran heheh.

Membaca tulisan di atas, saya langsung mengangguk setuju. Seorang ibu memang harus terus belajar, menambah ilmu, wawasan dan ibrah (pelajaran ) dalam kehidupan ini. Bukan berarti seorang ibu harus masuk sekolah lagi. Karena sejatinya kehidupan ini penuh dengan ilmu, pelajaran dan hikmah. Dan jika mengingat karakter ibu yang rela berkorban apapun untuk anak-anaknya, pastinya akan lebih ridha merogoh dompet  untuk anak sekolah, deh! :)

Nah, seorang pembelajar pastinya akan selalu 'penasaran' terhadap apa yang ingin didapatnya. Misal dia ingin menjadi ibu yang shalihah, pasti akan terus mencoba, try and error, menapaki sebuah ritual dan mencari ilmu ke arah keshalihan. Seorang ibu yang ingin jadi menjaga kesehatan anggota keluarganya pasti akan selalu memperhatikan dan mengingat apa-apa yang pernah diderita oleh anak maupun suaminya.

Seorang ibu yang ditakdirkan memiliki anak berkebutuhan khusus pastinya akan mendalami dunia ABK. Mereka menutup telinga dari gunjingan kiri kanan, menutup mata dari tatapan miris di sekitarnya hanya untuk mendidik dan menerima dengan lapang dada amanah Allah ini. Seorang ibu yang sadar betul buah hatinya tak bisa mengkonsumsi produk sapi, akan berusaha mencari alternatif protein yang bisa dikonsumi sang anak. Demikian juga yang saya lakukan saat mengetahui suami ternyata memiliki alergi Rhytinis, maka sebisa mungkin melakukan apa yang sudah saya dengar dari dokter atau yang lebih ahli.

Ada point positif lainnya yang didapat dari seorang ibu pembelajar, adalah jiwa-jiwa dan semangat pembelajar yang secara tak sadar ditularkan pada seisi rumah. Pernah seorang kenalan mengeluhkan anak-anaknya yang tidak suka baca buku. Bukan karena buku adalah hal asing, karena di rumahnya buku berderet-derte memenuhi lemari. Tapi karena jarangnya si anak melihat aktifitas si ibu sebagai penguasa rumah membaca atau minimalnya pegang buku.

Anak-anak gadis susah disuruh menutup aurat bukan karena mereka tidak tahu kalau itu wajib bagi muslimah yang sudah baligh. Tapi karena si ibu pun masih sering berdaster kutung tanpa lengan kelur rumah. Bahkan ke warung sayur sebelah rumah dengan alasan dekat.  Anak-anak susah disuruh belajar, tapi paling demen nonton tivi ya bisa jadi orang terdekat si anak juga betah berjam-jam di depan layar kaca. Dengan alasan mendampingin anak walaupun terkadang ikutan baper sama jalan cerita sinetron kesayangan hehehe. Sering protes juga saat anak meniru perilaku dari tontonan di layar kaca, ah Emak ni!

Bisa jadi seorang ibu pembelajar tidak bisa mengajari anak saat anak pusing mengerjakaan persamaan kuadrat. Atau si ibu harus bengong saat anak bertanya pelajaran bahasa Arab, secara dia hanya fasih dua bahasa, bahasa indonesia dan bahasa sukunya hehehe. tapi seorang ibu pembelajar pastinya akan bisa memompakan semangat ke anak untuk berusaha menyelesaikan kesulitan yang dihadapainya.  Seorang ibu pembelajar pastinya juga lebih menekankan kejujuran pada buah hatinya dari pada menghalalkan segala cara agar bisa masuk sekolah dengan label favorit. Karena seorang ibu pembelajar percaya jika anaknya ' emas' maka ditempa kesulitan akan makin kemilau.

Wallohu a'lam bishowab.
Renungan di senja gerimis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar