“Duh...
sakit, Bu...,” rengek Kia dengan tangan memegangi pipinya.
Kia memang sudah demam dari kemarin
sore. Aku pikir hanya demam biasa karena sesiangan dia main di luar rumah. Aku malah berpikir dia akan kena influenza
karena bebrapa kali dia juga bersin dan mengeluh sakit kepala. Saat makan
malam, dia hanya makan sedikit dengan alasan tidak enak di bagian leher. Aku
pun tidak memaksa. Hanya memintanya makan yang cukup untuk minum obat penurun
panas.
Paginya, Kia masih demam. Tubuhnya
lesu. Pipinya terlihat agak besar. Panas dan merah. Ketika diminta membuka mulut, dia mengeluh
sakit sekali. Sadarlah aku kalau anakku terkena gondongan. Sama seperti teman
Kia di sekolah yang sudah beberapa hari absen karena sakit gondongan.
Apa itu Gondongan?
disehat.com |
Gondongan memang penyakit yang disebabkan oleh virus paramixovirus A. Virus ini menyerang kelenjar air liur
disekitar pipi yang disebut Parotis. Penyakit
ini dikenal juga dengan nama Parotitis. Ada juga yang menyebut penyakit ini
dengan istilah Mumps. Akibat yang terlihat adalah pembengkakan di daerah pipi (
telinga depan dan rahang). Gejala
awalnya mirip- mirip penyakit influenza. Demam beberapa hari sebelum terjadi
pembengkakan, badan terasa tidak fit, lemas dan sakit kepala. Kadang dibarengi
dengan bersin dan batuk.
Gondongan
memang bisa menyerang siapa saja, laki- laki dan perempuan, tua maupun muda.
Gondongan yang menyerang anak- anak yang belum pubertas lebih ringan dari pada
menyerang orang yang sudah mengalami pubertas ( dewasa). Sakit kepala pada penderita gondongan yang
sudah dewasa bisa sampai menyebabkan leher kaku. “ Gusiku terasa seperti
ditarik- tarik, sakit sekali...,” keluh Dian yang sudah mengalami bengkak
karena gondongan selama 2 hari.
Penyebaran penyakit ini bisa melaui air liur. Jadi, bagi penderita
gondongan sebaiknya tidak melakukan aktifitas di luar rumah. Hindari juga
pemakain alat makan minum berbarengan, seperti piring, sendok dan gelas. Yang
perlu diwaspadai adalah waktu penyebaran virus ini, sekitar 6 hari sebelum
terjadi bengkak, hingga 9 hari setelah bengkak. Tapi jika bengkak si penderita
sudah kempes, sudah tidak menular lagi. Waspadai pula gondongan yang tidak diikuti
bengkak ( bengkak tidak terasa ) karena tetap bisa menularkan virus gondongan
meski terlihat sudah sembuh.
Mitos dan Fakta Godongan
Masyarakat
terutama yang di pedesaan, percaya bahwa gondongan dapat diobati dengan bulao (
blao – jawa) . Ada juga kepercayaan kalau orang yang menderita godongan
sebenarnya sedang diganggu oleh mahluk
halus. Sehingga wajahnya harus ditutupi bulau biar jelek. Dan makhluk halus
penyebab gondongan akan pergi. Mitos lainnya yaitu melempar anjing dengan
sekepal nasi untuk mengusir virus gondongan.
Nyatanya, bulao atau blau bukanlah obat untuk gondongan.
Karena penyebab penyakit ini adalah virus, maka sebenarnya tidak diperlukan
antibiotik. Tapi tetap perlu pengobatan sesuai keluhan pasien. Misalnya, saat
pasien merasa demam dan kepalanya sakit berat, maka perlu diberikan obat pereda
sakit.
“Sebenarnya,
bulao itu hanya memberi efek dingin pada pipi yang bengkak, selebihnya tidak
memberi pengaruh apa pun. Bahkan, ternyata bulao bisa menjadi jalan masuknya
bakteri jika kebersihannya tidak terjaga,” Jelas dr. Early yang memeriksa Kia.
Ada
juga yang mengatakan bahwa gondongan bisa menyebabkan kemandulan, betulkah? Gondongan pada orang yang sudah pubertas bisa menyebabkan keluhan
sakit di daerah testis ( orchitis ). Biasanya hanya satu sisi. Bengkak pada orchitis biasanya terjadi
setelah 7- 10 hari pembengkakan di kelenjer liur. Tidak menyebabkan kemandulan,
walau kadang bisa terjadi juga. Pada
perempuan juga bisa terjadi infeksi pada ovarium ( ooforitis). Gejalanya terasa
sakit di area bawah perut. Infeksi gondongan pada ovarium ini tidak menyebabkan kemandulan.
Sering kali masyarakat awam menyamakan
gondongan dengan penyakit gondok, sehingga penderita harus banyak mengkonsumsi
makanan yang bergaram. Faktanya: Gongongan dan gondok adalah dua penyakit yang
berbeda. Gondongan disebabkan oleh virus sedang penyakit gondok disebabkan
karena gangguan hormon akibat kurangnya asupan yodium. Jika gondongan menyerang
kelenjang air liur maka pada gondok akan menyerang kelenjar gondok/tiroid.
Cara
Tepat Tangani Gondongan
Karena
penyebabnya adalah virus, maka upaya paling tepat adalah membangun daya tahan
tubuh yang kuat. Jika dilingkungan sekitar anak ada yang sudah terserang
gondongan, maka usaha pencegahannya dengan memberikan vitamin agar daya tahan
tubuhnya terjaga. Jika anak sudah terlanjur terserang gondongan, maka berilah
obat sesuai keluhannya. Misal untuk demam dan keluhan sakit kepala bisa
menggunakan paracetamol atau obat penurun panas lainnya. Pertolongan dokter
sangat dibutuhkan untuk menetukan dosis yang tepat.
Jauhkan
penderita gondongan hingga tidak menularkan virus pada yang lain. Untuk anak-
anak, usahakan tetap di rumah dan banyak istirahat. Demikian juga untuk
pemakaian piring, sendok dan gelas. Upayakan untuk tidak menggunakan peralatan makan dan minum berbarengan dengan penderita gondongan.
Berilah
makanan yang lunak dan mudah dicerna, sehingga penderita gondongan tetap
mendapat asupan gizi yang memadai. Perhatikan pula untuk mengurangi makanan yang
mengandung garam. Karena, makanan asin lebih banyak merangsang keluar air liur.
Selebihnya,
berilah vitamin untuk menambah daya tahan tubuh. Pemberian imunisasi juga bisa
dilakukan untuk anak di bawah tiga tahun. Imunisasi MMR ( mumps, measles dan
rubella) berguna mencegah gondongan, campak dan campak jerman. Suntikan ini biasanya diberikan saat anak berusia 15 bulan. ****
Sumber:
Dokter
di Rumah Anda, dr Tony Smith dan dr Sue Davidson, Penerbit Dian Rakyat 2009
Sehat,
Harian PR edisi Munggi 17 November 2013
Http://medikus.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar