Rabu, 26 April 2017

Kenali Penyakit Gondongan Agar Tidak Panik


“Duh... sakit, Bu...,” rengek Kia dengan tangan memegangi pipinya.
Kia memang sudah demam dari kemarin sore. Aku pikir hanya demam biasa karena sesiangan dia main di luar rumah.  Aku malah berpikir dia akan kena influenza karena bebrapa kali dia juga bersin dan mengeluh sakit kepala. Saat makan malam, dia hanya makan sedikit dengan alasan tidak enak di bagian leher. Aku pun tidak memaksa. Hanya memintanya makan yang cukup untuk minum obat penurun panas.
            
Paginya, Kia masih demam. Tubuhnya lesu. Pipinya terlihat agak besar. Panas dan merah.  Ketika diminta membuka mulut, dia mengeluh sakit sekali. Sadarlah aku kalau anakku terkena gondongan. Sama seperti teman Kia di sekolah yang sudah beberapa hari absen karena sakit gondongan.

Apa itu Gondongan?

Hasil gambar untuk gambar untuk penyakit gondongan
disehat.com
Gondongan  memang penyakit yang disebabkan oleh virus paramixovirus A.  Virus ini menyerang kelenjar air liur disekitar pipi yang disebut Parotis.  Penyakit ini dikenal juga dengan nama Parotitis. Ada juga yang menyebut penyakit ini dengan istilah Mumps. Akibat yang terlihat adalah pembengkakan di daerah pipi ( telinga depan dan rahang). Gejala awalnya mirip- mirip penyakit influenza. Demam beberapa hari sebelum terjadi pembengkakan, badan terasa tidak fit, lemas dan sakit kepala. Kadang dibarengi dengan bersin dan batuk.
Gondongan memang bisa menyerang siapa saja, laki- laki dan perempuan, tua maupun muda. Gondongan yang menyerang anak- anak yang belum pubertas lebih ringan dari pada menyerang orang yang sudah mengalami pubertas ( dewasa).  Sakit kepala pada penderita gondongan yang sudah dewasa bisa sampai menyebabkan leher kaku. “ Gusiku terasa seperti ditarik- tarik, sakit sekali...,” keluh Dian yang sudah mengalami bengkak karena gondongan selama 2 hari.
             Penyebaran penyakit ini  bisa melaui air liur. Jadi, bagi penderita gondongan sebaiknya tidak melakukan aktifitas di luar rumah. Hindari juga pemakain alat makan minum berbarengan, seperti piring, sendok dan gelas. Yang perlu diwaspadai adalah waktu penyebaran virus ini, sekitar 6 hari sebelum terjadi bengkak, hingga 9 hari setelah bengkak. Tapi jika bengkak si penderita sudah kempes, sudah tidak menular lagi.  Waspadai pula gondongan yang tidak diikuti bengkak ( bengkak tidak terasa ) karena tetap bisa menularkan virus gondongan meski terlihat sudah sembuh.

Mitos dan Fakta Godongan
Masyarakat terutama yang di pedesaan, percaya bahwa gondongan dapat diobati dengan bulao ( blao – jawa) . Ada juga kepercayaan kalau orang yang menderita godongan sebenarnya sedang diganggu  oleh mahluk halus. Sehingga wajahnya harus ditutupi bulau biar jelek. Dan makhluk halus penyebab gondongan akan pergi. Mitos lainnya yaitu melempar anjing dengan sekepal nasi untuk mengusir virus gondongan.
 Nyatanya, bulao  atau blau bukanlah obat untuk gondongan. Karena penyebab penyakit ini adalah virus, maka sebenarnya tidak diperlukan antibiotik. Tapi tetap perlu pengobatan sesuai keluhan pasien. Misalnya, saat pasien merasa demam dan kepalanya sakit berat, maka perlu diberikan obat pereda sakit.
“Sebenarnya, bulao itu hanya memberi efek dingin pada pipi yang bengkak, selebihnya tidak memberi pengaruh apa pun. Bahkan,  ternyata bulao bisa menjadi jalan masuknya bakteri jika kebersihannya tidak terjaga,” Jelas dr. Early yang memeriksa Kia.
Ada juga yang mengatakan bahwa gondongan bisa menyebabkan kemandulan, betulkah?  Gondongan pada  orang yang sudah pubertas bisa menyebabkan keluhan sakit di daerah testis ( orchitis ). Biasanya hanya satu sisi.  Bengkak pada orchitis biasanya terjadi setelah 7- 10 hari pembengkakan di kelenjer liur. Tidak menyebabkan kemandulan, walau kadang bisa terjadi  juga. Pada perempuan juga bisa terjadi infeksi pada ovarium ( ooforitis). Gejalanya terasa sakit di area bawah perut. Infeksi gondongan pada ovarium  ini tidak menyebabkan kemandulan. 
 Sering kali masyarakat awam menyamakan gondongan dengan penyakit gondok, sehingga penderita harus banyak mengkonsumsi makanan yang bergaram. Faktanya: Gongongan dan gondok adalah dua penyakit yang berbeda. Gondongan disebabkan oleh virus sedang penyakit gondok disebabkan karena gangguan hormon akibat kurangnya asupan yodium. Jika gondongan menyerang kelenjang air liur maka pada gondok akan menyerang kelenjar gondok/tiroid.


Cara Tepat Tangani Gondongan
Karena penyebabnya adalah virus, maka upaya paling tepat adalah membangun daya tahan tubuh yang kuat. Jika dilingkungan sekitar anak ada yang sudah terserang gondongan, maka usaha pencegahannya dengan memberikan vitamin agar daya tahan tubuhnya terjaga. Jika anak sudah terlanjur terserang gondongan, maka berilah obat sesuai keluhannya. Misal untuk demam dan keluhan sakit kepala bisa menggunakan paracetamol atau obat penurun panas lainnya. Pertolongan dokter sangat dibutuhkan untuk menetukan dosis yang tepat.
Jauhkan penderita gondongan hingga tidak menularkan virus pada yang lain. Untuk anak- anak, usahakan tetap di rumah dan banyak istirahat. Demikian juga untuk pemakaian piring, sendok dan gelas. Upayakan untuk tidak  menggunakan peralatan makan dan minum  berbarengan dengan penderita gondongan. 
Berilah makanan yang lunak dan mudah dicerna, sehingga penderita gondongan tetap mendapat asupan gizi yang memadai. Perhatikan pula untuk mengurangi makanan yang mengandung garam. Karena, makanan asin lebih banyak merangsang keluar air liur.
Selebihnya, berilah vitamin untuk menambah daya tahan tubuh. Pemberian imunisasi juga bisa dilakukan untuk anak di bawah tiga tahun. Imunisasi MMR ( mumps, measles dan rubella) berguna mencegah gondongan, campak dan campak jerman.  Suntikan ini biasanya  diberikan saat anak berusia 15 bulan. ****

Nemu tulisan ini ( ditulis 2013 ) dan pas banget sama musim gondongan di lingkungan sekitar rumah. semoga bisa bermanfaat ya bunda-bunda yang sedang dikasih ladang amal berupa anak sakit :)
Sumber:
Dokter di Rumah Anda, dr Tony Smith dan dr Sue Davidson, Penerbit Dian Rakyat 2009
Sehat, Harian PR edisi Munggi 17 November 2013
Http://medikus.com





                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar