Rabu, 13 Juli 2016

Jaga lah Ramadan-mu

Seminggu sudah bulan suci Ramadan berlalu. Satu yang terasa betapa nikmat beribadah di bulan itu. Raga seolah dikuatkan, semangat naik setinggi-tingginya. Demikian juga dengan pengaharapan yang begitu besar sampai berlipat dari 100%. Semua karena kemuliaan Ramadan yang dianggap sebagai tamu agung, bulannya Allah dan lain sebagainya.

Lalu, apakah kenangan indah akan Ramadan semudah itu menguap? Terkadang hiruk pikuk Lebaran, acara mudik, anjang sana-sini, reuni dengan teman-teman melupakan tempaan di Ramadan. Dengan dalih silaturrahmi yang kadang jauh dari mengharap rahmat Allah, malah terlihat tidak ada bekas ibadah di bulan suci. Banyak amalan yang tertinggal hanya karena mengejar mudik dan mempersiapkan pernak pernih Hari Raya. Hemm..., rasanya menyedihkan.

Padahal, Ramadan baru akan datang 11 bulan lagi. Itu pun kalau masih ada umur di badan, yang sungguh tidak ada jaminannya. Maka, jagalah Ramadan-mu. Apa yang sudah ditumbuhkan dan ditanam selama Ramadan, coba untuk dipelihara. Kalau lah keimanan di Ramadan tinggi, maka jangan biarkan di awal syawal sudah drop di dasar paling bawah. Kalau lah tawakkal diri begitu kuat di Ramadan, maka jangan juga langsung melemah di Syawal.

Kalau lah di Ramadan, kita begitu mudah menempatkan diri pada syariat dan aturan Allah, maka di bulan lain meski susah teruslah berupaya di jalan Allah Swt. Pastinya susah, jauh dari bunga-bunga dan puja-puji. Tapi begitu lah jalan yang telah ditentukan Allah, bukan jalan mulus  karena bisa jadi jalan berduri. Dan semoga kakimu telah kuat setelah sebulan dibiasakan untuk tegak berdiri menjalani ketetapan Allah.

Dan Ramadan membuatmu begitu cinta dan mudah jatuh cinta dengan Al Quran, maka cintai lah kalam dan aturan Allah juga di bulan yang lain. Jadikan Al Quran sebagaimana fungsinya diturunkan, sebagai huda dan furqan. Maka bergegaslah memahami dan mengikuti aturan yang terkandung di dalamnya. Maka bermohonlah agar Al Quran masuk ke dalam hati sebagaI hidayah, sebagai pengokoh keimanan. Bukan sebagai penghias diri di hadapan mata-mata fana, bukan pula tameng cukup dan puas diri, naudzubillah...

Jika di Ramadan, akhlak kalian diperbagus, maka tetaplah menjadi pribadi baik di bulan-bulan yang lain. Pribadi yang berlomba untuk beramal shaleh, untuk saling mengingatkan dan berusaha hanya mendapatkan keridhaanNya. Jiwa-jiwa yang jujur, yang tawadhu  dan lebih suka mengejar keridhaan Allah dari pada keridhaan mahkluk yang fana. Bukan jiwa-jiwa yang melahirkan langkah-langkah yang menindas, kasar dan jauh dari empati terhadap sesama.

Dan kala Ramadan mensucikan jiwa mu dari dosa-dosa, maka pergiatlah diri untuk senantiasa mengharap ampunan pada Allah. Bergegaslah untuk selalu mensucikan diri dengan taubat. Perbaiki dan perbaharui diri agar semakin dan semakin baik. Pastikan hatimu juga untuk tetap bersih, hartamu tetap suci dengan menjauhi dari hal-hal yang subhat terlebih dari hal yang haram.

Ramadan mengajarkan diri untuk menahan bukan hanya dari hal-hal yang haram, tapi juga dari hal -hal yang halal. Karena yang halal pun bisa jadi dosa dan jauh dari keberkahan kalau berlebihan dan mempeturutkan hawa nafsu. Itu lah yang diingatkan Rasulullah dalam sabda beliau, "Sungguh shaum itu bisa melindungi dari  bencana di dunia dan perisai dari siksa api neraka. " Maka jangan berlebihan dalam urusan 'perut' di luar Ramadan. Sungguh tidak akan pernah kenyang dan puas.

Bukan hanya amalan pribadi yang bisa dipelihara di 11 bulan ke depan, jaga juga amal-amal akan mendatangkan banyak kesaksian. Kadang kita merasa bangga dengan amal pribadi yang bisa jadi jauh dari sempurna. Yang hanya  mendatangkan kesaksian  dari anggota tubuh yang belum tentu memberi pembelaan. Tapi amal jama’i seperti amar makruf nahi mungkar, berdakwah, mengajar kebenaran, talabul ilmi, zakat, infaq, shadaqah akan mendatangkan kesaksian dari banyak pihak, termasuk dari saudara-saudara seiman dan seislam.

Ajak juga ahli ( keluarga, orang terdekat dalam tanggungan ), untuk memelihara dan terus berada  dalam track yang sudah dibangun selama bulan suci. Mereka lah yang harus kamu jaga, yang akan saling membela di hadapan Ilahi Rabbi. Kelak di satu hari dimana semua orang berkumpul dengan apa yang dibelanya selama hidup di dunia. Jangan... jangan sampai mereka menjadikanmu merugi karena mengajkan tuntutan keberatan di hadapan Sang Maha Adil.


Maka jagalah Ramadanmu sepenuh jati, agar Ramadanmu menjadi Ramadan Sepanjang Masa.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar