Minggu, 16 Agustus 2015

Kenali 10 Penyebab Anak Mogok Sekolah


Setiap orang tua pasti inginnya anak-anak mereka lancar-lancar saja ke sekolah. Tidak ada istilah mogok yang bisa membuat orang tua cemas bahkan senewen. Nyatanya, menurut sebuah penelitian 1 dari 5 anak pernah mengalami mogok ke sekolah. Jadi siapa pun bisa mengalami kegiatan mogok ini. Nah, sering kali yang dilakukan orang tua adalah marah, memaksa, ada juga sih yang pakai cara mengancam segala. Hasilnya, anak makin tidak suka dengan sekolah. walaupun mereka akhirnya mau sekolah bisa jadi hanya karena terpaksa dan takut ancaman orang tua.

Nah, dari pada uring-uringan sebaiknya yang dilakukan orang tua adalah menemukan sebab-sebab mogoknya anak ke sekolah. Berikut 10 penyebab anak mogok sekolah :

1. Anak mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan
Siapa pun tidak terkecuali anak akan cenderung menghindari perlakuan tidak menyenangkan dari orang lain. Lingkungan sekolah yang baru bagi anak, sudah memberikan rasa tidak nyaman. Jika ditambah adanya perlakuan yang tidak menyenangkan seperti diejek, dikucilkan, di bully, atau bahkan yang mengarah pada pelecehan, wajar kan kalau anak tidak mau sekolah.

Saya dulu ingat ketika SD setiap akan berangkat sekolah pasti nangis. Bahkan pengasuh saya sempet ikutan masuk kelas hampir beberapa bulan ( ingat Yu Bad almarhumah, hiks ). Kalau diingat-ingat karena saat itu saya tidak punya teman. Dan teman sebangku saya, anaknya galak banget dan hobi mengkritik hihii. Jadilah setiap hari saya jadi bahan kritikannya yang membuat saya hanya bisa menangis.

2. Kehilangan teman dekat
Ini dialami oleh si pengais bungsu yang ogah sekolah karena best friend nya pindah sekolah. Saat pertama datang lagi ke sekolah di awal tahun ajaran baru dia kaget karena teman- teman lamanya tidak ada. Jadilah dua minggu pertama dia malas- malasan ke sekolah. Saya pun memcoba mengerti rasa kehilangan yang dirasakan oleh anak saya. Saya coba mengenalkan dia dengan murid-murid baru dan rupanya ada satu yang klik dan sekarang menjadi teman baiknya lagi.

3. Sakit atau kelelahan
Jarak sekolah yang jauh, atau terlalu banyak kegiatan ekstra kurikuler bisa menyebabkan anak kelelahan dan jatuh sakit. Akibatnya dia pun tidak sesemangat biasanya ke sekolah. Orang tua mesti tanggap juga, jika ternyata si anak sakit, sebaiknya istirahat di rumah. Karena jika anak sakit dan memaksakan untuk sekolah pun tidak akan maksimal dalam proses belajar.

4. Guru yang galak
faktor guru pun bisa mempengaruhi semangat anak ke sekolah. Coba ingat-ingat ketika dulu kita masih sekolah, ada beberapa pelajaran yang ditunggu-tunggu, ada juga pelajaran yang paling malas diikuti. Ada istilah guru killer ( karena biasanya galak dan kerjaannya ngasil peer segunung hehehe ) dan ada juga guru favorit alias kesayangan.

5. Pelajaran yang terlalu sulit
Tidak semua anak memiliki kemampuan dan bakat yang sama pada pelajaran tertentu. Ada anak yang lebih suka pelajaran bahasa, ada juga anak-anak yang lebih memilih perlajaran eksak. Sulitnya pelajaran tertentu bisa menjadi beban buat anak, dan membuatnya enggan untuk sekolah.

6. Bosan
Mogok sekolah juga bisa diakibatkan karena anak merasa bosan dengan kegiatan di sekolah. Bisa jadi karena anak sudah menguasai bahan pelajaran di sekolah. Menurutnya sekolah tidak lagi menarik karena tidak ada tantangan.

7. Usia yang masih terlalu muda
Jaman sekarang banyak orang tua yang memasukkan anak sejak usia sangat belia. Bagi beberapa anak mungkin akan fine-fine saja, tapi bagi beberapa anak bisa jadi akan memerlukan masa adaptasi yang lebih lama. Jadi sebaiknya memasukkan anak pun pada usia yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak.

8. Lebih betah di rumah
"Dia lebih nyaman di rumah dari pada sekolah," Ujar salah satu pengajar di RA Ulil Albab saat kami mendiskusikan sebuah kasus anak yang mogok di sekolah. Dan ternyata memang benar, di rumah anak sudah sangat nyaman dengan televisi, gadget dan game kesukaannya. Sementara di sekolah, anak merasa permainan di sekolah tidak ada yang menarik.

9. Ada masalah di rumah
Pertengkaran orang tua, perceraian, ayah atau ibu yang sakit, kematian sangat berpengaruh pada psikis anak. Anak biasanya akan lebih senang berada di rumah karena dia memiliki keinginan untuk melindungi orang yang disayanginya. 

10. Takut kehilangan perhatian orang tua
Biasanya saat kehadiran adik bayi membuat si kakak tidak diperhatikan lagi. Akibatnya, dia merasa harus tetap di rumah agar mendapat perhatian yang sama dengan si adik baru. Dia merasa jika dia pergi ke sekolah maka orang tua khususnya ibu akan melupakannya.

Setelah mengetahui penyebabnya, apa yang harus dilakukan oleh orang tua? berikut yang bisa dilakukan orang tua agar kondisi anak membaik :

1. Jangan Marah
Sebaiknya gunakan energi ibu untuk hal yang lebih positif, seperti mencari penyebab malasnya anak ke sekolah. Ajaklah anak berbicara dengan nyaman dan pelan-pelan. Biarkan anak menjelaskan apa yang dirasakannya. Tunjukkan bahwa orang tua berada di pihak anak, dan tidak akan menyalahkan anak atau pun tidak mempercayai ucapan anak.

2. Bangun komunikasi
sebenarnya masalah apa pun akan jelas dan bisa diselesaikan jika dikomunikasikan. Kadang, anak tidak berani mengatakan apa yang sudah dialaminya karena sudah takut duluan kena marah. Banyak kejadian yang terlambat dalam penanganan karena macetnya komunikasi anak dan orang tua. 

3. Memberikan support yang dibutuhkan anak
Jika ternyata anak dalam kondisi sakit atau kelelahan, berikanlah support agar si anak sehat kembali. Jika karena merasa bosan, ingatkan anak akan kecerian dan senangnya suasana sekolah. Yakinkan pada anak bahwa orang tua terutama ibu selalu ada dan akan selalu meyayanginya. Sehingga semua kekhawatirana nak akan hilang.

4. Mempersiapkan anak pada kejadian yang tidak menyenangkan
Saya pernah mendapat laporan dari guru si kembar, bahwa Zainab ( kembarannya Ali ) sempat berantem dengan seorang anak yang terkenal usil. Hari itu kerudung Zainab di tarik dan tiba-tiba saja gadis kecil saya meradang dan balik melawan pada si usil. Hasilnya, sejak hari itu si usil tidak berani menganggunya lagi.
Saya pun jadi ingat perbincangan dengan Zainab beberapa hari yang lalu, "Kalau teman yang suka ganggu, apa aku boleh melawan?"
"Siapa yang duluan menganggu?" Saya balik bertanya.
"Dia lah, teman-teman yang lain juga tidak suka." Ujar Zainab."Kemarin dia bikin Tasya nangis, kemarinnya lagi berantem sama Rio."
"Boleh..., selama kita benar jangan takut."

5. Bantuan guru ( sekolah ) dan juga ahli terapi
Jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan pihak sekolah. Bicarakan dengan pihak sekolah dan juga guru tentang kondiri anak. Semangat dan ajakan dari guru biasanya akan lebih paten buat anak-anak :) Jangan hanya saat terima rapot saja orang tua bertemu dengan anak. Terlebih jika ternyata anak butuh penanganan lebih lanjut seperti terapi, jangan malu juga untuk berkonsultasi dengan dokter atau para ahli ( psikolog ). ***

Disarikan dari beberapa sumber






Tidak ada komentar:

Posting Komentar