Rabu, 08 Juli 2015

Lagi..., Tentang Syukur

http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAcQjRw&url=http%3A%2F%2Fgambarkata.co%2Fgambar-kata-kata-bersyukur.html&ei=5eedVc34E8vzsAWr4KvQBQ&bvm=bv.96952980,d.cGU&psig=AFQjCNF3LGpWynxbSN5xUFYtWQbvw07hNQ&ust=1436498245459284
 '

'Disaat yang lain sibuk memikirkan Lebaran, saya mah pusing mikir bayaran anak sekolah' 

Status seorang teman di media sosial itu kontan membuat saya tersenyum simpul. Merasa senasib tentunya, hahaha. Apalagi dengan tiga orang anak yang sedang belajar di sekolah full day, biaya daftar ulang bisa jadi lebih besar dari kebutuhan Lebaran dan mudik ke kampung halaman. Alhamdulillah, anak-anak tidak termasuk yang aneh-aneh dalam urusan buka dan sahur, jadi pengeluaran selama puasa bisa lebih di atur.

Mendekati hari daftar ulang, tentu saja kepala makin pening. Mengharapkan yang punya hutang bayar, ah...serasa diphp in. Apalagi suami juga sudah berusaha untuk konsinsten nagih hahaha, tapi jawabannya, "Dari pada dosa nagih pake cara kasar, mending sabar aja Bu. Insha Allah, akan cukup rezeki yang diberikan Allah. Minta saja sama Allah..." Ya sudahlah...pikir saya sambil berkhusnudhan. Pasti semua ini juga kehendak Allah. Bisa jadi Allah sedang mengajari saya agar selalu menjadikanNya sebagai satu-satunya gantungan dalam hidup. Ya... Allahus Shamad... ( Allah tempat bergantung ).

Dari pada misuh-misuh, kutuk sana-kutuk sini, apalagi sama yang memberi takdir, mending saya gunakan seluruh waktu yang ada untuk berdoa. Intinya setiap ada kesempatan berdoa ya saya berdoa, baik di waktu biasa maupun di waktu yang punya keutamaan atau fadhilah doa-doa akan dikabulknNya. Saya pun sering berpikir, mungkin begini ya... pusingnya orang yang tidak punya uang, atau pasti pusing yang saya rasakan tidaklah lebih berat dari pusing yang dirasakan seorang kawan yang dikejar-kejar hutang ratusan juta hiks....

Secara hitung-hitungan ibu rumah tangga  kayak saya, kayaknya jumlah sekian juta itu tidak akan terwujud. puasa masih sekian hari lagi dan itu bisa memakan uang hampir setengah juta. itu pun sudah mulai mencolek-colek gaji 13. Duh..., makin pusing deh saya ( lebainya kambuh hehehe ). Tapi beda dengan hitungan Allah yang Maha Kaya dan Pemberi kekayaan. Sore hari dalam perjalanan mendatangi undangan silaturrahmi plus buka bersama, hp suami berdentang berkali-kali, dan saat dibuka ternyata dari mobile banking yang menyatakan sekian juta rupiah sudah masuk ke rekening suami.
Masya Allah, Alhamdulillah ala kulli hal membaca angkanya, jumlahnya cukup untuk tambahan daftar ulang dan uang belanja!

"Satu janji Allah bagi orang yang berpuasa karena iman dan berharap pada Allah semata, adalah bahwa dia akan kembali pada fitrahnya di akhir Ramadhan. apa kriteria fitrah sudah kembali bersih, yaitu saat kita terbebas dari tanda-tanda yang dimiliki orang-erang sesat dan memiliki tanda-tanda yang dimiliki orang-orang yang benar. satu dari tanda yang dimiliki orang-orang yang benar adalah Bersyukur . Apa itu bersyukur? Rasulullaah menjawab, bersyukur ketika mendapat nikmat, bersabar ketika menerima bencana, merasa cukup dengan pemberian rezeki dari Allah dan tidak memuji dan mengagungkan selain Allah ( tidak musyrik). " saya kutip isi ceramah dari silaturrahminya ya...:)

Memang, seringnya  manusia itu merasa kurang dengan apa yang diberikan Allah, padahal Allah selalu memberi cukup untuk kehidupannya. Diberi rezeki sedikit ngeluh, diberi rezeki banyak pun tetap kurang. Mungkin karena dalam akal dan qalbu manusia sudah tertanam untuk melihat kekurangan, dari pada melihat dengan kacamata cukup. padahal kalau merasa kurang tidak akan bertambah juga nikmat yang didapat. tapi jika merasa cukup dan bersyukur Allah pun akan menambah dan menambahkan.

Bisa jadi karena akal kita juga sudah terbiasa dengan pasangan kata-kata berikut, tertawa -menangis, pria-wanita, hidup-mati, kaya miskin. Dan ternyata, Allah memasangkan kaya bukan dengan miskin lho, tapi dengan kata cukup. Gak percaya,  lihat saja di QS. An Najm (53): 43-45,48. 

"dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita...., dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan." 

Intinya, saat kita merasa serba dalam kondisi kekurangan, atau  jika ingin mendapat karunia lebih dan lebih, cobalah berpikir bahwa semua yang diberi oleh Allah pasti cukup untuk kita hidup. dan jangan samakan cukup versi kita dengan orang lain. Cukup versi kita bisa jadi cukup makan tiga kali sehari dengan lauk sederhana. Cukup menurut si A bisa makan tiga kali dengan lauk yang menggugah selera. Atau bagi si c cukup itu saat bisa makan walau dua kali sehari.


Dalam buku Ramadhan Sepanjang Masa, disebutkan bahwa syukur artinya meloncat, maju, bertambah berkali-kali lipat dari keadaan sebelumnya. Dan Ramadhan hendaknya dijadikan sebagai moment untuk mempertebal rasa syukur kita kepada Allah Swt. Jika selama ini kita sudah mendapatkan ilmu dan pengetahuna untuk diri sendiri, mulailah untuk disebar pada umat, sehingga makin banyak orang yang tercerahkan oleh pengetahun yang kita bagi.

Ya..., bersyukur bukan saja dengan mengucapkan kata Alhamdulillah, tapi juga membagi karunia yang sudah didapat hingga terasa manfaatnya oleh orang lain. Jika karunia itu berupa ilmu maka amalkan dan ajarkan pada orang lain, jika berupa harta maka bagikan melalui infaq, shadaqah dan zakat hingga manfaatnya terasa oleh sesama. Jika berupa umur, maka lakukanlah hal-hal yang bermanfaat yang bisa menjadikan usia kita berkah dan panjang.



Rasanya, saya makin bersyukur karena pernah menggawangi buku ringan dan sederhana tentang Syukur, yaitu Nikmatnya Syukur by GPU. Meski berisi kisah-kisah harapannya buku itu mampu memberi sentilan halus agar kita senantiasa bersyukur dalam hidup ini. Jika kita bersyukur maka Allah akan menambah, jika kita merasa kurang maka akan sangat jauh dari merasa lebih ( kaya). Bahkan mencapai dan memiliki rasa berkecukupan pun tidak, naudzubillah...***


4 komentar: