Baru-baru ini saya dapat resep alami untuk obat batuk. Hasil curhat dan chatting sama kakak ipar. jadi ceritanya pada saat itu keponakan saya sedang batuk. Oleh sang ibu, si anak sudah diberi obat batuk andalan mereka. "Biasanya sih, kalau sudah dikasih obat itu, langsung sembuah. Lha... ini sudah habis sebotol malah gak mgepek."
"Ke dokter aja atuh...!"
"Sudah..., sudah dapat obat dan sudah hampir habis juga. Demam, pilek dan lemesnya dah hilang. Cuma batuknya itu yang bandel. Awet banget."
Memang, batuk itu terkesan penyakit biasa. Dan sepetinya sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita, kalau batuk ya langsung beli obat yang biasa di lihat di layar kaca. Dan seringnya si batuk ini betah banget di badan. Sudah sampai berbagai macam obat dicoba, tetap saja ogah pergi. Apalagi jika si kecil yang terkena batuk. Wah..., sebagai ibu saya sering senewen dan stress saat jam minum obat. Harus pintar beradu siasat dan juga strategi. belum adu otot kalau ternyata si anak main tutup mulut, huff...! Hasilnya, obat yang sudah didapat dengan susah payah seringnya malah tumbah di baju dan menjadi sia-sia.
Tapi, tetap saja kan kalau sakit usaha yang harus dilakukan ya berobat selain minta kesembuhan pada Allah. Karenanya saya ingin obat yang memang enak dan disukai anak-anak. Plus tanpa efek samping dong ya. Seringnya, saya merasakan efek enggak nyaman setelah mengkonsumi obat-obatan kimia. Perut jagi begah atau malah melilit. Belum lagi badan tiba- tiba ngedrop. Dan ternyata itu bukan hanya saya yang merasakan, tapi juga suami dan anak-anak.
Dari situ lah saya melirik kembali obat-obatan tradisional, seperti jamu atau madu. Ketika sudah mulai bersih-bersih dan tidak enak badan, saya biasanya langsung mengkonsumsi madu dua sendok. Kalau tenggorokan sedkit gatal tambah beberapa tetes air perasan jeruk nipis. Atau kalau ingin minuman segar yang menjaga stamina, tinggal masukkan jeruk nipis ke teh hangat. Subhanallah..., tak berapa lama, badan terasa segar kembali.
"Nah..., itu juga yang kemarin dikatakan si perawat di puskesmas. Dia malah memberi Mbak, resep jamu kunyit mengkudu jeruk nipis dan madu."
"Iya, Mbak. Kalau di sini ada yang batuk saya sih biasanya pake madu dan jeruk nipis. Pengencer dahak alami, atau ekspektoran alami." Tambah saya. "Alhamdulillah anak-anak gak susah kalau minum itu."
"Oh bukannya kecap ama jeruk nipis?"
"Itu juga bisa, tapi enakan minum madu. kalau kecap enaknya dimasukkan ke masakan hehehe." Saya mencoba bergurau, "Eh..bikin jamu KMJM mudah enggak?"
"Eh... jamu apa itu?" Mbakku malah bingung.
"Ya, tadi kunyit mengkudu madu jeruk nipis," Saya malah ngakak betulan.
" Oh.. gampang banget, ambil kunyit secukupnya, kupas parut dan peras airnya. Parut mengkudu atau pace muda, secukupnya saja. Lalu peras dan tambahkan ke air kunyit. Masak, sampai mendidih. Beri beberapa tetes air jeru nipis dan sesendok madu. Minumkan setelah jamu hangat. Rasanya enak sekali di tenggorokan. Tidak pahit, seger malahan."
Dan ternyata setelah baca sumber ini itu, saya jadi tahu kalau buah mengkudu itu memang penuh khasiat, subhanallah. Bisa untuk mengobati hipertensi, batuk, kulit bersisik, sakit kuning dan masih banyak lagi. Dan kunyit, si kuning yang sudah biasa jadi bumbu kuning ini memang terkenal banyak manfaatnya. Selain ampuh untuk sakit maag, kunyit ini juga memiliki khasiat mengobati batuk, terutama batuk kering. Sedangkan jeruk nipis, sudah banyak dikenal sebagai pengencer dahak dan juga kandungan vitamin C nya cukup untuk membuat say atahan tubuh stabil.
Sepertinya bagi yang tinggal di kampung sih bahan-bahan tadi sangat mudah didapat. Dulu, di kampung saya, pohon pace atau mengkudu sangat mudah ditemukan. Tak jarang, buahnya yang sudah matang jatuh dan membuat aroma yang bisa membuat hidung berkernyit. Tapi di perkotaan, kalau tidak menanam sendiri atau rasa-rasanya susah untuk mendapatkan buah itu. Apalagi yang masih muda. Bisa saja sih, pesen ke abang tukang sayur hehehe... ( gaya hidup intsan orang kota ).
"Alhamdulillah, sekarang batuk dah sembuh. Dan ternyata kemarin itu amandelnya juga besar. Tenggorokannya merah. Jadi makanan juga harus mulai dijaga nih. Untungnya anaknya dah bisa dinasehatin."
Saya ber-o - ria mendengar penjelasan Mbakyu ku itu. Beberapa tahun yang lalu, satu dari sikembar juga dirujuk ke THT karena amandelnya sudah cukup besar. Mungkin maksud dokter di klinik sekolahnya agar anak mendapat penanganan yang tepat. Kalau perlu operasi ya lakukan. Syukur-syukur masih bisa dengan obat saja.Tapi karena waktu itu kondisi saya tidak memungkinkan bolak-balik antar Kakak Zainab, saya pun searching-searching lah ke internet. Tak lupa tanya sana-sini agar tidak tersesat ( hehehe). Saya pun memberi minum madu dua kali sekahari, masing-masing dua sendok.
Memang harus sabar dan mau susah dikit. Karena biasanya pengobatan herbal tidak se-cespleng obat kimia. Tapi melihat hasilnya, terbayar sudah semua kelelahan itu...( hehehe... berasa lagi baca novel). Dan Saat diperiksa lagi ke doktrik klinik di sekolahnya, si dokter malah takjub. "Amadelnya dah normal lagi, tenggorokannya juga sehat sekali. Jadi ke dokter THT waktu itu?"
Dan jawaban anak saya seperti yang saya tulis di atas, cukup minum madu setiap hari dan menjaga makanan.
Jadi ingat firmat Allah Swt., yang ini
"Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia." (QS
16:69) .
Tambahin juga yang ini
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Hendaklah kalian
menggunakan dua obat yaitu madu dan Al Qur’an."
Subhanallah...***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar