Senin, 11 Desember 2017

Adab Menolong Agar Pahalamu Tak Hilang

 Inilah Adab Islam dalam Hal Pinjam Meminjam
                   http://cdn2.tstatic.net/serambiummah/foto/bank/images/pinjam-meminjam-adab.jpg


Tolong menolong adalah hal yang jamak dalam kehidupan ini. Ada orang yang memang dimampukan Allah, dengan  kondisi berlebih hingga bisa mengulurkan bantuan. Ada juga kondisi yang didatangkan Allah hingga dia menempati posisi orang yang butuh. Dan hebatnya Islam, semua itu diatur hingga tidak menjadi polemik. Hingga tidak ada yang merasa sombong atau terhinakan.

Ajaran dan didikan inilah yang menjadikan potret indah di jaman para sahabat terwujud. Dimana dikenal banyak sekali para dermawan tapi mereka hidup sangat sederhana. Bahkan ada seorang dermawan yang tidak pernah mengenal kata tidak saat ada seorang umat Nabi yang membutuhkan hartanya. Karena kemurahannya ini Abu Bakar dan Umar radiallahuanhum sampai sedikit khawatir dan berpendapat, "Kalau kita biarkan pemuda ini degan kedermawanannya, dia akan menghabiskan harta kekayaan orangtuanya." ( Qais bin Sa'ad bin Ubadah ra., dalam buku Sirah 60 Sahabat Nabi Muhammad Saw., GPU )

Tapi di jaman sekarang rasanya sulit sekali menemukan orang seperti Qais ra. Seringnya yang ada sekarang itu orang lebih berani pinjam ke bank yang jelas riba karena saudaranya enggan menolong. Yang lebih menyedihkan lagi adalah orang-orang miskin yang terbelit hutang rentenir karena para hartawan tidak mau meminjamkan uang dengan alasan tidak jelas kapan akan dikembalikan.

Nah, sebenarnya bagaimana adab dalam memberi pertolongan  hingga kita semangat menolong dan pahala pun tak hilang. Lanjut yukkk...

Dalam QS. Al Baqarah ayat 261-264 jelas sekali tergambar bagaimana seharusnya dalam bertaawwun :

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. "

" Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. "

" Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. "

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. "


Kalau disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Dalam menolong dilarang keras untuk riya, niatkan menolong sesama hanya lillahi ta'ala. cukupkanlah diri dengan balasan dari Allah Swt. Tidak perlu menunggu ucapan terima kasih, maafkan saja saat yang ditolong lupa. mungkin memang tidak tahu hehehe.

2. Dilarang keras menyakiti si penerima pertolongan. Di sini nih kadang ujiannya, perlu ketegaran tingkat tinggi. Apalagi  jika ternyata yang awalnya iktikadnya minjam seperti gak ada ingat-ingatnya kapan akan mengembalikan. Tetap saja, jaga mulut dari mengeluarkan kata-kata yang menyakiti. Sudah lupakan saja, yakin kalau itu rezeki diri pasti akan kembali...

3. Sadar bahwa diri sedang dipilih Allah sebagai kran penghubung orang lain. Maka tidak perlu sombong dan menganggap diri amat berjasa. Karena tanpa kucuran rezeki dari Allah apalah kita. Bisa jadi kita juga yang dalam posisi penerima bantuan, ya kan... 

Duh susah, ya emang siapa bilang mudah. memang disitulah ujiannya. Maka dalam setiap amal shalih pun ada ujiannya. Karena itu selalu lah kita bermohon pada Allah untuk ditolong agar dimudahkan dimampukan beramal shalih dengan benar dan murni untuk Allah Swt. wallohu a'lam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar