Sabtu, 27 Mei 2017

Hikmah Ramadhan : Mensyukuri Hidup

Sehari sebelum masuk bulan suci, kabar duka kembali datang. Kali ini dari keluarga teman dekat. Sebelumnya di beranda medsos, berseliweran kabar duka. Kabar berpulang yang selalu diawali dengan kalimat 'inna lillahi wainna ilaihi raajiun' dan diakhiri dengan harapan doa, semoga khusnul khatimah. 

Seminggu sebelum libur awal Ramadan, anak-anak pulang sekolah dengan membawa kabar tentang alumni sekolah yang berpulang di usia muda. Lebih nyesek lagi saat tahu usia yang sedang jadi bahan pembicaraan baru 15 tahun dan sudah hafidz 7 juz. Rasanya makin sedih, terutama saat mengingat bagaimana kesedihan yang dirasakan oleh sang ibu, hiks.

Dan begitu memasuki bulan suci, saat taklim keluarga ada rasa syukur yang teramat dalam. Bersyukur karena masih dipertemukan dengan bulan suci. Bulan yang didalamnya Allah berikan banyak keutamaan, dari mulai pahala yang berlipat-lipat, dikabulkannya doa-doa, ampunan bahkan malam lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan.

Syukur itu selain diucapkan, juga dibuktikan dengan bertambahnya amal kebajikan. Maka, sedari awal sudah mencatatkan sekian target baik sifatnya ubudiah pribadi maupun yang bersama-sama dengan keluarga dan masyarakat. Dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang didapat dengan rasa malas atau pun membuang-buang waktu.

Bersyukur juga dibuktikan dengan jiwa menerima yang lebih luas akan semua ketetapan Allah. Sadar sesadar-sadarnya bahwa hidup kita bukan sekedar langkah kaki manusiawi saja, tapi ada Allah yang dengan sifat Qadha Qadarnya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Maka, saat hidup sedang di titik sempit atau susah, terima sedang disuruh Allah melewati titik itu. Maka akan yakin dan positif thingking akan pertolongan Allah.

Sebaliknya jika hidup dalam titik sangat bahagia, maka maka perbesar syukur yang ada. Agar bahagia yang dirasakan juga makan bertambah. Dan mendidik diri bahwa semua pencapaian dalam hidup tidak lepas dari ijinNya.

Mensyukuri juga dibuktikan dengan usaha tanpa lelah untuk memperbaiki diri. Karena kesempurnaan hanya milik Allah, maka cela dosa dan noda memang temptanya manusia. Menghargai setiap detik kesempatan yang diberi untuk menjadikan diri lebih baik lebih baik. 

Syukur itu akan membuatmu merasa rugi kalau menyia-nyiakan hidup, mengisi hidup hanya dengan keluhan dan hal-hal yang sia-sia. 

Bersyukur itu akan membuatmu tetap bisa berbahagia dan bersabar dalam ujian hidup yang tengah dihadapi.

Bersyukur itu akan membuatmu menjadi orang- orang yang lebih taat, lebih dekat pada pemilik dan pemberi kehidupan ini.

Bersyukur... bersyukurlah selalu...***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar