Sabtu, 17 April 2021

Sedekah Paling Utama


Assalamualaikum men temen...

Sudah hari ke-6 Ramadha lagi ya, Alhamdulillah. Semoga tetap semangat berkarya dan beramal shalih di bulan suci ini. 

Salam suatu hadist dikatakan bahwa Rasulullah Saw., adalah seorang yang sangat dermawan. Dan beliau sangat dermawan di bulan Ramadhan. Kedermawanan beliau lebih baik dari angin yang berhembus. Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari ini betul-betul menasehati dan menyemangati diri sebagai ummatnya dalam beramal di bulan suci.

Tapi kondisi pandemi memang berimbas pada semuanya. Jualan yang dulunya rame sempet sepi. Bisnis yang awalnya hidup, sekarang mirip hidup enggan matipun tak mau. Orang-orang yang masih punya gaji tetap saja menjerit karena harga-harga naik. Apalagi yang memang penghasilannya harus dicari setiap hari. subhanallah.

Kondisi ini seringnya membuat kita melewatkan kesempatan bersedekah dan berbagi. "Hei... kondisi gue juga lagi minus nih, nanto saja kalu dah lebih gue sedekah." Atau yang sering didengar, "Buat malan sendiri saja susah, bagaimana mau berbagi." Bisa juga rada sopan, "Nanti yaaa kalau ada lebih dikit, gue sedekah deh."

Padahal seringnya kalau sudah berlalu kesempitan manusia itu hobi lupa. Susab berlebih enggan bersedekah, alasannya ini kan hasil kerja banting tulang, enak aja dibagi ( noted ). Saat sudah lapang, malah puas-puasin memenuhi keinginan yang saat sempit tertunda. Saat sudah berlebih malah banyakan belanja atau naikin gaya hidup dari pada sedekah. Astagfirullah, duhh inget diri juga masih suka gitu mikirnya.

Padahal sedekah paling utama justru disaat kita sempit, susah, serba kekurangan. Ibaratnya, sedekah di waktu mudah mah biasa, yang luar biasa itu sedekah dikala susah. Bayangin berkorbannya kayak apa. Kuat niatnya seperti apa, yakin ke janji Allahnya bagaimana. Beda saat semuanya mudah atau kita dalam kondisi mampu, kan?

Di zaman Nabi, orang bersedekah itu berlomba-lomba. Karena Nabi mencontohkannya dengan jelas. Beliau sangat dermawan, padahal di rumah beliau sering kali enggak ada makanan. Demikian juga dengan putri beliau, Fathimah ra., yang memberikan roti sarapan keluarganya untuk pengemis. Atau Abu Bakar yang menyisakan setumpuk kerikil hanya agar membuat ayahnya Abu Qufahah ra. Atau kisah Abdurrahman bin Auf yang kalau sedekah tak pernah mikir untung rugi. Demikian juga dengan Ustman bin Affan, Umar bin Khattab dan sahabat lainnya ( radiyaallhu anhum ).

Nah, mumpung di bulan baik, yuk bersemangat berbagi, bersedekah yang terbaik. Jangan khawatir hartamu habis, karena janji Allah sedekah justru menyuburkan harta.  Jangan khawatir miskin, karena tidak sedekah itu justru mengundang rezeki. 

Terlebih di bulan ini disebut juga syahrul judd, bulan berbagi dengan yatim dan dhufa. Jadilah penyantun-penyantun dhuafa dan yatim, kelak engka7 akan bertetangga dengan Nabi di surga. Masyaa Allah tabarrakallah...

Wallahu 'alam bishowab.
semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar